Professional Documents
Culture Documents
BAYI BARU LAHIR I. Adaptasi Sistem Tubuh pada Bayi Baru Lahir Sistem Pernafasan Perkembangan paru-paru Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx, yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya bukti gerakan napas sepanjang trimester kedua dan ketiga (Varneys, halaman 551 ). Ketidakmatangan paru-paru terutama akan mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum usia kehamilan 24 minggu, yang disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru-paru dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan. Awal adanya nafas Dua faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi. a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan diotak. b. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan. Jadi system-sistem harus berfungsi secara normal. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk : a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru b. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-34 minggu kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan. Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernapasan, yang menyebabkan sulit bernapas. Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu. Dari cairan menuju udara Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru-parunya. Pada saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan melalui seksio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada ini dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dari paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. Semua alveolus paru-paru akan berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu. Fungsi system pernapasan dalam kaitanya dengan fungsi kardiovaskuler Oksigenasi yang memadai merupakan factor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokonstriksi. Pengerutan pembuluh ini berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru. Peningkatan aliran darah ke paru-paru akan mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim. Perubahan Sistem Sirkulasi Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim, harus terjadi dua perubahan besar:
Imunisasi Jenis imunisasi yag diberikan pada bayi baru lahir adalah hepatitis B, cacar, BCG,dan lain-lain
Siklus Tidur Terjaga Keadaan Perilaku dan Perilaku Menetap KARAKTERISTIK KEADAAN Aktivitas Gerak Mimik Wajah Pola Tubuh Mata Napas Tidak ada Tanpa mimik Lancar wajah, kadang- dan kadang teratur melakukan gerakan menghisap dengan interval teratur
Keadaan
Tingkat Respon
Ambang ter-dapat stimulus sangat tinggi, sehingga ha-nya stimulus yang mengganggu dan intensitasnya tinggi yang akan memba-ngunkan bayi Lebih respon-sif terhadap stimulus inter-nal dan ekster-nal. Saat sti-mulus muncul bayi dapat tetap berada dalam keadaan tidur ringan, kembali ke tidur dalam, atau terjaga sampai mengantuk.
Tidur ringan
Dapat Tidak tersenyum dan teratur mengeluarkan suara rewel atau menangis
Keadaan Terjaga Mengan-tuk Tingkat aktivitas bervariasi, diselingi keadaan terkejut ringan dari waktu ke waktu.
Waspadatenang
Minimal
Mata terbuka dan kadangkadang tertutup, kelopak mata berat, tampak berkacakaca Mata bersinar
Dapat Tidak memperlihatteratur kan beberapa mimik wajah; seringkali tidak ada mimik wajah dan tampak tidur nyenyak
Bayi bereaksi terhadap stimulus walaupun terhadap stimulus tertunda. Keadaan berubah setelah stimulasi diberikan dengan sering
Waspadaaktif
Banyak aktivitas tubuh; memperlihatk an periode rewel Aktivitas motorik meningkat disertai perubahan warna
Menangis
Faktor Lain yang Mempengaruhi Perilaku Neonatus Usia Gestasi bayi dan tingkat kematangan SSP akan mempengaruhi perilaku yang terlihat. Lama waktu untuk memulihkan diri akibat persalinan dan melahirkan akan mempengaruhi perilaku bayi baru lahir saat mereka mulai terorganisasi Kejadian di lingkungan dan stimulus Efek obat-obatan maternal yang diberikan selama persalinan kepada bayi baru lahir. (masih kontroversi) Perilaku Sensori Penglihatan Pupil bayi bereaksi terhadap rangsangan cahaya sehingga refleks mengedip mudah. Kelenjar air mata biasanya belum berfungsi sampai bayi berusia 2-4 minggu. Jarak pandang paling jelas17-20 cm BBL sensitif tehadap cahaya dengan mengerutkan wajah bila suatu cahaya terang diarahkan ke wajahnya dan akan memalingkan kepala ke cahaya yang teduh. Respon terhadap gerakan dilihat bila suatu obyek yang terang (bahkan pada usia 15 menit), mereka akan mengikuti objek tersebut dengan matanya dan sebagian bayi akan memalingkan kepalanya untuk melakukan hal tersebut. Pendengaran 1 menit setelah bayi lahir cairan ammnion keluar dari telinga, pendengaran bayi sama dengan pendengaran orang dewasa. Bayi berespon terhadap suara ibunya. Sentuhan Wajah, terutama mulut, tangan dan telapak kaki merupakan daerah yang paling sensitif terhadap sentuhan, misalnya sentuhan ujung jari, mengusap-usap wajah dengan lembut, dan memijat punggung. Refleks dapat ditunjukkan dengan memukul-mukul. Trauma atau stress lahir serta obat-obatan depresan yang dipakai ibu mmenggurangi sensitivitas bayi terhadap stimulus sentuhan atau stimulus nyeri. Pengecap Bayi baru lahir memilki sistem kecap yang berkembang baik Larutan yang hambar tidak membuat bayi berespons, sedangakan larutan yang manis membuat bayi mengisap dengan bersemangat. Larutan asam membuat bayi menggerakkan bibirnya dan larutan pahit membuat bayi marah.
Menggendong dan Mengatur Posisi Bayi digendong dengan aman denagn menopang kepala karena bayi baru lahir tidak mampu mempertahankan posisi kepalanya tetap tegak selama beberapa detik. Setelah makan posisikan bayi miring kanan untuk mempercepat pengosongan lambung keusus kecil. Memposisikan bayi miring ditempat tidur membuat pengeluaran mukus dari mulut dan tidak menekan tali pusat atau penis yang baru disirkumsisi. Posisi bayi diubah dari satu sisi ke sisi lain untuk membantu mengembangkan kontur tubuh yang sama disis kiri dan kanan serta meredakan tekanan pada bagian tubuh. Punggung bayi membentuk seperti kurva sehingga mudah menggelinding. Selimut yang dilipat atau digulung yang mengganjal punggung akan akan mencegah bayi mengubah posisi menjadi supine dan membuat perasaan bayi tenang. Merawat Tali Pusat Perawatan tali pusat sama dengan perawatan luka operasi lain. Tujuanya adalah mencegah dan mengidentifikasi perdarahan atau infeksi secara dini. Petunjuk tentang teknik perawatan tali pusat , memebersihkan tali pusat dan kulit sekitar dengan obat yangs udah diresepkan dokter misalnya erotromisin, dan setiap hari melakukan pemeriksaan untuk menemukan tanda-tanda infeksi. Klem pada tali pusat dilepas setelah 24 jam ketika tali pusat mengering. Memandikan Bayi Mandi merupakan kesempatan untuk : membersihkan seluruh tubuh bayi mengobservasi keadaan memberi rasa nyaman mensosialisasi anak-orangtua-keluarga. Mandi yang pertama ditunda sampai temperatur kulit bayi stabil apad 36,5o C atau sampai temperatr tubuh stabil pada 37oC selama dua jam.pertamakali mandi bayi menggunakan sabun ringan untuk membersihkan darah dan cairan amnion. Membersihkan genitalia cukup tiga sampai 4 hari pertama. Mandi dengan air hangat baik pada minggu pertama kemudian dapat menggunakan sabun ringan. Bayi bar lahir tidak perlu mandi setiap hari. Daerah lipatan yang ditutupi popok perlu dibersihkan dan diperhatikan. Apabila terjadi infeksi stafilokokus pada kulit bayi dimandika dengan deterjen hexaclorophene. Sabun alkali seperti minyak bedak dan losion tidak boleh dipakia karena kan meningkatkan keasaman.sehingga bakteri mudah masuk.
IX. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR I. IDENTITAS KLIEN Nama : Bayi Ny. A Umur :Jenis Kelamin :Alamat :No. peneng :Tanggal Masuk :Tanggal Pengkajian :Biodata Penanggung jawab Nama : Ny. A Umur : 20 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Alamat :Pekerjaan :Hubungan dengan klien : Ibu Bayi II. RIWAYAT PRENATAL DAN INTRANATAL a. Riwayat Prenatal Masalah kehamilan selama kehamilannya, Memeriksa kehamilan yaitu pada : - Trimester I :- Trimester II :- Trimester III :b.Riwayat Intranatal 1. Lamanya persalinan Kala I :Kala II :Kala III :Kala IV :2. Ketuban Pecah sebelum lahir : . mnt Warna dan Bau : jernih dan Amis 3. Pendarahan Jumlah Warna : . cc : Merah segar
4. Resusitasi pada bayi dilakukan dengan resusitasi pembersihan jalan nafas. c. Postnatal 1. Apgar Score : 9 2. BB :3. TB :4. Lingkar Badan :5. Lingkar kepala :6. Lingkar lengan atas : 7. Mekonium :III. PEMERIKSAAN FISIK 1.TTV DJA :Suhu :Respirasi :-
2.Kepala Cepal hematoma Cepal succedenium Sutura 3.Mata Kesimetrisan Sklera Konjungtiva 4.Hidung Lubang hidung Cuping hidung
: Simetris antara mata kanan dan kiri : Putih tidak ada ikhterus : : Ada dan kedua lubang hidung simetris : Ada
5.Mulut dan Lidah Palatum : Normal Warna palatum : Merah muda Warna lidah : Merah muda Refleks hisap dan menelan : Belum terlatih dengan baik 6.Telinga Kesimetrisan Warna Daun telinga Lekuk telinga Cairan yang keluar
: Simetris antara kiri dan kanan : : ada / tidak ada : ada / tidak ada :
7.Leher Kelenjar Tiroid: ada pembesaran atau tidak JVP : ada peninggian atau tidak KGB : ada pembesaran atau tidak 8.Dada DJA :Gerakan : Dapat mengembang dan mengempis 9.Mamae Putting Areola : ada / tidak :
10.Abdomen Bentuk : Bising usus : ada / tidak Tali pusat : 11.Punggung, Pinggul, dan Bokong Tonjolan punggung : ada / Tidak Lipatan bokong : Simetris / asimetris Warna kulit bokong : 12.GenetaliaTestis Keluar cairan 13.Tangan Pergerakan Jari tangan kanan/kiri Reflek menggenggam : ada / tidak : ada / tidak
: Lengkap
IV. PENGKAJIAN REFLEK BAYI BARU LAHIR Refleks Pada Mata: 1. Berkedip atau Refleks korneal: Respon prilaku yang diharapkan: Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba-tiba atau pada pendekatan objek ke arah kornea: harus menetap sepanjang hidup. Deviasi: Tidak ada kedipan tidak simetris simetris menunjukkan adanya kerusakan pada syaraf kranial II, IV dan V. 2. Pupil: Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya: reflek ini harus ada sepanjang hidup. Deviasi: Kontriksi tidak sama pupil dilatasi terfiksasi 3. Mata boneka: Ketika kepala digerakkan dengan perlahan ke kanan dan kekiri, mata normalnya tidak bergerak: reflek ini harus hilang sesuai perkembangan. Deviasi: Paralis abdusen asimetris Refleks Pada Hidung: 1. Bersin: Respon spontan saluran terhadap iritasi atau obstruksi: reflek ini harus menetap sepanjang hidup. Deviasi: Tidak ada bersin atau bersin terus menerus 2. Glabela: Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat. Deviasi: Tidak ada reflek Refleks Pada Mulut dan Tenggorokan 1. Menghisap: Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumolar sebagai respon terhadap rangsang: reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur. Deviasi: Menghisap lemah atau tidak ada 2. Muntah: Stimulasi faring posterior oleh makanan, hisapan, atau masuknya selang harus menyebabkan refleksi muntah: reflek ini harus menetap sepanjang hidup Deviasi: Tidak adanya reflek muntah menunjukkan adanya kerusakan pada syaraf glosoferingeal 3. Rooting: Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikan kepala ke arah sisi tersebut dan mulai menghadap: harus hilang kira-kira pada usia 3-4 bulan, tetapi dapat menetap selama 12 bulan. Deviasi: Tidak ada refleks, khususnya bila bayi tidak merasa kenyang 4. Ekstrusi: Bila lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon dengan mendorongnya keluar: harus menghilang pada usia 4 bulan Deviasi: Protrusi konstan dari lidah dapat menunjukkan sindrom down 5. Menguap: Respon spontan terhadap penurunan oksigen dengan meningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup. Deviasi: Tidak ada reflek 6. Batuk: Iritasi membran mukosa laring atau pohon trakeobronkial menyebabkan batuk: reflek ini harus tetap ada sepanjang hidup : biasanya ada setelah hari pertama kelahiran. Deviasi: Tidak ada reflek Refleks Pada Ekstremitas 1. Menggenggam: Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar jari menyebabkan fleksi tangan dan jari kaki, genggaman telapak tangan harus berkurang setelah usia 3 bulan, digantikan dengan gerakan volunter, genggaman plantar berkurang pada usia 8 bulan. Deviasi: Fleksi asimetris dapat menunjukkan paralisis 2. Babinski: Tekanan ditelapak kaki bagian luar ke arah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperekstensi dan halus dorsofleksi: reflek ini harus hilang setelah usia 1 tahun.
V. ANALISA DATA Data DS : DO : Etiologi Bayi lahir perbedaan suhu tubuh dalam Masalah Risiko tinggi perubahan suhu tubuh: hipotermia/ hipertermia
DS : DO:-
DS : Ibu memiliki keinginan menurunkan berat badan, tetapi masih ingin menyusui DO : ASI (-)
Intervensi Keperawatan
Rasional
Setelah Tinjau ulang riwayat dilakukan prenatal ibu terhadap perawatan dalam ada kemungkinan x 24 jam, stressor yang nutrisi dan cairan berdampak pada BBL adekuat simpangan glukosa
Bayi cukup bulan yang khususnya rentan pada hipoglikemia mengalami stress kronis dalam
Periksa hipoglikemia
pada waktu usia 1 jam dengan menggunakan dextrostik, dan lebih sering sesuai dengan yang diindikasikan untuk bayi simptomatik/resiko tinggi.
Observasi terhadap
tremor, iritabilitas, takipnea, diaforesisi, sianosis, pucat, dan aktivitas kejang;
Pantau
bayi baru lahir terhadap kebiruan; perhatikan peningkatan kadar Hb/Ht (Hb >20g/dl, Ht >60%). bising usus. Perhatikan adanya distensi abdomen, adanya
Auskultasi
Pantau
Pemberian makan awal bayi menyusi biasanya terjadi di ruang kelahiran. Sedangkan, air mungkin diberikan diruang perawatan bayi utnuk mengkaji kefektifan menghisap,menela nrefleks gag, dan kepatenan esophagus. Kebutuhan cairan rentang dari 140 sampai 160 ml/24 jam, karena BBL secara proposional mempunyai cadangan cairan yang lebih sedikit dan kebutuhan cairan lebih besar daripada anak yang lebih tua maupun orang dewasa. Pengukuran glukosa darah memastikan temuan dextrostix dan kebutuhan terhadap intervensi. Bayi mungkin memerlukan suplemen glukosa untuk meningkatkan kadar serum. Lingkungan rumah yang termonetral dibutuhkan untuk membantu kemampuan termoregulasi bayi itu sendiri. Teknik yang tidak
KOLABORASI Dapatkan glukosa darah segera bila kadar dextrostix kurang dari 45mg/dl
Berikan glukosa dengan segera peroral atau intravena.
2.
Risiko tinggi perubahan suhu tubuh: hipotermia/ hipertermia berhubungan dengan kontrol terhadap
Setelah dilakukan perawatan selama x 24 jam, suhu tubuh terjaga dengan kriteria hasil: Dapat
Diskusikan pentingnya termoregulasi pada bayi baru lahir. Pertahankan suhu ruangan antara 24 25,5 derajat celcius. Demonstrasikan
Observasi lingkungan terhadap kehilangan termal, melalui konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi.
Bantu orang tua dalam mempelajari tindakan yang tepat untuk mempertahankan suhu bayi seperti membedong bayi dengan tepat dan meutup kepala bila suhu kepala lebih rendah dari 36,1 derajat. Tempatkan bayi pada lingkungan yang hangat Beri selimut, pakaian, dan popok Setelah mandi segera keringkan tubuh bayi Hindari bayi kontak langsung dengan udara dingin, kipas angin, jendela terbuka, dan ventilasi berlebihan.
3.
Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan imunologi dan faktor lingkungan.
Setelah Lap kulit dengan dilakukan perlahan untuk perawatan mengeringkan setelah selama x 24 mandi ; hindari jam, tidak terjadi menggosok secara infeksi. berlebihan. Meminimalisir terjadinya resiko infeksi denga kriteria hasil : TTV normal. Gunakan krim Tidak ada eucerin pada area perdarahan. kulit yang kering, Tidak ada khususnya pada
Terjadinya infeksi ditingkatkan dengan jumlah bermakna merupakan jalan masuk potensial untuk organisme infeksius, seperti pembuluh darah & tali pusat Membantu mencegah kulti robek dan rusak,khususnya
Kaji tali pusat dan area pada dasar tali pusat setiap hari dari adanya kemerahan, bau, atau rabas.
Inspeksi mulut bayi terhadap adanya plak putih pada mukosa oral,gusi,dan lidah. Bedakan antara bercak putih dari sariawan dan dadih susu Perhatikan adanya letargi, penambahan berat badan buruk, gelisah, penurunan suhu, ikterik, gejala pernapasan, atau lesi terlihat.
KOLABIRASI Pantau pemeriksaan laboratorium, sesuai indikasi : Jumlah SDP Kadar serum IgE,IgM,dan IgA Kultur lesi,pustule,atau drainase bila ada. Kultur darah
Defisiensi neutrofil yang berperan dalam respons fagosit awal dan defisiensi immunoglobulin spesifik membuat bayi cukup bulan cenderung terkena infeksi. Mencegah terjadinya infeksi dari lingkungan. Peningkatan kadar
Daftar Pustaka
Bobak, Irene. 2005. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Doenges, Marlynn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/ Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC. http://erlitagustin04.blogspot.com/2010/11/aspek-sosial-budaya-pada-bayi-baru.html (Erlit Agustin. 2010. Aspek Sosial Budaya pada Bayi Baru Lahir. Diakses pada 29 April 2011, jam 20.00 WIB) http://www.clubnutricia.co.id/my_baby/babys_immunity/article/immunization_schedule (Dr. Rini. 2009. Jadwal Imunisasi. Diakses tanggal 01 Mei 2011 jam 16. 30 WIB) http://www.scribd.com/doc/47348822/Proses-Laktasi-Dan-Menyusui (Novrita Tri Yulvia M.Keb. . Proses Laktasi dan Menyusui. Diakses tanggal 30 April 2011 jam 20.30 WIB) http://www.jendelaanakku.net/index.php?option=com_content&view=article&id=88:pola-tidur-a-masalah-yangdihadapi-pada-bayi-0-6-bulan&catid=1:perkembangan-anak-a-perilaku-anak&Itemid=74[akses 1april2011] (jendela anakku. 2010. 2010. Pola tidur dan Masalah yang Dihadapi pada Bayi 0-6 Bulan. Diakses pada 29 April 2011 jam 21.00)