You are on page 1of 4

Nama : Nawang Mustaqim NIM : 12.4.10100 Kelas Malam 1.

Lakukan uji validitas pertanyaan ke-6


resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Andi Budi Toni Yusuf Edi Nicolas Shinta Inggrit Stefani Indri Dewi Aulia Sulis Disti Desi Umi Kristina Indra Hari Laras 1 4 2 3 4 5 6 7 6 3 4 2 2 3 4 3 2 2 3 4 2 2 4 3 2 4 5 4 5 3 5 2 3 4 5 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 1 2 2 2 3 1 2 3 5 3 2 1 2 3 3 2 1 2 4 4 5 3 4 5 6 3 4 5 4 5 4 3 3 2 1 4 5 1 2 5 6 5 4 5 3 5 6 5 4 5 1 1 1 4 2 2 3 2 1 1 x 6 4 3 4 3 4 4 2 5 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 71 7 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 1 4 3 2 1 2 8 3 4 3 4 4 3 2 3 4 5 2 3 3 3 2 1 2 2 2 3 9 3 4 2 3 4 5 3 4 6 5 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 10 5 4 3 4 5 3 4 5 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 11 1 2 4 3 2 3 2 3 1 2 3 4 2 2 1 3 2 1 2 3 12 3 3 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 4 3 2 1 2 2 2 13 1 2 3 4 3 2 1 2 3 2 2 3 4 3 2 2 1 2 3 3 14 3 2 3 2 1 2 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 1 2 3 4 y y 43 43 39 47 47 48 46 48 48 45 38 37 39 44 32 34 36 36 32 38 820 xy 172 129 156 141 188 192 92 240 192 135 76 74 117 176 128 136 144 144 128 152 2912 y2 1849 1849 1521 2209 2209 2304 2116 2304 2304 2025 1444 1369 1521 1936 1024 1156 1296 1296 1024 1444 34200 x2 16 9 16 9 16 16 4 25 16 9 4 4 9 16 16 16 16 16 16 16 265

dan uji reliabilitas dengan metode genap-gasal!


resp Andi Budi Toni Yusuf Edi Nicolas Shinta Inggrit Stefani Indri Dewi Aulia Sulis Disti Desi Umi Kristina Indra Hari Laras 1 4 2 3 4 5 6 7 6 3 4 2 2 3 4 3 2 2 3 4 2 3 1 2 1 2 2 2 3 1 2 3 5 3 2 1 2 3 3 2 1 2 5 6 5 4 5 3 5 6 5 4 5 1 1 1 4 2 2 3 2 1 1 7 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 1 4 3 2 1 2 9 3 4 2 3 4 5 3 4 6 5 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 11 1 2 4 3 2 3 2 3 1 2 3 4 2 2 1 3 2 1 2 3 13 1 2 3 4 3 2 1 2 3 2 2 3 4 3 2 2 1 2 3 3 x 17 19 20 24 21 24 24 23 21 22 18 17 17 21 15 19 18 16 15 17 388 x2 289 361 400 576 441 576 576 529 441 484 324 289 289 441 225 361 324 256 225 289 7696 xy 442 456 380 552 546 576 528 575 567 506 360 340 374 483 255 285 324 320 255 357 8481 2 4 3 2 4 5 4 5 3 5 2 3 4 5 2 2 2 3 2 2 2 4 4 5 3 4 5 6 3 4 5 4 5 4 3 3 2 1 4 5 1 2 6 4 3 4 3 4 4 2 5 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 8 3 4 3 4 4 3 2 3 4 5 2 3 3 3 2 1 2 2 2 3 10 5 4 3 4 5 3 4 5 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 12 3 3 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 4 3 2 1 2 2 2 14 3 2 3 2 1 2 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 1 2 3 4 y 26 24 19 23 26 24 22 25 27 23 20 20 22 23 17 15 18 20 17 21 432 y2 676 576 361 529 676 576 484 625 729 529 400 400 484 529 289 225 324 400 289 441 9542

NO. 4. Ada empat tipe pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan dalam statistika, yakni: nominal, ordinal, interval, dan rasio. 1. Nominal Skala Nominal merupakan skala yang paling lemah/rendah diantara skala pengukuran yang ada. Skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya berdasarkan nama (predikat). Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi obyek, individual atau kelompok dalam bentuk kategori. Misalnya, jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan. Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori, tanpa memiliki nilai instrinsik dan tidak memiliki arti apa pun. Kita tidak bisa mengatakan perempuan dua kali dari laki-laki. Kita bisa saja mengkode laki-laki menjadi 2 dan perempuan dengan kode 1, atau bilangan apapun asal kodenya berbeda antara laki-laki dan perempuan. Misalnya lagi untuk agama, kita bisa mengkode 1=Islam, 2=Kristen, 3=Hindu, 4=Budha dstnya. Kita bisa menukar angka-angka tersebut, selama suatu karakteristik memiliki angka yang berbeda dengan karakteristik lainnya. 2. Ordinal Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering juga disebut dengan skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu. Misalnya tingkat kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas. Atau misalnya dalam suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya. Dalam skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita ingin mengganti angka-angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau dari kecil ke besar. Jadi, tidak boleh kita buat 1=sangat puas, 2=tidak puas, 3=puas dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas, 3=kurang puas dstnya. 3. Interval Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian, skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki jarak, tetapi jarak tersebut belum merupakan kelipatan. Pengertian jarak belum merupakan kelipatan ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak. Misalnya pada pengukuran suhu. Kalau ada tiga daerah dengan suhu daerah A = 10oC, daerah B = 15oC dan daerah C=20oC. Kita bisa mengatakan bahwa selisih suhu daerah B, 5oC lebih panas dibandingkan daerah A, dan selisih suhu daerah C dengan daerah B adalah 5oC. Contoh lainnya, misalnya dua orang murid, si A mendapat nilai 70 sedangkan si B mendapat nilai 35. Kita tidak bisa mengatakan si A dua kali lebih pintar dibandingkan si B. (Kenapa ?) Skala interval ini sudah benar-benar angka dan, kita sudah dapat menerapkan semua operasi matematika serta peralatan statistik kecuali yang berdasarkan pada rasio seperti koefisien variasi. 4. Skala rasio

Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapat semua karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya, pada skala ratio, pengukuran sudah mempunyai nilai perbandingan/rasio. Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio yang sering digunakan adalah pengukuran tinggi dan berat. Misalnya berat benda A adalah 30 kg, sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka dapat dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A. Contoh lain : tinggi Ayah adalah 180 cm, sedangkan tinggi Anak adalah 90 cm. maka bias dikatakan bahwa tinggi Ayah dua kali tinggi Anak. NO. 5 Macam-Macam data menurut wujudnya ( Data Kuantitatif ) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut: a. Data Diskrit Yaitu data yang hanya mempunyai sejumlah terbatas nilai-nilai. Contoh: Jumlah mahasiswa di sebuah universitas. Banyaknya masyarakat yang memakai kendaraan roda dua di daerah Purwokerto. b. Data Kontinu. Yaitu data yang secara teoritis dapat menjalani setiap nilai. Disebut juga nilai pengamatan kuantitatif kontinyu. Contoh: Pengukuran debit air di bendungan. Pengukuran tingkat curah hujan di daerah Bandung.

You might also like