Professional Documents
Culture Documents
PROPOSED FOR : DR ROHAYU ABDUL GHANI PREPARED BY : ATIK HERU MARYANTI (ZP00116)
Human Resource Management - 2009
ATIK HERU
Sebagai Dasar Penyusunan Pola Tarif, Penyusunan Subsidi/Anggaran, Pengukuran Kinerja/Efisiensi, Negosiasi dengan Berbagai Stakeholder dan Perencanaan Strategis Bisnis di Rumah Sakit
Analisis Biaya Pelayanan Rumah Sakit Sebagai Dasar Pola Tarif Baru, Penyusunan Anggaran/Subsidi, Pengukuran Kinerja, Analisis Sensitivitas, Negosiasi dengan Berbagai Stakeholder dan Pedoman Kebijakan Pemerintah/Depkes PT Askes dan Rumahsakit
Pelatihan Penyusunan Tarif Rumah Sakit Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik (Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan)
Konsep dan Prinsip-Prinsip Analisa Biaya dan Penyusunan Pola Tarif Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Sebuah Pendekatan untuk Rumahsakit di Indonesia
Atiek Heru atiek_heru@yahoo.com
Isi
Pengantar Metode Penghitungan Unit Cost Unit Cost dan Kualitas Pelayanan Langkah-langkah penghitungan unit cost Subsidi berdasar tarif di bawah unit cost Contoh unit cost dan komponen2nya. Daya Ungkit Unit Cost dalam Pengambilan Keputusan Strategis di Rumahsakit
PENGANTAR
UU No. 22 dan 25 tahun 1999 (UU No 33 dan 36 Tahun 2004) tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah serta Kepmendagri No 29 Tahun 2002, Draft Perubahan Kepmendagri No. 903 Tahun 2005 tentang pedoman umum penyusunan APBD (Permendagri No 13/2006) , UU No 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah, UU No. 25 tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional, UU No 1 Tahun 2004 (UU Perbendaharaan Negara), PP No. 23 Tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum, Permendagri No 61/2007 tentang BLUD, PP No 24 tahun 2005 tentang Standart Akuntansi Pemerintah, membuat RS harus melakukan banyak penyesuaian dalam hal pengelolaan teknis keuangan maupun penganggaraannya termasuk penghitungan biaya per satuannya.
PENGANTAR
Biaya Kesehatan yang cukup tinggi dan cenderung terus meningkat Tuntutan RS untuk mandiri Rumahsakit merasa RUGI, karena penetapan tarif paket Jamkesmas Pengelolaan dan pengelompokkan data biaya secara sistematis sebagai dasar kebijakan yang diambil (Tarif, anggaran, Penilaian Kinerja dll) Perubahan sistem keuangan (costing) yang lebih accountable Subsidi Pemerintah yang tersembunyi (Hidden Subsidy)
KACAMATA STAKEHOLDER :
PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN BERMUTU PASIEN PUAS BIAYA PELAYANAN KESEHATAN TERKENDALI
PENGANTAR
Perubahan Kelembagaan berdasar PP No 23 Tahun 2005 dan Permendagri No 61/2007 (BLU) Sumber - sumber Pembiayaan Kesehatan Akuntabilitas, Transparansi, dan Efisiensi Laporan Keuangan Pokok Organisasi yang bersifat Auditable Penganggaran Berbasis Kinerja Remunerasi berbasis Kompetensi/Kinerja
PENGANTAR
Globalisasi dan Visi RS ke depan Rumahsakit yang murah dan bermutu Cost Culture ? Dan Unit Cost Agenda Penghitungan unit cost ke depan
Isu Utama
Hubungan RS Pemerintah - Stakeholder
Biaya Pelayanan Kesehatan Isu Unit Cost dan efisiensi Isu kualitas pelayanan
Isu profesionalisme medis
Perusahaan
Perorangan
Negara
USA
Sumber: RS Pantai Bhd Malaysia
CABG
25.446
8.000
$ 229
$ 1.351
US Dollars
Sumber: RS Pantai Bhd Malaysia
Ketiganya mempunyai keterkaitan satu sama lain dan merupakan bagian yang tak terpisah
Anggaran Investasi
Anggaran Operasional Biaya Langsung Aktivitas/Kegiatan Biaya Tdk Langsung Biaya Cost Pendapatan Revenue Pendapatan Per Kegiatan
Cash Flow
ABC System ABB System (Activity Based Cost) (Activity Based Budgeting)
Cost Benefit Analysis Cost Effectiveness Analysis Shadow Price/Shadow Budget/Bechmarking Standar Biaya
SBM
SPM
Syarat-Syarat BLU
PP No. 23 Tahun 2005 Bab III pasal 4
Ketentuan-ketentuan
PP No. 23 Tahun 2005 Bab IV, V, VI, dan VII
1.
Persyaratan substantif
umum
penyelenggaraan layanan
2.
Persyaratan teknis
kinerja
3.
Persyaratan administratif
dokumen-dokumen
STANDAR LAYANAN TARIF LAYANAN PENGELOLAAN KEUANGAN TATA KELOLA KETENTUAN LAIN
Hal yang harus dipersiapkan terkait dengan isu-isu keuangan dalam setiap pasal BLU DI Rumahsakit
Tarif berdasar Unit Cost dan Mutu layanan Anggaran berbasis Akuntansi Biaya Laporan Keuangan Pokok Penilaian Appraisal Siap diaudit oleh KAP Independen Sistem remunerasi yang berbasis Indikator yang bersifat evidance based
LAYANAN B L U
Biaya tinggi/inefisien
Kualitas rendah
Kualitas tinggi
OK
Biaya rendah/efisien
Tekanan Politik
Tekanan Pasar
Usulan tarif janganlah berbasis prosentase tertentu namun berdasar kajian yang bisa dipertanggungjawabkan
Tujuan
Melakukan analisis biaya pelayanan (Unit Cost) Rumahsakit untuk setiap pelayanan yang ada, Hasil perhitungan unit cost dapat dijadikan dasar dalam usulan tarif baru Sebagai dasar pengajuan subsidi anggaran Sebagai dasar negoisasi biaya peserta PT Askes Menjembatani (bridging) kebijakan yang dibuat antara Pemerintah, PT. Askes, RS dan stakeholder lain yang terkait
Manfaat
1. Sebagai dasar pengajuan pola tarif baru
2. Sebagai dasar dalam membuat estimasi anggaran / subsidi pemerintah pusat dan daerah 3. Sebagai bahan untuk penilaian inventarisasi aset 4. Sebagai dasar besaran subsidi pasien tidak mampu (GAKIN) 5. Sebagai dasar penetapan tarif peserta PT Askes 6. Sebagai alat advocacy dalam pembiayaan / pendanaan kesehatan kepada stakeholder terkait 7. Diharapkan dapat menjadi alat bridging bagi Pemerintah/Depkes, Rumahsakit dan stakeholder lain dalam mewujudkan harmonisasi sehingga bisa diperoleh win-win solution yang disepakati bersama di masa depan
4 (Empat) hal kunci dalam melakukan perhitungan biaya (UC) di Rumah Sakit :
Validitas data sistem informasi biaya, Metode yang digunakan, Skills, Dukungan manajemen.
1.Bottom-up Costing
(pendekatan bawah-atas)
2. Top-down Costing
(pendekatan atas-bawah)
Reference : [1] Palmer G.R., Aisbett C., Fetter R., Winchester L., Reid B. & Rigby E. (1991). Casemix costs and casemix accounting in seven major Sydney teaching hospitals. Centre for Hospital Management and Information System Research and School of Health Services Management, University of New South Wales. [2] Finance Division, Centre For Health Services Management, Gadjah Mada University
Top down costing, menggunakan beberapa indikator untuk mengalokasikan seluruh biaya, termasuk biaya overhead, ke masing-masing obyek[1].
Metode ini menggunakan informasi utama dari rekening atau data keuangan rumah sakit yang telah ada. (top-down) Biaya per pasien terdistribusi sesuai bobot pelayanan yang telah ditetapkan sebelumnya (service weights) berdasarkan nilai relatif masing-masing komponen biaya perawat, patologi, pencitraan (imaging), perawatan intensif (ICU), dan biaya ruang operasi untuk seluruh DRG.
Referance : [1] Candler I.R., Fetter R.B. & Newbold R.C. (1991). Cost accounting and budgeting. In : Gong Z..,(2004). Developing casemix classification for acute hospital inpatients in Chengdu. China.
Sebagai penjabaran metode bottom up costing, mencakup pengumpulan data tentang layanan-layanan yang diterima oleh pasien secara individual, seperti patologi, radiologi, fisioterapi, dan keperawatan. (bottom-up) Salah satu metode bottom up costing yang banyak digunakan adalah activity based costing (ABC). ABC adalah suatu metodologi pengukuran biaya dan kinerja atas aktivitas, sumber daya, dan objek biaya[1]. Konsep dasar ABC menyatakan bahwa aktivitas mengkonsumsi sumber daya untuk memproduksi sebuah keluaran (output), yaitu penyediaan layanan kesehatan.
Referance : [1] Baker, Judith J. (1998). Activity-Based Costing and Activity-Based Management for Health Care. Aspen Publishers, Inc. Maryland
2.
3.
Pengembangan biaya atas aktivitas-aktivitas. Aktivitas Aktivitas Aktivitas Biaya Biaya Biaya Output
METODOLOGI
Berbagai Metode Analisis Biaya di Rumah Sakit
o o
o
o o o
Metode satu langkah (simple distribusi) Metode dua langkah Metode Resiprocal Metode double distribution, Metode activity based costing, Metode ABC modifikasi (Modified ABC Method) Real Cost
Setiap biaya pusat pelayanan pendukung dialokasikan pada beberapa pusat layanan utama yang menggunakan pelayanannya, tetapi tidak untuk pusat pelayanan yang lain.
Kelemahan : Gagal mengenali bahwa beberapa pusat layanan menyediakan layanan untuk pusat layanan lain.
Memperbaiki kekurangan metode 'satu langkah Biaya pusat layanan 'dialirkan' ke pusat layanan pendukung lain dan ke pusat layanan utama
Menggunakan basis pengalokasian tertentu
Metode Reciprocal
Mencoba memperbaiki metode step down Biaya pusat layanan tidak 'diturunkan Menghitung dan mengalokasikan biaya pusat layanan pendukung atas dasar penggunaan layanan tersebut oleh semua pusat layanan lainnya, tidak hanya oleh pusat layanan yang ada di bawahnya. Ada 3 aktivitas utama : Mendefinisikan pusat biaya Memasukkan setiap biaya ke dalam pusat pusat layanan pendukung Mengalokasikan biaya pusat layanan pendukung ke pusat layanan utama.
Hasil analisis biaya kurang tepat karena banyaknya asumsi Aplikasi berbagai metode ini tidak didasari pada ide untuk membangun sistem akuntansi biaya tetapi hanya bertujuan untuk menghasilkan informasi biaya
Tidak ada usaha untuk mengembangkan sistem akuntansi biaya di masa datang
Double Distribution
Metode
Implementasi di Indonesia SK Menkes tahun 1997 Biaya pusat layanan 'dialirkan' ke pusat layanan pendukung lain dan ke pusat layanan utama
Menggunakan basis pengalokasian tertentu.
Total biaya yang diambil adalah laporan biaya secara global bukan realisasi biaya (data dari bagian keuangan) Pendekatan analisis hasil akhir, bukan pendekatan sistem sehingga sulit dihasilkan rekomendasi sistem akuntansi / keuangan ke depan Hasil analisis biaya dilakukan hanya untuk pelayanan pasien tertentu saja, selanjutnya yang lain menggunakan asumsi Hasil analisis merupakan biaya global, belum mengakomodir pengelompokkan biaya secara rinci sehingga sulit untuk menilai efisiensi/mengukur kinerja dan menentukan subsidi anggaran secara detail
Metode
Metode ABC, merupakan suatu alternatif penentuan harga pokok produk atau jasa yang saat ini cukup dikenal dan sangat relevan
Ada dua anggapan penting yang mendasari sistem ABC, yaitu: Aktivitas menyebabkan timbulnya biaya. Produk (pelanggan) menyebabkan timbulnya permintaan atas aktivitas.
Metode ABC masih sulit dijalankan di RS Indonesia Saat ini sedang dikembangkan tools menuju ABC (Dengan pendekatan sofware costing system dipadukan dengan sistem informasi klinis rekam medis.SIRS)
Metode
Metode
Dasar penghitungan metode ini adalah ABC tidak penuh. namun dimungkinkan ke arah depan akan menuju ke sistem ideal (ABC)
Identifikasi biaya ke setiap pelayanan yang diberikan: yang terjadi di unit produksi. Bukan unit produksi.
UC yg dihasilkan. merupakan biaya yang benar-benar real Menghasilkan informasi unit cost serinci mungkin UC yg dihasilkan. bisa digunakan untuk berbagai tujuan
Tujuan Program
Melakukan analisis biaya berbasis pada perhitungan unit cost sebagai dasar usulan pola tarif baru Melakukan analisis subsidi anggaran dengan Pengelompokkan Biaya sehingga bisa dilakukan bargaining kepada berbagai stakeholder terkait dalam pembiayaan kesehatan Melakukan penilaian kinerja dan efisiensi biaya serta dampaknya terhadap mutu pelayanan
2.
3.
Kerangka Metode :
BIAYA LANGSUNG
Unit cost
Unit cost
RAJAL & UGD POLI PENY.DLM POLI BEDAH POLI LAINNYA UGD T I N D A K A N U N I T P M L A I N N Y A
U N I T G I Z I & L A U N D R Y
R A D I O L O G I
U N I T F A R M A S I
BIAYA LANGSUNG
Biaya Variabel
Biaya Investasi dan SDM Biaya Tetap
Biaya Variabel
Investasi alat medis & non medis Gedung.SDM (Honorer. PNS) Konpensasi. bonus SDM
Medical Cost (Profesionalisme Medis) Bahan Medis Habis Pakai Obat (di luar UC pola tarif )
EFEKTIF ADEQUAT OPTIMAL
Audit Klinis
+
=
TARIF
ATP + WTP
UC : 125.000 ??
Struktur biaya ??
Costing
PRICING
Budgeting
SUBSIDI
Financing
Observasi Lapangan
Dimulai dengan pemetaan biaya dan potret SIA Rumah Sakit ybs Bottom Up Identifikasi per unit / bagian
Penelusuran data
Penentuan dasar data yang digunakan ( 1 tahun) Data biaya rinci Data volume/produk Data pendapatan (global/instalasi atau unit)
Pengelompokkan Biaya Berdasarkan sesuatu yang dibiayai : - Biaya langsung - Biaya tidak langsung
Biaya langsung
Biaya yang dikeluarkan oleh unit/instalasi baik bersifat pengeluaran kas maupun tidak (mis: penyusutan) yang berhubungan langsung dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien di unit/instalasi tersebut
Biaya yang dikeluarkan oleh organisasi (mis:Rumah Sakit) yang tidak berhubungan langsung dalam rangka memberikan pelayanan kepada pasien di unit tertentu.
Pembelian BMHP disesuaikan dengan harga pasar yang berlaku Penyusutan diperhitungkan berdasarkan standar penyusutan yang berlaku untuk alat medis, non medis dan bangunan Informasi biaya digali secara rinci dan detail sehingga akan kelihatan variasi masingmasing biaya yang terjadi (Evidence Based approach)
Analisis Biaya : Memetakan keadaan dilihat dari sudut pandang biaya Menegakkan Prinsip equity / ketidakadilan Memetakan unit kerja (Cost center dan Revenue Center) Sebagai bridging dalam berbagai kebijakan yang dibuat antara Rumahsakit dengan stakeholder (Pemerintah Pusat, Pemda, PT Askes, Pihak-pihak terkait lainnya)
Strategi Kebijakan Unit Cost sebagai dasar Subsidi dan anggaran, efisiensi, negosiasi dengan pihak ketiga, Pentarifan dan Perencanaan Strategis Unit Cost yang di buat secara detail (berbasis pengelompokkan item aktivitas di RS) akan memisahkan item-item.
Subsidi
*) Belum mengakomodir Jasa Medis PROSENTASE MASING-MASING UNIT COST TERHADAP TOTAL UNIT COST
BTL NEGOSIASI
93.645.000 141.962.170 81.659.171 12.792.494 17.246.901 13.466.250 15.960.000 45.000.000 3.500.000 1.800.000 6.450.000 80.000.000 SUBSIDI SUBSIDI Operasional Operasional Operasional Operasional Operasional SUBSIDI SUBSIDI SUBSIDI SUBSIDI SUBSIDI
Hasil Kajian
36,401,355 199,335,184 462,335,141 17,027,682 3,851,610 4,535,929 9,826,242 3,322,007 2,200,519 6,035,945 27,336,137 772,207,751 9,355 BIAYA 73,861,349 404,467,517 938,116,105 34,550,570 7,815,235 9,203,773 19,938,255 6,740,626 4,465,035 12,247,429 55,467,275 1,566,873,169 6,983
UTILISASI
9,628 9,628 9,628 9,628 9,628 9,628 9,628 9,628 9,628 9,628 9,628 3 UTILISASI 31,411 31,411 31,411 31,411 31,411 31,411 31,411 31,411 31,411 31,411 31,411
3
3,781 20,703 48,018 1,768 400 471 1,021 345 229 627 2,843 28,066 108,272 UC Sarana per HR 2,351 12,877 29,866 1,100 249 215 142 390 293 635 1,769
20,949 70,836 UC
NEGOSIASI
NEGOSIASI
NEGOSIASI
NEGOSIASI
3,781 2,351 20,703 12,877 48,018 29,866 1,768 1,100 400 249 471 215 1,021 142 345 390 229 293 627 635 28,066 20,949 Rp 105,429 Rp 69,067 2,843 1,769 Rp 108,272 Rp 70,836
NEGOSIASI
5.673.604 37.352.992 35.742.051 29.840.511 98.345.181 349.737.010 159.106.225 192.989.492 28.369.779 15.367.230 64.717.515 42.260.085 199.468.107 55.559.952 18.764.335 9.660.600 12.437.064 1.126.630.347 194.064.699 3.043.766.662 2.526.778.557 8.246.631.997
Sebagian Subsidi Pemerintah Daerah Operasional Subsidi Pemerintah Penuh (APBN) Subsidi Pemerintah Penuh (APBN) Operasional Subsidi Pemerintah Penuh (APBN) Operasional Operasional Operasional Operasional Subsidi Pemerintah Penuh (APBN) Operasional Operasional Operasional Operasional Operasional Operasional Subsidi Pemerintah Penuh (APBN) Operasional Operasional Operasional Subsidi Pemerintah Penuh (APBN) Sebagian Subsidi Pemerintah Daerah Subsidi Pemerintah Penuh (APBN) Sebagian Subsidi Pemerintah Daerah Sebagian Subsidi Pemerintah Daerah Subsidi Pemerintah Penuh (APBN) Sebagian Subsidi Pemerintah Daerah Sebagian Subsidi Pemerintah Daerah
Infrastruktur tekhnologi informasi yang tidak memadai Sistem Informasi Akuntansi dan sistem informasi manajemen lemah Politik Organisasi dan konflik kepentingan yang tinggi Budaya Senioritas di kalangan medik yang masih membudaya Dokumentasi data tidak tertata dengan baik. Waktu yang sangat terbatas pada kondisi RS yang sangat kompleks dan manajemen yang tidak teratur
Dukungan
Prasyarat penghitungan biaya :
Dukungan berbagai stakeholder Keinginan kuat dari organisasi untuk berubah dan berbenah (Sebagai alat barganing position bagi RS) Desakan akuntabilitas dari publik kepada Rumahsakit (Pola tarif) Tim ahli (Statistik, Rekam Medis, Komite Medis, Sistem Informasi RS, Akuntansi dan Costing)
Beberapa catatan penting dalam proses maupun hasil penghitungan unit cost di Rumahsakit :
Proses penghitungan hendaknya lebih mengarah pada penggunaan data primer Penghitungan unit cost merupakan dasar analisa lebih lanjut untuk berbagai kemanfaatan terkait dengan kebutuhan pembiayaan kesehatan dan kebijakan pada peningkatan mutu manajemen Rumahsakit
Usulan Pola Tarif Baru Pengembangan Sistem Akuntansi dan Keuangan Manual yang lebih sistematis Pengembangan Sistem Informasi Rumahsakit (komputerisasi) Studi kelayakan/feasibility study Penilaian appraisal ulang sesuai kondisi masa kini (Harga pasar) Penghitungan biaya PPE Perbaikan struktur organisasi Penilaian kinerja dan efisiensi (terkait dengan audit klinik dan standart mutu pelayanan) Penyusunan anggaran yang lebih detail dan sesuai real kebutuhan Penghitungan beban kerja, Analisa reward and punishment Laporan akuntabilitas Rumahsakit yang evidance based
BLU RS dr Wahidin Sudirohusodo Makassar RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh RSUD Blitar Jawa Timur RSUD Wonogiri Jawa Tengah RSJD Tarakan Jakarta RSUD Pringadi Medan RSUD Semarang Jawa Tengah RSCM (RSU dr Cipto Mangunkusumo Jakarta)
RSUD Boyolali Jawa Tengah RSUD Magetan Jawa Timur RSUD dr. Soedono Madiun Jawa Timur RSUD Tabanan Bali (In House Training) RSUD Maumere NTT RSJD Duren Sawit Jakarta (In House Training) RSUD Subang Jawa Barat (In House Training) RSUD Rejang Lebong Bengkulu RSUD Trenggalek Jawa Timur RSUD Bengkalis Riau dll Puskesmas Gondokusuman , Wirobrajan, Tegalrejo Yogyakarta dll Modul Pembelajaran Interaktif Audio Visual Analisa Biaya Pelayanan Rumahsakit dan Puskesmas Kerjasama WHO
Metode ABC Modifikasi (Modified ABC Method) telah dilatihkan melalui lokakarya / workshop / seminar pada + 800 orang pada berbagai RSUD maupun RS Swasta
KESIMPULAN
Kekuatan dari Analisis Biaya :
Sistem yang belum terbentuk dengan baik dan kondisi RS dengan Manajemen Chaos yang ada di Rumahsakit Pemerintah bukan merupakan kesalahan per individu maupun pelaksana di lapangan namun hal ini merupakan kesalahan keadaan dan sistem organisasi secara keseluruhan Segala sesuatu yang tidak tersinergi dengan baik dijembatani dengan alat (UNIT COST) melalui informasi dan kesinergian biaya biaya yang terjadi antara unit-unit yang ada sehingga miss understanding antar bagian maupun dengan stakeholder terkait tidak menimbulkan dampak negatif Ketidaktersediaan informasi dan manajemen yang kurang tersruktur pada RSUD memerlukan kerja keras dan kemampuan merancang instrumen sehingga data bisa tergali dengan baik Analisis Biaya (Unit Cost) adalah awal dari perbaikan RS kepada prosesproses perbaikan selanjutnya menuju RS yang mempunyai akuntabilitas
Unit Cost
Pengalaman penting saat ini: Perhitungan Unit Cost bukanlah
pekerjaan periodik tapi merupakan kebutuhan rutin Rumah Sakit Pengalaman di lapangan ----> masalah data biaya di Rumahsakit yang sulit dicari. Agar hasil perhitungan cost bisa maksimal perlu dipersiapkan sistem akuntansi biaya
UNIT COST
Biaya langsung
- Biaya BMHP
(bahan medis habis pakai)
- Biaya ART
(alat rumah tangga)
- Biaya ATK
(alat tulis kantor)
- Biaya honor karyawan - Biaya penyusutan alat non medis - Biaya penyusutan alat medis - Biaya penyusutan gedung
Durasi waktu Tingkat kesulitan Tingkat resiko Profesionalisme Sumber daya Jumlah pemeriksaan
Penutup
Analisa biaya harus dilakukan secara rutin bukan periodik atau musiman Unit cost merupakan alat barganing position dalam pengajuan pola tarif baru Unit Cost sebagai Dasar Pengajuan Subsidi Anggaran (APBN, APBD, BLN) Analisa Biaya sebagai dasar untuk merekomendasi sistem akuntansi yang lebih baik di masa depan Analisa Biaya dapat dipakai sebagai dasar penilaian kinerja (Reward and Punishment, Job Discripstion, Contracting Out dll)
Penutup
Unit Cost sebagai Dasar Penghitungan Biaya PPE Unit Cost sebagai Dasar Penyusunan biaya paket berbasis DRGs/ Ina CBGs Casemix System Unit Cost sebagai Indikator Mutu sehingga akan berdampak pada minimalisasi Resiko Ketidakpuasan Pasien di RS Analisa Biaya sebagai alat advocacy dalam memperoleh trust dari berbagai stake holder (Costing Akuntabilitas Brand Image) Pengelompokkan dan Metode Biaya yang tepat serta sesuai dengan kondisi lapangan merupakan kunci bagi pemerintah, dan Rumahsakit dalam membuat suatu kebijakan (Pola Tarif, Anggaran dan kebijakan lain) sehingga kebijakan yang dihasilkan akan sesuai dengan visi yang diharapkan
PENUTUP
Validitas data yang bisa dipertanggungjawabkan akan membantu dalam riview sistem, pencapaian efisiensi dan perbaikan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat sehingga merupakan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan yang sifatnya cepat , up to date dan evidence based Tarif maupun kebijakan yang lain yang diusulkan berbasis Unit Cost diharapkan bisa mencerminkan apa yang menjadi tujuan maupun visi organisasi di masa depan
Action Plan
Satu Persepsi/bahasa antar berbagai stakeholder (Pemda, DPRD, PT Askes, BPKP, BPK, Bawasda dan stakeholder terkait lain)
Bagaimana Paradigma
Bagaimana Menuju Pada RS yang Smile, Smart dan Powerfull Bagaimana Kesiapan Rumahsakit anda ??
TERIMA KASIH
08122737698 atiek_heru@yahoo.com