You are on page 1of 11

A.

PENGERTIAN Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung yang sangat khusus (Brooker, 2001). Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999). Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002). Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung (miokardium) (Doenges, 1999). Dari pebgertian diatas dapat disimpulkan bahwa myocarditis adalah peradangan/inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab terutama agen-agen infeksi. B. ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI 1) Acute isolated myocarditis adalah miokarditis interstitial acute dengan etiologi tidak diketahui. 2) Bacterial myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh infeksi bakteri. 3) Chronic myocarditis adalah penyakit radang miokardial kronik. 4) Diphtheritic myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan oleh toksin bakteri yang dihasilkan pada difteri : lesi primer bersifat degeneratiff dan nekrotik dengan respons radang sekunder. 5) Fibras myocarditis adalah fibrosis fokal/difus mikardial yang disebabkan oleh peradangan kronik. 6) Giant cell myocarditis adalah subtype miokarditis akut terisolasi yang ditandai dengan adanya sel raksasa multinukleus dan sel-sel radang lain, termasuk limfosit, sel plasma dan makrofag dan oleh dilatasi ventikel, trombi mural, dan daerah nekrosis yang tersebar luas. 7) Hypersensitivity myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan reaksi alergi yang disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap berbagai obat, terutama sulfonamide, penicillin, dan metildopa. 8) Infection myocarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius ; termasuk bakteri, virus, riketsia, protozoa, spirochaeta, dan fungus. Agen tersebut dapat merusak miokardium melalui infeksi langsung, produksi toksin, atau perantara respons immunologis. 9) Interstitial myocarditis adalah mikarditis yang mengenai jaringan ikat interstitial. 10) Parenchymatus myocarditis adalah miokarditis yang terutama mengenai substansi ototnya sendiri. 11) Protozoa myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh protozoa terutama terjadi pada penyakit Chagas dan toxoplasmosis. 12) Rheumatic myocarditis adalah gejala sisa yang umum pada demam reumatik. 13) Rickettsial myocarditis adalah mikarditis yang berhubungan dengan infeksi riketsia. 14) Toxic myocarditis adalah degenerasi dan necrosis fokal serabut miokardium yang disebabkan oleh obat, bahan kimia, bahan fisik, seperti radiasi hewan/toksin serangga atau bahan/keadaan lain yang menyebabkan trauma pada miokardium. 15) Tuberculosis myocarditis adalah peradangan granulumatosa miokardium pada tuberkulosa. 16) Viral myocarditis disebabkan oleh infeksi virus terutama oleh enterovirus ; paling sering terjadi pada bayi, wanita hamil, dan pada pasien dengan tanggap immune rendah (Dorland, 2002). C. PATOFISIOLOGI Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar : 1) Invasi langsung ke miokard. 2) Proses immunologis terhadap miokard. 3) Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium. Proses miokarditis viral ada 2 tahap : Fase akut berlangsung kira-kira satu minggu, dimana terjadi invasi virus ke miokard, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan natural killer cell (sel NK).

Pada fase berikutnya miokard diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan system immune akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibody terhadap miokard, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokard dari yang minimal sampai yang berat (FKUI, 1999). D. GEJALA KLINIS Letih. Napas pendek. Detak jantung tidak teratur. Demam. Gejala-gejala lain karena gangguan yang mendasarinya (Griffith, 1994). Menggigil. Demam. Anoreksia. Nyeri dada. Dispnea dan disritmia. Tamponade ferikardial/kompresi (pada efusi perikardial) (DEPKES, 1993). E. KOMPLIKASI 1) Kardiomiopati kongestif/dilated. 2) Payah jantung kongestif. 3) Efusi perikardial. 4) AV block total. 5) Trombi Kardiac (FKUI, 1999). F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1) Laboratorium : leukosit, LED, limfosit, LDH. 2) Elektrokardiografi. 3) Rontgen thorax. 4) Ekokardiografi. 5) Biopsi endomiokardial (FKUI, 1999). G. PENATALAKSANAAN 1) Perawatan untuk tindakan observasi. 2) Tirah baring/pembatasan aktivitas. 3) Antibiotik atau kemoterapeutik. 4) Pengobatan sistemik supportif ditujukan pada penyakti infeksi sistemik (FKUI, 1999). 5) Antibiotik. 6) Obat kortison. 7) Jika berkembang menjadi gagal jantung kongestif : diuretik untuk mnegurangi retensi ciaran ; digitalis untuk merangsang detak jantung ; obat antibeku untuk mencegah pembentukan bekuan (Griffith, 1994).

MANAJEMEN KEPERAWATAN MYOCARDITIS

A. PENGKAJIAN Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10). Pengkajian pasien myocarditis (Marilynn E. Doenges, 1999) meliputi : Aktivitas / istirahat Gejala : kelelahan, kelemahan. Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas. Sirkulasi Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan. Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal, kardiomegali, frivtion rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4), edema, DVJ, petekie, hemoragi splinter, nodus osler, lesi Janeway. Eleminasi Gejala : riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ; penurunan frekuensi/jumlsh urine. Tanda : urin pekat gelap. Nyeri/ketidaknyamanan Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring. Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah. Pernapasan Gejala : napas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada malam hari (miokarditis). Tanda : dispnea, DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk, inspirasi mengi ; takipnea, krekels, dan ronkhi ; pernapasan dangkal.

Keamanan Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis ; trauma dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal ; dalam penanganan gigi ; pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU), penurunan system immune, SLE atau penyakit kolagen lainnya. Tanda : demam. Penyuluhan / Pembelajaran Gejala : terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau penyalahgunaan obat parenteral. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994 : 17). Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah : 1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah jantung. 3. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel. 4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.

C. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994:20) Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995:40). Intervensi dan implementasi keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999). 1. Nyeri Tujuan : nyeri hilang atau terkontrol. Kriteria Hasil : - Nyeri berkurang atau hilang - Klien tampak tenang. Intervensi dan Implementasi : Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun. Perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya ; berbaring dengan diam/gelisah, tegangan otot, menangis. R : pada nyeri ini memburuk pada inspirasi dalam, gerakkan atau berbaring dan hilang dengan duduk tegak/membungkuk. Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan posisi, gosokkan punggung, penggunaan kompres hangat/dingin, dukungan emosional. R : tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien. Berikan aktivitas hiburan yang tepat. R : mengarahkan kembali perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu. Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (agen nonsteroid : aspirin, indocin ; antipiretik ; steroid). R : dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respons inflamasi, menurunkan demam ; steroid diberikan untuk gejala yang lebih berat. kolaborasi pemberian oksigen suplemen sesuai indikasi. R : memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung. 2. Intoleransi aktivitas Tujuan : pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas. Kriteria hasil : - perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri. - pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu. - Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik. Intervensi dan Implementasi : Kaji respons pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dan keluhan kelemahan, keletiahan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas. R : miokarditis menyebabkan inflamasi dan kemungkinan kerusakan fungsi sel-sel miokardial. Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan selama diperlukan. R : membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas. Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi. R : meningkatkan resolusi inflamasi selama fase akut. Rencanakan perawatan dengan periode istirahat/tidur tanpa gangguan. R : memberikan keseimbangan dalam kebutuhan dimana aktivitas bertumpu pada jantung. Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respons tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas.

R : saat inflamasi/kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas yang diinginkan, kecuali kerusakan miokard permanen/terjadi komplikasi. kolaborasi pemberian oksigen suplemen sesuai indikasi. R : memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung. 3. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung Tujuan : mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung. Kriteria Hasil : - melaporkan/menunjukkan penurunan periode dispnea, angina, dan disritmia. - memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil. Intervensi dan Implementasi : Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan selama diperlukan. R : membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas. Pertahankan tirah baring dalam posisi semi-Fowler. R : menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung. Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak/muffled tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4. R : memberikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi misalnya : GJK, tamponade jantung. Berikan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan posisi, gosokkan punggung, dan aktivitas hiburan dalam tolerransi jantung. R : meningkatkan relaksasi dan mengarahkan kembali perhatian. 4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) Tujuan : menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan. Kriteria hasil : - mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan. - memperlihatan perubahan perilaku untuk mencegah komplikasi.. Intervensi dan Implementasi : Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat. R : Perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit. Jelaskan efek inflamasi pada jantung, secara individual pada pasien. Ajarakkn untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi/berulangnya dan gejala yang dilaporkan dengan segera pada pemberi perawatan, contoh ; demam, peningkatan nyeri dada yang tak biasanya, peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap aktivitas. R : untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu memahami penyebab khusus, pengobatan dan efek jangka panjang yang diharapkan dari kondisi inflamasi, sesuai dengan tanda/gejala yang menunjukan kekambuhan/komplikasi. Anjurkan pasien/orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat; kebutuhan diet ; pertimbangan khusus ; aktivitas yang diijinkan/dibatasi. R : informasi perlu untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan keterlibatan pada program terapeutik, mencegah komplikasi. Kaji ulang perlunya antibiotic jangka panjang/terapy antimicrobial. R : perawatan di rumah sakit lama/pemberian antibiotic IV/antimicrobial perlu sampai kultur darah negative/hasil darah lain menunjukkan tak ada infeksi. D. EVALUASI

Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001). Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah : 1. Nyeri hilang atau terkontrol 2. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas. 3. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung. 4. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Boedihartono, 1994, Proses Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta. 2. Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Ed.31. EGC : Jakarta. 3. DEPKES. 1993. Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. EGC : Jakarta. 4. Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3. EGC : Jakarta. 5. Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta. 6. FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI : Jakarta. 7. Griffith. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Arcan : Jakarta. 8. Nasrul Effendi, 1995, Pengantar Proses Keperawatan, EGC, Jakarta.

Miokarditis adalah radang otot jantung / miokard. Dapat disebabkan oleh bermacam-macam infeksi, di Indonesia terutama disebabkan oleh penyakit reuma akut dan infeksi virus coxsaki virus, difteri, campak, influensa, poliollliolitis. Selain sebab-sebab diatas, miokarditis dapal pula disebabkan oleh berbagai macam bakteri, ricttsia, jamur dan parasit. Penyakit ini dapat menyerang semua umur. Insidensi yang sebenarnya sukar ditetapkan oleh karena sebagian besar penderita sembuh spontan. Diagnosis Miokarditis post -mortem didasarkan atas adanya daerah-daerah dengan radang fokal atau difus dan ini ditemukan sebesar 4-10% dari pemeriksaan post-mortem. miokarditis sering disertai pula oleh radang perikard yang disebut mioperikarditis.

Gejala-gejala Sering gejala-gejalanya tidak jelas, seperti takhikardia kelainan EKG yang sepintas lalu dan jarang memberikan pembesaran jantung, irama gallop atau payah jantung. Miokarditis olch reuma akut sering mempunyai gejala-gejala : 1. Takhikardia, bila terjadi penigkatan suhu akibat infeksi maka frekuensi denyut nadi akan lebih tinggi dari pada frekuensi yang sesuai dengan suhu badan tersebut. 2. Jantung dapat membesar secara cepat, keadaan ini harus dibedakan dengan pembesaran jantung akibat perikarditis. 3. Bunyi jantung lemah disebabkan adanya penurunan daya kontraksi otot jantung. Katup-katup mitralis dan trikuspidalis tidak dapat menutup dengan sempurna. 4. Dapat terdengar irama gallop. 5. Biasanya ditemukan gangguan irama supravcntrikulwr dan ventrikuler. 6. Dapat lirnbul payah jantung. Payah jantung yang sering dijumpai adalah payah jantung kanan, ini disebabkan oleh karena olot miokard ventrikel kanan lebih tipis dari pada ventrikel kiri. Diagnotik Perlu dicurigai adanya miokarditis pada setiap penyakit infeksi yang discrtai dengan takhicardia, irama gallop, pembesaran jantung terutama pel11besaran jantung kanan. Apabila dalam hal-hal demikian tidak ditemukan penyakit-penyakit jantung yang lain seperti penyakit jantung bawaan, penyakit katup jantung, penyakit jantung hipertensi, penyakit jantung koroner dan lain-lain.harus
1/2

Miokarditis
Last Updated Tuesday, 28 October 2008 01:10

dipertimbangkan adanya suatu miokarditis. Sukar dibedakan dengan kardiomiopati kongestif tetapi pemeriksaan echokardiografi dapat membanlu membedakannya. Miokarditis akibat radang dapat di diagnosis dengan EKG, pemeriksaan histologis eleklronmikroskop dan imunoflusense Prognosis Sebagian besar penderita sembuh dengan cerat, tetapi ada kalanya menjadi khronis pada kebanyakan kasus, dan beberapa penderita meninggal semasa penyakitnya masih akut. Miokarditis akut tidak jarang menyebabkan mati mendadak pada umur-umur muda

Definisi Miokarditis adalah proses inflamasi di miokardium

Etiologi Miokarditis biasanya diakibatkan oleh proses infeksi, terutama oleh virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa dan spirozeta atau dapat juga disebabkan oleh keadaan hipersensitifitas seperti demam rematik. Jadi, miokarditis dapat terjadi pada pasien dengan infeksi akut, yang menerima terapi imunosupresif atau yang menderita endokarditis infeksi.

Patofisiologi Jantung merupakan organ otot. Bila serabut otot sehat, jantung dapat berfungsi dengan baik meskipun ada cedera katup yang berat; bila serabut otot rusak maka hidup dapat terancam

Miokarditis dapat menyebabkan dilatasi jantung, thrombus dalam dinding jantung, infiltrasi sel darah yang beredar disekitar pembuluh koroner dan diantara serabut otot dan degenerasi serabut otot itu sendiri

Tanda dan gejala Gejala miokarditis akut tergantung pada jenis infeksinya, derajat kerusakan jantung dan kemampuan jantung memulihkan diri. Gejala bisa ringan atau tidak ada sama sekali. Pasien mungkin hanya mengalami kelelahan dan dispnu, berdebar debar dan kadang merasa tidak nyaman didaerah dada dan perut atas

Pemeriksaan diagnostic 1. laboratorium pemeriksaan laboratorium untuk menentukan etiologi. Biakan darah dapat menemukan sebagian besar organisme pathogen

pada infeksi parasit terdapat eosinofilia sebagai laju endapan meningkat. Enzim keratin kinase atau laktat dehidroginase (LDH) dapat meningkat sesuai luasnya nekrosis miokard 2. Elektrocardiograf Muncul kelainan sinus takikardia, perubahan segmen ST dan gelembung T serta low voltage. Kadang ditemukan aritmia arial atau ventrikuler, AV block, intra ventrikulerconduction defek dan QT memanjang 3. foto thorak ukuran jantung sering membesar kadang disertai kongesti paru 4. ekokardiograf pada kedua ventrikel sering didapat hipokinesis, bersifat regional terutama di apeks. Adanya penebalan dinding ventrikel, trombi ventrikel kiri, pengisian diastolic yang abnormal dan efusi pericardial 5. Radio Nuclide Scaning dan Magnetic Resonance Imaging Ditemukan adanya perubahan inflamasi dan kronis yang khas pada miokarditis 6. biopsy endomiokardial melalui biopsy tranvernous dapat diambil endomiokardium ventrikel kanan kiri. Hasil biopsy yang positif memiliki nilai diagnostic sedang negative tidak dapat menyingkirkan miokarditis. Diagnosis ditegakkan bila pada biopsy endomiokardial didapatkan nekrosis atau degenerasi parasit yang dikelilingi infiltrasi sel sel radang penanganan 1. pasien diberi pengobatan kusus terhadap penyebab yang mendasari (penisilin untuk streptokokus hemolitikus) 2. pasien dibaringkan ditempat tidur untuk mengurangi beban jantung. Berbaring juga membantu mengurangi kerusakan miokardial residual dan komplikasi miokarditis 3. fungsi jantung dan suhu tubuh harus selalu dievaluasi 4. bila terjadi gagal jantung kongestiv harus diberikan obat untuk memperlambat frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi

Komplikasi kardiomiopati payah jantung kongresif efusi pericardial AV block total Trobi kardiak Gagal jantung

Apa yang menyebabkan miokarditis?


Miokarditis dapat disebabkan oleh berbagai infeksi dan kondisi seperti virus, sarcoidosis , dan penyakit kekebalan (seperti lupus sistemik , dll), kehamilan , dan lain-lain.Penyebab paling umum adalah miokarditis infeksi pada otot jantung oleh virus. Virus ini menyerang otot jantung menyebabkan peradangan lokal. Setelah reda infeksi awal, sistem kekebalan tubuh terus menimbulkan kerusakan inflamasi pada otot jantung. Respon imun ini benar-benar memperpanjang miokarditis tersebut. Apa saja gejala miokarditis? Miokarditis dapat ringan dan menyebabkan hampir tidak ada gejala yang nyata. Gejala yang paling sering dari miokarditis adalah nyeri di dada. Ketika miokarditis lebih serius, hal itu mengarah pada melemahnya otot jantung. Miokarditis kemudian dapat menyebabkan gagal jantung (dengan gejala sesak napas , kelelahan, akumulasi cairan di paru-paru, dll) serta ketidakteraturan irama jantung dari peradangan dan / atau jaringan parut sistem listrik jantung.

Bagaimana miokarditis didiagnosis? Miokarditis didiagnosis dengan mendeteksi tanda-tanda iritasi otot jantung. Tes darah untuk enzim otot jantung (CPK tingkat) dapat meningkat.pengujian Listrik ( EKG ) dapat menyarankan iritasi otot jantung dan menunjukkan detak jantung yang tidak teratur. Pengujian nuklir scan jantung dapat menunjukkan area otot jantung tidak teratur. Bagaimana prognosis (prospek) untuk pasien dengan miokarditis? Prognosis untuk jangka panjang kerusakan tidak dapat diprediksi dan hanya menjadi jelas sebagai pasien diikuti oleh dokter dari waktu ke waktu. Setelah tahap awal dari miokarditis, beberapa pasien dapat mengalami pemulihan lengkap, orang lain mungkin mengembangkan gagal jantung kronis akibat cedera otot jantung.Jarang, beberapa pasien fulminan mengembangkan gagal jantung, suatu kondisi fatal tanpa transplantasi jantung . Pasien yang telah miokarditis berada di beberapa risiko untuk tiba-tiba tak terduga, berpotensi fatal, kelainan irama jantung.Ini sering dapat dicegah dengan defibrillator implan jika kerusakan otot jantung parah.

You might also like