You are on page 1of 2

Pemeriksaan Fisik Melakukan pengkajian: a.

Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku, pekerjaan

b. Riwayat 1) Riwayat kesehatan keluarga 2) Riwayat penyakit dahulu 3) Riwayat penyakit sekarang 4) Manifestasi klinis penyakit jantung seperti dyspnea, angina 5) Kebiasaan sehari-hari: nutrisi, istirahat, olah raga 6) Faktor psikologis dan lingkungan: stes emosional, budaya makan, dan status ekonomi 7) Faktor risiko 8) Riwayat alergi 9) Riwayat pemakaian obat: pil KB, steroid, NSAID c. Pemeriksaan fisik

1) Berat badan dan tinggi badan. 2) Mata: pemeriksaan funduskopi untuk penyempitan retinal arteriol, perdarahan, eksudat dan papill edema 3) Leher: JVP, bising karotis dan pembesaran thyroid 4) Paru: pernapasan (irama, frekuensi, jenis suara napas) 5) Jantung: denyut jantung, suara jantung, bising jantung. Tekanan darah diukur minimal 2 kali dengan tenggang waktu 2 menit dalam posisi berbaring atau duduk, dan berdiri sekurangnya setelah 2 menit. Pengukuran menggunakan yang sesuai, dan sebaiknya dilakukan pada kedua sisi lengan, dan jika nilainya berbeda maka nilai yang tertinggi yang diambil 6) Abdomen: bising, pembesaran ginjal 7) Ekstremitas: lemahnya atau hilangnya nadi parifer, edema 8) Neurologi: tanda thrombosis cerebral dan perdarahan d. Pemeriksaan penunjang 1) EKG: adanya pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri, adanya penyakit jantung koroner atau aritmia

2)

Hemoglobin/hematokrit: bukan diagnostik tetapi mengkaji hubngan dari sel-sel terhadap terhadap volume cairan(viskositas)dan dapat mengindikasikan faktor-faktor risiko seperti hiperkogulabilitas, anemia

3) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal 4) Glukosa: hiperglikemia (Diabetes Millitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi) 5) Kalium serum: hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretic 6) Kalsium serum: peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi 7) Kolesterol dan trigliserida serum: peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler) 8) Asamm urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi 9) Foto rontgen: adanya pembesaran jantung, vaskularisasi atau aorta yang melebar 10) Echocardiogram: tampak adanya penebalan dinding ventrikel kiri, mungkin juga sudah terjadi dilatasi dan gangguan fungsi sistolik dan diastolik (Diklat PJT-RSCM, 2008).

3.2 Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan untuk klien hipertensi mencakup: a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vaskonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vasculer serebral c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Doenges, dkk. 1999).

You might also like