You are on page 1of 27

R.

Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3

BAYI BARU LAHIR I. Adaptasi Sistem Tubuh pada Bayi Baru Lahir Sistem Pernafasan Perkembangan paru-paru Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx, yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya bukti gerakan napas sepanjang trimester kedua dan ketiga (Varneys, halaman 551 ). Ketidakmatangan paru-paru terutama akan mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum usia kehamilan 24 minggu, yang disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru-paru dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan. Awal adanya nafas Dua faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi. a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan diotak. b. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan. Jadi system-sistem harus berfungsi secara normal. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk : a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru b. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-34 minggu kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan. Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernapasan, yang menyebabkan sulit bernapas. Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu. Dari cairan menuju udara Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru-parunya. Pada saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan melalui seksio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada ini dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dari paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. Semua alveolus paru-paru akan berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu. Fungsi system pernapasan dalam kaitanya dengan fungsi kardiovaskuler Oksigenasi yang memadai merupakan factor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokonstriksi. Pengerutan pembuluh ini berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru. Peningkatan aliran darah ke paru-paru akan mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim. Perubahan Sistem Sirkulasi Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim, harus terjadi dua perubahan besar:

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung b. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh system pembuluh tubuh. Ingat hokum yang menyatakan bahwa darah akan mengalir pada daerah-daerah yang mempunyai resistensi yang kecil. Jadi perubahan-perubahan tekanan langsung berpengaruh pada aliran darah. Oksigen menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah. Hal ini terutama penting kalau kita ingt bahwa sebagian besar kematian dini bayi baru lahir berkaitan dengan oksigen (asfiksia). Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah : a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang. b. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru-paru (menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru). Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup. Vena umbilicus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara funsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3 bulan Perubahan Sistem Termoregulasi Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 360 C. Suhu normal pada neonatus adalah 36 5 370 C. Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermia yang disebabkan oleh: 1. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna 2. Permukaan tubuh bayi relative lebih luas 3. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas 4. Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan. Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6 12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang atau segera dimandikan. Gejala hipotermia: a. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah. b. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun. c. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung, tungkai dan lengan. d. Muka bayi berwarna merah terang e. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian. Mekanisme terjadinya Hipotermia: Hipotermia pada bayi baru lahir timbul karena penurunan suhu tubuh yang dapat terjadi melalui:

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


a. Radiasi : Yaitu panas tubuh bayi memancar kelingkungan sekitar bayi yang lebih dingin, misal : BBL diletakkan ditempat yang dingin. b. Evaporasi : Yaitu cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap, misal : BBL tidak langsung dikeringkan dari air ketuban. c. Konduksi : Yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin, misal : popok/celana basah tidak langsung diganti. d. Konveksi : Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi, misal : BBL diletakkan dekat pintu/jendela terbuka. Perubahan Sistem Metabolisme Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam). Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara : a. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir). b. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis) c. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis). Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenolisis). Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama dalam hati, selama bulan-bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Seorang bayi yang mengalami hipotermia pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan persediaan glikogen dalam jam pertama kelahiran. Inilah sebabnya mengapa sangat penting menjaga semua bayi dalam keadaan hangat. Perhatikan bahwa keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan yang sehat. Jika semua persediaan digunakan pada jam pertama maka otak bayi dalam keadaan beresiko. Bayi baru lahir kurang bulan, lewat bulan, hambatan pertumbuhan dalam rahim dan distress janin merupakan resiko utama, karena simpanan energi berkurang atau digunakan sebelum lahir. Gejala-gejala hipoglikemia bisa tidak jelas dan tidak khas meliputi : kejang-kejang halus, sianosis, apnu, tangis lemah, letargis, lunglai dan menolak makanan. Bidan harus selalu ingat bahwa hipoglikemia dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemia ialah kerusakan yang meluas di seluruh sel-sel otak. Perubahan Sistem Gastrointestinal Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memeberi ASI on demand. Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari zat-zat berbahaya kolon. Pada bayi baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan air disbanding orang dewasa, sehingga menyebabkan diare yang lebih serius pada neonatus. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami meliputi: 1. Perlindungan oleh kulit membrane mukosa. 2. Fungsi saringan saluran napas. 3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus 4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada bayi baru lahir sel-sel darah ini masih belum matang, artinya bayi baru lahir tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibody keseluruhan terhadap antigen asing masih belum bisa

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


dilakukan sampai awal kehidupan anak. Salah satu tuges utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan system kekebalan tubuh. Karena adanya defisiensi kekebalan alami dan didapat ini, bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan detekdi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting. Sistem Perkemihan Pada bulan keempat kehidupan janin, ginjal terbentuk. Didalam rahim, urine sudah terbentuk dan dieksresi ke dalam cairan amnion. Fungsi ginjal yang mirip dengan fungsi orang dewasa, belum terbentuk pada tahun kedua kehidupan. Umumnya bayi cukup bulan meneglaurkan urine 15-60 ml per kilogram per hari. Berkemih 6-10 kali dengan warna urin pucat menunjukan masukan cairan yang cukup. Bayi baru lahir tidak mengeluarkan urin selama 12-24 jam. Perbedaan keseimbangan cairan dan elektrolit BBl dari respon fisiologis orang dewasa ialah sebagai berikut : Sekitar 40 % berat badan BBL terdiri dari cairan ekstrasel sedangkan pada orang dewasa hanya 20% Setiap hari BBL memasukan dan mengeluarkan 600-700 ml air yang ekuivalen dengan 20% total cairan tubuh atau 50% cairan ektrasel. Sebaliknya, orang dewasa menukar 2000 ml air yang ekuivalen dengan 5% total cairan tubuh dan 14% cairan ektrasel. Terdapat variasi komposisi cairan tubuh. Konsenrasi natrium, fosfat, klorida, dan asam organik lebih tinggi dan konsentrasi ion bikarbonat lebih rendah. GFR ialah 30 % sedangkan pada orang dewasa 50%. Namun, protein pertumbuhan hampir semua dimetabolisme. Urine bersifat hipotonik Reabsorbsi natrium menurun akibat aktivitas sodium-potasium-activated adenosinetriphospate BBl dapat mengencerkan urine sampai 50 miliosmol BBl dapat mengonsentrasi urin dari 600-700 mOsm sedangkan kapasitas orang dewasa adalah 1400 mOsm. Berat jenis urinnya sekitar 1,005-1,015 BBL memiliki ambang glukosa lebih tinggi Sistem Hematopoesis Saat Bayi baru lahir, nilai rata hemoglobin, hematokrit, dan eritrosit lebi tinggi dari nilai normal. Hb bayi baru lahir berkisar antara 14,5-22,5 g/dl. Ht bervariasi dari 44%-72% dan hitung eritrosit 5-7,5 juta/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu ke lima dan sampai 5% pada minggu ke-20. Penurunan ini terjadi karena umur sel yang mengandung Hb janin lebih pendek, akibatnya terjadi anemia ringan sementara. Persediaan zat besi pada bayi yang tali pusatnya tidak segera diklem dapt meningkat karena 80 ml darah plasenta mengandung 50 mg zat besi. Leukosit janin denga hitung SDP sekitar 18.000/mm3 merupakan nilai normal saat bayi lahir dan meningkat menjadi 23.000-24.000 pada hari pertama setelah bayi lahir. Pada neonatal leukosit dipertahankan pada 11.500/mm3. Pada bayi baru lahir jumlah leukosit ini tidak meningkat secara bermakna jika terjadi infeksi. Sistem Hepatika Hati janin mulai menyimpan besi sejak dalam kandungan. Apabila ibu mendapat cukup asupan besi selama hamil, bayi akan memiliki simpanan besi yang dapat bertahan sampai bulan kelima kehidupannya diluar rahim. Hiperbilirubinemia fisiologis mrupakan kondisi normal pada 50% bayi cukup bulan dan 80 % pada bayi prematur. Ikterik ini mungkin bisa disebabkan karena jumlah eritrosit pada bayi lebih banyak per kilogram berat badannya dan usia eritrosit lebih pendek. Disamping itu, terdapat cukup banya reabsorbsi bilirubin pada usus halus neonatus. Sistem Integumen Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Vernik kaseosa juga berfusi dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Kulit sering terlihat berbercak, terutama disekitar ekstremitas. Tangan dan kaki terlihat sedikit sianotik. Warna kebiruan ini, akrasianotik disebabkan oleh ketidakstabilan vasomotor, stasis kapiler, dam kadar Hb yang tinggi. Edem wajah dan ekimosis dapat timbul akibat presentasi muka atau kelahiran dengan forsep. Kaput suksedanum ialah edema pada kulit kepala. Sefalhematoma ialah kumpulan darah diantara tulang tengkorak dan periosteum. Deskuamasi pada kulit bayi tiak terjadi sampai beberapa hari setelah lahir Kelenjar keringat sudah ada

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


Sejak bayi lahir tetapi tidak berespon terhadap peningkatan suhu tubuh Sistem Reproduksi Wanita Saat lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel-sel germinal primitif. Genitalia eksterna biasanya edematosa disertai pigmentasi yang lebih banyak. Pada BBL cukup bulan, labia mayora dan minora menutup vestibulum. Pada bayi prematur, klitoris menonjol dan labia mayora kecil dan terbuka. Pria Testis turun ke dalam skrotum pada 90% BBL laki-laki. Sistem Muskuloskeletal Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungksi. Ada dua kurvatura pada kolumna vertebralis yaitu toraks dan sakrum. Ketika bayi mulai dpat mengendalikan kepalnya kurvatura yang lain mulai terbentuk. Sistem Neuromuskular Terjadi pertumbuhan otak yang cepat II. PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR Suhu Tubuh Setiap kali prosedur dilakukan, upayakan untuk mencegah atau mengurangi hilangnya panas pada bayi baru lahir. Stress dingin akan mengganggu kesehatan bayi baru lahir. Perawat dapat membantu menstabilkan temperatur tubuh bayi baru lahir dengan beberapa cara. Temperatur ruang di unit rawat sebaiknya 24 0C. bayi baru lahir harus dikeringkan dan dibungkus dengan selimut hangat segera setelah lahir, perhatikan supaya kepala juga diselimuti selama bayi digendong orang tuanya. Mandi pertama ditundai sampai temperatur kulit bayi mencapai 36,50C dan suhu tersebut menetap sekurang-kurangnya selama dua jam. Menghangatkan Bayi Seorang bayi cukup bulan dalam keadaan sehat yang baik sekalipun dapat mengalami hipotermia. Bayi hipotermi dilakukan dengan hati-hati. Menghangatkan atau mendinginkan bayi dengan cepat dapat menyebabkan bayi mengalami apnea dan asidosis. Suplai Oksigen yang Adekuat Kondisi yang mempertahankan suplai oksigen yang adekuat. -Jalan napas bersih -Usaha bernapas -Sistem kardiopulmoner berfungsi -Dukungan panas (pemaparan pada stress dingin meningkatkan kebutuhan oksigen). Profilaksis Mata Salep mata eritromisin atau tetrakain diteteskan dalam konjungtiva bawah pada setiap mata dalam dua jam setelah lahir untuk mencegah optalmia neonatorum, suatu infeksi yang disebabkan oleh nesisseria gonorrhoeae, dan konjungtivitis inklusi, suatu infeksi disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Bayi dapat terpapar pada bakteri ini ketika melewati saluran vagina. Apgar Score NILAI Tanda Denyut jantung Pernapasan Tonus otot Refleks Warna 0 Tidak ada Tidak ada Lemah Tidak ada respon Biru, pucat 1 Lambat (< 100) Lambat, menangis lemah. Ekstremitas sedikit fleksi Menyeringai (grimace) Tubuh merah muda, ekstremitas biru. 2 Lebih dari 100 Mengis dengan baik Fleksi dengan baik Menangis Merah muda seluruhnya

Keterangan : (1) 7-10: Bayi normal

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


(2) 4-6 (3) 0-3 : Asfiksia sedang : Asfiksia berat

Imunisasi Jenis imunisasi yag diberikan pada bayi baru lahir adalah hepatitis B, cacar, BCG,dan lain-lain

III. KARAKTERISTIK PERILAKU BBL

Siklus Tidur Terjaga Keadaan Perilaku dan Perilaku Menetap KARAKTERISTIK KEADAAN Aktivitas Gerak Mimik Wajah Pola Tubuh Mata Napas Tidak ada Tanpa mimik Lancar wajah, kadang- dan kadang teratur melakukan gerakan menghisap dengan interval teratur

Keadaan

Tingkat Respon

Keadaan Tidur Tidur Sangat Dalam nyenyak, tetapi kadangkadang terkejut

Ambang ter-dapat stimulus sangat tinggi, sehingga ha-nya stimulus yang mengganggu dan intensitasnya tinggi yang akan memba-ngunkan bayi Lebih respon-sif terhadap stimulus inter-nal dan ekster-nal. Saat sti-mulus muncul bayi dapat tetap berada dalam keadaan tidur ringan, kembali ke tidur dalam, atau terjaga sampai mengantuk.

Tidur ringan

Beberapa gerakan tubuh

Gerakan mata cepat (REM), mata berkedut di balik kelopak mata

Dapat Tidak tersenyum dan teratur mengeluarkan suara rewel atau menangis

Keadaan Terjaga Mengan-tuk Tingkat aktivitas bervariasi, diselingi keadaan terkejut ringan dari waktu ke waktu.

Waspadatenang

Minimal

Mata terbuka dan kadangkadang tertutup, kelopak mata berat, tampak berkacakaca Mata bersinar

Dapat Tidak memperlihatteratur kan beberapa mimik wajah; seringkali tidak ada mimik wajah dan tampak tidur nyenyak

Bayi bereaksi terhadap stimulus walaupun terhadap stimulus tertunda. Keadaan berubah setelah stimulasi diberikan dengan sering

Wajah tampak Teratur cerah, bersinar

Perhatian bayi paling banyak

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


dan melebar tercurah pada lingkungan, memfokuskan perhatian pada setiap stimulus yang ada. Keadaan terjaga optimal Banyak mimik Tidak wajah; wajah teratur tidak secerah pada keadaan waspada-tenang Semakin peka terhadap stimulus yang menganggu (rasa lapar, letih, ribut, penanganan yang berlebihan) Respon ekstrim terhadap stimulus tidak menyenangkan yang berasal dari dalam atau luar

Waspadaaktif

Banyak aktivitas tubuh; memperlihatk an periode rewel Aktivitas motorik meningkat disertai perubahan warna

Mata terbuka, tetapi tidak terlalu cerah

Menangis

Mata Menyeringai tertutup erat atau terbuka

Lebih tidak teratur

Faktor Lain yang Mempengaruhi Perilaku Neonatus Usia Gestasi bayi dan tingkat kematangan SSP akan mempengaruhi perilaku yang terlihat. Lama waktu untuk memulihkan diri akibat persalinan dan melahirkan akan mempengaruhi perilaku bayi baru lahir saat mereka mulai terorganisasi Kejadian di lingkungan dan stimulus Efek obat-obatan maternal yang diberikan selama persalinan kepada bayi baru lahir. (masih kontroversi) Perilaku Sensori Penglihatan Pupil bayi bereaksi terhadap rangsangan cahaya sehingga refleks mengedip mudah. Kelenjar air mata biasanya belum berfungsi sampai bayi berusia 2-4 minggu. Jarak pandang paling jelas17-20 cm BBL sensitif tehadap cahaya dengan mengerutkan wajah bila suatu cahaya terang diarahkan ke wajahnya dan akan memalingkan kepala ke cahaya yang teduh. Respon terhadap gerakan dilihat bila suatu obyek yang terang (bahkan pada usia 15 menit), mereka akan mengikuti objek tersebut dengan matanya dan sebagian bayi akan memalingkan kepalanya untuk melakukan hal tersebut. Pendengaran 1 menit setelah bayi lahir cairan ammnion keluar dari telinga, pendengaran bayi sama dengan pendengaran orang dewasa. Bayi berespon terhadap suara ibunya. Sentuhan Wajah, terutama mulut, tangan dan telapak kaki merupakan daerah yang paling sensitif terhadap sentuhan, misalnya sentuhan ujung jari, mengusap-usap wajah dengan lembut, dan memijat punggung. Refleks dapat ditunjukkan dengan memukul-mukul. Trauma atau stress lahir serta obat-obatan depresan yang dipakai ibu mmenggurangi sensitivitas bayi terhadap stimulus sentuhan atau stimulus nyeri. Pengecap Bayi baru lahir memilki sistem kecap yang berkembang baik Larutan yang hambar tidak membuat bayi berespons, sedangakan larutan yang manis membuat bayi mengisap dengan bersemangat. Larutan asam membuat bayi menggerakkan bibirnya dan larutan pahit membuat bayi marah.

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


Penciuman Indera penciuman bayi baru lahir sudah berkembang baik saat bayi lahir dengan memberi reaksi yang sama dengan reaksi orang dewasa, bila diberi bau yang menyenangkan. Bayi yang disusui mampu membaui ASI dan dapat membedakan ibunya dari ibu yang lain yang juga menyusui. Respon Terhadap Stimulus Lingkungan Temperamen : BBL memiliki reseptor sensoris yang mampu memberikan respon selektif terhadap berbagai stimulus yang terdapat di lingkungan internal dan eksternal. Habituasi : Merupakan mekanisme proteksi. Habituasi membuat bayi terbiasa dengan stimulus lingkungan. Bayi baru lahir yang diberi stimulus baru akan membuka matanya lebar-lebar dan mengarahkan pandangannya untuk sesaat, tetapi pada akhirnya ia menjadi tidak tertarik lagi. Kemampuan berhabituasi memungkinkan bayi baru lahir menyeleksi stimulus yang meningkatkan kemampuannya mempelajari dunia sosial, sehingga menghindari rasa berlebihan. Konsolasi : Menangis merupakan salah satu inisiatif bayi dalam mengurangi stress yang dialaminya. Gerakan tangan kearah mulut umum, dengan atau tanpa menghisap. Bayi juga terjaga jika diberi stimulus suara, bunyi atau stimulus visual. Iritabilitas : Beberapa bayi baru lahir menangis lebih lama dan lebih keras daripada bayi yang lain. Mereka mudah marah akibat suara asing, rasa lapar, basah atau pengalaman baru dan mereka berespon dengan intens. Menangis : Menangis pada bayi berarti berkomunikasi dan bisa menunjukkan rasa lapar, nyeri, keinginan untuk diperhatikan atau rasa tidak puas. Menggendong bayi: Saat digendong bayi akan menyesuaikan tubuhnya dengan bentuk lekukan tubuh si pemberi perawatan. IV. PEDOMAN ANTISIPASI DALAM MERAWAT BAYI BARU LAHIR Temperatur Peningkatan temperatur tubuh (menangis, stress dingin yang menyebabkan vasokonstriksi, infeksi), dan respons lingkungan yang ekstrem. Tanda yang perlu dilaporkan, seperti temperature tinggi dan rendah, hidung tersumbat, letargi, iritabilitas, tidak mau makan dan menangis. Cara menurunkan suhu tubuh, memandikan dengan air hangat kuku, mengenakan pakaian yang sesuai dengan temperature ruangan pada bayi, dan lindungi bayi dari paparan sinar matahari yang lama. Pentingnya memakaikan bayi pembungkus hangat atau selimut ekstra jika udara dingin. Cara membaca thermometer dan mengukur aksila bayi. Pernapasan Berapa variasi normal frekuensi dan irama pernapasan. Refleks apa yang dilakukan bayi untuk membersihkan jalan napas, misalnya, bersin. Perlunya melindungi bayi dari hal-hal berikut : Polusi akibat lingkungan yang penuh asap. Orang yang menderita infeksi saluran napas atas. Sufokasi. Tanda-tanda yang mengindikasikan selesma. Beri bayi makanan dalam jumlah lebih sedikit, tetapi lebih sering supaya bayi tidak menjadi terlalu lemah. Gendong bayi dalam posisi tegak. Beri air steril atau waktu perawtan ekstra. Saat tidur, tinggikan kepala dan dada bayi. Hindari angin dan jangan mengenakan terlalu banyak pakaian pada bayi. Gunakan hanya obat yang diresepka dokter. Lindungi bibir atas dengan sebuah pelapis tipis dari bahan petroleum untuk meminimalakan ekskoriasi akibat sekresi hidung. Eliminasi Perubahan apa yang orangtua dapat harapkan tentang warna feses, jumlah defekasi, dan bau tinja yang mendapat air susu ibu atau bayi yang mendapat susu botol.

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


Warna urin normal yang seharusnya dan berapa jumlah berkemih yang orangtua dapat harapkan dari bayi dalam sehari. Keamanan Cara melindungi bayi dari trauma, antara lain: menjauhkan obyek, seperti peniti dan gunting dari jangkauan bayi. Melindungi bayi supaya tidak jatuh dengan mengajarkan orangtua untuk memegang bayi dengan cara yang aman. Untuk memasangkan sabuk pengaman di tempat duduk dan kereta dorong bayi, untuk meninggikan sisi tempat tidur di tempat tidur bayi, untuk tidak pernah meninggalkan bayi sendiri di atas meja atau di atas tempat tidur bayi. Cara mencegah bayi merasakan panas yang berlebihan atau supaya bayi tidak menggigil Hal-hala yang harus diperhatikan saat memindahkan bayi terutama jika menggunakan kendaraan. Penggunaan tempat duduk bayi di mobil diatur oleh undang-undang di 33 negara bagian V. KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEMATANGAN BAYI BARU LAHIR (BALLARD SCORE) Tes ini untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan fisik. Penilaian neuromuskular meliputi postur, square window, arm recoil, sudut popliteal, scarf sign dan heel to ear maneuver. Penilaian fisik yang diamati adalah kulit, lanugo, permukaan plantar, payudara, mata/telinga, dan genitalia. Penilaian Maturitas Neuromuskular a. Postur Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat dan adanya tahanan saat otot diregangkan. Ketika pematangan berlangsung, berangsur-angsur janin mengalami peningkatan tonus fleksor pasif dengan arah sentripetal, dimana ekstremitas bawah sedikit lebih awal dari ekstremitas atas. Pada awal kehamilan hanya pergelangan kaki yang fleksi. Lutut mulai fleksi bersamaan dengan pergelangan tangan. Pinggul mulai fleksi, kemudian diikuti dengan abduksi siku, lalu fleksi bahu. Pada bayi prematur tonus pasif ekstensor tidak mendapat perlawanan, sedangkan pada bayi yang mendekati matur menunjukkan perlawanan tonus fleksi pasif yang progresif. Untuk mengamati postur, bayi ditempatkan terlentang dan pemeriksa menunggu sampai bayi menjadi tenang pada posisi nyamannya. Jika bayi ditemukan terlentang, dapat dilakukan manipulasi ringan dari ekstremitas dengan memfleksikan jika ekstensi atau sebaliknya. Hal ini akan memungkinkan bayi menemukan posisi dasar kenyamanannya. Fleksi panggul tanpa abduksi memberikan gambaran seperti posisi kaki kodok. Square Window Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan ekstensor memberikan hasil sudut fleksi pada pergelangan tangan. Pemeriksa meluruskan jarijari bayi dan menekan punggung tangan dekat dengan jarijari dengan lembut. Hasil sudut antara telapak tangan dan lengan bawah bayi dari preterm hingga posterm diperkirakan berturut-turut > 90 , 90 , 60 , 45 , 30 , dan 0 . Arm Recoil Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan mengukur sudut mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan. Arm recoil dilakukan dengan cara evaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi, fleksikan lengan bagian bawah sejauh mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua lengan dan lepaskan. Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan. Skor 0: tangan tetap terentang/ gerakan acak, Skor 1: fleksi parsial 140-180 , Skor 2: fleksi parsial 110-140 , Skor 3: fleksi parsial 90-100 , dan Skor 4: kembali ke fleksi penuh Popliteal Angle Manuver ini menilai pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut dengan menguji resistensi ekstremitas bawah terhadap ekstensi. Dengan bayi berbaring telentang, dan tanpa popok, paha ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa memegang kaki satu sisi dengan lembut dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan tangan yang lain. Jangan memberikan tekanan pada paha belakang, karena hal ini dapat mengganggu interpretasi. Kaki diekstensikan sampai terdapat resistensi pasti terhadap ekstensi. Ukur sudut yang terbentuk antara paha dan betis di daerah popliteal. Perlu diingat bahwa pemeriksa harus menunggu sampai bayi berhenti menendang secara aktif sebelum melakukan ekstensi kaki. Posisi Frank Breech pralahir akan mengganggu maneuver ini untuk 24 hingga 48 jam pertama usia karena bayi mengalami kelelahan fleksor berkepanjangan intrauterine. Tes harus diulang setelah pemulihan telah terjadi Scarf Sign Manuver ini menguji tonus pasif fleksor gelang bahu. Dengan bayi berbaring telentang, pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan mendorong tangan bayi melalui dada bagian atas dengan satu tangan dan ibu jari dari tangan sisi lain pemeriksa diletakkan pada siku bayi. Siku mungkin perlu diangkat melewati badan, namun kedua bahu harus tetap menempel di permukaan meja dan kepala tetap lurus dan amati posisi siku pada dada bayi dan bandingkan dengan angka pada lembar kerja, yakni, penuh pada tingkat leher (-1); garis aksila

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


kontralateral (0); kontralateral baris puting (1); prosesus xyphoid (2); garis puting ipsilateral (3); dan garis aksila ipsilateral (4) Heel to Ear Manuver ini menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang panggul dengan memberikan fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul. Dengan posisi bayi terlentang lalu pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat mungkin dengan kepala tanpa memaksa, pertahankan panggul pada permukaan meja periksa dan amati jarak antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut ( bandingkan dengan angka pada lembar kerja). Penguji mencatat lokasi dimana resistensi signifikan dirasakan. Hasil dicatat sebagai resistensi tumit ketika berada pada atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); puting baris (2); daerah pusar (3); dan lipatan femoralis (4) Penilaian Maturitas Fisik a. Kulit Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan dengan hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix caseosa. Oleh karena itu kulit menebal, mengering dan menjadi keriput dan / atau mengelupas dan dapat timbul ruam selama pematangan janin. Fenomena ini bisa terjadi dengan kecepatan berbeda-beda pada masing-masing janin tergantung pada pada kondisi ibu dan lingkungan intrauterin. Sebelum perkembangan lapisan epidermis dengan stratum corneumnya, kulit agak transparan dan lengket ke jari pemeriksa. Pada usia perkembangan selanjutnya kulit menjadi lebih halus, menebal dan menghasilkan pelumas, yaitu vernix, yang menghilang menjelang akhir kehamilan. pada keadaan matur dan pos matur, janin dapat mengeluarkan mekonium dalam cairan ketuban. Hal ini dapat mempercepat proses pengeringan kulit, menyebabkan mengelupas, pecah-pecah, dehidrasi, sepeti sebuah perkamen. b. Lanugo Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh fetus. Pada extreme prematurity kulit janin sedikit sekali terdapat lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi 24 hingga 25 minggu dan biasanya sangat banyak, terutama di bahu dan punggung atas ketika memasuki minggu ke 28. Lanugo mulai menipis dimulai dari punggung bagian bawah. Daerah yang tidak ditutupi lanugo meluas sejalan dengan maturitasnya dan biasanya yang paling luas terdapat di daerah lumbosakral. Pada punggung bayi matur biasanya sudah tidak ditutupi lanugo. Variasi jumlah dan lokasi lanugo pada masing-masing usia gestasi tergantung pada genetik, kebangsaan, keadaan hormonal, metabolik, serta pengaruh gizi. Sebagai contoh bayi dari ibu dengan diabetes mempunyai lanugo yang sangat banyak. Pada melakukan skoring pemeriksa hendaknya menilai pada daerah yang mewakili jumlah relatif lanugo bayi yakni pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi. c. Permukaan Plantar Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior ini kemungkinan berkaitan dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan. Bayi dari ras selain kulit putih mempunyai sedikit garis telapak kaki lebih sedikit saat lahir. Di sisi lain pada bayi kulit hitam dilaporkan terdapat percepatan maturitas neuromuskular sehingga timbulnya garis pada telapak kaki tidak mengalami penurunan. Namun demikian penialaian dengan menggunakan skor Ballard tidak didasarkan atas ras atau etnis tertentu. Bayi very premature dan extremely immature tidak mempunyai garis pada telapak kaki. Untuk membantu menilai maturitas fisik bayi tersebut berdasarkan permukaan plantar maka dipakai ukuran panjang dari ujung jari hingga tumit. Untuk jarak kurang dari 40 mm diberikan skor -2, untuk jarak antara 40 hingga 50 mm diberikan skor -1. Hasil pemeriksaan disesuaikan dengan skor di table d. Payudara Areola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi esterogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang diterima janin. Pemeriksa menilai ukuran areola dan menilai ada atau tidaknya bintik-bintik akibat pertumbuhan papila Montgomer. Kemudian dilakukan palpasi jaringan mammae di bawah areola dengan ibu jari dan telunjuk untuk mengukur diameternya dalam milimeter. e. Mata/ Telinga Daun telinga pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring perkembangannya menuju matur. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas palpasi ketebalan kartilago kemudian pemeriksa melipat daun telinga ke arah wajah kemudian lepaskan dan pemeriksa mengamati kecepatan kembalinya daun telinga ketika dilepaskan ke posisi semulanya. Pemeriksaan mata pada intinya menilai kematangan berdasarkan perkembangan palpebra. Pemeriksa berusaha membuka dan memisahkan palpebra superior dan inferior dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari. Pada bayi extremely premature palpebara akan menempel erat satu sama lain. Dengan bertambahnya maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan walaupun hanya satu sisi dan meningggalkan sisi lainnya tetap pada posisinya. Hasil pemeriksaan pemeriksa kemudian disesuaikan dengan skor dalam tabel. Perlu diingat bahwa banyak terdapat variasi kematangan palpebra pada individu dengan usia gestasi yang sama. Hal ini dikarenakan terdapat faktor seperti stress intrauterin dan faktor humoral yang mempengaruhi perkembangan kematangan palpebra. f. Genital (Pria)

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneum ke dalam scrotum kurang lebih pada minggu ke 30 gestasi. Testis kiri turun mendahului testis kanan yakni pada sekitar minggu ke 32. Kedua testis biasanya sudah dapat diraba di canalis inguinalis bagian atas atau bawah pada minggu ke 33 hingga 34 kehamilan. Bersamaan dengan itu, kulit skrotum menjadi lebih tebal dan membentuk rugae. Testis dikatakan telah turun secara penuh apabila terdapat di dalam zona berugae. Pada nenonatus extremely premature scrotum datar, lembut, dan kadang belum bisa dibedakan jenis kelaminnya. Berbeda halnya pada neonatus matur hingga posmatur, scrotum biasanya seperti pendulum dan dapat menyentuh kasur ketika berbaring. g. Genital (Wanita) Untuk memeriksa genitalia neonatus perempuan maka neonatus harus diposisikan telentang dengan pinggul abduksi kurang lebih 45o dari garis horisontal. Abduksi yang berlebihan dapat menyebabkan labia minora dan klitoris tampak lebih menonjol sedangkan aduksi menyebabkankeduanya tertutupi oleh labia majora. Pada neonatus extremely premature labia datar dan klitoris sangat menonjol dan menyerupai penis. Sejalan dengan berkembangnya maturitas fisik, klitoris menjadi tidak begitu menonjol dan labia minora menjadi lebih menonjol. Mendekati usia kehamilan matur labia minora dan klitoris menyusut dan cenderung tertutupi oleh labia majora yang membesar. Labia majora tersusun atas lemak dan ketebalannya bergantung pada nutrisi intrauterin. Nutrisi yang berlebihan dapat menyebabkan labia majora menjadi besar pada awal gestasi. Sebaliknya nutrisi yang kurang menyebabkan labia majora cenderung kecil meskipun pada usia kehamilan matur atau posmatur dan labia minora serta klitoris cenderung lebih menonjol.

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


VI. PERAWATAN BAYI BARU LAHIR Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat adalah memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir sampai tali pusat mengering dan lepas dengan spontan. Tujuan : 1. Mencegah terjadinya infeksi 2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat 3. Mempercepat terlepasnya tali pusat Persiapan : a. Persiapan Alat - Alkohol 70% dalam tempatnya - Kasa steril 1 buah b. Persiapan klien Setelah dimandikan dan dikeringkan, bayi dibaringkan diatas meja khusus atau tempat tidur. Pelaksanaan 1. Cuci tangan 2. Buka kasa pembungkus tali pusat, bila susah di buka, kasa pembungkus terlebih dahulu dibasahi dengan lidi waten alcohol 70% 3. Bila tali pusat masih basah/lembab bersihkan tali pusat dengan lidi waten alcohol 70% dari pangkal menuju ujung tali pusar sampai bersih. 4. Kemudian oleskan betadine 10% seperti cara diatas (dari pangkal ke ujung tali pusat) 5. Tali pusat kemudian di bungkus dengan kasa steril (Bentuk segitiga) dan ikatkan dengan cara lipatkan. 5. Kemudian pakaian bayi dikenakan dan dirapikan 6. Cuci tangan kembali. Hal-hal yang harus diperhatikan : 1. Perawatan tali pusat dilakukan secara rutin setiap selesai mandi dan sewaktu-waktu bila diperlukan. 2. Daerah sekitar tali pusat harus selalu dalam keadaan kering dan bersih untuk mencegah terjadinya infeksi. 3. Dilarang menggunakan plester untuk menguatkan ikatan karena bisa terjadi iritasi pada kulit bayi. Pencegahan infeksi pada tali pusat Merawat tali pusat berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah. Bila kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dan segera keringkan dengan kassa kering dan dibungkus dengan kassa tipis yang steril dan kering. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur, dan sebagainya pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal. Tanda- tanda infeksi tali pusat adalah: a. Kulit sekitarnya berwarna kemerahan. b. Ada pus atau nanah. Memandikan Bayi Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir. Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah : Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi) Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila antara 36,5 C 37 C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5 C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan kuli ibu bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu 1 jam. Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan. Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya, untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI Merawat Linen Bayi Umumnya, bayi memerlukan pakaian berlapis agar lebih nyaman. Untuk mengetahui apakah bayi cukup hangat atau tidak, sentuhlah tangan dan kakinya. Bila terasa dingin, tambahlah selimutnya. Tak cukup hanya mengutamakan kenyamanan, yang paling harus diperhatikan oleh ibu adalah menjaga kehegienisan pakaian bayi. Pakaian yang dikenakan harus bersih dan kering. Ganti pakaian basah sesegera mungkin karena bila tidak maka selain tidak nyaman bagi bayi juga dapat menyebabkan timbulnya jamur yang bisa membuat bayi gatal-gatal dan timbul biang keringat. Segeralah ganti popok yang basah bila bayi pipis atau buang air besar, karena bila tetap dipakai, popok yang basah tersebut dapat menyebabkan infeksi. Selain itu, ibu juga harus memperhatikan kebersihan tubuh bayi. Segera usap bila bayi terkena cairan susu atau yang lain dan pastikan kulit bayi kembali kering. Berikan bedak di setiap lipatan badan bayi untuk menghindarkan luka. Pastikan pakaian bayi anda cukup nyaman, tidak terlalu tebal namun juga tidak terlalu tipis. Pilihlah bahan katun yang dapat menyerap keringatnya dan juga menghindari gatalgatal. Ibu juga dapat memakaikan pakaian dalam bayi seperti singlet atau kaus tambahan yang tipis untuk melindungi bayi dari masuk angin.Begitu juga untuk selimut, pilihlah bahan yang tidak terlalu tebal sehingga tidak membuat bayi terlalu panas. Untuk bayi yang sudah berumur lebih dari 3 bulan, ibu dapat memakaikan singlet karena bayi sudah mulai beradaptasi dengan suhu udara sekitar. Bayi cenderung tidak bisa diam, oleh karena itu pegang dia baik-baik pada saat bajunya diganti. Jangan sepelekan mobilitas bayi. Jangan pernah meninggalkannya seorang diri, walau hanya sekejap. Kalau akan memakaikan baju kaos dan sweater, gulung semua keatas sampai ke leher baju lalu masukkan belakang kepala bayi lebih dulu, lalu dahi dan hidungnya. Kemudian masukkan tangan bayi perlahan-lahan ke dalam lengan baju. Jikalau akan melepaskan sweater atau baju kaos, keluarkan dulu lengan bayi perlahan-lahan dari lengan baju. Renggangkan leher baju lalu angkat keatas melewati dagu, hidung dan dahi bayi. Sesudah itu, lepaskan melewati belakang kepala bayi. Dalam merawat bayi diperlukan perhatian ekstra dan juga tenaga ekstra. Untuk mencuci pakaiannya pun tak boleh sembarangan karena ia bisa menimbulkan alergi terhadap kulit yang disebabkan bahan kimia tertentu. Untuk itu ada beberapa trik yang harus diperhatikan orang tua saat mencuci pakaian bayi, diantaranya : Cuci Pakaian Bayi Baru sebelum Dipakai Pakaian bayi baru harus terlebih dahulu dicuci sebelum dipakaikan ke bayi anda, agar pakaian lebih steril. Pilih Deterjen yang Aman bagi Bayi Waspadai jika bayi menunjukkan tanda alergi setelah memakai pakaian yang baru saja dicuci. Bisa jadi sebabnya adalah deterjen yang anda gunakan. Bila terjadi tanda alergi pada kulit, hentikan pemakaian deterjen dan segera konsultasikan ke dokter. Hindari Pemutih Hindari penggunaan pemutih atau deterjen yang mengandung pemutih untuk mencuci Bahan kimia dalam pemutih pakaian bisa menyebabkan iritasi kulit pada bayi atau lebih parah bisa menyebabkan penyakit kulit. Hindari Penggunaan Softener Jika keadaan mengharuskan pemakaian softener pastikan kandungan softener tersebut aman bagi bayi anda. Pasalnya softener juga bisa menyebabkan iritasi dan alergi pada kulit bayi anda. Penggunaan Pengering Gunakan temperatur paling rendah saat mengeringkan pakaian bayi dalam mesin pengering untuk menghindari baju menyusut, sekaligus membuat pakaian bayi terlihat lebih segar. Pemenuhan Nutrisi Bayi ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi. Manfaat ASI : - ASI mengandung semua kebutuhan gizi yang diperlukan bayi - ASI mengandung zat gizi yang mudah dicerna bayi - Produksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


- ASI mengandung berbagai zat anti sehingga bayi tidak mudah terkena infeksi - ASI tidak mengandung kuman - ASI selalu segar dan tidak pernah basi serta bisa diberikan kapan saja dan dimana saja - ASI dapat mencegah alergi - ASI akan mempererat hubungan batin antara ibu dan bayi Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, yaitu : Berikan asi sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh) Frekuensi menyusui setiap 2-4 jam sekali Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium. Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan Exercise pada Bayi Jenis Stimulasi Yang Dapat Diberikan Stimulasi adalah perangsangan yang datang dari lingkungan luar bayi, sehingga bayi akan lebih mudah melakukan suatu gerakan. Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat perkembangannya daripada anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi. 1. Tapping (Ketukan) adalah upaya untuk meningkatkan kekuatan (tonus) otot melalui stimulasi raba dengan ketukan lembut pada otot menggunakan bagian dalam jari-jari tangan. Contoh : melatih agar bayi pada posisi tengkurap dapat mengangkat kepala, maka diberikan ketukan pada daerah pangkal leher dan punggung atas. 2. Latihan Penumpuan Berat Badan yaitu upaya stimulasi pada sendi dengan menggunakan beban berupa berat badan atau anggota badan itu sendiri untuk menguatkan otot-otot sekitar sendi. Contoh : pada posisi tengkurap, bayi dilatih menumpu badanya pada kedua lengan. 3. Latihan Gerak adalah upaya merangsang kemampuan gerak bayi dengan cara anggota gerak (lengan dan tungkai) digerakkan. Contoh : melatih bayi agar mampu berguling, dilakukan gerak berupa salah satu tungkai bayi digerakkan menyilang tungkai yang lain. 1. Latihan Stimulasi Perkembangan Bayi Latihan mengangkat kepala pada posisi tengkurap: Tengkurapkan bayi, ibu disamping bayi. Beri ketukan lembut pada punggung atas bayi hingga kepala bayi terangkat. Lakukan selama 2-3 menit, 2 kali sehari. 2. Latihan mempertahankan kepala tetap tegak: Bayi dipangku dengan dipegangi pada dadanya. Berikan tekanan ringan pada kepala bayi kearah leher (bawah). Lakukan selama 2-3 menit, 2 kali sehari. 3. Latihan menumpu badan dengan kedua lengan: Tengkurapkan bayi dengan lengan menyangga badan, pegangi pada kanan kiri bahunya. Beri tekanan ringan pada kedua bahu dengan arah menuju lengan. Lakukan 2-3 manit, 2 kali shari. 4. Latihan berguling dari posisi terlentang: Bayi terlentang, pegangi pada kaki kanan kirinya. Gerakkan salah satu kaki memutar menyilang kaki yang lain sehingga bayi tengkurap. Lakukan 2-3 menit, 2 kali sehari. 5. Latihan duduk dari tengkurap: Bayi tengkurap, pegangi dari kanan kiri panggulnya. Beri tarikan pada panggul kearah duduk. Lakukan 2-3 menit, 2 kali sehari. 6. Latihan mempertahankan posisi duduk tegak: Posisikan bayi duduk di depan ibu, pegangi pada kedua bahunya dari atas. Beri tekanan lembut pada kedua bahunya ke arah bawah. 7. Latihan keseimbangan pada posisi duduk tegak: Posisi bayi duduk, pegangi kedua lengannya. Beri dorongan lembut pada lengan bayi ke kiri kanan bergantian. Lanjutkan dengan dorongan lembut ke depan-belakang bergantian. 8. Latihan berdiri: Posisi bayi duduk, pegangi kedua lengannya dari depan. Beri tarikan pada kedua lengannya ke arah depan atas sehingga bayi berdiri.

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


9. Latihan keseimbangan pada posisi berdiri: Posisikan bayi berdiri dengan dipegangi panggulnya dari samping. Beri dorongan pada panggul secar lembut ke kanan kiri bergantian. Lanjutkan dengan dorongan lembut ke depan belakang. VII. ASPEK BUDAYA BAYI BARU LAHIR Para perawat berinteraksi dengan keluarga dari kebudayaan atau kelompok entis yang berbeda, dapat memberi asuhan keperawatan esensial sesuai dengan budaya dengan menguji secara teliti keyakinan-keyakinan budaya , mengidentifikasi bias, sikap, dan penilaian mempelajari praktek dari kebudayaan-kebudayaan yang penting . Beberapa kebudayaan memberikan prioritas tinggi untuk memiliki anak laki-laki, wanita yang melahirkan anak laki-laki menerima status yang lebih tinggi dalam keluarga, ini berlaku pada keluarga Cina tradisional. Dalam keluarga hispanic trdisional, nenek diharapkan memainkan peranan dalam merawat bayi baru lahir (Burrougs, A & Laifer, G 2001). Menurut galanti ( dikutip dari Bobak dkk, 2004) Orang Amerika-Meksiko memiliki beberapa tradisi seperti, menyusui pada bayi baru lahir dimulai pada hari keempat, karena kolostrum dianggap kotor atau tercemar . Minyak zaitun atau jarak diberikan pada bayi baru lahir karena dianggap dapat menstimulasi pengeluaran mekonium. Bayi laki-laki tidak disirkumsisi, dan telinga bayi laki- laki ditindik. Berbagai obat juga digunakan untuk mengatasi mal ajo dan fontanel yang cekung. Kebudayaan pada bayi baru lahir ini menyebabkan banyaknya mitos mengenai bayi baru lahir. Mitos-mitos yang lahir dimasyarakat ini kebenarannya kadang tidak masuk akal dan bahkan dapat berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang merawat bayi baru lahir. Ada pun mitos dan fakta merawat bayi baru lahir hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara merawat bayi antara lain : Dibedong agar kaki tidak bengkok dikarenakan hampir setiap bayi memiliki kaki yang tampak bengkok, begitulah fisiologis kaki bayi. Ini disebabkan karena ia masih terbiasa dengan posisi meringkuk ketika masih berada didalam rahim. Beberapa ibu membedong bayi untuk melindungi dari dingin, baik karena faktor cuaca atau setelah mandi. Hidung ditarik agar mancung. Tidak ada hubungannya menarik hidung dengan mancung tidaknya hidung, semua tergantung dari bentuk tulang hidungnya. Bayi yang mengalami kuning beberapa hari pasca kelahirannya harus dijemur diruangan terbuka. Penyakit kuning yang diderita bayi merupakan proses alamiah dari pemecahan sel darah ibunya. Proses ini memang dapat terbantu oleh sinar matahari. ASI pertama yang berwarna kekuningan merupakan asi yang sudah basi dan tidak baik dikonsumsi bayi. ASI pertama adalah kolostrum yang mengandung zat kekebalan tubuh dan kaya akan protein Ketika bayi demam harus dikompres air dingin. Setelah dikompres, tubuh yang awalnya panas mungkin akan terasa dingin begitu diraba. Akan tetapi ini bukan pertanda bahwa si kecil membaik. Sebaliknya suhu dingin dari kompresan tersebut akan mengirim sinyal yang salah kepada tubuh anak. Dalam menghadapi suatu kebudayaan pada masa bayi baru lahir maka kita memerlukan suatu perencanaan dan pemantauan kesehatan, salah satunya dengan penyuluhan agar kita dapat mengubah atau memperbaiki suatu keadaan dalam mitos yang dapat merugikan ibu, janin dan bayi. Tenaga kesehatan harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya, beradaptasi dengan budaya-budaya dominan yang ada di daerahnya, dan memberikan penyuluhan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir agar para ibu dan masyarakat di lingkungannya dapat mengerti benar . VIII. PENDIDIKAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR Interaksi Sosial Aktivitas sehari-hari selama periode neonatal merupakan waktu terbaik bagi bayi dan keluaraga untuk melakukan interaksi. Sambil mengasuh bayi, ibu dan ayah dapat berbicara kepada bayinya, bermain dengan bayi, dan memeluk sambil mengusap-usap bayinya. Aktivitas mengasuh bayi baru lahir dibagi anatara perawat dan orangtua. Perawat bertindak sebagai guru pendukung. Pengjaran tentang mengasuh bayi bisa lewat film dan video. Memberi Makan Bayi Bayi dapat disusui setelah lahir atau sekurang kurangnya dalam empat jam setelah lahir. Apabila bayi akan diberi susu botol, perawat bisa menawarkan sedikit air steril untuk memastikan bahwa refleks menelan dan refleks menghisap bayi berfungsi dengan baik dan tidak ada anomali.kebanyakan bayi menuntut pemerian makan

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


terjadwal dan dan dapat diberi makan setiap kali mereka bangun. Dianjurakan setiap 3-4 jam sehari danselama beberapa hari setelah bayi lahir diberi makan hanya pada saat terbangun di malam hari. Posisi dan Teknik Menyusui Ada beberapa posisi yang digunakan dalam pemberian makan bayi. Bayi garus berada dalam posisi yang nyaman untuk mempermudahkan keadaan dan tidak harus memutar kepala atau meregangkan lehernya untuk dapat menjangkau puting. Ketika ibu menyentuh lembut bibir bayi dengan putingnya, bayi akan memberi respon dengan refleks rooting alami dan berpaling ke puting dan membuka mulutnya. Puting dan sebagian areaola berada dalam mulut bayi apabila hidung bayi tertutp oleh payudara angkat panggul bayi. Ada beberapa posisi untuk membuat bayi bersendawa.

Menggendong dan Mengatur Posisi Bayi digendong dengan aman denagn menopang kepala karena bayi baru lahir tidak mampu mempertahankan posisi kepalanya tetap tegak selama beberapa detik. Setelah makan posisikan bayi miring kanan untuk mempercepat pengosongan lambung keusus kecil. Memposisikan bayi miring ditempat tidur membuat pengeluaran mukus dari mulut dan tidak menekan tali pusat atau penis yang baru disirkumsisi. Posisi bayi diubah dari satu sisi ke sisi lain untuk membantu mengembangkan kontur tubuh yang sama disis kiri dan kanan serta meredakan tekanan pada bagian tubuh. Punggung bayi membentuk seperti kurva sehingga mudah menggelinding. Selimut yang dilipat atau digulung yang mengganjal punggung akan akan mencegah bayi mengubah posisi menjadi supine dan membuat perasaan bayi tenang. Merawat Tali Pusat Perawatan tali pusat sama dengan perawatan luka operasi lain. Tujuanya adalah mencegah dan mengidentifikasi perdarahan atau infeksi secara dini. Petunjuk tentang teknik perawatan tali pusat , memebersihkan tali pusat dan kulit sekitar dengan obat yangs udah diresepkan dokter misalnya erotromisin, dan setiap hari melakukan pemeriksaan untuk menemukan tanda-tanda infeksi. Klem pada tali pusat dilepas setelah 24 jam ketika tali pusat mengering. Memandikan Bayi Mandi merupakan kesempatan untuk : membersihkan seluruh tubuh bayi mengobservasi keadaan memberi rasa nyaman mensosialisasi anak-orangtua-keluarga. Mandi yang pertama ditunda sampai temperatur kulit bayi stabil apad 36,5o C atau sampai temperatr tubuh stabil pada 37oC selama dua jam.pertamakali mandi bayi menggunakan sabun ringan untuk membersihkan darah dan cairan amnion. Membersihkan genitalia cukup tiga sampai 4 hari pertama. Mandi dengan air hangat baik pada minggu pertama kemudian dapat menggunakan sabun ringan. Bayi bar lahir tidak perlu mandi setiap hari. Daerah lipatan yang ditutupi popok perlu dibersihkan dan diperhatikan. Apabila terjadi infeksi stafilokokus pada kulit bayi dimandika dengan deterjen hexaclorophene. Sabun alkali seperti minyak bedak dan losion tidak boleh dipakia karena kan meningkatkan keasaman.sehingga bakteri mudah masuk.

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


Ruam Pengobatan ruam akibat popok dilakukan dengan membiarkan ruam terkena panas dan udara. Membersihkan dan mengeringkan daerah yang terkena air kemih atau tinja dalam mengganti popok setiap kali bayi berkemih atau defekasi mencegah dan membantu mnegatasi ruam akibat popok. Hindari popok sekali pakai atau celana plastik. Panas yang didapat dari senuah lampu berkekuatan 25 watt diletakan sekitar 45 cm di daerah yang sakit. Pakaian Aturan pemakaian pakaian pada bayi sama seperti pada orang dewasa. Sebuah baju atas dan popok untuk bayi kecil cukup. Sebuah topi mngkin diperlukan untuk melindungi kulit epala bayi dari panas. Membungkus bayi dengan selimut, menjaga temperatur tubuh dan meningkatkan rasa aman. Jangan menggunakan baju yang terlalu banyak pada saat udara panas dapata menimbulkan biang keringat dan rasa tidak nyaman. Penggunaan baju yang terlalu tipis pada sat udara dingin juga menimbulkan rasa tidak nyaman. astikan pakaian bayi terbuat dari bahan alami, seperti katun 100%, yang menyerap keringat, mudah dicuci dan disetrika. Panduan berbusana untuk bepergian lain lagi. Kenakan mantel atau cardigan, kaos kaki, sepatu dan topi pada bayi untuk mencegah dia masuk angin. Perawatan Linen Bayi Membersihkan pakain dilakuakn untuk mengurangi infeksi silang dan membuang sisa sabun. Dirumah, pakai bayi harus dicuci dengan detejen ringan dan air hangat. Membilas pakain dua kali biasanya menghilangkan sisa sisa air kemih atau tinja. Keringkan pakain atau linen di bawah sinar matahari langsung untuk menetralkan residu. Linen tempat tidur perlu sering diganti. Matras pelapis plastik yang biasa diletakan di lapisan paling atas harus sering dicuci, dan tempat tidur juga harus sering dibersihkan dari debu. Peralatan kamar mandi bayi disimpan dalam satu kotak tersendiri.

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3

IX. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR I. IDENTITAS KLIEN Nama : Bayi Ny. A Umur :Jenis Kelamin :Alamat :No. peneng :Tanggal Masuk :Tanggal Pengkajian :Biodata Penanggung jawab Nama : Ny. A Umur : 20 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Alamat :Pekerjaan :Hubungan dengan klien : Ibu Bayi II. RIWAYAT PRENATAL DAN INTRANATAL a. Riwayat Prenatal Masalah kehamilan selama kehamilannya, Memeriksa kehamilan yaitu pada : - Trimester I :- Trimester II :- Trimester III :b.Riwayat Intranatal 1. Lamanya persalinan Kala I :Kala II :Kala III :Kala IV :2. Ketuban Pecah sebelum lahir : . mnt Warna dan Bau : jernih dan Amis 3. Pendarahan Jumlah Warna : . cc : Merah segar

4. Resusitasi pada bayi dilakukan dengan resusitasi pembersihan jalan nafas. c. Postnatal 1. Apgar Score : 9 2. BB :3. TB :4. Lingkar Badan :5. Lingkar kepala :6. Lingkar lengan atas : 7. Mekonium :III. PEMERIKSAAN FISIK 1.TTV DJA :Suhu :Respirasi :-

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3

2.Kepala Cepal hematoma Cepal succedenium Sutura 3.Mata Kesimetrisan Sklera Konjungtiva 4.Hidung Lubang hidung Cuping hidung

: tidak ada : tidak ada :

: Simetris antara mata kanan dan kiri : Putih tidak ada ikhterus : : Ada dan kedua lubang hidung simetris : Ada

5.Mulut dan Lidah Palatum : Normal Warna palatum : Merah muda Warna lidah : Merah muda Refleks hisap dan menelan : Belum terlatih dengan baik 6.Telinga Kesimetrisan Warna Daun telinga Lekuk telinga Cairan yang keluar

: Simetris antara kiri dan kanan : : ada / tidak ada : ada / tidak ada :

7.Leher Kelenjar Tiroid: ada pembesaran atau tidak JVP : ada peninggian atau tidak KGB : ada pembesaran atau tidak 8.Dada DJA :Gerakan : Dapat mengembang dan mengempis 9.Mamae Putting Areola : ada / tidak :

10.Abdomen Bentuk : Bising usus : ada / tidak Tali pusat : 11.Punggung, Pinggul, dan Bokong Tonjolan punggung : ada / Tidak Lipatan bokong : Simetris / asimetris Warna kulit bokong : 12.GenetaliaTestis Keluar cairan 13.Tangan Pergerakan Jari tangan kanan/kiri Reflek menggenggam : ada / tidak : ada / tidak

: Baik : Lengkap : ada

14.Kaki Pergerakan: baik Jari kaki kanan/kiri

: Lengkap

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


Refleks babinski 15.BadanAktivitas Warna kulit Lanugo Sianosis Tekstur : Ada : Baik : : : :

IV. PENGKAJIAN REFLEK BAYI BARU LAHIR Refleks Pada Mata: 1. Berkedip atau Refleks korneal: Respon prilaku yang diharapkan: Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba-tiba atau pada pendekatan objek ke arah kornea: harus menetap sepanjang hidup. Deviasi: Tidak ada kedipan tidak simetris simetris menunjukkan adanya kerusakan pada syaraf kranial II, IV dan V. 2. Pupil: Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya: reflek ini harus ada sepanjang hidup. Deviasi: Kontriksi tidak sama pupil dilatasi terfiksasi 3. Mata boneka: Ketika kepala digerakkan dengan perlahan ke kanan dan kekiri, mata normalnya tidak bergerak: reflek ini harus hilang sesuai perkembangan. Deviasi: Paralis abdusen asimetris Refleks Pada Hidung: 1. Bersin: Respon spontan saluran terhadap iritasi atau obstruksi: reflek ini harus menetap sepanjang hidup. Deviasi: Tidak ada bersin atau bersin terus menerus 2. Glabela: Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat. Deviasi: Tidak ada reflek Refleks Pada Mulut dan Tenggorokan 1. Menghisap: Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumolar sebagai respon terhadap rangsang: reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur. Deviasi: Menghisap lemah atau tidak ada 2. Muntah: Stimulasi faring posterior oleh makanan, hisapan, atau masuknya selang harus menyebabkan refleksi muntah: reflek ini harus menetap sepanjang hidup Deviasi: Tidak adanya reflek muntah menunjukkan adanya kerusakan pada syaraf glosoferingeal 3. Rooting: Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikan kepala ke arah sisi tersebut dan mulai menghadap: harus hilang kira-kira pada usia 3-4 bulan, tetapi dapat menetap selama 12 bulan. Deviasi: Tidak ada refleks, khususnya bila bayi tidak merasa kenyang 4. Ekstrusi: Bila lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon dengan mendorongnya keluar: harus menghilang pada usia 4 bulan Deviasi: Protrusi konstan dari lidah dapat menunjukkan sindrom down 5. Menguap: Respon spontan terhadap penurunan oksigen dengan meningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup. Deviasi: Tidak ada reflek 6. Batuk: Iritasi membran mukosa laring atau pohon trakeobronkial menyebabkan batuk: reflek ini harus tetap ada sepanjang hidup : biasanya ada setelah hari pertama kelahiran. Deviasi: Tidak ada reflek Refleks Pada Ekstremitas 1. Menggenggam: Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar jari menyebabkan fleksi tangan dan jari kaki, genggaman telapak tangan harus berkurang setelah usia 3 bulan, digantikan dengan gerakan volunter, genggaman plantar berkurang pada usia 8 bulan. Deviasi: Fleksi asimetris dapat menunjukkan paralisis 2. Babinski: Tekanan ditelapak kaki bagian luar ke arah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperekstensi dan halus dorsofleksi: reflek ini harus hilang setelah usia 1 tahun.

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


Deviasi: Menetap setelah usia 1 tahun menunjukkan lesi traktur pyramidal 3. Klonus Pergelangan kaki: Dorsofleksi telapak kaki yang cepat ketika menopang lutut pada posisi fleksi parsial mengakibatkan munculnya satu sampai dua gerakan oskilasi (denyut). Akhirnya tidak boleh ada denyut yang teraba. Deviasi: Beberapa denyutan Refleks Pada Massa atau Tubuh 1. Moro: Denyutan atau perubahan tiba-tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstremitas tiba-tiba serta mengipaskan jari membentuk huruf C diikuti dengan fleksi lemah: bayi mungkin menangis: reflek ini harus hilang setelah usia 3-4 bulan, biasa paling kuat selama 2 bulan pertama Deviasi: Menetapnya reflek moro 6 bulan terakhir dapat menunjukkan kerusakan otak reflek moro asimetris atau tidak ada dapat menunjukkan cedera pada fleksus brakial, klavikula, atau humerus. 2. Startle: Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku: tangan tetap tergenggam: harus hilang pada usia 4 bulan. Deviasi: Tidak adanya refleks ini menunjukkan kehilangan pendengaran 3. Perez: Saat bayi tertelungkup pada permukaan keras, ibu jari ditekan sepanjang medula spinalis dari sakrum ke leher: bayi berespon dengan menangis, memfleksikan ekstremitas dan meninggikan pelvis dan kepala:lordosis tulang belakang, serta dapat terjadi defekasi dan urinisasi, hilang padausia 4-6 bulan. Deviasi: Signifikasi hampir sama dengan reflek moro 4. Toknik leher asimetris (menengadah): Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah satu sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi,harus hilang pada usia 3 -4 bulan,untuk digantikan dengan posisi simetris dari kedua sisi tubuh. Deviasi: Tidak adanya atau menetapnya reflek ini menunjukkan kerusakan sistem syaraf. 5. Neck-rigthting: Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke satu sisi: bahu dan batang tubuh membalik ke arah tersebut, diikuti dengan pelvis: menghilang pada usia 10 bulan Deviasi: Tidak ada: signifikansinya hampir sama dengan reflek tonik pada leher asimetris 6. Otolith-rigthing: Jika badan bayi yang tegak ditengadahkan, kepala kembali tegak, posisi tegak. Deviasi: Tidak ada:signifikansinya hampir sama dengan tonikleher asimetris 7. Inkurvasi batang tubuh (Galant): Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak ke arah sisi yang distimulasi: refleks ini harus hilang pada usia 4 minggu. Deviasi: Tidak adanya refleks ini menunjukkan lesi medula spinalis. 8. Menari atau melangkah: Jika bayi dipegang sedemikian rupa hingga telapak kaki menyentuh permukaan keras, akan ada fleksi dan ekstensi resiprokal dari kaki, menstimulasi berjalan: harus hilang setelah usia 3-4 minggu, digantikan oleh gerakan yang dikehendaki. Deviasi: Langkah tidak simetris 9. Merangkak: Bayi bila ditempatkan pada abdomennya (tertelungkup),membuat gerakan merangkak dengan tangan dan kaki: harus hilang kira kira pada usia 6 minggu. Deviasi: Gerakan tidak simetris 10. Placing: Bila bayi dipegang tegak di bawah lengannya dan sisi dorsal telapak kaki dengan tiba-tiba ditempatkan diatas objek keras, seperti meja, kaki mengangkat seolah-olah telapak melangkah diatas meja, usia hilangnya refleks ini bervariasi Deviasi: Tidak ada reflek

V. ANALISA DATA Data DS : DO : Etiologi Bayi lahir perbedaan suhu tubuh dalam Masalah Risiko tinggi perubahan suhu tubuh: hipotermia/ hipertermia

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


perut ibu dan lingkungan luar Adaptasi Bayi belum mampu mengatur suhu tubuh Risiko tinggi perubahan suhu tubuh: hipotermia/ hipertermia Bayi baru lahir Adaptasi Pertahanan imunologi belum matur Faktor lingkungan Bakteri mudah masuk kedalam tubuh bayi dan berkembang biak Risiko tinggi infeksi Faktor penyebab ASI tidak keluar, ibu ada keinginan menurunkan berat badan tetapi masih ingin menyusui Asupan ASI tidak adekuat Bayi tidak mendapat nutrisi optimal Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan V. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan ASI tidak adekuat ditandai dengan ASI (-). 2. Risiko tinggi perubahan suhu tubuh: hipotermia/ hipertermia berhubungan dengan kontrol terhadap temperatur immatur dan perubahan suhu lingkungan. 3. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan imunologi dan faktor lingkungan. INTERVENSI KEPERAWATAN No Diagnosa Tujuan Keperawatan 1. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan ASI tidak

DS : DO:-

Risiko tinggi infeksi

DS : Ibu memiliki keinginan menurunkan berat badan, tetapi masih ingin menyusui DO : ASI (-)

Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan

Intervensi Keperawatan

Rasional

Setelah Tinjau ulang riwayat dilakukan prenatal ibu terhadap perawatan dalam ada kemungkinan x 24 jam, stressor yang nutrisi dan cairan berdampak pada BBL adekuat simpangan glukosa

Bayi cukup bulan yang khususnya rentan pada hipoglikemia mengalami stress kronis dalam

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


adekuat ditandai dengan kriteria neonatus. dengan hasil : Perhatikan APGAR Bebas dari tandascore kondisi saal tanda DS: lahir, tipe/waktu hipoglikemia, DO: pemberian obat, dan dengan kadar ASI (-). suhu awal pada glukosa darah penerimaan di ruang normal perawatan bayi. Menunjukan Turunkan stressor penurunan berat fisik seperti dingin, badan sama pengerahan fisik, dengan atau dan pemajanan kurang dari 5%berlebihan pada 10% berat badan pemancaran panas. lahir pada waktu pulang. Timbang berat badan bayi saat menerima di ruang perawatan setelah itu setiap hari. uterus. Stresor kelahiran dan stress dingin meningkatkanlaju metabolisme dan dengan cepat menurunkan simpanan glukosa. Hipotermi meningkatkan konsumsi energy dan penggunakan simpanan lemak coklat yg tidak dapat diperbaharui. Menetapkan kebutuhan kalori dan cairan sesuai dengan berat badan dasar yang secara normal menurun sebanyak 5%-10% dalam 3 sampai 4 hari. BBL dapat mempertahankan kadar glukosa maternal sampai 1 jam setelah kelahiran, tetapi setelah waktu ini, konsumsi oksigen dapat melebihi masukan dan produksi mengakibatkan hipoglikemia. Menandakan hipoglikemia berkenaan dengan kadar glukosa darah kurang dari 45 mg/dl. SDM adalah consumer glukosa tertinggi, mencetuskan bayi polisitemia terhadap hipoglikemia. Indikator yang menunjukan neonates lapar/siap untuk makan.

Periksa hipoglikemia
pada waktu usia 1 jam dengan menggunakan dextrostik, dan lebih sering sesuai dengan yang diindikasikan untuk bayi simptomatik/resiko tinggi.

Observasi terhadap
tremor, iritabilitas, takipnea, diaforesisi, sianosis, pucat, dan aktivitas kejang;

Pantau

bayi baru lahir terhadap kebiruan; perhatikan peningkatan kadar Hb/Ht (Hb >20g/dl, Ht >60%). bising usus. Perhatikan adanya distensi abdomen, adanya

Auskultasi

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


tangisan lemah yang diam bila rangsang oral diberikan dan perilaku rooting/menghisap. Lakukan pemberian makanan oral awal dengan 5-15 ml air steril, kemudian dekstrosa dan air, berlanjut pada formula

Pantau

warna, konstentrasi, dan frekuensi berkemih.

Pemberian makan awal bayi menyusi biasanya terjadi di ruang kelahiran. Sedangkan, air mungkin diberikan diruang perawatan bayi utnuk mengkaji kefektifan menghisap,menela nrefleks gag, dan kepatenan esophagus. Kebutuhan cairan rentang dari 140 sampai 160 ml/24 jam, karena BBL secara proposional mempunyai cadangan cairan yang lebih sedikit dan kebutuhan cairan lebih besar daripada anak yang lebih tua maupun orang dewasa. Pengukuran glukosa darah memastikan temuan dextrostix dan kebutuhan terhadap intervensi. Bayi mungkin memerlukan suplemen glukosa untuk meningkatkan kadar serum. Lingkungan rumah yang termonetral dibutuhkan untuk membantu kemampuan termoregulasi bayi itu sendiri. Teknik yang tidak

KOLABORASI Dapatkan glukosa darah segera bila kadar dextrostix kurang dari 45mg/dl


Berikan glukosa dengan segera peroral atau intravena.

2.

Risiko tinggi perubahan suhu tubuh: hipotermia/ hipertermia berhubungan dengan kontrol terhadap

Setelah dilakukan perawatan selama x 24 jam, suhu tubuh terjaga dengan kriteria hasil: Dapat

Diskusikan pentingnya termoregulasi pada bayi baru lahir. Pertahankan suhu ruangan antara 24 25,5 derajat celcius. Demonstrasikan

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


temperatur mempertahankan immatur dan suhu perubahan suhu lingkungan. teknik yang tepat untuk mengkaji suhu aksila. tepat dapat menimbulkan keidakakuratan hasil. Menunjukkan hipotermia atau hipertemia. Suhu tubuh bayi baru lahir berfluktuasi dengan cepat sesuai dengan perubahan suhu lingkungan. Informasi membantu orang tua menciptakan lingkungan optimal untuk bayi mereka. Membungkus bayi dan memberikan penutup dikepalanya membantu menahan panas tubuh. Dapat mempertahankan suhu tubuh bayi

Perhatikan tanda- tanda iritablitas

Observasi lingkungan terhadap kehilangan termal, melalui konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi.
Bantu orang tua dalam mempelajari tindakan yang tepat untuk mempertahankan suhu bayi seperti membedong bayi dengan tepat dan meutup kepala bila suhu kepala lebih rendah dari 36,1 derajat. Tempatkan bayi pada lingkungan yang hangat Beri selimut, pakaian, dan popok Setelah mandi segera keringkan tubuh bayi Hindari bayi kontak langsung dengan udara dingin, kipas angin, jendela terbuka, dan ventilasi berlebihan.

3.

Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan imunologi dan faktor lingkungan.

Setelah Lap kulit dengan dilakukan perlahan untuk perawatan mengeringkan setelah selama x 24 mandi ; hindari jam, tidak terjadi menggosok secara infeksi. berlebihan. Meminimalisir terjadinya resiko infeksi denga kriteria hasil : TTV normal. Gunakan krim Tidak ada eucerin pada area perdarahan. kulit yang kering, Tidak ada khususnya pada

Terjadinya infeksi ditingkatkan dengan jumlah bermakna merupakan jalan masuk potensial untuk organisme infeksius, seperti pembuluh darah & tali pusat Membantu mencegah kulti robek dan rusak,khususnya

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


demam pergelangan kaki dan pergelangan tangan. Anjurkan menyusui dini bila tepat. pada bayi dengan kulit kering. Kolostrum dan ASI mengandung sekretorius IgA dalam jumlah tinggi,yang memberikan imunitas. Meningkatkan pengeringan dan pemulihan, meningkatkan nekrosis dan pengelupasan normal. Bercak putih yg tidak dapat dihilangkan dan yang cenderung berdarah bila disentuh disebabkan oleh Candida albicans, Tanda-tanda ini munjukan kemungkinan infeksi. Infeksi yang didapat secara tranplasenta cenderung mempengaruhi hepar dan fungsi SSP. Mencegah terjadinya infeksi

Kaji tali pusat dan area pada dasar tali pusat setiap hari dari adanya kemerahan, bau, atau rabas.

Inspeksi mulut bayi terhadap adanya plak putih pada mukosa oral,gusi,dan lidah. Bedakan antara bercak putih dari sariawan dan dadih susu Perhatikan adanya letargi, penambahan berat badan buruk, gelisah, penurunan suhu, ikterik, gejala pernapasan, atau lesi terlihat.

Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi

KOLABIRASI Pantau pemeriksaan laboratorium, sesuai indikasi : Jumlah SDP Kadar serum IgE,IgM,dan IgA Kultur lesi,pustule,atau drainase bila ada. Kultur darah

Defisiensi neutrofil yang berperan dalam respons fagosit awal dan defisiensi immunoglobulin spesifik membuat bayi cukup bulan cenderung terkena infeksi. Mencegah terjadinya infeksi dari lingkungan. Peningkatan kadar

R. Ami Atmalia - 220110100103 Kasus 1 Reproduksi 3


Berikan antibiotic topical, oral, atau parental Berikan nistatin (mycostatin) pada mulut, swab diatas mukosa oral, gusi, dan lidah. IgM pada kelahiran dapat terjadi sebagai respon terhdapa organism infeksius dalam uterus. Mengidentifikasi kemungkinan pathogen. Mendiagnosis adanya bakterimia atau sepsis serta mengidentifikasi agen penyebab. Mengesampingkan organisme patogenik Menghilangkan Candida albicans, organism penyebab sariawan dan stomatitis mikotik.

Daftar Pustaka
Bobak, Irene. 2005. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Doenges, Marlynn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/ Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC. http://erlitagustin04.blogspot.com/2010/11/aspek-sosial-budaya-pada-bayi-baru.html (Erlit Agustin. 2010. Aspek Sosial Budaya pada Bayi Baru Lahir. Diakses pada 29 April 2011, jam 20.00 WIB) http://www.clubnutricia.co.id/my_baby/babys_immunity/article/immunization_schedule (Dr. Rini. 2009. Jadwal Imunisasi. Diakses tanggal 01 Mei 2011 jam 16. 30 WIB) http://www.scribd.com/doc/47348822/Proses-Laktasi-Dan-Menyusui (Novrita Tri Yulvia M.Keb. . Proses Laktasi dan Menyusui. Diakses tanggal 30 April 2011 jam 20.30 WIB) http://www.jendelaanakku.net/index.php?option=com_content&view=article&id=88:pola-tidur-a-masalah-yangdihadapi-pada-bayi-0-6-bulan&catid=1:perkembangan-anak-a-perilaku-anak&Itemid=74[akses 1april2011] (jendela anakku. 2010. 2010. Pola tidur dan Masalah yang Dihadapi pada Bayi 0-6 Bulan. Diakses pada 29 April 2011 jam 21.00)

You might also like