You are on page 1of 22

apendisitis

muun

Letak apendiks
Appendiks terletak di ujung sakrum kira-kira 2 cm di bawah anterior ileo saekum, bermuara di bagian posterior dan medial dari saekum. appendiks terletak pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3 tengah garis yang menghubungkan sias kanan dengan pusat.

Ukuran dan isi apendiks.


Panjang apendiks rata-rata 6 9 cm. Lebar 0,3 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan bersifat basa mengandung amilase dan musin.

Posisi apendiks
Laterosekal: di lateral kolon asendens. Di daerah inguinal: membelok ke arah di dinding abdomen. Pelvis minor.

Definisi
Peradangan pada apendiks(umbai cacing) yang mengenai seua lapisan dinding organ tersebut

klasifikasi
Appendicitis acuta tanpa perforasi (Simple Appendicitis Acuta). Appendicitis acuta dengan perforasi:
Lokal peritonitis. Abses. Peritonitis umum.

Appendicitis kronika

Etiologi
Terjadinya apendisitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. faktor pencetus : 1. obstruksi pada lumen apendiks karena adanya timbunan tinja yang keras ( fekalit) 2. hipeplasia jaringan limfoid 3. penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.

Manifestasi klinis
gejala kombinasi yang khas: Mual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam.

Demam bisa mencapai 37,8-38,8 Celsius. Pada bayi dan anak-anak,nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok.

Patofisiologi dan gejala klinis


Simple Appendicitis Acuta terdiri dari dua macam yaitu 1. Non Obstruktif 2. obstruktif.

1. Simple appendicitis acuta non obstruktif:


Biasanya yang mula-mula terserang oleh bakteri adalah mukosa (Catarrhal Appendicitis) menyebar keluar dinding appendix menjadi udem dan pembuluh darah vasodilatasi (merah) hemoragik infark nekrosis kecil-kecil (gangren) ulkus kecil-kecil serosa terkena (serosa appendiks = serosa peritoneum) memberikan reaksi untuk mengeluarkan fibrin eksudat yang putih omentum begerak menuju appendix untuk melokalisir/radang (LOCALIZED PERITONITIS).

Jika sembuh, jaringan appendix diganti dengan jaringan ikat sehingga dapat menimbulkan obstruksi. Ini akan menimbulkan CHRONIC APPENDICITIS atau APPENDICITICIS ACUTA lagi.

Gejala-gejala Simple appendicitis acuta non obstruktif:


Pada awalnya mengeluh tidak enak disekitar epigastrium umbilicus dan sering disertai dengan enek, anorexia, malaise dan muntah (VISCERAL PAIN). Nyeri menjalar ke kanan bawah disertai rasa sakit yang jelas. Rasa sakit di kanan bawah disebabkan karena infeksi sudah menerobos peritonium visceral, kemudian peritonium parietale (PARIETAL PAIN = nyeri karena terkena peritonium parietale). Jika appendix RETRO-CAECAL/PELVINAL maka gejala-gejala parietal pain terlambat

2. Simple appendicitis acuta obstruktif:


Terjadi jika ada obstruksi, misalnya fekalit, pembelokan atau desakan dari luar. Obstruktif di lumen appendix tetapi appendix tetap memproduksi mucous tekanan intra luminal meningkat vaskularisasi dinding appendix terganggu (mula-mula sistim vena terganggu karena tekanannya lebih rendah) vena membengkak memperburuk sirkulasi sistem arteri terganggu dinding mati gangren bakteri keluar PERITONITIS. Meso Appendix adalah bagian yang paling mudah terkena karena bagian ini paling sedikit mendapat pendarahan.

gejala
Gejala-gejala: mendadak dan bersifak kolik (hilang timbul). Jika infeksi ringan dapat timbul MUCOCELE. Jika infeksi berat dapat timbul PERFORASI. Jika infeksi sangat hebat dapat terjadi PERFORASI (FULMINATING) dan akhirnya timbul PERITONITIS GENERALISATA. Ini disebut APPENDICITIS TIPE FULMINATING

APPENDICITIS KRONIS
gejala klinis: 1. Reccurent/Interval Appendicitis: Penyakit sudah berulang ulang dan ada interval bebas Biasanya pada anamnesa ada appendicitis acuta kemudian sembuh, setelah beberapa lama kumat lagi tapi lebih ringan. Gejala utama dari kumat I dan kumat II dst adalah gejala DYSPEPSI (diare, mual-mual, enek, tidak enak makan). Pemeriksaan klinis: Nyeri di titik Mc Burneys tapi tidak ada defence.

2. Reccurent Appendicular Colic: Ada obstruksi pada lumen appendixnya. Gejala utama: kolik, tetapi tidak ada panas. Kolik disekitar umbilicus/ ke arah lateral/ epigastrium. Pemeriksaan fisik: Nyeri tekan di Appendix

DIAGNOSA BANDING APPENDICITIS ACUTA:


Gastroenteritis, urolitiasis pielum/ureter kanan, cholecystitis acuta, perforasi ulcus pepticum, diverticulum meckeli, demam dengue, limfadenitis mesenterica. Pada wanita: ruptured ovarian follicle, torsi kista ovarium kanan, salphyngitis/adnexitis, kehamilan ektopik terganggu (KET), endometriosis.

terapi
Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan. analgesik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan. Apendektomi (pembedahan untuk mengangkat apendiks) dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.

Apendektomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum atau spinal dengan insisi abdomen bawah atau dengan laparoskopi, yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif. Apendektomi Insidental dilakukan secara selektif untuk penderita resiko tinggi terjadinya apendisitis atau nyeri perut kuadran kanan bawah. Tujuan dari apendektomi insidental adalah untuk tindakan profilaksis.

prognosis
Dengan diagnosis dan pembedahan yang cepat, tingkat mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat kecil. Angka kematian lebih tinggi pada anak dan orang tua. Apabila appendiks tidak diangkat, dapat terjadi serangan berulang.

You might also like