You are on page 1of 1

Pancasila sebagai filsafat Dalam kehidupan bangsa Indonesia diakui bahwa nilai-nilai Pancasila adalah falsafah hidup atau

pandangan hidup yang berkembang dalam sosial-budaya Indonesia. Nilai Pancasila dianggap nilai dasar dan puncak atau sari budaya bangsa. Oleh sebab itu, nilai ini diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa. Dengan mendasarnya nilai ini dalam menjiwai dan memberikan watak (kepribadian dan identitas) sehingga pengakuan atas kedudukan Pancasila sebagai falsafah adalah wajar. Sebagai ajaran falsafah, Pancasila mencerminkan nilai-nilai dan pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Pencipta. Asas Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai asas fundamental dalam kesemestaan, dijadikan pula asas fundamental kenegaraan. Asas fundamental itu mencerminkan identitas atau kepribadian bangsa Indonesia yang religius. Sejak kelahirannya, Pancasila sebagai falsafah nasional modern (1 Juni 1945), Pancasila telah dinyatakan menjadi milik nasional, artinya milik seluruh bangsa Indonesia. Sekalipun telah merasa memiliki Pancasila, tetapi belum tentu secara otomatis sudah mengamalkan Pancasila tersebut. Untuk dapat mengamalkan Pancasila yang juga disebut menjadi Pancasilais seharusnya memenuhi tiga syarat, yaitu (1) keinsyafan batin tentang benarnya Pancasila sebagai falsafah negara, (2) pengakuan bahwa yang bersangkutan menerima dan mempertahankan Pancasila, dan (3) mempersonifikasikan seluruh sila-sila Pancasila dalam perbuatan dengan membiasakan praktek pengalaman seluruh sila-sila Pancasila dalam sikap, perilaku budaya, dan politik.

You might also like