Professional Documents
Culture Documents
MANAJEMEN RESTORATIF
BLOK 18 KG KG
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
Rheni safira
Page 1
2013
Hak cipta dipegang oleh Program Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi. Dilarang mengutip, menyalin, mencetak, dan memperbanyak isi buku dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari pemegang hak. ISBN: ........................................
PRODI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI CIMAHI, 2013
Rheni safira
Page 2
Muslich Mahmud,drg.,Sp.Prost (K) Ketua Blok 18 Staf Pengajar Prodi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran UNJANI Rheni Safira,drg.,Sp.Prost Sekretaris Blok 18 Staf Pengajar Prodi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran UNJANI Muslich Mahmud,drg.,Sp.Prost (K) Ketua Prodi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran UNJANI Sylvia Mustika Sari, dr.,MMed.Ed Ketua Medical Education Unit Fakultas Kedokteran UNJANI Hilda Herawati, drg., Sp. Orto. Sekretaris Medical Education Unit Fakultas Kedokteran UNJANI
Rheni safira
Page 3
PENGANTAR
Standar kompetensi Dokter Gigi Indonesia menetapkan bahwa salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang dokter gigi adalah mampu melakukan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan, gigi tiruan lengkap serta gigi tiruan cekat. Untuk mengelola restorasi kehilangan gigi baik sebagian maupun seluruhnya harus mengetahui dan mampu melakukan tahapan prosedur pemeriksaan, diagnosa, rencana perawatan, prosedur pembuatan protesa, pemanggilan kembali dalam rangka membantu mengembalikan fungsi stomagtonatik. Perawatan restorasi dan rehabilitatif kedokteran gigi memerlukan pengetahuan biomedik, radiologi, material dental fisika dan mekanika dalam rangka menentukan pola perencanaan protesa. Disamping itu memerlukan pemanggilan kembali pasien karena perubahan yang terjadi dalam rongga mulut. Buku Satuan Pengajar (BSP) merupakan acuan mahasiswa maupun pendidik dalam melaksanakan pembelanjaran blok manajemen restoratif pada akhir semester 6 selama 8 minggu. Dengan selesainya penyusunan BSP ini kami ucapkan terimakasih kepada semua fihak yang membantu terutama kepada kontributor, Dekan dan jajarannya, MEU serta saran dan kritik stake holder untuk penyempurnaan Blok Satuan Pengajaran ini.
Muslich Mahmud
Rheni safira
Page 4
DAFTAR ISI
I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang I.2 Gambaran Umum Blok I.3 Lama pembelajaran I.4 Karakteristik Mahasiswa II. TUJUAN PEMBELAJARAN
II.1Penjabaran Domain Kompetensi II.2Tujuan Pembelajaran Blok III. IV. IV.1 IV.2 V. TOPIC TREE PROSES PEMBELAJARAN Pembagian Modul Susunan Materi PENILAIAN MAHASISWA
V.1Penilaian Ranah Pengetahuan V.2Penilaian Ranah Ketrampilan V.3Penilaian Ranah Perilaku VI. EVALUASI BLOK
LAMPIRAN
Rheni safira
Page 5
I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Manusia dengan kelainan dapat mempunyai masalah dalam merestorasi bagian tubuh yang hilang akibat kecelakaan atau penyakit. Praktisi di bidang kedokteran gigi melakukan penggantian gigi dan jaringan yang hilang dengan bahan alami atau buatan (artificial) untuk membantu fungsi pengunyahan dan estetik. Istilah Prosthesis digunakan untuk 1. penggantian bagian tubuh yang hilang, 2. Alat bantu untuk perawatan atau merubah fungsi 3. Pesawat atau alat untuk membantu dalam keberhasilan pembedahan. Dibidang kedokteran gigi digunakan istilah Prosthodontics yaitu : Bagian dari ilmu kedokteran gigi mengenai diagnosa, rencana perawatan, rehabilitasi dan mempertahankan fungsi oral, kenyamanan, penampilan dan kesehatan dari pasien dengan kondisi klinik yang berhubungan dengan kehilangan atau ketidak sempurnaan gigi dan / atau jaringan maksilofasial menggunakan substitusi bahan kompatibel. ( Glossary of Prosthodontics Term , The Academic of Prosthodontics , July , 2005) Perkembangan ilmu dan teknologi untuk memperbaiki kelainan atau kehilangan gigi yang dimulai pada jaman Yunani dan Romawi dengan digunakannya emas dalam bentuk kawat untuk protesa. Perbaikan ini ditujukan untuk mendapat bentuk yang sesuai, fungsi maupun estetik pasien pada semua umur. Hipokrates menggunakan kawat emas dan linen untuk tulang patah. Perkembangan kedokteran gigi sebagai seni dan ilmu sejak pertengahan abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 didukung oleh perkembangan ilmu mekanika, kimia fisika dan ilmu teknik yang lain. Pada abad ke-20 banyak sekali penyempurnaan kualitas bahan melalui kerjasama peneliti, profesional, fakultas, dan industri yang mempunyai peran besar didalam merawat pasien prostodontik. Istilah Prostodontia tidak hanya mengganti gigi dan jaringan sekitarnya tetapi berkembang menjadi maksilofasial prostodontik yang tidak hanya mengganti gigi saja tetapi jaringan yang hilang atau kecacatan didaerah muka.
Rheni safira
Page 6
Perkembangan
bahan
Biomaterial
yang
didukung
dengan
penelitian
menghasilkan material yang kompatibel, melalui evaluasi interaksi bahan dengan jaringan mulut yang terus dikembangkan memberikan dampak pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pelayanan prostodontik. Hal ini didukung oleh tuntutan masyarakat untuk memperoleh restorasi yang comfort , praktis dan mudah didapat. Penelitian dan perkembangan iptek kedokteran gigi terus berlanjut untuk perbaikan dan penyempurnaan bahan-bahan maupun pelayanan prostodontik kepada masyarakat. Blok ini diberikan pada akhir semester keenam selama delapan minggu dengan meliputi kegiatan kuliah, praktikum, diskusi kelompok, dan belajar mandiri, serta tutorial. Bahan ajar yang diberikan mencakup perkembangan ilmu dan teknologi, prinsip dasar, biokompatibilitas bahan kedokteran gigi, restorasi lepasan, restorasi cekat baik anak anak maupun dewasa, Praktikum menyangkut restorasi yang banyak digunakan di masyarakat, baik lepasan maupun cekat dengan bahan yang mudah didapat, teknologi dan alat terjangkau dibidang kedokteran gigi sebagai penunjang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pada akhir pendidikan, mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mendapat pengalaman prosedur desain dan laboratorium dari mahkota, jembatan, gigi tiruan sebagian dan gigi tiruan lengkap. Mampu menerapkan prinsip dan tehnik perawatan estetik, osseo integrated implant dan potensi serta keterbatasan prosedur teknologi dental dan penanganan restorasi.
1.2 GAMBARAN UMUM BLOK Pada blok manajemen restoratif ini mahasiswa akan membahas mengenai kelainan yang berhubungan dengan sistem stomatognatik dan juga mempelajari hal-hal yang dapat menyebabkan kelainan estetik dan fungsional. Lebih lanjut, mahasiswa akan mempelajari cara mengenali adanya kelainan, terutama pada kelainan gigi yang akhirnya menyebabkan kelainan oklusi. Penatalaksanaan juga akan dipelajari khususnya pada kasus-kasus prostodonti sederhana menggunakan gigi tiruan cekat dan gigi tiruan lepasan, sesuai dengan standar kompetensi yang sudah ditetapkan oleh KKI. Penatalaksaan merupakan tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pada
Rheni safira
Page 7
akhir blok diharapakan mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu kedokteran umum dasar dan kedokteran gigi dasar di bidang prostodonti. Diharapkan mahasiswa bisa mengenali suatu kelainan gigi dengan klasifikasinya, merencanakan perawatan hingga penatalaksaannya. Proses pembelajaran Pada blok 18 ini akan berlangsung selama 8 minggu, dan ujian akan dilakukan pada minggu ke 9. Metode pembelajaran yang akan di gunakan terdiri dari : o Kuliah o Diskusi kelompok o Tutorial o Ketrampilan Medik o Praktikum o Belajar mandiri Evaluasi dilakukan dengan menilai prestasi serta partisipasi dalam diskusi kelompok, tutorial dan pembelajaran luar kelas serta ujian tertulis dan ujian ketrampilan medik.
1.3 LAMA PEMBELAJARAN Blok managemen restoratif dilaksanakan pada akhir semester 18 dalam waktu 8 minggu (280 jam). Terbagi menjadi 3 modul, modul pertama, mengenai gigi tiruan cekat selama.2,5 minggu. Modul kedua, mengenai gigi tiruan sebagian lepasan selama 2,5.minggu. dan modul ketiga, mengenai gigi tiruan lengkap selama 3 minggu. Setelah pelaksanaan blok, dilanjutkan dengan ujian (MCQ, OSPE dan OSCE) dalam waktu 1 minggu dan SOCA pada akhir semester.
1.3 KARAKTERISTIK MAHASISWA Mahasiswa yang mengikuti pembelajaran Blok Manajemen Restoratif adalah mahasiswa prodi dokter gigi tahun ketiga.
Rheni safira
Page 8
2.1 PENJABARAN DOMAIN KOMPETENSI Dalam penerapan kaidah Kurikulum Berbasis Kompetensi, maka tujuan pembelajaran serta materi yang dapat dicapai setelah menyelesaikan Blok 18, didasarkan atas penjabaran domain kompetensi (SKDGI) yaitu: Domain I : Profesionalisme Mampu melakukan praktek di bidang kedokteran gigi sesuai dengan keahlian, tanggung jawab, kesejawatan, etika dan hukum yang relevan. 1.2 Melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai kode etik. 1.2.1 Memberikan pelayanan kedokteran gigi yang manusiawi dan komprehensif (C3,P5,A3) 1.2.2 Menjaga hubungan terbuka dan jujur serta saling menghargai dengan pasien, pendamping pasien dan sejawat (C3,P3,A3) 1.2.3 Memperkirakan keterbatasan kemampuan diri untuk kepentingan rujukan (C3,P5,A4). 2.2 Berpikir kritis dan alternatif dalam mengambil keputusan. 2.3.1 Menyusun pemecahan masalah berdasarkan prioritas (C3,P3,A3). 2.3.2 Menilai kualitas produk dan teknologi kedokteran gigi (C3,P3,A3) 3.1 Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi secara efektif dan bertanggung jawab secara lisan dan tulisan kepada pasien 3.1.1 Berdialog dengan pasien pada kedudukan yang setara (C3,P3,A3). 3.1.2 Bersikap empatipada pasien akan keluhan kesehatan gigi dan mulut yang mereka kemukakan. (C3,P3,A3).
Rheni safira
Page 9
3.1.3 Berdialog dengan teman sejawat, praktisi kesehatan dan praktisi lain yang terkait (C3,P3,A3). 4.1 Mengelola dan menghargai pasien dengan keanekaragaman social, ekonomi, budaya, agama dan ras melalui kerjasama dengan pasien dan berbagai pihak terkait untuk menunjang pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu. 4.1.1 Memahami adanya keanekaragaman social, ekonomi, budaya agama, ras berdasarkan asal-usul pasien (C2,P3,A3) 4.1.2 Memperlakukan pasien secara manusiawi tanpa membeda-bedakan satu sama lain (C3,P3,A3). 4.1.3 Bekerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk menunjang peningkatan kesehatan gigi dan mulut (C2,P3,A3). Domain II: Penguasaan Ilmu Pengetahuan Kedokteran dan Kedokteran Gigi
5.1 Mengintegrasikan pengetahuan biomedik yang relevan sebagai sumber keilmuan dan berbagai data penunjang untuk diagnosis dan tindakan medic kedokteran gigi. 5.1.3 Memahami proses tumbuh kembang dentocraniofasial prenatal dan pascanatal (C2,P3,A3). 5.1.4 Memahami proses kelainan yang meliputi infeksi maupun non infeksi. (C2,P3,A3). 7.1 Memahami prinsip ilmu kedokteran gigi dasar mencakup biologi oral, biomaterial dan teknologi kedokteran gigi untuk menunjang keterampilan preklinik dan klinik serta penelitian bidang kedokteran gigi 7.1.1 Memahami ilmu-ilmu kedokteran gigi dasar dan klinik (C2,P3,A4) tindakan rekonstruksi untuk mengembalikan fungsi stomatognati yang optimal (C4,P3,A4). 7.1.5 Menginterpretasikan hasil pemeriksaan laboratoris dan radiografi intraoral dan ekstraoral untuk diagnosis kelainan dan penyakit pada system stomatognati (C2,P3,A4). 7.1.4 Merencanakan material kedokteran gigi yang akan digunakan dalam
Rheni safira
Page 10
8.1 Memahami prinsip ilmu kedokteran gigi klinik sebagai dasar untuk melakukan pelayanan klinis kesehatan gigi dan mulut yang efektif dan efisien. 8.1.1 Memahami prinsip pelayanan klinis kesehatan gigi dan mulut yang meliputi (C2,P3,A4) 8.1.2 Menghubungkan berbagai tatalaksana kedokteran gigi klinik untuk membantu dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam mengembalikan fungsi optimal system stomatognati (C4,P3,A4). Domain III: Pemeriksaan fisik secara umum dan sistem stomatognatik: tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
9.1 Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan system stomatognati dengan mencatat informasi klinis, laboratoris, radiologis, psikologis, dan sosial guna mengevaluasi kondisi medik pasien 9.1.5 9.1.8 Menentukan pemeriksaan penunjang radiologi intraoral dan ekstraoral yang dibutuhkan (C4,P4,A4). Menganalisis kondisi fisik, psikologis dan sosial melalui pemeriksaan klinis (C4,P3,A3). 9.2 Mengenal dan mengelola perilaku pasien secara profesional. 9.2.1 Menerapkan sikap saling menghargai dan saling percaya pasien(C3,P2,A3). 9.2.3 Mengidentifikasi kondisi psikologis dan sosial-ekonomi pasien berkaitan dengan penatalaksaan lebih lanjut (C1,P4,A3). 9.3 Menggunakan rekam medik sebagai acuan dasar dalam melaksanakan perawatan gigi dan mulut. 9.3.1 Membuat rekam medik secara akurat dan komprehensif (C1,P3,A4). 9.3.2 Mengelola rekam medis sebagai dokumen legal dengan baik (C3,P3,A4). 10.1 Menegakkan diagnosis dan menetapkan prognosis kelainan gigi dan mulut melalui interpretasi, analisis dan sintesis hasil pemeriksaan pasien. melalui komunikasi yang efektif dan efisien dengan pasien dan/atau pendamping
Rheni safira
Page 11
10.1.5 10.1.11
Memastikan penyimpangan dalam proses tumbuh kembang yang mengakibatkan maloklusi (C3,P4,A3). Menjelaskan hubungan kebiasaan buruk pasien dengan adanya kelainan oromaksilofasial (C4,P4,A4).
11.1 Mengembangkan, mempresentasikan dan mendiskusikan rencana perawatan yang didasarkan pada kondisi, kepentingan dan kemampuan pasien. 11.1.2 Merencanakan pengelolaan ketidaknyamanan dan kecemasan pasien 11.1.3 11.1.5 11.1.6 yang berkaitan dengan penatalaksanaan perawatan (C3,P3,A3). Merencanakan pelayanan preventif berdasarkan analisis resiko penyakit (C3,P3,A3). Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional berdasarkan diagnosis (C3,P3,A3). Menjelaskan temuan, diagnosis dan perawatan pilihan, ketidaknyamanan dan resiko perawatan untuk mendapatkan persetujuan melakukan perawatan (C2,P3,A3). 11.1.7 Menjelaskan tanggung jawab pasien, waktu yang dibutuhkan, langkah-langkah (C2,P2,A3). 11.1.8 Bekerjasama dengan profesi lain untuk merencanakan perawatan yang akurat (C4,P3,A3). 11.2 Menentukan rujukan yang sesuai. 11.2.1 Mampu membuat surat rujukan kepada spesialis bidang lain terkait dengan kelainan pasien (C3,P3,A3). 11.2.2 Mampu merujuk kepada yang lebih kompeten sesuai dengan bidang terkait (C3,P3,A3). Domain IV: Pemulihan fungsi sistem stomatognatik 13.6 Melakukan perawatan kelainan sendi temporomandibular dan oklusi dental. 13.6.1 Melakukan terapi kelainan oklusi dental yang sederhana (C3,P3,A3). perawatan dan perkiraan biaya perawatan
Rheni safira
Page 12
13.7 Melakukan perawatan prostodonsia pada pasien anak dan dewasa 13.7.1 Melakukan perawatan kasus gigi tiruan cekat, gigi tiruan sebagian, gigi tiruan penuh sederhana (C3,A3,P3). 13.7.2 Memilih gigi penyangga untuk pembuatangigi tiruan tetap dan lepasan (C4,P3,A4). 13.7.3 Menanggulangi masalah-masalah pasca pemasangan gigi tiruan (C3,P3,A3). 13.9 Bekerja dalam tim secara efektif dan efisien untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang prima1 13.9.1 Bekerja sama secara terintegrasi diantara berbagai bidang ilmu kedokteran gigi dalam melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang prima (C3,P3,A3). 13.9.2 Melaksanakan kerjasama dalam tim secara professional (C3,P3,A3). 13.9.3 Melakukan rujukan kepada sejawat yang lebih kompeten secara interdisiplin dan intradisiplin (C3,P3,A3). Mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dalam blok Manajemen restoratif adalah mahasiswa yang sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai keterampilan belajar, bioetik dan humaniora dan biomedik dasar 1 dan 2 , material kedokteran gigi, sistem stomatognatik yang telah dibahas sebelumnya untuk dapat membantu kelancaran pembelajaran blok 18 ini.
Rheni safira
Page 13
2.2 TUJUAN PEMBELAJARAN BLOK Berdasarkan penjabaran area kompetensi di atas, tujuan pembelajaran pada Blok Manajemen Restoratif adalah: Tujuan Umum: Setelah menyelesaikan blok Manajemen Resstoratif, mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu kedokteran dasar dan kedokteran gigi dasar dalam memahami suatu kelainan gigi dan dentofasial dalam upaya penegakan diagnosis termasuk melakukan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan analisis model, sehingga dapat menentukan klasifikasi kehilangan gigi untuk perencanaan desain restorasi dan penatalaksanaan perawatan. Pada akhirnya mampu membuat gigi tiruan cekat sederhana, gigi tiruan sebagian lepasan serta gigi tiruan lengkap di masyarakat sehingga didapat pemulihan fungsi sistem stomatognati yang optimal. Tujuan Khusus 1. Mampu melakukan diagnosa kelainan estetik dan fungsional sistem stomatognatik yang memerlukan tindakan rekonstruksi. Komponen Kompetensi: 5.1, 9.1, 10.1 2. Mampu merujuk kelainan fungsional. Mampu merencanakan, memilih, dan menjelaskan tindakan rekonstruksi untuk mengembalikan fungsi optimal sistem stomatognatik Komponen Kompetensi: 3.1, 6.1, 8.1, 9.1, 11.1, 13.9 3. Mampu mengidentifikasi penggolongan kehilangan gigi, gigi tiruan dan dukungan/ support Komponen Kompetensi: 13.7 4. Mampu melakukan perawatan rekonstruksi , prognosis dan tindakan lanjutan pada berbagai kasus kehilangan gigi sederhana Komponen Kompetensi: 10.1, 13.7 5. Mampu merencanakan tugas untuk dilimpahkan kepada tenaga tehniker untuk membuat protesa cekat / lepasan, reparasi, reline dan rebase. Komponen Kompetensi: 11.2
Rheni safira
Page 14
MANAJEMEN RESTORATIF
KELAINAN GIGI & DENTOFASIAL ANAMNESA PEMERIKSAAN KLINIS ANALISIS MODEL RADIOLOGIS PNGELOMPOKAN KEHILANGAN GIGI (KENNEDY & PDI) DAN RESTORASI
DIAGNOSA
RENCANA PERAWATAN
DENTAL
PENATALAKSANAAN
No 1 2
Pokok Bahasan Pengantar Blok 18 KG Kuliah Pengantar Pemeriksaan dan diagnosa dalam perawatan
MMa
Rheni safira
Page 16
prostodontik
3. Persiapan pasien 4. Pemeriksaan medik dan dental 5. Riwayat psikologis 6. Pemeriksaan fisik ekstra oral dan intra oral 7. Faktor lain: umur, jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi dan pekerjaan 1.
digunakan dalam prostodonti Memahami tahapan pemeriksaan prostodonti Merangkum hasil pemeriksaan yang dilakukan
Tujuan dan Mahasiswa mampu: definisi mahkota 1x2jam dan jembatan Menjelaskan tujuan dan dan istilah2. Indikasi dan istilah pada ilmu kontra indikasi mahkota dan 3. Diagnosa dan jembatan rencana Memahami perawatan perbedaan indikasi 4. Kegagalan dan kontra indikasi jembatan Menentukan diagnosa dan rencana perawatan Mengetahui penyebab kegagalan jembatan 1.Mahkota berlapis: Mahasiwa mampu: - Indikasi dan Menjelaskan tentang 1x2jam kontra indikasi perbedaan indikasi -Preparasi dan kontra indikasi -Pencetakan serta tahap-tahap -Pola lilin pembuatan mahkota -Pengecoran berlapis dan mahkota pasak serta 2. Mahkota pasak mahkota jaket - Indikasi dan porselen kontra indikasi Mengetahui retainer -Preparasi yang lain seperti -Pencetakan dan pasak paralel dan model lilin non paralel, teknik -Pengecoran Cast-two, Dowel untuk Over denture 3. Pasak paralell dan
Rh
Mahkota Berlapis, Mahkota Pasak, Mahkota jaket porselen dan metal keramik
Rh
Rheni safira
Page 17
non paralel 4. Teknik Cast-two 5. Dowel untuk Over denture 6.Mahkota jaket porselen: -Indikasi dan kontra indikasi -Bentuk preparasi -Macam macam jaket porselen -Percobaan mahkota -Penyemenan 7. Poselen fused to metal - Definisi - Iindikasi dan kontra indikasi - Bentuk preparasi dan akhiran - Pembuatan koping dan aplikasi porselen - Penyemenan
Jembatan Akrilik
1. Definisi Mahasiswa mampu: 1x2jam 2. Indikasi dan Menjelaskan kontra indikasi definisi, perbedaan 3. Desain jembatan indikasi dan kontra 4. Preparasi indikasi jembatan 5. Pola jembatan Memahami 6. Model lilin dan membuat desain, adhesi preparasi, pola dan model lilin jembatan akrilik
Rh
Rheni safira
Page 18
No 6
MODUL 2 : GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN Sub Pokok Sasaran Belajar Waktu Bahasan 1. MacamMahasiswa mampu: 1x2jam macam GTSL 2. Bagian-bagian Memahami macammacam GTSL GTSL kerangka Mengidentifikasi logam dan bagian-bagian GTSL fungsinya kerangka logam dan fungsinya 1. Klasifikasi Mahasiswa mampu: kehilangan gigi 1x2jam Mengidentifikasi a. Kennedy klasifikasi kehilangan b Cummer gigi menurut c. Becket Kennedy dan PDI d. Soelarko Memahami macammacam dukungan gigi 2.Macan-macam tiruan dukungan gigi Memahami retensi, tiruan stabilisasi dan a. Tooth konektor dari GT support sesuai rencana b. Tissue perawatan support c. Tooth tissue support 3. Retensi 4. Stabilisasi 5. Konektor
Narsum MMa
MMa
Macammacam cangkolan
Mahasiswa mampu:
1x2jam
MMa
Menjelaskan bagianbagian GTSL akrilik dan GTSL kerangka logam Mahasiswa mampu: 1x2jam Memahami oklusi dan sentrik sentrik
MMa
Rheni safira
Page 19
relasi GTSL
pada
kasus
No 10
11
MODUL 3 : GIGI TIRUAN LENGKAP Pokok Sub Pokok Sasaran Belajar Waktu Bahasan Bahasan Desain GTL 1. Retensi Mahasiswa mampu: 1x2 2. Stabilisasi jam Memahami 3. Support membuat desain GTL meliputi retensi, stabilisasi dan support Kasus khusus 1. GTL Tunggal Mahasiswa mampu: 1x2 GTL RA jam Memahami kasus2. GTL Tunggal kasus khusus GTL RB tunggal RA / RB, 3. GTL GTL immediate, Immediate intermediate, relasi 4.GTL kls 2 dan 3 serta Intermediate GTSL berujung 5.GTL Relasi kls bebas 2 dan 3 6.GTSL Berujung bebas 7.Reparasi
Narsum
Rh
MMa
4.2.2
DISKUSI KELOMPOK
Rheni safira
Page 20
Modul GTC
Materi DISKEL 1 Gigi Tiruan Cekat DISKEL 2 Post endodontic restoration DISKEL 3 Biomekanika GTSL DISKEL 4 Insersi, Penyesuain dan Kontrol DISKEL 5 Kasus GTL tunggal + free end
Sasaran Belajar
GTSL
MMa 1. Rh
GTP
MMa
4.2.3 TUTORIAL No Nama modul GTC GTP Materi TUTORIAL 1 Pola Jembatan TUTORIAL 2 Oklusi, artikulasi dan artikulator Sasaran Belajar Nara Sumber Rh MMa
GTP
MMa Rh
GTSL
TUTORIAL 5
MMa
Rheni safira
Page 21
Kasus GT Imediat
4.2.4 SKILL LAB No 1 Nama Modul Gigi tiruan cekat Materi SKILL LAB 1 Sasaran Belajar Penanggung jawab HE
Mahasiswa mampu: 1.Mempersiapkan alat alat Preparasi mahkota & dan rotary instrument untuk sal.akar preparasi gigi asli dan saluran akar 2.Melakukan mahkota pemotongan
3.M elakukan preapasi saluran akar 4. Melakukan pengambilan gutta percha sepajang 2/3 apikal Mahasiswa mampu: 1. Mempersiapkan alat alat dan rotary instrument untuk preparasi gigi asli dan saluran akar 2.Membuat saluran akar pola lilin
HE
3. Membuat pola lilin inti Mahasiswa mampu: Atia 1.Melakukan pemasangan dan sprue 2.Melakukan pemendaman pola lilin pada tabung cor dengan bahan pendam 3.Melakukan logam pengecoran
Rheni safira
Page 22
SKILL LAB 4
Mahasiswa mampu: 1.Membersihkan seluruh Insersi pasak + inti permukaan pasak dari sisalogam sisa bahan pendam dan rintangan 2.Melakukan uji coba pasak ke dalam sal.akar 3.Melekatkan pasak di dalam saluran dengan semen SKILL LAB 5 Mahasiswa mampu: 1. Melakukan pembuatan Pola lilin jembatan dan bermacam macam retainer pontik untuk jembatan 2. Membuat mahkota penuh 3. Melakukan mahkota pasak pembuatan
Atia
Rh
4.Melakukan pembuatan jembatan akrilik 2 GTSL SKILL LAB 6 Surveying dan desain Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan bagian bagiannya dan menggunakan surveyor 2. Membuat garis survey pada gigi sandaran yang dipilih dan menentukan kedalaman daerah gerong atau undercut dan non undercut 3. M embuat cangkolan pada gigi sandaran a.Bagian pemelukan (encirlement) b. Bagian pengimbang (reciprocation) c. Bagian retentif d. Bagian stabilitas 4.Membuat tanggul gigitan MMa
Rheni safira
Page 23
SKILL LAB 7
1. Menjelaskan tentang bagian-bagian cangkolan Pembuatan cangkolan, kawat tanggul gigitan dan pemasangan di 2. Mengetahui perbedaan okludator cangkolan kawat dan cor 3. Mengetahui tehnik pembengkokan kawat untuk cangkolan sebagai direct retainer protesa 4. Memilih diameter kawat yang sesuai untuk gigi sandaran dan jenis cangkolan yang sesuai dengan indikasinya 5. Menentukan gigi sandaran sebagai direct retainer berikut indirect retainer dan garis ayun atau fulcrum- line cangkolan dan gerakan gerakan yang terjadi pada pada protesa.
Rudi
SKILL LAB 8
1. Melakukan pemasangan gigi buatan (tooth Pemasangan gigi buatan arrangment) di daerah tanpa dan kontur gusi gigi 2. Melakukan pemasangan gigi buatan sesuai oklusi dan artikulasi dengan benar pada okludator 3. Melakukan penyesuaian oklusal maupun proksimal sesuai oklusi dan artikulasi tanpa hambatan
Rh
Rheni safira
Page 24
4.Mengetahui jenis jenis gigi buatan yang diergunakan untuk mengganti gigi yang hilang 5. Melakukan konturing
GTL
SKILL LAB 9
Rh
Pembuatan sendok cetak pribadi, muscle 2.Menjelaskan prosedur trimming & desain muscle trimming GTL (video) 3.Memilih bahan cetak mukostatik 4.Melakukan fisilogis SKILL LAB 10 pencetakan Rh
Pembuatan landasan & tanggul gigitan RA dan 2.Membuat tanggul gigitan RB 3. Membuat landasan dan tanggul gigitan untuk penentuan dimensi vertikal dan relasi sentrik SKILL LAB 11 Pemasangan pada artikulator 1.Mengetahui syarat-syarat memasang model kerja pada model artikulator 2.Mempersiapkan plane artikulator 3.Mengetahui Bonwill free segitiga Rh
Rheni safira
Page 25
1.Melakukan penyusun gigi buatan rahang atas dan gigi rahang bawah pada artikulator 2.Melakukan koreksi susunan gigi untuk mendapatkan balanced oclusion 3.Melakukan ginggival contouring atau pembentukan gusi tiruan
MMa
1.Melakukan penyusun gigi buatan rahang atas dan gigi rahang bawah pada artikulator 2.Melakukan koreksi susunan gigi untuk mendapatkan balanced oclusion 3.Melakukan ginggival contouring atau pembentukan gusi tiruan
Rh
1.Melakukan penyusun gigi buatan rahang atas dan gigi rahang bawah pada artikulator 2.Melakukan koreksi susunan gigi untuk mendapatkan balanced oclusion 3.Melakukan ginggival contouring atau pembentukan gusi tiruan
MMa
Rheni safira
Page 26
1.Melakukan penyusun gigi buatan rahang atas dan gigi rahang bawah pada artikulator 2.Melakukan koreksi susunan gigi untuk mendapatkan balanced oclusion 3.Melakukan ginggival contouring atau pembentukan gusi tiruan
Rh
Melakukan ginggival contouring atau pembentukan gusi tiruan, seperti : - Interdental papil - Mc Calls Festoon - Rugae palatina - Stippling
Rh
SKILL LAB 17
1.Melakukan pemendaman
flasking/
Rh
Packing, curing GTP RA/RB 2. Melakukan packing dan processing resin heat curing acryilic 3. Melakukan deflasking 4. Melakukan polishing
Rheni safira
Page 27
Rheni safira
Page 28
No Nama modul
Materi
Sasaran Belajar
tiruan cekat
Mahasiswa mampu: 1.Mempersiapkan alat alat Preparasi dan rotary instrument untuk mahkota penuh preparasi gigi asli akrilik 1 2. Melakukan preparasi gigi asli untuk mahkota penuh akrilik atau porselen sebagai restorasi gigi asli atau sebagai retainer gigi tiruan cekat 3. Melakukan pembuatan akhiran shoulder (cervical finishing line) dan finishing 4. Melakukan hasil preparasi TRAMED 2 pencetakan
Mahasiswa mampu: 1. Mempersiapkan alat alat Preparasi dan rotary instrument untuk mahkota penuh preparasi gigi asli akrilik 2 2.Melakukan preparasi gigi asli untuk mahkota penuh akrilik atau porselen sebagai restorasi gigi asli atau sebagai retainer gigi tiruan cekat 3.Melakukan pembuatan akhiran shoulder (cervical finishing line) dan finishing 4.Melakukan pencetakan hasil preparasi
Ratih
GTSL
Mahasiswa mampu: 1. Melakukan pengumpulan data yang sesuai dengan keadaan pasien 2. Melakukan interpretasi dari hasil pemeriksaan 3.Melakukan identifikasi problem yang dihadapi pasien dan menjelaskannya 4.Melakukan pembuatan rencana perawatan protesa dan prognosa
MMa
Rheni safira
Page 29 Mahasiswa mampu: 1.Menjelaskan tentang workauthorization, pemeriksaan, dan dan rencana perawatan
MMa
1. Kuliah: bentuk ceramah kelas besar student centered, interaktif. 2. Diskusi kelompok: Kelompok kecil dalam ruang diskusi dipimpin oleh ketua kelompok dan dipandu oleh fasilitator. Tugas menyelesaikan masalah yang telah dirumuskan dari bahan kuliah. Hasilnya dilaporkan oleh ketua kelompok. Catatan: Satu jam sebelum pelaksanaan diskusi kelompok, semua pembimbing kelompok dikumpulkan oleh koordinator modul untuk menyamakan persepsi. 3. Tutorial: membahas skenario dalam kelompok kecil dalam 2 sesi masing-masing 3 jam, dengan dihadiri oleh seorang tutor. Diantara 2 sesi tutorial, diberikan kesempatan belajar mandiri. Catatan: Satu jam sebelum pelaksanaan tutorial, semua tutor dikumpulkan oleh koordinator modul untuk menentukan learning issue. 4. Skill Lab: Mahasiswa melakukan praktik laboratorium sesuai topik yang sudah ditentukan. 5. Keterampilan Medik: Mahasiswa dilatih untuk dapat melakukan prosedur keterampilamedis langkah demi langkah sampai kompeten dengan berpedoman pada sasaran pembelajaran dandaftar tilik, dengan didampingi oleh instruktur keterampilan medik . 6. Mandiri: Mempersiapkan materi, praktikum, ataupun tramed yang akan dilakukan secara bebas.
30613 SENIN
40613 SELASA
60613 KAMIS
70613 JUMAT
Rheni safira
Page 30
K1 Pengantar Blok 18 K2 - Mma Pemeriksaan & diagnosa Tramed ke 1 GTC preparasi mahkota penuh 1 Ratih
K-3
K5 - Rh Jembatan akrilik
MINGGU KE II TANGGAL 100613 JAM SENIN 07.00 07.50 08.00 08.50 09.00 Tramed Ke 09.50 2
110613 SELASA
120613 RABU
130613 KAMIS
140613 JUMAT
Diskel 1
Rheni safira
Page 31
Rh Pola jembatan Rh
Rh
Endro
Endro
15.0015.50
Ratih
Endro Endro
Skill Lab ke 3 GTC pemendaman + pengecoran pola lilin pasak inti pemendaman + pengecoran pola lilin pasak inti Atia
MINGGU KE III TANGGAL 170613 JAM SENIN 07.00 07.50 08.00 Skill Lab ke
180613 SELASA
190613 RABU
200613 KAMIS
210613 JUMAT
Skill Lab ke
Diskel 2
Rheni safira
Page 32
08.50
09.00 09.50
Tutor 1B
Rh 10.0010.50 11.0011.50 12.0012.50 13.0013.50 14.0014.50 15.0015.50 Skill Lab ke 4 GTC Insersi logam cor pasak+inti Atia Atia Pola Jembatan
Rh
MMa
250613 SELASA
260613 RABU
270613 KAMIS
280613 JUMAT
Rheni safira
Page 33
09.00 09.50
Skill Lab ke 8 Diskel 3 Pemasangan gigi buatan Renc Perawatan GTSL MMa Biomekanika Rheni MMa Diskel 4
MMa
rudi
14.0014.50
Macam2 cangkolan
Skill Lab ke 9 GTS Pembuatan sendok cetak pribadi,muscl e trimming & desain GTL
15.0015.50
Rh
20713 SELASA
30713 RABU
40713 KAMIS
50713 JUMAT
Rheni safira
Page 34
07.00 07.50 08.00 08.50 09.00 09.50 Tramed ke 5 Skill Lab 10 GTS Pembuatan landasan & tanggul gigitan RA-RB K-10 Rh Tutor 2B
Disain GTL
MMa
Tutor 2A
Rh
90713 SELASA
100713 RABU
110713 KAMIS
120713 JUMAT
Rheni safira
Page 35
07.50 08.00 08.50 09.00 09.50 Tutor 3A Mma Relasi RA-RB pada GTL
Skill Lab 11
Tutor 3B
MMa
K - 11 MMa
Kasus khusus
160713 SELASA
170713 RABU
180713 KAMIS
190713 JUMAT
Skill Lab 15
Skill Lab 16
Tutor 4B
Rheni safira
Page 36
Rh
230713 SELASA
240713 RABU
250713 KAMIS
260713 JUMAT
Rheni safira
Page 37
09.00 09.50
Tutor 5A MMa
Tutor 5B MMa
Rh
Gigi Tiruan imediat
METODE PEMBELAJARAN Berorientasi kepada Student-Centered Approach, dengan metode: METODE PEMBELAJARAN JAM PERSENTASE
Rheni safira
Page 38
Kuliah Diskusi kelompok Tutorial Skill Lab Keterampilan medik Mandiri Total
21 15 30 51 18 145 280
PENILAIAN MAHASISWA
Rheni safira
Page 39
Metode penilaian mahasiswa dilaksanakan berdasarkan ranah penilaian (afektif, psikomotor, kognitif) sesuai dengan tujuan dan metode pembelajaran. Penilaian kemampuan mahasiswa dalam aspek kognitif dilakukan secara sumatif dengan metode Multiple Choice Question (MCQ) yang diambil dari materi kuliah dan diskusi kelompok, serta Objective Structured Practical Examination (OSPE) yang diperoleh dari metode praktikum. Penilaian formatif dilakukan melalui evaluasi harian (tugas, pre/post test, laporan, dan aktivitas mahasiswa). Penilaian aspek psikomotor dilakukan dengan Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Selanjutnya, penilaian aspek afektif atau perilaku profesional diperoleh dengan observasi harian dengan daftar tilik (check list) pada kegiatan kelompok kecil (diskusi kelompok, tutorial, dan pembelajaran luar kelas). 5.1Penilaian Ranah Pengetahuan Ranah pengetahuan/Kognitif/Teori mempunyai bobot 80% . Nilai teori berasal dari nilai ujian akhir 50%, nilai OSOCa sebesar 20%, nilai sill lab 20%, dan nilai harian sebesar 10%, Ujian akhir blok diselenggarakan setelah blok berakhir pada minggu ke tujuh. Ujian akhir teori dalam bentuk multiple choice question (MCQ) dengan 1 (satu) jawaban paling benar sebanyak 100 soal yang diselenggarakan dalam satu hari 5.2 Penilaian Ranah Keterampilan Ranah keterampilan mempunyai bobot 1,6 sks. Ujian keterampilan diselenggarakan setelah blok berakhir (akhir blok) pada minggu kesembilan dalam bentuk OSCE. Nilai keterampilan berasal dari nilai ujian keterampilan medik dalam bentuk OSCE dengan bobot 100%. Pemberian nilai OSCE masing-masing station dalam angka bulat, tidak menggunakan pecahan. Mahasiswa dinyatakan lulus keterampilan mengulang station bila di bawah nilai tersebut. apabila mempunyai nilai akhir
Rheni safira
Page 40
Observasi dengan daftar tilik selama proses tutorial, diskusi kelompok, dan praktiku
Rheni safira
Page 41
Evaluasi metode pembelajaran menggunakan daftar tilik metode pembelajaran dan persepsi mahasiswa Evaluasi metode penilaian dengan membandingkan blue print dan persepsi mahasiswa
Daftar Pustaka
Rheni safira
Page 42
A. BUKU WAJIB 1. Bates, T.F, Hugget, R, Safford, G.D: Removable Denture Construction, 1991, 3rd ed. Wright, London. 2. Carr, A.B , Mc. Givney P,G ang Brown T,D McCrackens Removable Partial Prosthodontics 2000, 11 Edition, ISBN-13, ISBN 0-323-0268-1 Elsevier MOSBY, St Louis 3. Gross, M, Dark Mathew, J.W: Occlusion in Restorative Dentistry ISSN: 9798007-34.4. Longman Johson ,D.L dan Straton, J.R 1980 Chicago, Berlin, Rio de Janero, Tokyo 4. Lechner, S.K and Mac. Gregor, A, Ray: Removable Partial Prosthodontics a case-oriented Manual of Treatment Planning, 1993. Walfe Publishing. London. 5. Martanto P., drg, Teori dan Praktek Ilmu Gigi tiruan cekat Fixed Partial Denture, jilid I dan II Penerbit alumni, 1985. Bandung. 6. Rosenstiel, Land, Fujimoto, Contemporary Fixed Prosthodontics, 3rd ed, Mosby Inc, 2001 1980. Fundamental of Removable Prosthodontics ISBN 0-931386-10-1 Quintessence Publishing Co.,
B. BUKU ANJURAN 1. Itjiningsih W.H, Geligi Tiruan Lengkap Lepasan, 1993, ISBN 979-448-152-1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2. Zarb, George et all, Buku Ajar Prostodonti untuk Pasien Tak Bergigi Menurut Boucher, 2002, edisi 10, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
2.1 Pendahuluan
Rheni safira
Page 43
Gigi tiruan cekat merupakan bentuk restorasi yang tidak dapat dibuka oleh pasien (fixed dentures ), dengan berbagai bentuk retainer untuk fiksasi protesa yang dipasang. Berbagai bentuk retainer dibuat dengan mempreparasi gigi sandaran baik intra koronal maupun ektra koronal. Banyaknya retainer sebagai support tergantung pada panjang jembatan atau daerah gigi yang hilang dan pertimbangan lain dari posisi restorasi yang akan direncanakan . Bentuk restorasi harus memenuhi sifat estetik , fungsi dan kesehatan jaringan sekitarnya terutama jaringan periodontium. Hal ini berlaku juga untuk pontik sebagai pengganti gigi yang hilang harus merupakan kesatuan yang utuh dengan gigi sandaran sebagai retainer dan gigi yang lain menyangkut oklusi dan artikulasi. Dalam pekembangannya retainer dapat dilakukan preparasi minimal perkembangan bahan adhesif disebut adhesive bridge atau maryland bridge sesuai dengan indikasinya. Jenis restorsi ini dikombinasikan dengan berbagai bentuk restorasi lain untuk memperoleh retensi dan stabilisas maksima, komfort , biomekanis maupun prinsip preventif prosthodontik ( Removable fixed dentures ) 2.2 Tujuan pembelajaran Tujuan Pembelajaran Khusus modul 1. Setelah menyelesaikan modul 1 blok 18 ini mahasiswa mampu: 7.1.4 Merencanakan material kedokteran gigi yang akan digunakan dalam tindakan rekonstruksi untuk mengembalikan fungsi stomatognati yang optimal (C4,P3,A4). 8.1.1 Memahami prinsip pelayanan klinis kesehatan gigi dan mulut yang meliputi tindakan promotif, preventif kuratif dan rehabilitative (C2,P3,A4). 8.1.2 Menghubungkan berbagai tatalaksana kedokteran gigi klinik untuk membantu dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam mengembalikan fungsi optimal system stomatognati (C4,P3,A4). 9.1.5 Menentukan pemeriksaan penunjang radiologi intra oral dan ekstra oral secara umum (C4,P4,A4). 11.1.5 Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional berdasarkan diagnosis (C3,P3,A3).
Rheni safira
Page 44
11.1.6 Menjelaskan temuan, diagnosis dan perawatan pilihan, ketidaknyamanan dan resiko perawatan untuk mendapatkan persetujuan melakukan perawatan (C2,P3,A3). 13.3.2 Memastikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil perawatan (C3,P4,A3). 13.7.1 Melakukan perawatan kasus gigi tiruan cekat, gigi tiruan sebagian, gigi tiruan penuh sederhana (C3,A3,P3). 13.7.2 Memilih gigi penyangga untuk pembuatan gigi tiruan tetap dan lepasan (C4,P3,A4). 13.7.3 Menanggulangi masalah-masalah pasca pemasangan gigi tiruan (C3,P3,A3). 16.3.1 Melakukan prosedur perawatan gigi yang tepat bersama-sama dengan tenaga medis lainnya (C3,P3,A3).
2.3 Sasaran belajar Setelah mengikuti modul 1 mahasiswa mampu : a. Menjelaskan prinsip dasar gigi tiruan cekat b. Melakukan preparasi macam macam retainer c Mendisain jembatan adhesif d. Melakukan pencetakan, pembuatan model, model lilin e. Melakukan ujicoba dan pemasangan f. Melakukan pemeriksaan kembali
2.1 Materi Kuliah MODUL 1: GIGI TIRUAN CEKAT Sub Pokok Sasaran Belajar Waktu Bahasan 8. Sejarah Mahasiswa mampu: perkembangan Mengetahui sejarah Prost. ilmu prostodonti dan 1x2jam 9. Terminologi memahami
No 1
Narsum
MMa
Rheni safira
Page 45
Glossary of Prosthodonti 10. Persiapan pasien 11. Pemeriksaan medik dan dental 12. Riwayat psikologis 13. Pemeriksaan fisik ekstra oral dan intra oral 14. Faktor lain: umur, jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi dan pekerjaan 1.
Menjelaskan istilahistilah yang digunakan dalam prostodonti Memahami tahapan pemeriksaan prostodonti Merangkum hasil pemeriksaan yang dilakukan
Tujuan dan Mahasiswa mampu: definisi mahkota 1x2jam dan jembatan Menjelaskan tujuan dan dan istilah2. Indikasi dan istilah pada ilmu kontra indikasi mahkota dan 3. Diagnosa dan jembatan rencana Memahami perawatan perbedaan indikasi 4. Kegagalan dan kontra indikasi jembatan Menentukan diagnosa dan rencana perawatan Mengetahui penyebab kegagalan jembatan 1.Mahkota berlapis: Mahasiwa mampu: - Indikasi dan Menjelaskan tentang 1x2jam kontra indikasi perbedaan indikasi -Preparasi dan kontra indikasi -Pencetakan serta tahap-tahap -Pola lilin pembuatan mahkota -Pengecoran berlapis dan mahkota pasak serta 2. Mahkota pasak mahkota jaket - Indikasi dan porselen kontra indikasi Mengetahui retainer -Preparasi yang lain seperti -Pencetakan dan pasak paralel dan model lilin
Rh
Mahkota Berlapis, Mahkota Pasak, Mahkota jaket porselen dan metal keramik
Rh
Rheni safira
Page 46
-Pengecoran 3. Pasak paralell dan non paralel 4. Teknik Cast-two 5. Dowel untuk Over denture 6.Mahkota jaket porselen: -Indikasi dan kontra indikasi -Bentuk preparasi -Macam macam jaket porselen -Percobaan mahkota -Penyemenan 7. Poselen fused to metal - Definisi - Iindikasi dan kontra indikasi - Bentuk preparasi danakhiran - Pembuatan koping dan aplikasi porselen - Penyemenan
Jembatan Akrilik
1. Definisi Mahasiswa mampu: 1x2jam 2. Indikasi dan Menjelaskan kontra indikasi definisi, perbedaan 3. Desain jembatan indikasi dan kontra 4. Preparasi indikasi jembatan 5. Pola jembatan 6. Model lilin dan Memahami membuat desain, adhesi preparasi, pola dan model lilin jembatan akrilik
Rh
Rheni safira
Page 47
4.2.1 No. 1
Diskusi Kelompok Modul Materi Narasumber Macam-macam jembatan Rh Restorasi post perawatan Ratih endodontik
GTC GTC
Ketrampilan Medik No Nama modul Gigi tiruan cekat Materi 1.Preparasi Mahkota Penuh 1 2.Preparasi Mahkota Penuh 2 Nara Sumber Ratih Ratih
I. Pendahuluan Gigi tiruan lepasan atau removable partial denture adalah gigi tiruan yang dapat dilepas dan dipasang oleh pasien. Gigi tiruan ini mengganti beberapa gigi asli yang
Rheni safira
Page 48
hilang dengan sebutan gigi tiruan sebagian rahang atas atu rahang bawah. Sedangkan kalau semua gigi asli pada rahang atas atau rahang bawah diganti disebut gigi tiruan lengkap RA atau RB. Fungsi dari gigi tiruan adalah membantu fungsi pengunyahan, estetik, fonetik dan mempertahankan kesehatan oral. Dalam pelayanan gigi tiruan menyangkut aspek klinik yang menjadi tanggung jawab dokter gigi dan aspek tehnik laboratorium yang dikerjakan oleh tehniker gigi. Dengan demikian kerjasama keduanya sangat menentukan keberhasilan perawatan dibidang prostodonsia. Untuk mencapai tujuan tersebut mahasiswa diberikan klinikdan praktikum menyangkut kedua hal tersebut karena sebagai pimpinan harus mampu menjadi ketua tim pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Ilmu pengetahuan dan tenologi prostodonsia tidak lepas perkembangannya dengan kemajuan ilmu dasar mengenai bahan-bahan yang dipergunakan di bidang kedokteran gigi maupun ilmu kedokteran pada umumnya . Pada modul ketiga yang membahas gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) meliputi macam macam mekanika gerak, gerakan yang terjadi pada gigi tiruan , konsep biomekanika ,tahapan klinis , tahapan laboratoris, alternatif bahan yang dipergunakan serta komunikasi pasien dan pemanggilan kembali pasien. Dibahas pula penggunaan alat alat bantu klinik maupun laboratorium yang banyak dipergunakan dalam pembuatan restorasi baik langsung maupun tidak langsung. Dengan perkembangan bahan dan iptek kedokteran gigi terdapat beberapa pil;ihan gigi tiran lepasan yang dapat dipilih dengan keuntungan dan kerugian tertentu sesuai dengan indikasinya. Pilihan ini memberi alternatif kepada masyarakat sesuai dengan kemampuan ekonomi dan penunjangnya. Gigi tiruan lepasan merupakan alat atau pesawat tambahan dalam rongga mulut yang memerlukan komunikasi yang intens dengan pasien, dimana faktor penerimaannya banyak dipengaruhi faktor psikologi pasien terhadap penerimaan benda asing dalam rongga mulut. Hal ini tentu saja memerlukan persiapan pasien lebih baik sebelum perawatan dilaksanakan. Persiapan pasien untuk pemakai gigi tiruan lepasan juga memerlukan pemeliharaan oral hygiene sebelum maupun sesudah memakai gigi tiruan, dan kontrol teratur . I. Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Khusus modul 2.
Rheni safira
Page 49
Setelah menyelesaikan modul 2 blok 18 ini mahasiswa mampu: 7.1.4 Merencanakan material kedokteran gigi yang akan digunakan dalam tindakan rekonstruksi untuk mengembalikan fungsi stomatognati yang optimal (C4,P3,A4). 8.1.1 8.1.2 Memahami prinsip pelayanan klinis kesehatan gigi dan mulut yang meliputi tindakan promotif, preventif kuratif dan rehabilitative (C2,P3,A4). Menghubungkan berbagai tatalaksana kedokteran gigi klinik untuk membantu dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam mengembalikan fungsi optimal system stomatognati (C4,P3,A4). 9.1.5 Menentukan pemeriksaan penunjang radiologi intra oral dan ekstra oral yang dibutuhkan (C4,P4,A4).
11.1.4 Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional berdasarkan diagnosis (C3,P3,A3). 11.1.5 Menjelaskan temuan, diagnosis dan perawatan pilihan, ketidaknyamanan dan resiko perawatan untuk mendapatkan persetujuan melakukan perawatan (C2,P3,A3). 13.3.2 Memastikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil perawatan (C3,P4,A3). 13.7.1 Melakukan perawatan kasus gigi tiruan cekat, gigi tiruan sebagian, gigi tiruan penuh sederhana (C3,A3,P3). 13.7.2 Memilih gigi penyangga untuk pembuatan gigi tiruan tetap dan lepasan (C4,P3,A4). 13.7.3 Menanggulangi masalah-masalah pasca pemasangan gigi tiruan (C3,P3,A3). 16.3.1 Melakukan prosedur perawatan gigi yang tepat bersama-sama dengan tenaga medis lainnya (C3,P3,A3).
II. Sasaran Belajar Setelah mengikuti modul ini diharapkan mahasiswa mampu: a. Mengetahui sejarah pekembangan prostodontik, definisi dan terminologi prostodontia
Rheni safira
Page 50
b. Menjelaskan anatomi, fisiologi rongga mulut dan rahang c. Menjelaskan bahan cetak, pencetakan dan bahan model d. Melakukan pemeriksaan, diagnosa dan rencana perawatan e. Mendesain gigi tiruan sebagian lepasan f. Melakukan relasi sentrik, pemasangan gigi buatan , konturing g. Melakukan pemendaman, packing, polishing h. Melakukan insersi , kontrol dan follow up
III. Modul Berdasarkan Metode Pembelajaran III.1 Materi Kuliah MODUL 2 : GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN Sub Pokok Sasaran Belajar Waktu Bahasan 6. MacamMahasiswa mampu: 1x2jam macam GTSL 7. Bagian-bagian Memahami macammacam GTSL GTSL kerangka logam dan Mengidentifikasi bagian-bagian GTSL fungsinya kerangka logam dan fungsinya
No 6
Narsum MMa
Rheni safira
Page 51
1. Klasifikasi Mahasiswa mampu: kehilangan gigi 1x2jam Mengidentifikasi a. Kennedy klasifikasi kehilangan b Cummer gigi menurut c. Becket Kennedy dan PDI d. Soelarko Memahami macammacam dukungan gigi 2.Macan-macam tiruan dukungan gigi Memahami retensi, tiruan stabilisasi dan a. Tooth konektor dari GT support sesuai rencana b. Tissue perawatan support c. Tooth tissue support 8. Retensi 9. Stabilisasi 10. Konektor
MMa
Macammacam cangkolan
Mahasiswa mampu:
1x2jam
MMa
Menjelaskan bagianbagian GTSL akrilik dan GTSL kerangka logam Mahasiswa mampu: 1x2jam Memahami sentrik oklusi dan sentrik relasi pada kasus GTSL
MMa
4.2 Diskusi Kelompok No. 1 2 Modul GTS Materi Biomekanika GTSL Insersi + Penyesuaian dan Kontrol GTSL Narasumber MMa MMa
Rheni safira
Page 52
4.2.3. Tutorial No 1 2 3 Nama modul Gigi tiruan lepasan Materi sebagian Oklusi, artikulasi dan artikulator Relasi RA dan RB Gigi Tiruan Imediat Narasumber R.Ar MMa MMa
Ketrampilan Medik No Nama modul Gigi lepasan tiruan Materi sebagian 1.History taking 2.Rencana perawatan dan Pola perencanaan GTSL Nara Sumber MMa MMa
4.1 Pendahuluan Gigi tiruan lengkap rahang atas atau rahang bawah merupakan restorasi pada rahang yang mengganti seluruh gigi asli. Kondisi tanpa gigi meyebabkan prosedur klinis lebih komplek karena hilangnya beberapa acuan terutama hubungan rahang atas dan bawah. Keadaan lain adalah prinsip retensi dan stabilisasi menjadi problema
Rheni safira
Page 53
karena perubahan yang terjadi pada linggir sisa ( residual ridge ) terutama pada orang tua atau pengaruh penyakit sistemik tertentu. Untuk mengatasi hal ini terdapat titik, garis atau bidang baik ektra oral maupun intra oral dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembalikan kedudukannya. Hal ini tentu memerlukan ketelitian dan prosedur yang banyak sehingga setiap tahap kemungkinan terjadi ketidaktepatan yang akhirnya menyebabkan kegagalan restorasi. 1.1. Tujuan pembelajaran Tujuan Pembelajaran Khusus modul 3. Setelah menyelesaikan modul 3 blok 18 ini mahasiswa mampu: 7.1.4 Merencanakan material kedokteran gigi yang akan digunakan dalam tindakan rekonstruksi untuk mengembalikan fungsi stomatognati yang optimal (C4,P3,A4). 8.1.1 Menghubungkan berbagai tatalaksana kedokteran gigi klinik untuk membantu dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam mengembalikan fungsi optimal system stomatognati (C4,P3,A4). 9.1.5 Menentukan pemeriksaan penunjang radiologi intra oral dan ekstra oral yang dibutuhkan (C4,P4,A4). 11.1.4 Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional berdasarkan diagnosis (C3,P3,A3). 11.1.6 Menjelaskan temuan, diagnosis dan perawatan pilihan, ketidaknyamanan dan resiko perawatan untuk mendapatkan persetujuan melakukan perawatan (C2,P3,A3). 13.3.2 Memastikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil perawatan (C3,P4,A3). 13.7.1 Melakukan perawatan kasus gigi tiruan cekat, gigi tiruan sebagian, gigi tiruan penuh sederhana (C3,A3,P3). 13.7.2 Memilih gigi penyangga untuk pembuatan gigi tiruan tetap dan lepasan (C4,P3,A4). 13.7.3 Menanggulangi masalah-masalah pasca pemasangan gigi tiruan (C3,P3,A3). 16.3.1 Melakukan prosedur perawatan gigi yang tepat bersama-sama dengan tenaga medis lainnya (C3,P3,A3).
Rheni safira
Page 54
4.2. Sasaran belajar Setelah mengikuti modul gigi tiruan lengkap mahasiswa mampu : a. Melakukan pemeriksaan , diagnosa dan rencana perawatan gigi tiruan lengkap b. Melakukan pencetakan , pembuatan model kerja dan tanggul ggitan c. Melakukan penyesuaian tanggul gigitan rahang atas maupun rahang bawah untuk mengembalikan hubungan rahang atas pada frontal, horizontal dan vertikal d. Fiksasi tanggul gigitan, pemasangan pada artikulator, peyusunan gigi buatan dan percobaan gigi tiruan lengkap e. Melakukan pemendaman, pengisian akrilik, penggodokan, poles f. Melakukan pemasangan gigi tiruan , penyesuaian dan kontrol
IV.
IV.1
Modul berdasarkan metode pembelajaran Materi Kuliah . MODUL 3 : GIGI TIRUAN LENGKAP Sub Pokok Sasaran Belajar Waktu Bahasan 1. Retensi Mahasiswa mampu: 1x2 2. Stabilisasi jam Memahami 3. Support membuat desain GTL meliputi retensi, stabilisasi dan support
No 10
Narsum
Rh
Rheni safira
Page 55
11
Kasus khusus 1. GTL Tunggal Mahasiswa mampu: GTL RA Memahami kasus2. GTL Tunggal kasus khusus GTL RB tunggal RA / RB, 3. GTL GTL immediate, Immediate intermediate, relasi 4.GTL kls 2 dan 3 serta Intermediate GTSL berujung 5.GTL Relasi kls bebas 2 dan 3 6.GTSL Berujung bebas 7.Reparasi
1x2 jam
MMa
4.2 Diskusi Kelompok No. 4. Modul GTL Materi Kasus khusus GTL + Free end Narasumber MMa
4.2 Tutorial No Nama modul Gigi tiruan lengkap Materi Keberhasilan GTL Narasumber Rh
4.2 Ketrampilan Medik No Nama modul Gigi tiruan lengkap Materi 1. Pencetakan Fisiologis 2.Relasi orientasi RA RB Nara Sumber Rh MMa
Rheni safira
Page 56
Rheni safira
Page 57