You are on page 1of 9

A

PENGERTIAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajeme n dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertang gungjawaban yang ada dalam organisasi. Istliah akuntansi pertanggungjawaban ini akan mengarah pada proses akuntansi yang melaporkan sampai bagaimana baiknya man ajer pusat pertanggungjawaban dapat memanage pekerjaan yang langsung dibawah pen gawasannya dan yang merupakan tanggungjawabnya atau suatu sistem yang mengukur r encana dan tindakan dari setiap pusat pertanggungjawaban. Menurut Hansen, Mowen (2005:116) definisi akuntansi pertanggungjawaban adalah se bagai berikut: Akuntansi pertanggungjawaban adalah Sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang d ibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka . Sedangkan akuntansi pertanggungjawaban menurut LM Samryn (2001: 258) adalah seb agai berikut : Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen. Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai akuntansi pertanggungjawaban sebagai berikut : a. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang disu sun berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas memisahkan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing tingkat manajemen. b. Akuntansi pertanggungjawaban mendorong para individu, terutama para mana jer untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efi sien. c. Penyusunan anggaran dalam akuntansi pertanggungjawaban adalah berdasark an pusat pusat pertanggungjawaban. Dari laporan pertanggungjawaban dapat diketah ui perbandingan antara realisasi dengan anggarannya, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat dianalisa dan dicari penyelesaiannya dengan manajer pusat pertan ggungjawabannya. d. Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan hasil evaluasi dan penilaian kin erja yang berguna bagi pimpinan dalam penyusunan rencana kerja periode mendatang , baik untuk masing-masing pusat pertanggungjawaban maupun untuk kepentingan per usahaan secara keseluruhan. Sedangkan menurut Mulyadi (1983 : 379-380) dikemukakan: Akuntansi pertanggungjawa ban adalah suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pe laporan biaya dan penghasilan dilakukan dengan bidang pertanggungjawaban dalam o rganisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok yang bertanggung jawab terhadap penyimpangan dari biaya dan penghasilan yang dianggarkan . Didalam pengertian di atas Mulyadi menyimpulkan bahwa syarat untuk dapat menerap kan akuntansi pertanggungjawaban : 1. Struktur organisasi

Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur organisasi harus menggambarkan alira n tanggungjawab, wewenang dan posisi yang jelas untuk setiap unit kerja dari set iap tingkat manajemen selain itu harus menggambarkan pembagian tugas dengan jela s pula. Dimana organisasi disusun sedemikian rupa sehingga wewenang dan tanggung jawab tiap pimpinan jelas. Dengan demikian wewenang mengalir dari tingkat manaje men atas ke bawah, sedangkan tanggungjawab adalah sebaliknya. 2. Anggaran

Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap pusat pertanggungjawaban harus ikut se rta dalam penyusunan anggaran karena anggaran merupakan gambaran rencana kerja p ara manajer yang akan dilaksanakan dan sebagai dasar dalam penilaian kerjanya. D iikut sertakannya semua manajer dalam penyusunan. 3. Penggolongan biaya

Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian dapat dikendalikan oleh manajer, maka hanya biaya-biaya terkendalikan yang harus dipertanggung jawabkan olehnya. Pemisahan biaya kedalam biaya terkendalikan dan biaya tak terkendalika n perlu dilakukan dalam akuntansi pertanggungjawaban. Biaya terkendalikan adalah biaya yang dapat secara langsung dipengaruhi oleh man ajer dalam jangka waktu tertentu. Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak memerlukan keputusan dan perti mbangan manajer karena hal ini tidak dapat mempengaruhi biaya karena biaya ini d iabaikan. 4. Sistem akuntansi Oleh karena biaya yang terjadi akan dikumpulkan untuk setiap tingkatan manajer m aka biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkatan manajemen ya ng terdapat dalam struktur organisasi. Setiap tingkatan manajemen merupakan pusa t biaya dan akan dibebani dengan biaya yang terjadi didalamnya yang dipisahkan a ntara biaya terkendalikan dan biaya tidak terkendalikan. Kode perkiraan diperluk an untuk mengklasifikasikan perkiraan-perkiraan baik dalam neraca maupun dalam l aporan rugi laba. 5. Sistem pelaporan biaya

Bagian akuntansi biaya setiap bulannya membuat laporan pertanggungjawaban untuk tiap-tiap pusat biaya. Setiap awal bulan dibuat rekapitulasi biaya atas dasar to tal biaya bulan lalu, yang tercantum dalam kartu biaya. Atas dasar rekapitulasi biaya disajikan laporan pertanggungjawaban biaya. Isi dari laporan pertanggungja waban disesuaikan dengan tingkatan manajemen yang akan menerimanya. Untuk tingka tan manajemen yang terrendah disajikan jenis biaya, sedangkan untuk tiap manajem en diatasnya disajikan total biaya tiap pusat biaya yang dibawahnya ditambah den gan biaya-biaya yang terkendalikan dan terjadi dipusat biayanya sendiri. Di dalam pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi adalah sebagai beriku t : 1. Struktur organisasi yang menetapkan secara jelas dan tegas menggambarkan

pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab untuk setiap unit dalam struktur org anisasi. 2. Penyusunan anggaran yang dilakukan oleh tiap tingkatan manajemen dalam o rganisasi perusahaan. 3. Adanya pemisahan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya suatu b iaya oleh seorang manajer pusat biaya tertentu dalam perusahaan. 4. Adanya klasifikasi dan kode rekening yang disesuaikan dengan tingkatan m anajemen dalam perusahaan. 5. Sistem pelaporan biaya pada setiap tingkatan perusahaan telah memenuhi s yarat dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban

TUJUAN DAN KEUNTUNGAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Didalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada suatu perusahaan, terlebih d ahulu harus diketahui apa yang menjadi tujuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban itu sendiri. Menurut Robert N. Anthony dan Roger H. Hermanson (2001: 57) dikemukakan bahwa : T ujuan Akuntansi pertanggungjawaban adalah membebani pusat pertanggungjawaban den gan biaya yang dikeluarkannya. Berdasarkan tujuan-tujuan yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban adalah mengadakan evaluasi hasil kerja suatu pusat pertanggungjawaban untuk meningkatkan operasi-operasi perusahaan di waktu yang akan datang. Adapun keuntungan dari Akuntansi Pertanggungjawaban adalah individu dalam organi sasi ikut berperan serta dalam mencapai sasaran perusahaan secara efektif dan ef isien.

Manfaat dari Akuntansi Pertanggungjawaban adalah : 1. 2. 3. 4. C Dasar penyusunan anggaran Penilai kerja manajer pusat pertanggungjawaban Pemotivasi manajer Alat untuk memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas. PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dilakukan atau un it organisasi yang dipirnpinnya. Dalam kaitan ini, suatu organisasi terdiri dari kumpulan dari beberapa pusat pertanggungjawaban. Keseluruhan pusat pertanggungj awaban ini membentuk jenjang hirarki dalam organisasi tersebut. Pada tingkatan y ang terendah bentuk dan pusat pertanggungjawaban ini kita dapatkan sebagai seksi , regulernya bergilir, serta unit-unit kerja lainnya, Pada tingkatan yang lebih tinggi pusat pertanggungjawaban dibentuk dalam departernen-departemen ataupun di visi-divisi. Biasanya istilah pusat pertanggungjawaban hanya kita terapkan untuk unit-unit kecil dalam organisasi ataupun unit-unit kerja yang terletak pada tin gkat bawah dalam suatu lingkup organisasi. Pengertian pusat pertanggungjawaban yang dijelaskan oleh beberapa ahli antara la in : Hansen, Mowen (2005:116) mengartikan pusat pertanggungjawaban sebagai berik ut : Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu segmen bisnis yang manajernya bertan ggung jawab terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu . Sedangkan pusat pertanggungjawaban menurut Moriarty and Allen (1991: 5) adalah s ebagai berikut : A Responsibility centeries an activity on collection of activit ies supervised by a single individual. Dengan demikian dari berbagai pendapat diatas penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas aktivitas unit ya ng dipimpinnya. Pusat pertanggungjawaban dapat berupa unit organisasi seperti se

ksi, segmen, departemen, divisi atas sebuah perusahaan. Jenis-jenis Pusat Pertanggung jawaban Pusat pertanggungjawaban pada dasarnya diciptakan untuk mencapai sasaran tertent u, jadi sasaran dari masing-masing individu dalam liar-liar pusat pertanggungjaw aban itu harus diusahakan agar selaras, serasi dan seimbang dalam usaha rnencapa i sasaran umum dari organisasi secara keseluruhan. Suatu pusat pertanggungjawaba n pada dasarnya dibentuk untuk rnencapai sasaran tertentu yang selaras dengan sa saran umum organisasi. Masukan Keluaran Sumber daya yang Produk/Jasa digunakan Setiap pusat pertanggungjawaban membutuhkan masukan yang berupa sejumlah bahan b aku, tenaga kerja, ataupun jasa-jasa yang akan di proses dalam pusat pertanggung jawaban, hasil proses tersebut menghasilkan keluaran yang berupa produk atau jas a. Ada empat tipe pusat pertanggungjawaban yang didasarkan kepada sifat masukan dal am bentuk biaya dan keluaran dalam bentuk pendapatan ataupun secara bersama-sama yaitu : Pusat Pendapatan (Revenue Center) Pusat Pembiayaan (Cost Center) Pusat Laba (Profit Center) Pusat Investasi (Investment.Center) Keterangan: 1) Pusat Biaya (Cost Center)

Pusat biaya adalah bentuk segmen terkecil dari aktivitas atau pusat pertanggungj awaban yang hanya bertanggungjawab dalam mengendalikan biaya-biaya yang terjadi didalamnya tanpa menghubungkan dengan nilai uang dari keluaran yang dihasilkan. Sebuah pusat biaya tidak mengendalikan penjualan atau aktivitas perusahaan. Laba sebuah departemen yang berbentuk pusat biaya sulit ditentukan karena adanya mas alah dalam alokasi pendapatan. Tujuan dari manajer pusat biaya ini adalah memini malkan perbedaan antara realisasi biaya dengan anggarannya. Pusat biaya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu : Pusat Biaya Teknik

Pusat biaya teknik adalah pusat biaya yang sebagian besar biaya berupa biaya tek nik yaitu biaya yang masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat. Dalam me ngukur prestasi kerja manajer pusat biaya, biaya-biaya yang dapat diukur biasany a telah menggunakan biaya standar. Penilaian efisiensi pusat biaya teknik dilaku kan dengan membandingkan masukan dengan keluarannya, artinya biaya yang sesunggu hnya terjadi pada pusat biaya ini dibandingkan dengan standarnya, kemudian dihit ung dan dianalisa penyimpangan yang terjadi. Pusat Biaya Kebijakan

Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya berupa bia ya kebijakan yaitu biaya yang antara masukan dan keluarannya memiliki hubungan y ang erat dan nyata. Pusat biaya ini keluarannya tidak dapat diukur dengan besara n nilai uang, karena walaupun menghasilkan keluaran, namun keluarannya itu sulit diukur secara kuantitatif atau tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan masuk annya. Pengendalian pengeluaran biaya yang telah mendapatkan persetujuan manajemen deng

an pengeluarannya. 2) Pusat Pendapatan (Revenue Center)

Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang keluarannya dapat diukur d engan satuan moneter, sedangkan masukannya tidak. Jadi, prestasi manajernya dini lai atas dasar pendapatan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpin. Dalam pus at pendapatan, keluaran (dalam bentuk pendapatan) diukur dengan satuan moneter, tetapi tidak terdapat hubungan yang erat dan nyata antara masukan (biaya) dengan pendapatan. Sebenarnya pengukuran prestasi manajer pusat pendapatan yang hanya berdasarkan tingkat penjualan dipandang terlalu sempit. Pengukuran itu perlu dit ambah dengan penilaian prestasi atas dasar laba atau kontribusi laba bruto, yait u dengan menganalisis laba kotor dengan laba bruto yang diharapkan atau dianggar kan. 3) Pusat Laba (Profit Center)

Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban dimana baik masukan (biaya yang dikon sumsi) maupun keluarannya (pendapatan yang berhasil dicapai) dapat diukur dengan satuan moneter. Selisih antara pendapatan dengan biaya adalah laba yang diperol eh atau rugi yang diderita. Pembentukan pusat laba memerlukan perincian tugas, pendelegasian wewenang dan ta nggung jawab serta dukungan informasi agar manajer yang bersangkutan dapat meren canakan kegiatan-kegiatan pada unit kerjanya dengan baik. 4) Pusat Investasi (Investment Center)

Pusat Investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang paling luas, karenanya m anajer berwenang dalam mengendalikan pendapatan dan biayanya, baik biaya operasi maupun biaya yang timbul sehubungan dengan usaha memperoleh sumber daya dan men entukan barang modal yang akan dibeli. Masalah utama dalam sebuah pusat investas i adalah laba yang dihasilkan dan harta yang digunakan untuk memperoleh laba ter sebut, yaitu apakah yang dihasilkan telah sebanding dengan modal yang diinvestas ikan. Manajemen pusat investasi diharapkan memperoleh laba sebesar jumlah yang d itetapkan untuk setiap nilai rupiah yang diinvestasikan. Prestasi pusat investas i ini diukur dengan menilai tingkat Residual, Income maupun tingkat Return On In vestment. D INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Manajemen dari berbagai jenjang organisasi suatu perusahaan memerlukan informas i keuangan untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan itu sendiri atau bagian nya. lnformasi keuangan ini merupakan masukan yang penting bagi para manajer dal am mengelola perusahaan atau bagiannya. Berbeda dengan pihak luar yang memerluka n informasi keuangan guna mengambil keputusan untuk menentukan hubungan mereka d engan suatu perusahaan, para manajer memerlukan informasi keuangan sebagai dasar untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan atau bagian yang dipimpin oleh ma najer yang bersangkutan. Informasi keuangan yang dibutuhkan oleh para manajer te rsebut diolah dan disajikan oleh tipe akuntansi. Oleh karena karakteristik keput usan yang dibuat oleh pihak luar berbeda dengan karakteristik keputusan yang dib uat oleh para manajer, maka ha! ini mempunyai dampak terhadap karakteristik sist em pengolahan informasi akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan tersebut. Informasi akuntansi pertanggungiawaban merupakan informasi biaya, pendapatan, d an aktiva yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap pusat p ertanggungjawaban tertentu. Dalam penyusunan anggaran, tiap manager dalam organi sasi merencanakan biaya dan pendapatan yang menjadi tanggungjawabnya di bawah ko ordinasi manajemen puncak. Pelaksanaan anggaran tersebut memerlukan informasi ak

untansi guna memantau sampai seberapa jauh tiap manajer tersebut melaksanakan re ncananya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar untuk menganalisis prestasi manager dan sekaligus untuk memotivasi para manager dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masingmasing. E INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT DALAM PENGENDALIAN M ANAJEMEN Informasi akuntansi pertanggungjawaban berguna dalam pengendalian manajemen, kar ena menekankan pada hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggungjaw ab terhadap perencanaan dan pelaksanaan. Pengendaban dapat dilakukan dengan cuma memberikan tanggungjawab kepada masing-masing manajer untuk merencanakan pendap atan dan atau biaya, dan berusaha mengajukan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut di bawah pengendaliannya. Dengan demikian anggaran harus disusun untuk setiap pusat pertanggungjawaban, ya ng dibebani tanggungjawab atas pendapatan dan biaya. Disamping itu melalui reali sasi dari setiap pusat pertanggungjawaban dibandingkan dengan anggarannya sehing ga dapat ditentukan selisih (Variance) dan anggaran. Selanjutnya selisih ini dap at digunakan sebagai dasar untuk menilai prestasi manager dari setiap pusat pert anggungjawaban. Dalam hal ini akuntansi pertanggungjawaban penting dalam proses perencanaan dan pengendalian kegiatan organisasi; karena dapat menekankan hubungan antara lnform asi dengan jasa yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pen gendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi manager untuk merenc anakan pendapatan dan atau biaya yang menjadi tanggungjawab dan kemudian menyaji kan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut menurut manager yang berta nggungjawab. Dengan demikian informasi yang ada melalui akuntansi pertanggungjaw aban dapat mencerminkan nilai yang dibuat oleh setiap manager dalam menggunakan berbagai sumber ekonomi untuk melaksanakan peran manager tersebut dalam mencapai tujuan perusahaan. Anggaran Anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara kuantitatif biasanya dalam satuan uang yang berjangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Penyusunan angga ran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran tiap manajer dalam melaksanak an program. Dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang bertanggungja wab untuk melaksanakan sebagian kegiatan untuk pencapaian tujuan perusahaan dan ditetapkan dana sumber ekonomi yang disediakan bagi pemegang tanggungjawab terse but untuk memungkinkan melaksanakan tanggungjawabnya. Sumber ekonomi yang disedi akan yang memungkinkan manager bertangggungjawab dalam upaya pencapaian tujuan p erusahaan tersebut diukur dengan satuan moneter standard yang berupa informasi a kuntansi. Penyusunan Anggaran dilakukan hanya jika tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur berbagai sumber ekonomi yang disediakan bagi ti ap manajer yang bertanggungjawab dalam usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan d alam tahun anggaran. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Ukur Kinerja Manager Informasi akuntansi adalah salah satu informasi terpenting bagi perusahaan. Namu n informasi akuntansi bukanlah merupakan satu-satunya informasi formal yang digu nakan oleh perusahaan ini. Selain informasi akuntansi, perusahaan ini juga mengg unakan informasi manajemen. Tujuanya adalah untuk menyajikan kepada manager meng enai informasi yang berguna dalam mengambil keputusan. Informasi akuntansi sangat berguna, baik untuk pihak intern organisasi perusahaa n maupun untuk pihak ekstern perusahaan. Bagi pihak intern. informasi akuntansi

sangat diperlukan untuk mengetahui hasil kerja dari para manager, hasil kerja te rsebut dapat berupa laporan. Sistem pelaporan pertanggungjawaban menyajikan info rmasi untuk pengendalian manajemen. Pada hakekatnya, sistem pelaporan pertanggun gjawaban juga dikenal sebagai sistem akuntansi pertanggungjawaban yang terdiri d ari seperangkat laporan di dalam suatu perusahaan. Pengukuran Kinerja Manager Pusat Pertanggungjawaban Prestasi kerja atau yang biasa juga disebut kinerja adalah kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian tujuan perusahaan oleh karena itu penguk uran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian bagi pencapaian tuju an perusahaan. Dalam mengevaluasi pengukuran kinerja manager pusat pertanggungja waban ada tiga kriteria yang digunakan yaitu efisiensi, efektivitas, dan ekonomi s. Efisiensi adalah perbandingan, antara output yang dihasilkan dengan besarnya input yang digunakan. Sedangkan efektivitas adalah hubungan antara output suatu pusat pertanggungjawaban yang sasarannya harus dicapai. Efektivitas selalu berhu bungan dengan tujuan organisasi sedang efisiensi tidak ekonomis dimaksudkan seba gai penggunaan sumber dana seminimal mungkin. Suatu pusat pertanggungjawaban dal am melaksanakan operasinya harus memenuhi ketiga kriteria di atas. Dari uraian m engenai berbagai tipe pusat pertanggungjawaban tersebut di atas, manajer pusat p ertanggungjawaban diukur prestasinya berdasarkan karakteristik masukan dan kelua rannya. Biaya merupakan tolok ukur prestasi bagi manajer pusat biaya, sedangkan pendapat an merupakan tolok ukur prestasi bagi manajer pusat pendapatan. Dalam pusat inve stasi rasio laba dengan investasi utau residual income dipakai sebagai tolok uku r prestasi manajer pusat pertanggungiawaban tersebut. Perlu diingat bahwa manaje r pusat pertanggungjawaban tidak hanya diukur prestasinya dengan menggunakan tol ok ukur keuangan saja, namun masih ada tolok ukur non keuangan yang digunakan un tuk mengukur prestasi manajer pusat pertanggungjawaban. F METODE PENGUKURAN KINERJA

Metode pengukuran kinerja merupakan satu hal yang penting dalam proses perencana an dan pengawasan. Melalui pengukuran perusahaan dapat memilih strategi dan stru ktur keuangannya dan menemukan phase out terhadap unit-unit bisnis yang tidak pr oduktif. Selama ini belum dirasakan adanya suatu metode penilaian yang secara ak urat dan komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan. Ditengah kekurangan alat ukur untuk menilai kinerja operasional, be berapa metode yang dapat dipergunakan antara lain: Analisa Rasio Anggaran Balance Scorecard Economic Value Added (EVA) Benchmarking. Pembebanan Tanggung Jawab Biaya Dalam Sistem Akuntansi Pertangungjawaban T radisional Proses penyusunan anggaran selalu menghadapi masalah penentuan wewenang manager atau suatu biaya. Dalam menentukan terkendalikan atau tidaknya suatu biaya, dice rminkan melalui biaya yang dikeluarkan ataukah melalui sumber daya yang dikonsum si sebagai contoh adalah biaya Departemen Listrik yang dinikmati manfaatnya oleh departemen produksi dan departemen lainnya dalam perusahaan. Jika terkendalinya biaya didasarkan pada sumber daya yang dikonsumsi, maka manager departemen prod uksi dan departemen lain sebagai konsumen sumber daya listrik dibebani tanggungj awab atas terjadinya biaya listrik tersebut, sedangkan jika terkendalinya biaya didasarkan atas biaya yang dikeluarkan maka manager departemen listrik dibebani tanggungjawab sepenuhnya terhadap biaya listrik tersebut.

METODE PEMBEBANAN TANGGUNGJAWAB BIAYA LISTRIK Metode I Pembebanan berdasarkan kapasitas pelayanan Dalam metode pembebanan tanggung jawab ini,biaya departemen listrik dibebankan b erdasarkan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan pokok departemen pemakai. Dengan c ara pembebanan ini, departemen pemakai dibebani biaya departemen penghasil jasa berdasarkan proporsi kapasitas yang disediakan oleh departemen penghasil jasa un tuk memenuhi kebutuhan pokok departemen pemakai. Dengan cara ini departemen pema kai akan dibebani dengan biaya yang tidak terkendalikan oleh mereka, karena biay a yang diterima oleh departemen pemakai dari alokasi akan sama, tidak peduli apa kah departemen pemakai menggunakan atau tidak menggunakan jasa departemen pengha sil jasa. Metode2 Pembebanan berdasarkan Kapasitas Pelayanan dan Pemakaian Dalam Metode ini, biaya departemen listrik dibebani tanggung jawab dengan 2 cara : 1. Biaya Tetap dibebankan berdasarkan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan pokok D epartemen pemakai 2. Biaya Variabel dibebankan berdasarkan pemakaian jasa oleh Departemen Pemakai. Dengan cara ini, Departemen Pemakai dibebani biaya tetap Departemen Penghasil ja sa berdasarkan proporsi kapasitas yang disediakan oleh Departemen Penghasil jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok Departemen pemakai biaya variabel departemen pen ghasil jasa berdasarkan proporsi jumlah kapasitas yang dipakai. Metode 3 Pembebanan berdasarkan Pemakaian Dalam metode ini, biaya departemen penghasil jasa dipandang dapat terkendalikan seluruhnya oleh departemen pemakai. Oleh karena itu, biaya departemen Listrik se besar dibebankan dengan cara membagi total biaya tersebut dengan total kebutuhan listrik Departemen produksi, Departemen produksi dibebani biaya Departemen List rik sebesar Rp0.333(Rp60.000/100.000) Rekayasa Informasi Pertanggungjawaban dalam Aktivity-based Responsibility Accounting Untuk memungkinkan majement melakukan pengelolaan aktivitas, sistem akuntasni pe rtanggungjawaban harus memisahkan biaya-penambah nilai dan biaya bukan-penambah nilai. Pemisahan biaya ini diperlukan agar manajement: 1. Dapat memusatkan perhatian mereka terhadap pengurangan dan alhirnya menghilangkan biaya-bukan-penambah nilai 2. Menyadari besarnya pemborosan yang sekarang sedang terjadi 3. Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas dengan menyajikan biya-buk an penambah nilai kepada manajemen dalam bentuk perbandingan antar periode Formula perhitungan Biaya-Penambah dan Bukan-Penambah Nilai adalah: Biaya-penambah Nilai = Kst * Hst Biaya-bukan-Penambah Nilai =(Kst KS)*Hst Keterangan : Kst : Kuantitas ideal cost diver KS : Kuantitas Sesungguhnya cost driver yang digunakan Hst : Harga Stndar per unit cost driver. Cost Driver adalah Suatu factor yang menjadi penyebab(pendorong timbulnya biaya

aktivita tertentu). Contoh: jika persiapan(set up) mesin sebelum produksi suatu pesanan dimulai meru pakan suatu aktivitas, maka biaya set up mesin timbul karena aktivitas set up dilaksanakan

You might also like