You are on page 1of 8

PENGOBATAN Tujuan penatalaksanaan asma : 1. Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma. 2. Mencegah eksaserbasi akut 3.

Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin 4. Mengupayakan aktivitas normal termasuk latihan 5. Menghindari efek samping obat 6. Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara ( airflow limitation ) yang irreversibel 7. Mencegah kematian karena asma Penatalaksanaan asma berguna untuk mengontrol penyakit. Asma dikatakan terkontrol bila: 1. Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk gejala malam 2. Serangan akut minimal 3. Tidak ada kunjungan ke unit gawat darurat 4. Kebutuhan bronkodilator (agonis 2 kerja singkat) minimal (sebaiknya tidak diperlukan) 5. Tidak ada keterbatasan aktivitas termasuk latihan 6. Variasi harian APE kurang dari 20% 7. Nilai APE normal atau mendekati normal 8. Efek samping obat minimal (tidak ada) Medikasi Asma Medikasi asma ditujukan untuk mengatasi dan mencegah gejala dan keterbatasan aliran udara, terdiri dari pengontrol dan pelega. Pengontrol (Controllers) Pengontrol adalah medikasi asma jangka panjang untuk mengontrol asma., diberikan setiap hari untuk mencapai dan mempertahankan keadaan asma terkontrol pada asma persisten. Pengontrol sering disebut pencegah dan termasuk anti inflamasi dan bronkodilator kerja lama. Dari semua pengobatan tunggal, glukokortikosteroid inhalasi

adalah pengontrol yang paling efektif. Glukokortikosteroid inhalasi menekan inflamasi saluran nafas, menurunkan hiperesponsif saluran nafas, dan mengontrol serta mencegah gejala asma. Bronkodilator bekerja untuk mendilatasi saluran nafas dengan cara merelaksasikan otot polos saluran nafas. Obat ini menghambat bronkokonstriksi dan gejala yang berhubungan dengan asma serangan akut, tetapi tidak mencegah inflamasi saluran nafas atau menurunkan hiperresponsif saluran nafas. Penelitian jangka panjang menunjukkan bahwa anti inflamasi lebih efektif daripada bronkodilator unutk mengontrol gejala jangka panjang, memperbaiki fungsi paru, dan menurunkan responsivitas saluran nafas. Golongan yang termasuk pengontrol : Kortikosteroid inhalasi Kortikosteroid sistemik Sodium kromoglikat Nedokromil sodium Metilsantin Agonis 2 kerja lama inhalasi dan oral Leukotrien modifiers Antihistamin generasi kedua (antagonis H1) Pelega termasuk bronkodilator kerja cepat yang bekerja untuk mengurangi bronkokonstriksi dan gejala-gejala akut yang menyertai seperti wheezhing, rasa berat di dada, dan batuk. Termasuk pelega adalah : Agonis 2 kerja singkat Kortikosteroid sistemik (Steroid sistemik digunakan sebagai obat pelega bila penggunaan bronkodilator yang lain sudah optimal tetapi hasil belum tercapai, penggunaannya dikombinasikan dengan bronkodilator lain) Antikolinergik Aminofilin

Pelega (Reliever)

Adrenalin

Obat-Obatan Pengontrol 1. Glukokortikosteroid inhalasi Rute pemberian : Inhalasi Mekanisme kerja : Menurunkan tanda-tanda patologis inflamasi saluran nafas pada asma (penggunaan selama 1 bulan). Hiperresponsif saluran nafas akan menunjukkan perbaikan dengan penggunaan jangka panjang. Penggunaan terapi : Glukokortikosteroid inhalasi adalah terapi yang dianjurkan untuk pasien-pasien asma pada semua tingkat berat asma. Efek samping : Efek samping lokal dari glukokortikosteroid inhalasi termasuk kandidiasis orofaringeal, disfonia, batuk akibat iritasi saluran nafas atas. Mencuci mulut setelah inhalasi atau penggunaan spacer mungkin mencegah oral kandidiasis. 2. Glukokortikosteroid sistemik Rute pemberian : Oral atau parenteral Mekanisme kerja : Sama dengan glukokortikosteroid inhalasi. Perbedaannya, glukokortikosteroid sistemik bekerja pada target sel yang berbeda dari glukokortikosteroid inhalasi. Penggunaan terapi : Terapi glukokortikosteroid sistemik jangka panjang mungkin dibutuhkan untuk mengontrol asama persisten berat, tetapi penggunaannya dibatasi oleh resiko efek samping yang signifikan. Efek samping : Osteoporosis, hipertensi arterial, diabetes, supresi aksis hypothalamus-pituitary-arenal, katarak, glaucoma, obesitas, dan kelemahan otot. 3. Kromolin Rute pemberian : Inhalasi Mekanisme kerja : Menghambat pelepasan mediator yang diperantarai IgE dari sel mast manusia dan efek supresif sel dan mediator selektif pada sel-sel inflamasi lainnya (makrofag, eosinifil, monosit)

Penggunaan terapi : Digunakan sebagai pengontrol pada asma persisten ringan. Efek samping : Minimal, seperti batuk pada saat inhalasi dan pada beberapa pasien merasa tidak nyaman. 4. Metilsantin Rute pemberian : Per oral Mekanisme kerja : Teofilin adalah sebagai bronkodilator yang mempunyai efek ekstrapulmo, termasuk efek anti inflamasi. Pada dosis yang rendah, teofilin mempunyai beberapa pengaruh minor pada inflamasi kronik saluran nafas pada asma. Penggunaan terapi : Terapi jangka panjang teofilin lepas lambat efektif untuk mengontrol gejala-gejala asma dan memperbaiki fungsi paru. Teofilin juga digunakan sebagai bronkodilator tambahan pada pasien dengan asma berat. Efek samping : Gejala-gejala gastrointestinal, mual, muntah, adalah gejala yang paling sering. Teofilin intoksikasi pada dewasa dan anak-anak dapat menyebabkan kejang dan kadang-kadang kematian. Efek terhadap kardiopulmonari termasuk takikardia, arritmia, dan kadang-kadang perangsangan pusat pernafasan. 5. 2 agonis inhalasi kerja lama Rute pemberian : Inhalasi Mekanisme kerja : Merelaksasi otot polos saluran nafas, meningkatkan pembersihan mukosilier, menurunkan permeabilitas vaskular, dan mungkin memodulasi pelepasan mediator dari sel mast dan basofil. Penggunaan terapi : Penambahan 2 agonis inhalasi kerja lama terhadap regimen harian glukokortikosteroid inhalasi memperbaiki nilai gejala, penurunan asma nokturnal, memperbaiki fungsi paru, menurunkan penggunaan 2 agonis inhalasi kerja singkat, dan menurunkan jumlah serangan akut. Efek samping : Perangsangan kardiovaskular, tremor otot skelet, dan hipokalemia.

6. 2 agonis oral kerja lama Rute pemberian : Oral Mekanisme kerja : Sebagai bronkodilator. 2 agonis oral kerja lama merelaksasi otot polos saluran nafas, meningkatkan pembersihan mukosilier, menurunkan permeabilitas vaskular, dan mungkin memodulasi pelepasan mediator dari sel mast dan basofil. Penggunaan terapi : 2 agonis oral kerja lama mungkin membantu mengontrol gejala-gejala nokturnal dari asma. Digunakan sebagai tambahan pada glukokortikosteroid inhalasi ketika dosis standard tidak memadai mengontrol gejala-gejala nokturnal. Efek samping : Perangsangan kardiovaskular, cemas, dan tremor otot skelet. 7. Leukotrien modifiers Rute pemberian : Oral Mekanisme kerja : Sebagai bronkodilator dan penurunan alergen, bronkokonstriksi yang dicetuskan oleh latihan dan sulfur dioksida. Leukotrien modifiers juga mempunyai efek anti inflamasi. Penggunaan terapi : Leukotrien modifiers digunakan sebagai tambahan pada penurunan terapi glukokortikosteroid inhalasi yang dibutuhkan oleh pasien-pasien asam sedang sampai berat. Efek samping : Zileuton dihubungkan dengan toksisitas hepar dan monitoring tes hepar direkomendasikan selama terapi dengan obat ini. Pelega (Reliever) 1. 2 agonis inhalasi kerja singkat Rute pemberian : Oral Mekanisme kerja : Sebagai bronkodilator. Seperti 2 agonis lainnya, obat ini merelaksasi otot polos saluran nafas, meningkatkan pembersihan mukosilier, menurunkan permeabilitas vaskular, dan mungkin memodulasi pelepasan mediator dari sel mast.

Penggunaan terapi : Terapi pilihan pada serangan akut dan sangat bermanfaat sebagai praterapi pada asma yang dicetuskan oleh latihan. Efek samping : Perangsangan kardiovaskular, tremor otot skelet, dan hipokalemia. 2. Glukokortikosteroid sistemik Rute pemberian : Oral atau parenteral Mekanisme kerja : Sama dengan glukokortikosteroid inhalasi. Perbedaannya, glukokortikosteroid sistemik bekerja pada target sel yang berbeda dari glukokortikosteroid inhalasi. Penggunaan terapi : Digunakan pada terapi serangan akut yang berat. Efek samping : abnormalitas metabolisme glukosa yang reversibel, peningkatan nafsu makan, retensi cairan, peningkatan berat badan, gangguan mood, hipertensi, ulkus peptikum, dan nekrosis aseptic dari femur. 3. Anti kolinergik Rute pemberian : Inhalasi Mekanisme kerja : Memblok efek pelepasan asetilkolin dari saraf kolinergik pada saluran nafas. Anti kolinergik juga memblok refleks bronkokonstriksi yang disebabkan oleh iritan yang terinhalasi. Penggunaan terapi : Ipratropium bromide mempunyai efek tambahan ketika dinebulisasi bersam-sama dengan 2 agonis kerja singkat untuk serangan akut asma. Efek samping : Mulut kering dan rasa pahit.

Semua tahapan : ditambahkan agonis 2 kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali Berat asma Asma Intermiten Asma persisten ringan sehari Medikasi pengontrol harian Tidak perlu Glukokortikosteroid inhalasi ( 500 g BDP/hari atau ekivalennya) Alternatif lain Teofilin lepas lambat Kromolin Leukotriene modifier

Asma persisten sedang

Glukokortikosteroid (200-1000 lama inhalasi g

inhalasi atau

Glukokortikosteroid inhalasi (5001000 g BDP atau ekivalennya) + Teofilin lepas lambat, atau

BDP/hari

ekivalennya) + agonis 2 kerja

Glukokortikosteroid inhalasi (5001000 g BDP atau ekivalennya) + agonis 2 kerja lama oral, atau

Glukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi (>1000 g BDP atau ekivalennya), atau

Glukokortikosteroid inhalasi (5001000 g BDP atau ekivalennya) + leukotrien modifier

Asma persisten berat

Glukokortikosteroid

inhalasi

(>1000 g BDP atau ekivalennya) + agonis 2 kerja lama inhalasi, ditambah 1 di bawah ini : Teofilin lepas lambat Leukotrien modifier

Glukokortikosteroid oral Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi paling tidak 3 bulan, kemudian turunkan bertahap sampai mencapai terapi yang paling minimal untuk mempertahankan asma terkontrol

Penatalaksanaan Serangan Asma di Rumah Sakit Penilaian awal Riwayat dan pemeriksaan fisik (auskultasi, otot bantu nafas, denyut jantung, frekuensi nafas) dan bila mungkin faal paru (APE atau VEP, saturasi O2), AGD dan pemeriksaan lain atas indikasi

Pengobatan awal Inhalasi agonis 2 kerja singkat (nebulisasi), setiap 20 menit dalam satu jam Oksigen untuk mencapai saturasi O2 90 % Glukokortikosteroid sistemik jika : -tidak ada respon segera -sedang dalam penggunaan glukokortikosteroid sistemik -serangan asma berat

Penilaian ulang setelah 1 jam Pem. Fisik, PEF, saturasi O2 dan pemeriksaan lain yang diperlukan

You might also like