You are on page 1of 19

Idiom ( (

May 28 Posted by amaliaelfanani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Idiom adalah kumpulan dua kata atau lebih yang menjadi satu kesatuan atau ungkapan yang tidak bisa difahami secara harfiyah karena mempunyai makna yang berbeda dari kata-kata yang membentuknya, sehingga harus difahami secara konteks dan diterjemahkan dengan mencarikan padanannya dalam bahasa sasaran. Idiom dalam bahasa Arab bisa berupa gabungan kata dengan preposisi, gabungan kata dengan kata, dan peribahasa/ungkapan. Idiom bisa ditemukan dalam berbagai kamus, gabungan kata dan preposisi dan gabungan kata dengan kata dapat ditemukan di kamus Al-Ashry, Al-Munjid, Al-Munawwir, Al-Mawrid, dan lain-lain. Sedangkan idiom yang berupa ungkapan atau peribahasa dapat ditemukan di AlMunjid. Adapun padanannya dalam bahasa Indonesia dapat dicari sendiri.baca lanjutannyaok B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan tentang pengertian Idiom? 2. Jelaskan tentang macam-macam Idiom? 3. Jelaskan tentang karakteristik Idiom? 4. Jelaskan sumber-sumber Idiom dalam bahasa Arab? C. Tujuan a. Mengerti tentang pengertian Idiom b. Mengerti tentang macam-macam Idiom c. Mengerti tentang karakteristik Idiom d. Mengerti sumber-sumber Idiom dalam bahasa Arab BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Idiom Salah satu jenis ungkapan yang terdapat dalam semua bahasa, tetapi yang sangat khas untuk tiap bahasa adalah Idiom. Dalam bahasa Arab idiom bisa digunakan dengan . Adapun pengertian idiom secara istilah adalah sebagai berikut: 1. Menurut Munir Baalbaki Idiom adalah ungkapan yang mempunyai makna yang mana tidak mungkin difahami secara kataperkata saja. 2. Beekmaan dan Callow (1974) dalam Larson menjelaskan idiom yaitu ungkapan untuk dua kata atau lebih yang tidak dapat dimengerti secara harfiah dan secara semantis berfungsi sebagai satu kesatuan. 3. Idiom adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang membentuk makna baru. Makna baru tersebut tidak dapat diramalkan atau dicocokkan dari makna unsur-unsurnya. 4. Longman mendefinisikan pengetian idiom adalah: Group of word in a fixed order having a

particular meaning different from the meanings of each word understood on its own. Idiom adalah kumpulan kata-kata yang memiliki makna khusus yang berbeda dengan makna tiap-tiap kata dalam pengertian kata itu sendiri. 5. Idiom adalah ungkapan atau kumpulan kata yang tidak bisa kita fahami maknanya secara harfiah setiap katanya. 6. Is an expression which can not be understood from internal meanings of the words of which it composed. For this matter an idiom should be learned in context. Idiom adalah suatu ungkapan yang tidak bisa difahami dengan makna harfiyah kata-kata yang menyusunnya. Dalam hal ini idiom bisa dilihat dari makna konteks. 7. Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna unnsurunsurnya, baik secara leksikal maupun gramatikal. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa: (1). Idiom bisa terdiri dua kata atau lebih yang menjadi satu kesatuan ataupun bisa berupa ungkapan, (2). Idiom tidak bisa diterjemahkan dan difahami secara harfiyah karena kata-kata tersebut mempunyai m,akan berbeda dari kata-kata yang menjadi bagiannya, (3). Idiom harus difahami dan diterjemahkan dengan melihat konteks dan melihat padanannya dalam bahasa sasaran. B. Macam-macam Idiom Idiom ini dibagi menjadi 2 macam yaitu 1. Idiom Penuh Idiom penuh adalah idiom yang semua unsur-unsurnya sudah melebur menjadi satu kesatuan, sehingga makna yang dimiliki berasal dari seluruh kesatuan itu. Contoh : Menjual gigi = tertawa keras-keras Membanting tulang = bekerja keras Meja hijau = pengadilan 2. Idiom Sebagian Idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikalnya sendiri. Contoh : Buku Putih = Buku yang memuat keterangan resmi mengenai suatu kasus. Daftar Hitam = Daftar yang memuat nama-nama orang yang diduga atau dicurigai berbuat kejahatan. Koran Kuning = Koran yang biasanya memuat sensasi. Pada contoh tersebut, kata buku, daftar, Koran masih memiliki makna leksikalnya. macam-macam idiom berdasarkan konstruksi yang membentuknya menurut Kridalaksana dalam Imamuddin (2001) bisa berupa: a. Konstruksi dari unsur-unsur yang saling memilih masing-masing anggota mempunyai makna yang ada hanya karena bersama yang lain. engertian ini mengacu pada gabungan kata dengan preposisi seperti kata: yang bermakna mengambil ketika kata ini bergabung dengan preposisi yang bermakna dengan dan menjadi bukan bermakna mengambil dengan tetapi bermakna melakukan. Di sini harus dilihat bahwa tidak bisa langsung diterjemahkan satu persatu kemudian makna kata tersebut digabungkan, tetapi gabungan kata dengan preposisi tersebut menjadi satu kesatuan yang bermakna lain dari makna kata jika berdiri sendiri, karena

ketika digabungkan akan mempunyai makna yang baru. Contoh: No Kata Preposisi Gabungan kata dan Preposisi Makna 1 berdiri dengan Melakukan 2 Mendengkur Dengan: naknasegneM 3 Menangkis: Dari/Tentang: Membela atau mempertahankan 4 Mengetahui: Di atas: Mengatur 5 Mati: Dengan: Mencampur b. Kontruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-anggotanya. engertian ini mengacu pada gabungan kata dengan kata lain seperti kata yang bermakna berat ketika bergabung dengan yang bermakna darah lalu menjadi , bukan berarti bermakna berat darahnya tetapi bermakna tidak disukai orangnya. contoh: No Kata 1 Kata 2 Gabungan kata 1 dan 2 Makna 1 anjang: Hati: Penyabar 2 anjang: Lidah: Yang lancang/Kurang Ajar 3 Tuan: Hari:

Hari Jumat 4 Ibu: Buku: Surat Al-Fatihah c. Ungkapan yang bisa diterjemahkan dengan penerjemahan para frase atau pengungkapan bebas mutlak dapat juga digunakan ungkapan bahasa sasaran yang selaras. (Midred L Larson, 1989: 121) Seperti menterjemahkan peribahasa (tamsil) metafora, bahasa adat atau yang lainnya. Dengan demikian penerjemahan peribahasa atau ungkapan tak perlu diterjemahkan secara harfiah, karena mungkin ungkapan tersebut tidak lazim pada bahasa sasaran tetapi bisa dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran atau cukup maksudnya saja. Misalnya: terjemahan harfiah: Mata melihat sedangkan tangan pendek. Dapat disepadankan dengan maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai. enerjemahan ungkapan ini harus juga diselaraskan dengan ungkapan yang lazim digunakan dalam bahasa sasaran. Contoh lain: terjemahan harfiah: Janganlah kamu palingkan pipimu dari manusia. Ungkapan memalingkan pipi dalam bahasa Indonesia tidak lazim maka ungkapan yang biasa dipakai adalah memalingkan muka. Contoh: No Padanan dalam bahasa Indonesia Idiom dalam bahasa Arab 1 enyesalan akhir tiada guna 2 Rajin pangkal pandai malas pangkal bodoh 3 Cinta itu buta 4 Tak ada gading yang tak retak 5 Diam itu emas C. Karakteristik Idiom( ) :

1. . 2. . 3. . 4. : . ) ( D. Sumber Sumber Idiom Bahasa Arab 1. Al-Quran (atau Banyak sumber Idiom yang terdapat di Al-Quran diantaranya pada lafadz (mendengarkan dengan penuh yang menggunakan pendengarannya) bermakna perhatian). yaitu pada firman Allah: )itsap uti naikimed gnay adap huggnus terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan )pendengarannya, sedang dia menyaksikannya 2. Hadits Nabawi Idiom yang terdapat dalam Hadits Nabawi diantaranya pada lafadz: (berpegang teguh), yaitu pada sabda Rosulullah (menggigit) bermakna saw: )uk hannus adap tapadret )dan sunnah khulafaur rosyidin dan kemudian gigitlah 3. . . 4. Syiir bermakna Banyak terdapat didalamnya seperti lafadz :hawabid riiys adap tapadret utiay 5. .

. : 6. . . . . BAB III<! PENUTUP Kesimpulan 1) Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa: (1). Idiom bisa terdiri dua kata atau lebih yang menjadi satu kesatuan ataupun bisa berupa ungkapan, (2). Idiom tidak bisa diterjemahkan dan difahami secara harfiyah karena kata-kata tersebut mempunyai m,akan berbeda dari kata-kata yang menjadi bagiannya, (3). Idiom harus difahami dan diterjemahkan dengan melihat konteks dan melihat padanannya dalam bahasa sasaran. 2) Idiom ini dibagi menjadi 2 macam yaitu 1. Idiom Penuh 2. Idiom Sebagian 3) macam-macam idiom berdasarkan konstruksi yang membentuknya menurut Kridalaksana dalam Imamuddin (2001) bisa berupa: a. Konstruksi dari unsur-unsur yang saling memilih masing-masing anggota mempunyai makna yang ada hanya karena bersama yang lain. b. Kontruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-anggotanya. c. Ungkapan yang bisa diterjemahkan dengan penerjemahan para frase atau pengungkapan bebas mutlak dapat juga digunakan ungkapan bahasa sasaran yang selaras. 4) Karakteristik Idiom( ) Ada empat: - . - - . - . 5) Sumber Sumber Idiom Bahasa Arab ) a. Al-Quran b. Hadits Nabawi

c. d. Syiir e. f. DAFTAR PUSTAKA . 1997 30 Abdul Chaer, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003 Ali, Atabik & Ahmad Zuhdi Muhdlor.. Kamus Al-Ashr. Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum. 1996 Ba'albaki, Munir. AL-Mawrid. Bairut: Dar El-Ilm Lil-Malayin.2002 Imamuddin, Basuni. 2001. Al-Qomus al Araby Assiyaqiy. Jakarta : Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Larson, Mildred L., (Terjemah) Penerjemahan Berdasarkan Makna, Jakarta. Arcan. 1989 Longman. Dictionary Of The English Language. London: Brest Britain.1995 M. Afifuddin Dimyati, Muhadharah Fi Ilm Lugah Ijtimai Surabaya Dar al-Ulum alLughawiyah, 2010 M.Mudlofar, BAHASA DAN SASTRA INDONESIA, :CV Gema wacana alief Muhammad Ismail. Dalilul Mutarjim. Riyadh: Dar El-ulum,1985 Sabrony Dkk. Translation. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,2001 314 2 712 283 1 : 7618891

amaliaelfanani.wordpress.com/2012/.../idiom- - / - Cached 28 Mei 2012

JENIS DAN KONSTRUKSI IDIOM DALAM BAHASA ARAB JENIS DAN KONSTRUKSI IDIOM DALAM BAHASA ARAB Nurhidayati jaoeharalmoenawar.blogspot.com/.../jenis-dan-konstruksi-idiom-dalam-bahasa.html : .. : : . : . Dalam berbahasa kita sering menemukan bahasa yang telah teradatkan, artinya bahasa yang sudah biasa dipakai seperti itu dalam suatu bahasa oleh para pemakainya. Mengenai idiom ini sering tidak dapat ditanyakan lagi mengapa begitu kata itu dipakai, mengapa begitu susunan dan artinya. Hubungan makna idiom dengan kata pembentuknya sering tidak jelas, oleh karena itu idiom tidak dapat dialihkan secara harfiah ke dalam bahasa lain; idiom harus menuruti arti sebenarnya dari ungkapan itu atau menggantikannya dengan ungkapan yang semakna dengan idiom tersebut. Kesalahan pemakaian idiom sering dilakukan karena (1) Kekurang cermatan berbahasa, (2) Ketidaktahuan, (3) Kemalasan, dan (4) Ketiadaan rasa cinta akan bahasa yang baik dan benar. Idiom dalam setiap bahasa tidak dapat diubah-ubah, ditambah dan dikurangi. Dengan berpijak pada masalah tersebut, penulis ingin memberikan uraian mengenai idiom, jenis dan konstruksinya agar dapat membantu pemahaman mengenai idiom dalam bahasa Arab. PENGERTIAN IDIOM Secara leksikal, idiom bermakna langgam suara atau corak khas dan juga bermakna hal yang berhubungan dengan ungkapan atau penggunaan ungkapan (Echol dkk, 1990:310). Menurut Pateda (1986: 29) Idiom disebut juga ungkapan tetap. Dalam bidang linguistik idiom diartikan dengan satuan bahasa (kata, frasa, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat ditarik dari kaidah umum gramatikal yang berlaku dalam bahasa tersebut, atau tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur-unsur yang membentuknya (Choer, 1986:7). Kridalakasana (1984) menyebutkan makna idiom adalah konstruksi unsur-unsur yang saling memilih, masing-masing anggota mempunyai makna yang ada hanya karena bersama yang lain, atau kontstruksi yang maknanya tidak sama dengan masing-masing unsur pembentuknya. Menurut Al-Khuli dalam (Imamuddin & Ishaq, 2003:VI), idiom adalah konstruksi kata yang maknanya secara keseluruhan berbeda dengan makna masing-masing unsurnya, sedang Cyssco (2000) menyebutkan bahwa idiom adalah suatu ungkapan yang terdiri dari beberapa kata yang punya satu arti atau pengertian tertentuyang tidak mungkin bias dimengerti atau dipahami neraca kata demi kata yang membentuknya. Dalam bahasa Indonesia ada idiom menjual gigi yang bermakna tertawa keras (Choer:1986). Makna tersebut tidak dapat diperoleh, jika kata menjual tidak digabungkan dengan kata gigi. Idiom rumah batu yang bermakna pegadaian (Choer:1986). Makna tersebut juga tidak bisa diperoleh, jika kata rumah tidak digabungkan dengan kata batu.

Dalam bahasa Inggris terdapat idiom a black list yang bermakna daftar nama orang-orang yang salah (Murdibyono:1989). A black bermakna hitam dan list bermakna daftar atau catatan. Setelah kata itu digabung maka membentuk makna baru yang tidak sama dengan makna unsur-unsur pembentuknya. Contoh lain a white color job yang bermakna pekerjaan hantaran (Murdibyono:1989). Makna tersebut dihasilkan dari gabungan kata a white yang bermakna sebuah benda atau sesuatu yang putih, color yang bermakna warna dan job yang bermakna jabatan. Dalam bahasa Arab terdapat idiom yang bermakna lelaki penghianat (Imamuddin & Ishaq, 2003:142). Ungkapan tersebut merupakan hasil gabungan dari kata bermakna orang laki-laki dan bermakna serigala, yang bermakna daerah daerah sekitar kota (Munawwir:1984). Kata tersebut merupakan hasil gabungan dari kata yang bermakna hitam dan yang bermakna kota. Contoh lain misalnya yang bermakna marmut (Munawwir:1984). Makna tersebut sebagai hasil dari gabungan kata yang bermakna tikus dan yang berarti gunung. Disebutkan bahwa makna idiom tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur-unsur yang membentuknya. Akan tetapi, secara histories-komparatif dan etimologis tampak masih bisa dicari kaitan makna keseluruhannya. Berikut ini contoh idiom yang masih bisa dicari kaitan makna leksikal unsur-unsur pembentuknya. bermakna suka mencuri. Adapun makna leksikal dari kata adalah ringan dan bermakna tangan. Ada hubungan komparatif antara ungkapan ringan tangan dan kata suka mencuri yaitu tangan yang mudah digerakkan untuk mencuri. Contoh kedua yang bermakna rendah diri. Secara leksikal kata bermakna kendaraan dan bermakna kurang. Secara etimologis ada kaitan antara kata kurang dan rendah diri. Contoh ketiga yang bermakna memutarbalikkan fakta atau keadaan. Adapun makna leksikal dari unsur-unsur idiom tersebut adalah mendirikan atau menegakkan dunia dan mendudukkannya, maka dalam hal ini ada hubungan secara etimologis. Contoh keempat bermakna ragu-ragu (Luis:1989). Adapun makna leksikal dari ungkapan tersebut adalah mendahulukan satu kaki dan mengakhirkan yang lain. Secara etimologis ada kaitan antara makna tersebut, yaitu melakukan pekerjaan yang tidak pasti. Adapun contoh idiom yang maknanya sama sekali tidak bisa dinalarkan atas makna leksikal unsurunsurnya adalah yang bermakna kebohongan (Munawwir, 1984:952). Jika idiom tersebut unsur-unsurnya diartikan secara leksikal, maka berarti anak perempuan dan bermakna lembah. Contoh kedua bermakna burung gagak (Munawwir, 1984:3). Idiom tersebut apabila dianalisa unsur-unsur leksikalnya adalah bermakna pengikut dan bermakna pangkal paha sampai mata kaki. Contoh ketiga bermakna panas (Munawwir, 1984:815). Adapun makna leksikal dari unsur-unsur tersebut adalah bermakna ibu dan bermakna sangat penyabar. Contoh keempat bermakna garam (Munawwir, 1984:815). Adapun makna leksikalnya dari unsur-unsur tersebut adalah bermakna bapak atau yang mempunyai anak dan bermakna penyabar. Dalam perkembangan selanjutnya penggunaan istilah idiom dan ungkapan bertolak dari sudut pandang yang berbeda. Demikian halnya dengan metofora. Perbedaan antara idiom, ungkapan, dan metafora terletak pada segi sudut pandang saja. Disebut idiom apabila ditinjau dari segi makna, disebut ungkapan jika ditinjau dari segi ekspresi kebahasaan, dan disebut metafora jika ditinjau dari segi cara

menggunakannya, yakni yang lebih ditekankan pada perbandingan (Pateda, 1986:30). Sebagai contoh idiom dalam bahasa Indonesia raja siang. Kata ini disebut idiom jika ditinjau dari segi maknanya, yakni bermakna matahari. Makna tersebut diperoleh dari gabungan kata raja dan siang. Contoh ini disebut ungkapan bila ditinjau dari segi ekspresi kebahasaan yaitu mengekspresikan maksud kata matahari dan raja siang. Contoh ini disebut metafora jika ditinjau dari segi cara menggunakan atau membandingkan antara raja siang dan matahari. Dalam bahasa Arab ada ungkapan yang berarti orang yang sangat panjang umurnya (Luis:1986). Dari segi makna ungkapan itu disebut idiom, makna tersebut diperoleh karena kata yang bermakna lebih panjang bergabung dengan kata yang bermakna ular. Contoh ini disebut ungkapan, jika yang dimaksud untuk mengekspresikan maksud sangat panjang umur dengan ungkapan dan disebut metafora, jika ditinjau dari segi cara membandingkan yaitu membandingkan orang yang panjang umur dengan ular. JENIS-JENIS IDIOM Ditinjau dari segi kesatuan makna yang diemban oleh suatu idiom, idiom dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu idiom penuh dan idiom sebagian (Choer, 1986:8). Idiom penuh yaitu idiom yang unsurunsur pembentuknya sudah merupakan satu kesatuan makna, contoh: bermakna sudah banyak pengalaman. bermakna berbuat baik pada keluarga (Luis:1984). Secara leksikal makna kata dalah makan dan minum, sedang bermakna waktu atau zaman. Adapun makna leksikal dari kata adalah minyak dan kata adalah tepung. Termasuk dalam kelompok idiom penuh ini adalah kata-kata yang diawali dengan abu, ummu (kunyah: julukan) misalnya dan karena kata tersebut mempunyai makna yang sama sekali berbeda dengan makna unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini bisa kita bandingkan dengan contoh idiom dalam bahasa Indonesia ibu akar bermakna pokok atau pangkal, ibu bapak bermakna orang tua, ibu jari bermakna jari yang terbesar, ibu kota yang bermakna kota yang menjadi pusat pemerintahan (Choer:1986). Kata ibu dalam contoh-contoh tersebut berubah maknanya sesuai dengan yang mengikutinya. Idiom sebagian yaitu idiom yang sebagian unsurnya tetap dalam makna leksikalnya, misalnya yang berarti daftar sesuatu atau orang atau hal-hal yang tidak baik atau tidak disukai. Kata tetap pada arti daftar atau catatatan, sedang bermakna sesuatu atau orang atau hal-hal yang tidak baik atau tidak disukai. Hal ini merupakan pergeseran dari makna leksikal hitam. Termasuk dalam kelompok ini adalah idiom yang tersusun dari kata dan huruf jar, yang berfungsi untuk mengubah verba instransitif menjadi verba transitif, contoh: kata makna leksikalnya adalah pergi dn setelah bergabung dengan huruf jar (bi) berubah maknanya menjadi memergikan. Huruf jar yang mengikuti verba dan mengubahnya menjadi verba transitif senantiasa mengiringi kata tersebut meskipun sudah berubah bentuk menjadi isim fail, isim maful dan masdar. KONSTRUKSI IDIOM Ditinjau dari konstruksinya, idiom dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kata, frasa dan kalimat (Choer, 1986:8). Dalam bahasa Inggris ada delapan idiom yang sering dipakai, yaitu idiom yang merupakan: (a) Gabungan dari kata sifat dan kata benda, (b) Gabungan dari dua kata benda, (c)

Gabungan dari dua kata sifat, (d) Gabungan dari compound adjective dan kata benda, (e) Gabungan dari dua kata keterangan, (f) Idiom yang menggunakan anggota badan, (g) Idiom yang menggunakan warna, (h) Idiom yang menggunakan kata kerja (Murdibyono, 1989:208). IDIOM YANG BERUPA KATA Dalam bahasa Arab idiom yang berupa kata terdapat pada bentuk nisbah dan tarkib mazji. Idiom yang berbentuk nisbah misalnya kata . Kata berasal dari kata yang bermakna udara dan ya nisbah. Dua unsur tersebut setelah bergabung mempunyai makna yang berarti pengecut (Luis, 1986:879). Sementara itu, idiom yang tersusun dari tarkib mazji misalkan . Kata adalah nama sebuah kota. Ia terbentuk dari kata kerja yang berarti hadir dan yang berarti mati. IDIOM YANG BERUPA FRASA Idiom yang berupa frasa dapat dilihat pada konstruksi berikut: a. Idiom yang terdiri dari unsur fiil dan huru jar, contoh: bermakna benci, bermakna suka, bermakna enggan, bermakna memukul, bermakna mencari, mengkaji, dan bermakna membahas, mengebor. b. Idiom yang terdiri dari unsur huruf jar dan isim majrur, contoh: bermakna dengan izinmu, bermakna tak lama, bermakna sejak dua hari/ bulan, bermakna tanpa pertimbangan. c. Idiom yang terdiri dari unsur dzaraf dan isim, contoh: bermakna atas perintah, bermakna atas permintaan. d. Idiom yang terdiri dari unsur mudzaf dan mudzaf ilaih, contoh bermakna ular naga, bermakna sejenis anjing huta, bermakna sebutan yang baik, bermakna tanjung, bermakna daftar orang-orang yang bersalah, bermakna kaki bukit (Munawwir:1984), bermakna atau perut gadis, bermakna atau sangat panas, bermakna atau awal siang, bermakna atau sesudah waktu isyak, bermakna atau sisa cahaya merah matahari di ufuk barat (Mauzhur:1994). e. Idiom yang terdiri dari naat dan manut, contoh: bermakna nama tempat di laing, bermakna benang fajar, bermakna mati mendadak, bermakna sumur yang dalam airnya. f. Idiom yang terdiri dari compound huruf jar majrur, contoh: bermakna makin, bermakna kadang-kadang. g. Idiom yang terdiri dari compound dzaraf dan jar majrur, contoh: bermakna saling bahu membahu atau gotong royong (Munawwir:1984) IDIOM YANG BERUPA KALIMAT Idiom yang berupa kalimat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) Idiom yang tersusun berupa jumlah filiyah dan (2) Idiom yang tersusun berupa jumlah ismiyah. Berikut ini dikemukakan beberapa contoh idiom berupa jumlah filiyah bermakna saya jengkel, dia mengingkari apa yang telah dikatakan, bermakna dia tomak,

bermakna dia mecela diri sendiri, bermakna membatui, bermakna lari, bermakna mati, bermakna menempeleng (Munawwir:1984), bermakna setuju, bermakna melawan (Im & Js. 2003:1), bermakna mukanya merah, bermakna meninggal (274-275). Contoh idiom yang tersusun dari jumlah ismiyah bermakna yang paling mulia dari suatu kaum, bermakna fulan musuh, bermakna mereka menonton (Munawwir:1984). bermakna diam/ tenang (2003:210). SIMPULAN Idiom bermakna atau ungkapan. Dalam bidang linguistik idiom bermakna satuan bahasa yang maknanya tidak dapat ditarik dari kaidah umum gramatikal yang berlaku dalam bahasa tersebut. Ditinjau dari kasatuan makna, idiom dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu idiom penuh dan idiom sebagian. Bila ditinjau dari segi konstruksi unsur-unsurnya, idiom dapat berupa kata, frasa, dan kalimat. DAFTAR RUJUKAN Choer, Abdul. 1986. Kamus idiom Bahasa Indonesia. Flores Ende: Nusa Indah Cyssco, Dhanny R. 2000. Kamus Idiom Inggris-Indonesia. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Dramedia. Echols, M. Jhon dan Shadily, Hassan. 1990. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. Imamuddin B. & Ishaq N. 2003. Kamus Idiom Arab - Indonesia Pola Aktif. Depok: Ulinuha Press Kridalaksana Harimurti. 1984. Kamus Linguistik Edisi kedua. Jakarta: PT Gramedia. Luis Maluf. 1989. Al-Munjid fil Lughah wal Alam. Beirut: Darul Masyriq. Mandhur, Abil Fadli Jamaluddin Muhammad bin Mukrim. 1994. Lisanul Arab. Beirut: Darus Shadr. Mudibyono. 1989. Suplemen Bahasa Inggris. Malang: IKIP Malang. Pateda, Mansur. 1986. Sematik Leksikal. Flores Ende: Nusa Indah. Tarigan HG. 1984. Pengajaran Kosa Kata. Bandung: Angkasa. Tarigan HG. 1985. Prinsip-prinsip Dasar Sintaksis. Bandung: Angkasa. Diposkan oleh Jauhar Ibn Hasan Munawar di 17.02

:Mengenal ragam idiom dalam bahasa arab rizaliaqurani.blogspot.com/.../mengenal-ragam-idiom-dalam-bahasa-arab.html

memerintah fulan untuk .

...... = ..... = ..... = ..... =

sampai di melaksanakan .. = mendengarkan beriman kepada .. = mengerjakan berhubungan dengan .. =

.....

merayakan bekerja sama dengan .. =

.....

membawa kita wajib =

..... = =

.....

menyampaikan + - sabar menghadapi = tentu tidak memerlukan/membutuhkan =

= =

) (

memberi izin mengajak fulan untuk .. =

..... suka, cinta =

.....

membawa

= benci = ..... dari +

.....

jauh =

dekat dari

berkata kepada ..

Jumat, 21 Januari 2011


Sekilas Tentang Idiom pujanggatimurtengah.blogspot.com/2011/.../sekilas-tentang-idiom.html tulisan ini banya sebuah kegelisahan yang saya tuangkan. mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi bahan perbincangan semua pihak. Sekilas berbicara mengenai bahasa, tetntu di dalam semua bahasa memiliki idiom sebagai variasi dalam mengungkapkan makna dari bahasa tersebut, terutama dalam bahasa yang kaya, atau bahasa yang memiliki warisan kebudayaan yang sangat tinggi. Dalam tulisan ini saya akan mencoba membahas, 1) pengertian idiom, 2) idiom di dalam bahasa Indonesia, 3) idiom dalam Bahasa Arab. A. Definisi Dalam kamus Oxford (Jilid I, 1992:471) istilah latin idiom dikenal dengan Idioma, dan dalam bahasa yunani istilah idiom ditulis dengan Idim, yang memiliki arti special phrasing form bentuk kalimat khusus. Lalu dalam kamus Websters New World Dictianary (1951: 721), idiom memiliki arti peculiar phraseology atau penysunan kata-kata yang aneh. Di dalam kamus ini dijelaskan pula bahwa idiom, 1. The Language or dialect of people region, class, etc. 2. The usual way in which word of a language are joned to gethe, to express thought. 3. An accepted phrase, contruction, or expression, contrary to the usually patterns of the language or having a meaning different from the literal. 4. The style of expression characteristic of an individual as the idiom of Carlyle. Jadi dengan demikian, dapat diketahui bahawa idiom terjadi pada bahasa atau dialek masyarakat dalam suatu wilayah, lalu diterangkan bahwa idiom merupakan penggabungan kata dalam sebuah bahasa untuk mengekspresikan pikiran, bentuk kalimat khusus, penyusunan kata-kata yang khas, idiom memiliki makna yang berbeda dari makna aslinya (literal), idiom adalah gaya ekspresi dari idividu, kontruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat dari Jeseph H.F dan David B.C (721: 1951), Julius dan Susanto M (2002: 417), Kridalaksana (2009:90), Mc Arthur T dan Fery (1992: 472).

Dan pola-pola struktur idiom, terdapat struktur yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya bentuk frase, dan artinya tidak bisa diterangkan secara logis atau gramatikal (Hidayat, dan Rahmani 2006:123) karena idiom merupakan fenomena dalam pemakaian bahasa yang dilakukan oleh penutur bahasa. B. Idiom Dalam Bahasa Indonesia Lalu bagaimana dengan pengertian idiom dalam bahasa Indonesia dan pembagiannya, dimana. Chaer, A (2007: 296) membagi idiom menjadi beberap macam macam, 1. Idiom penuh, merupakan idiom yang semua unsur-unsurnya sudah membaur menjadi satu kesatuan, sehingga maknanya terkandung dari kesatuan tersebut, contoh, panjang tangan yang memiliki arti orang yang suka mencuri, 2. Idiom sebagian, dalam idiom ini salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikal. Contoh, buku hitam yang memiliki arti buku catatan mengenai orang telah melakukan tindak kriminal, dari idom ini kata buku masih memiliki makna leksikalnnya. 3. Idiom yang maknanya tidak bisa diramalkan (Peribahasa), dalam menyelami makna idiom ini, tidak bisa dilakukan secara leksikal maupu gramatikal. Contoh, bektok tikoro di dalam bahasa Sunda yang berarti susah dalam rezeki, makna dari peribahasa tersebut bisa diketahui dengan melakukan asosiasi. Makna peribahasa ini memiliki asosiasi bahwa tenggorokan yang membengkok tentu sulit untuk melakukan kegiatan makan dan minum meskipun banyak serta sulit menikmatinya. pengertian idiom tersebut terdapat disejajarkan dengan peribahasa padahal sesuai dengan penjelasan di atas pengertian idiom tentu lebih luas dari itu, padahal secara bahasa idiom mencakup style, gaya, teknik, metode, seni, dan lain. Lalu bagaimana dengan idiom di dalam bahasa Arab. C. Idiom di dalam Bahasa Arab Lalu bagaimana dengan idiom di dalam bahasa arab, kata idiom dipadankan dengan kata al usluub atau memiliki arti style, diction, expression, phraseology, phrasing, writing (Baalbaki, R (1995: 107). Jadi bahasa arab pun memili padanan kata idiom, yaitu usluub.

1.

Lalu apabila kita berbicara mengenai usluub di dalam bahasa arab dengan melakukan pendekatan dari bahasa secara umum, atau mengacu kepada idiom sebagai grup kata-kata yang mempunyai makna tersendiri yang berbeda dari makna tiap kata atau leksikalnya, Sebagai contoh, gabungan antara verba dan preposisi di bawah ini, yang diambil dari (Ali dan Muhdlor, 1998: 980), Arti Gabungan Preposisi Suka Memohaon Benci Memilih Verba Pola Contoh di atas merupakan pola

penggabungan antara verba dan preposisi, lebih dengan yang dikenal verb

preposision atau al filu al mutaaliqot. Kata roghiba

merupakan satuan kata kerja dari gabungan kata kerja dan haraf yang memiliki makna tersendiri. Maka apa bila kita ingin memaknai pola di atas, maka harus diikutsertakan antara verba dan preposisi di atas.

2.

Lalu bagaimana dengan idiom sebagai gabungan antar kata (frase), dan kaliamat, dimana dalam memahami makna dari idiom tersebut, tidak bisa dilakukan dengan menyelami dari aspek leksikal dan gramatikal, berikut bebrepa contoh kinayah yang di ambil dari (Zaenudin dan Nurbayan, 2007: 56-63), Dimana dalam tulisan ini saya jadikan sebagai bagian dari idiom,

Makna

Arti

Susunan

Contoh


Dermawan Banyak abu


Cerdik Angota tubuhnya rapih


Pemberani Panjang Sarung pedang

Keras kepala Tabal hati

Dia sedang marah Ia membengkakan Leher

Contoh di atas merupakan contoh idiom yang merupakan hasil penggabungan dari beberapa kata, saya menyajikan contoh idiom di atas dengan pendekatan idiom sebagai gabungan dari beberapa unsur yang telah digabungkan. Untuk memahami makna idiom di atas harus melakukan asosia bagaimana kontek sosial budaya masyarakat penutur bahasa Arab, dan bagaimana idiom di atas terbentuk lalu menacari equivalensi equivalensi atau padanan dari kata tersebut. D. Kesimpulan Jadi dapat disimpulkan idiom merupakan sebuah bahasa, gaya, cara mengungkapkan seorang penutur di dalam bahasanya. Idiom merupakan penggabungan dari beberapa unsur kata, dimana makna idiom tersebut berbeda dengan makna tiap unsurnya. Idiom di dalam bahasa Indonesia disejajarkan

dengan peribahasa. Padanan idiom di dalam bahasa Arab adalah ushlub, dan makna ushlub memiliki makna yang lebih luas. E. Daftar Pustaka Ali A dan Muhdlor A.Z. (1998) Kamus Kontenporer Arab Indonesi. Jogjakarta: Multi Karya Grafika. Baalbaki R. (1995). Al-Mawarid Qomus Arabic-English. Dar El-IlmiL: Berut. Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Hidayat, A.F dan E.N Raahmani. (2006). Ensiklopedi Bahasa-Bahasa Dunia dan Peristilahan dalam Bahasa. Bandung: Pustaka Grafika. Joseph, H.F dan David B.C. (1951). Websters New World Dictionary of The American Language. New York: The World Publishing Company. Kridalaksana. H. (2009) Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Mc Arthur T , dan Feri. (1992). The Oxford Companion to The English Language. New York: University Pres. Tim Penyusun. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarata: Balai Pustaka. Zaenudin M, Nurbayan Y. (2007). Pengantar Ilmu Balaghah. Bandung: Refika Aditama.

You might also like