You are on page 1of 8

LAPORAN LENGKAP ELEMEN VOLTA SEDERHANA SMP

A. STANDAR KOMPETENSI: Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. KOMPETENSI DASAR: Mendeskripsikan prinsip kerja elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. INDIKATOR: Menjelaskan susunan dan cara kerja elemen listrik primer dan elemen listrik sekunder.

D. JUDUL Elemen Volta Sederhana

E. TUJUAN PERCOBAAN Menjelaskan susunan dan cara kerja elemen listrik primer dan elemen listrik sekunder.

F. RUMUSAN MASALAH Bagaimanakah cara kerja suatu elemen volta sederhana?

G. Identifikasi Operasional Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1) Identifikasi Operasional Variabel Variabel Manipulasi Variabel Respon : Jenis Elektrolit : Tegangan (Volt)

Variabel Kontrol

:A

2) Definisi Operasional Variabel Variabel Manipulasi Jenis larutan elektrolit dalam praktikum ini adalah beberapa jenis larutan atau zat elektrolit yaitu berupa jeruk nipis dan larutan garam. Variabel Respon: Tegangan dalam praktikum ini adalah besar nilai tegangan (volt) yang dihasilkan oleh larutan elektrolit dan diukur dengan menggunakan Voltmeter, sehingga dinyatakan dalam satuan volt. Variabel Kontrol Tembaga dan seng dibuat tetap pada masing-masing percobaan.

H. Teori Singkat 1. Sumber-sumber Tegangan Listrik (Elemen) Sumber tegangan listrik mengubah berbagai bentuk energi menjadi energi listrik. Sumber tegangan listrik (elemen listrik) dapat kita bagi ke dalam dua jenis yaitu elemen primer dan elemen sekunder. a. Elemen Primer Elemen primer adalah sumber arus listrik yang tidak dapat diisi ulang bila muatan listriknya muatan. Beberapa contoh yang termasuk elemen primer adalah elemen volta. Elemen Volta Elemen Volta dikembangkan pertama kali oleh Fisikawan Italia bernama Allesandro Volta (1790-1800) dengan menggunakan sebuah bejana yang diisi larutan asam sulfat (H2SO4) dan dua logam tembaga (Cu) dan seng (Zn). Bagian utama elemen Volta, yaitu: a) kutub positif (anode) terbuat dari tembaga (Cu),

b) kutub negatif (katode) terbuat dari seng (Zn), c) larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4). Lempeng tembaga memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng memiliki potensial rendah. Jika kedua lempeng logam itu dihubungkan melalui lampu, lampu akan menyala. Hal ini membuktikan adanya arus listrik yang mengalir pada lampu. Ketika lampu menyala, larutan elektrolit akan bereaksi dengan logam tembaga maupun seng sehingga menghasilkan sejumlah elektron yang mengalir dari seng menuju tembaga. Adapun, reaksi kimia pada elemen Volta adalah sebagai berikut. Pada larutan elektrolit terjadi reaksi H2SO4 Pada kutub positif terjadi reaksi Cu + 2H+ Pada kutub negatif terjadi reaksi Zn + SO4 2H++ SO24 polarisasi H2 ZnSO4 + 2e

Reaksi kimia pada elemen Volta akan menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen (H2). Gas hidrogen tidak dapat bereaksi dengan tembaga, sehingga gas hidrogen hanya menempel dan menutupi lempeng tembaga yang bersifat isolator listrik. Hal ini menyebabkan terhalangnya aliran elektron dari seng menuju tembaga maupun arus listrik dari tembaga menuju seng. Peristiwa tertutupnya lempeng tembaga oleh gelembung-gelembung gas hidrogen disebut polarisasi. Adanya polarisasi gas hidrogen pada lempeng tembaga menyebabkan elemen Volta mampu mengalirkan arus listrik hanya sebentar. Tegangan yang dihasilkan setiap elemen Volta sekitar 1,1 volt. Penggunaan larutan elektrolit yang berupa cairan merupakan kelemahan elemen Volta karena dapat membasahi peralatan lainnya.

b. Elemen Sekunder Elemen listrik sekunder merupakan sumber arus listrik yang dapat diisi ulang bila muatannya habis . Beberapa contoh elemen listrik sekunder adalah Aki dan baterei isi ulang. Aki (Sel basah) Aki sering disebut sel basah. Sel basah terdiri atas dua lempeng logam yang berbeda diletakkan dalam cairan elektrolit. Sebagai contoh, lempeng logam pada aki mobil adalah timbal (Pb) dan timbel peroksida (PbO2) yang terletak dalam larutan asam sulfat (H2SO4). Reaksi kimia yang terjadi menyebabkan elektron terkumpul pada timbal, sehingga timbal sebagai kutub negatif dan timbal peroksida sebagai kutub positif. Aki mobil umumnya mengandung 6 sel, tiap sel menghasilkan beda potensial 2 volt. Oleh karena itu, beda potensial yang dihasilkan aki mobil sebesar 12 volt. Jika digunakan, maka timbal dan timbal peroksida berangsur-angsur berubah menjadi timbal sulfat. Kedua kutub aki tersebut akhirnya tidak memiliki beda potensial lagi.

I. Hipotesis Cara kerja elemen volta ini yaitu memanfaatkan perbedaan potensial yang dimiliki oleh tembaga dan seng yang kedua zat ini dihubungkan oleh larutan elektrolit dan menyebabkan reaksi kimia yang kemudian menghasilkan listrik.

J. Alat dan Bahan 1. Alat Voltmeter 1 buah Neraca digital Kabel penghubung Lempeng tembaga, 2 buah Lempeng seng, 2 buah 2. Bahan Aquades 600 ml Jeruk nipis 3 buah NaCl (garam dapur) secukupnya Gelas ukur

K. Prosedur Kerja 1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan sesuai dengan yang dibutuhkan. 2. Merakit alat dan bahan dengan menggunakan dengan gambar dibawah ini: 2 buah jeruk besar sesuai

3. Mengkonsultasikan kepada guru mengenai rangkaianmu yang telah dibuat. 4. Mengamati dan mencatat penunjukan voltmeter pada tabel pengamatan. 5. Mengganti 2 buah jeruk besar dengan 1 buah jeruk besar dan hanya menggunakan satu lempeng tembaga. 6. Mengamati dan mencatat penunjukan voltmeter pada tabel pengamatan. 7. Kemudian mengganti 1 buah jeruk besar dengan 1 buah jeruk kecil dan hanya menggunakan satu lempeng tembaga. 8. Mengamati dan mencatat penunjukan voltmeter pada tabel pengamatan. 9. Mengukur massa NaCl sebesar 10 gram dengan menggunakan neraca digital. 10. Mencampur NaCl dan aquades 200 ml ke dalam gelas ukur, dan mengaduknya hingga larut dan menjadi larutan NaCl (hanya menggunakan satu lempeng tembaga dan seng). 11. Mengamati dan mencatat penunjukan voltmeter pada tabel pengamatan. 12. Mengulangi langkah 9 sampai 11 dengan mengubah massa NaCl 20 gram dan 30 gram.

L. Hasil Pengamatan 1. Jeruk, batas ukur 100 mV Nst Voltmeter = 2. Volume air : 100 ml

Tabel Hubungan antara Jenis Elektrolit dan Besar Tegangan (V) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jenis ekektrolit Jeruk kecil 1 buah Jeruk besar 1 buah Jeruk besar 2 buah Larutan garam 10 gram Larutan garam 20 gram Larutan garam 30 gram Tegangan (volt) 0,21 0,34 0,57 0,26 0,22 0,18

M. Hasil Analisis 1. Apakah hubungan antara jenis elektrolit dengan tegangan yang dihasilkan? Jawaban: Jenis elektrolit jeruk berbanding lurus dengan tegangan, dimana semakin banyak jeruk yang digunakan maka semakin besar tegangan yang dihasilkan. Sedangkan jenis elektrolit larutan garam berbanding terbalik dengan tegangan, dimana semakin besar konsentrasi garam (NaCl) maka semakin kecil tegangan yang dihasilkan.

2. Bagaimanakah proses jeruk nipis dan larutan garam sehingga pada percobaan ini voltmeter mendeteksi adanya tegangan? Jawaban: Percobaan ini menggunakan plat seng dan plat tembaga. Plat seng digunakan untuk ion negatif dan plat tembaga untuk ion positif. Kedua plat tersebut ditancapkan pada saat mendeteksi tegangan pada air jeruk dan dicelupkan di air garam pada saat mendeteksi tegangan di larutan garam. Dengan kabel penghubung, kedua plat tersebut dihubungkan dengan voltmeter untuk mengetahui besar tegangannya.

N. Pembahasan Percobaan elemen volta sederhana menggunakan dua jenis larutan elektrolit, yaitu air jeruk dan larutan garam. Sedangkan logam yang digunakan adalah plat seng dan plat tembaga. Pengukuran besar tegangan yang dihasilkan menggunakan voltmeter. Masing-masing plat dimasukkan pada larutan elektrolit. Ion positif terbentuk pada plat seng dan ion negatif terbantuk pada plat tembaga. Beda potendial yang terjadi kemudian akan terbaca pada voltmeter. Larutan elektrolit yang pertama adalah air jeruk. Plat seng dan plat tembaga ditancapkan pada jeruk kemudian dihubungkan pada voltmeter menggunakan kabel penghubung. Besar dan jumlah jeruk diubah-ubah untuk mengetahui perbedaan tegangan yang dihasilkan. Pengukuran pertama dilakukan pada 1 buah jeruk kecil. Pembacaan pada voltmeter adalah 0,21 volt. Kemudian jeruk kecil diganti dengan 1 buah jeruk besar dan 2 buah jeruk besar, masingmasing tegangan yang dihasilkan adalah 0,34 volt dan 0,57 volt. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin banyak air jeruk yang digunakan atau semakin besar dan banyak jeruk yang digunakan, maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan.

Percobaan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan larutan garam. Pertama-tama garam ditimbang menggunakan neraca digital sebanyak 10 gram dan dilarutkan pada 100 ml air. Kemudian kedua plat dicelupkan ke dalam larutan dan diukur besar tegangannya menggunakan voltmeter. besar tegangan yang dihasilkan adalah 0,26 volt. Konsentrasi garam kemudian diubah menjadi 20 gram dan 30 gram. Besar masing-masing tegangan yang dihasilkan adalah 0,22 volt dan 0,18 volt. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi garam maka semakin kecil tegangan yang dihasilkan. Kesimpulan dari percobaan yang dilakukan adalah air jeruk lebih bersifat elektrolit dibandingkan dengan larutan garam. Hal ini ditandai dengan lebih besarnya tegangan yang diasilkan oleh larutan jeruk dibandingkan dengan larutan garam.

O. KESIMPULAN Cara kerja elemen volta sederhana memanfaatkan beda potensial yang dihasilkan oleh plat seng dan plat tembaga, dimana plat seng bermuatan negatif dan plat tembaga bermuatan positif pada saan kedu plat dimasukkan dalam larutan eletrolit.

P. DAFTAR PUSTAKA Kuswanti, Nur dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4. Jakarta: Penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas Serway, R.A, Physics for Scientists and Engineers, Volume I, Saunders Golden Sunburst Series Sukis Wariyono & Yani Muharomah. 2008. Buku Panduan Belajar IPA Terpadu untuk Kelas IX SMP/MTs. Jakarta: Penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas.

You might also like