You are on page 1of 6

E-learning, Sebuah Metode Baru Pembelajaran

Susilo Wirawan, SKM )*

1. Pendahuluan

Seperti tertulis dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Pendidikan


Nasional 2005-2009, maka ada masalah mendasar yang dihadapi dalam
pembangunan pendidikan di Indonesia dewasa ini. Permasalahan
pendidikan ini dikelompokkan menjadi tiga masalah besar, pertama yaitu
masalah yang berkaitan dengan pemerataan dan perluasan akses
pendidikan, masalah kedua meliputi mutu, relevansi dan daya saing
keluaran (output) pendidikan dan yang ketiga masalah manajemen,
akuntabilitas dan citra publik tentang pengelolaan pendidikan

Setelah Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional (Sisdiknas)


diberlakukan, maka semua lembaga penyelenggara pendidikan dapat dan
diijinkan menyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan alat bantu
pembelajaran elektronika atau e-learning (web based learning).
Pembelajaran melalui jasa web ini mengandalkan pada keunggulan
teknologi informasi dan komunikasi.

Sebenarnya pembelajaran menggunakan teknologi internet memiliki


karakteristik–karakteristik khusus. Karakteristik-karakteristik tersebut yang
menjadikannya berbeda dengan media elektronik lain. Media elektronik lain
hanya sebagai alat bantu pembelajaran yang bersifat pasif, misalnya tape
recorder hanya dapat merekam suara dosen untuk diperdengarkan di lain
waktu, OHP membantu dosen untuk tidak repot dengan kotornya spidol
saat menulis di papan tulis dan mahasiswa dapat dengan mudah
menggandakan slide tanpa susah mencatat. Komputer stand alone juga
hanya sebatas penyampaian materi dengan presentasi yang disertai
dengan video dan gambar pendukung lainnya.

)* Mahasiswa S-2 Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES)


UGM Yogyakarta


 
E-learning memang diperlukan dalam membangun sektor
pendidikan di Indonesia, khususnya dalam kaitannya dengan masalah
pendidikan yang menyangkut upaya meningkatkan pemerataan dan akses
pendidikan. Pengalaman di negara-negara lain, baik di Asia, Australia,
Eropa dan Amerika membuktikan bahwa e-learning memang sangat
membantu menyelesaikan masalah-masalah pendidikan di negara-negara
tersebut. Sedangkan internet adalah alat bantu pembelajaran yang bersifat
interaktif, karakteristik tersebut meliputi: informasi real time, interaksi
dosen-mahasiswa secara langsung walaupun tanpa tatap muka, forum
diskusi online antar mahasiswa, dapat diakses kapan saja dan di mana
saja, penyampaian dan pengumpulan tugas secara online, penyampaian
pengumuman administrasi perkuliahan dan jadual secara online.

2. Definisi

Soekartawi, Haryono dan Librero mendefinisikan e-learning sebagai


berikut :

“E-learning is a generic term for all technologically supported learning


using on array of teaching and learning tools as phone bridging, audio
and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions and the more
recognized web based training or computer aided instruction also
commonly reffered to as online courses”

Dari definisi di atas maka e-learning juga dapat diartikan


sebagai pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jaringan
elektronik seperti telepon, audio, video tape, transmisi satelit atau
komputer. Walaupun didefinisikan dengan berbagai versi yang mungkin
satu sama lain berbeda, namun satu hal yang sama tentang e-learning
atau electronic learning adalah pembelajaran melalui jasa bantuan “e”
atau elektronik

3. Karakteristik

E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis


elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer.


 
Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk
dikembangkan dalam bentuk yang berbasis web, sehingga kemudian
dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet, inilah
sebabnya mengapa sistem e-learning dengan menggunakan internet
disebut juga internet enabled learning. Penyajian e-learning berbasis
web ini bisa menjadi lebih interaktif. Informasi-informasi perkuliahan juga
bisa real-time. Begitu pula dengan komunikasinya, meskipun tidak
secara langsung tatap muka, tapi forum diskusi perkuliahan bisa
dilakukan secara online dan real time.

Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang


memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan di banyak waktu. Kapanpun
mahasiswa bisa mengakses sistem ini. Aktifitas perkuliahan ditawarkan
untuk bisa melayani seperti perkuliahan biasa. Ada penyampaian materi
berbentuk teks maupun hasil penyimpanan suara yang bisa di-download,
selain itu juga ada forum diskusi, bisa juga seorang dosen memberikan
nilai, tugas dan pengumuman kepada mahasiswa

4. Kelebihan E-learning

Menyadari bahwa di internet dapat ditemukan berbagai informasi


yang dapat diakses secara lebih mudah kapan saja dan di mana saja,
maka pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan. Dari berbagai
literatur yang tersedia (Elangovan 1997, Soekartawi 2002, Mulvihil 1997)
terdapat beberapa kelebihan e-learning antara lain

a. Tersedianya fasilitas moderating di mana guru dan siswa dapat


berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler
atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa
dibatasi jarak, tempat dan waktu.

b. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk


belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga
keduanya bisa saling menilai sampai seberapa jauh bahan ajar
tersebut telah dipelajari


 
c. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di
mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersebut telah
tersimpan di komputer.

d. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan


bahan ajar yang dipelajarinya ia dapat melakukan akses di internet
secara mudah.

e. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet


yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak sehingga
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

f. Berubahnya peran siswa yang bisanya pasif menjadi aktif

g. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi yang tinggal jauh dari perguruan
tinggi atau sekolah konvensional, bagi yang sibuk bekerja atau bagi
yang berada di luar daerah dan sebagainya

5. Merancang E-Learning

Sebelum menyelenggarakan e-learning maka terlebih dahulu


dilakukan 2 (dua) hal yaitu analisis kebutuhan (Need Analysis) dan studi
kelayakan (Feasibility Study). Analisis kebutuhan dilaksanakan untuk
menjawab pertanyaan “Apakah e-learning dibutuhkan oleh lembaga
penyelenggara pendidikan yang bersangkutan?” Kalau jawabannya “ya”
maka kegiatan berikutnya adalah melaksanakan studi kelayakan.

Dalam menganalisis kebutuhan perlu ditentukan apakah e-


learning dirancang untuk kelas tatap muka (face to face learning), kelas
virtual (virtual learning) atau gabungan kelas tatap muka dan kelas
virtual (blended e-learning). Sedangkan studi kelayakan akan
menjawab apakah secara teknis e-learning bisa dilaksanakan, secara
finansial tidak merugikan dan secara sosial bisa diterima oleh
masyarakat, serta memperhitungkan hambatan-hambatan yang
mungkin akan muncul.


 
Studi kelayakan ini sangat penting mengingat masih banyak
orang berpendapat bahwa e-learning itu mahal dan rumit (kompleks).
Banyak anggapan yang menyatakan bahwa e-learning itu
menggunakan teknologi yang canggih atau teknologi tinggi (hight
technology), dengan seperangkat piranti keras dan lunak yang rumit
dan berharga mahal. Di samping itu dengan akan diterapkannya
metode e-learning nanti akan mengabaikan “nilai-nilai” (values) bagi
pengguna atau tidak dan sebagainya

Ada 4 hal penting yang perlu diperhatikan dalam


menyelenggarakan e-learning yaitu perangkat keras, perangkat lunak,
SDM dan piranti pendukungnya.

a. Perangkat keras (hardware)

Perangkat keras biasanya dikonsentrasikan bukan saja piranti


keras komputer, tetapi juga yang lainnya seperti ketersediaan
bandwith, printer, loud speaker, USB, televisi, radio, WIFI, telepon,
gedung dan gudang peralatan. Jadi yang termasuk hardware dalam
hal ini menyangkut : audio dan video, komputer, internet, dan
gabungan dari ketiganya.

b. Perangkat Lunak (Software)

Setiap penyelenggaraan e-learning diperlukan piranti lunak


yang dikembangkan berdasarkan aplikasi jaringan sehingga
diperlukan perangkat lunak. Yang termasuk dalam kategori software
ini adalah ; sistim operasi/Operating System (OS), web server,
database server, web viewer, web browser dan Learning
Management System (LMS)

c. Sumber Daya Manusia (SDM)

Mempersiapkan SDM berarti mempersiapakan orang-orang


yang tahu Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Yang
diperlukan tidak saja SDM yang mampu mengoperasikan peralatan


 
TIK, namun juga mampu mempelajari dasar-dasar ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan TIK. Upaya yang ditempuh dapat melalui
pendidikan resmi/formal maupun non formal. Yang perlu
dipersiapkan agar SDM tidak gagap teknologi terutama
siswa/mahasiswa, guru/dosen, pegawai administrasi termasuk
anggota masyarakat agar mampu menuju knowledge society yaitu
masyarakat yang ingin tahu dan mau belajar.

d. Fasilitas Pendukung Lainnya

Lazimnya terdapat 3 tugas utama yang perlu dikerjakan oleh


yang orang yang ditugasi mengelola fasilitas pendukung, yaitu
dukungan teknologi, logistik dan pelayanan. Keperluan teknologi
tersebut apakah menggunakan teknologi audio atau video, teknologi
komputer atau internet. Di samping itu juga dukungan dalam
kaitannya dengan masalah konektivitas (jaringan).

Kepustakaan

Nugraha, Warto Adi E-Learning vs i-Learning IlmuKomputer.com


http://ilmukomputer.com/2007/11/27/e-learning-vs-i-learning/ down
load tanggal 20 Feb 2008

Soekartawi. 2007. Merancang dan Menyelenggarakan E-Learning.


Rumah Produksi Informatika. Yogyakarta

Elangovan 1997. Internet Based on line Teaching Aplication with


Learning Space. Paper presented at the International
Symposium on Distance Education and Open Learning. UNDP-
Unesco .Bali Indonesia.

Mulvihill RP. 1997. Technology Application to Distance Education


Paper presented at the International Symposium on Distance
Education and Open Learning. UNDP-Unesco .Bali. Indonesia.


 

You might also like