You are on page 1of 11

MODU

9
.

REVIEW MODULASI

Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang termodulasi. Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari dari proses modulasi) disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem. Informasi yang dikirim bisa berupa data analog maupun digital sehingga terdapat dua jenis modulasi yaitu

modulasi analog modulasi digital

Modulasi Analog Dalam modulasi analog, proses modulasi merupakan respon atas informasi sinyal analog. Teknik umum yang dipakai dalam modulasi analog : Modulasi berdasarkan sudut

Modulasi Fase (Phase Modulation - PM) Modulasi Frekuensi (Frequency Modulatio - FM) Modulasi Amplitudo (Amplitudo Modulation - AM)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

DUDI NUGROHO SISTEM KOMUNIKASI II

Double-sideband modulation with unsuppressed carrier (used on the radio AM

band)

Double-sideband suppressed-carrier transmission (DSB-SC) Double-sideband reduced carrier transmission (DSB-RC) Single-sideband modulation (SSB, or SSB-AM), very similar to single-sideband

suppressed carrier modulation (SSB-SC)


Vestigial-sideband modulation (VSB, or VSB-AM) Quadrature amplitude modulation (QAM)

Modulasi Digital Dalam modulasi digital, suatu sinyal analog di-modulasi berdasarkan aliran data digital. Perubahan sinyal pembawa dipilih dari jumlah terbatas simbol alternatif. Teknik yang umum dipakai adalah :

Phase Shift Keying (PSK), digunakan suatu jumlah terbatas berdasarkan fase. Frekeunsi Shift Keying (FSK), digunakan suatu jumlah terbatas berdasarkan frekuensi. Amplitudo Shift Keying (ASK), digunakan suatu jumlah terbatas amplitudo

Informasi dapat dipancarkan secara sederhana dengan penyaklaran on dan off dari carrier yang sesuai. Proses penyaklaran ini disebut dengan keying. Sebagai contoh, pentransmisian pesan dengan menggunakan asap atau sinyal cahaya dapat diartikan sebagai keying. Karakteristik dari metode ini adalah penerima pesan hanya dapat mendecodekan suatu pesan bila memiliki kode yang tepat. Dalam teknologi pentransmisian elektrik, keying diartikan secara umum sebagai modulasi carrier harmonik dengan sinyal digital.. Dalam semua metode modulasi yang ada, carrier selalu digital (pulse chain) dan sinyal pemodulasi analog (sebagian besar harmonik). Suatu carrier harmonik terbentuk dari 3 parameter: Amplitudo A, Frekuensi fT dan Phase T. Ketiganya dapat menjadi subyek modulasi. Karena itu terdapat 3 macam keying yang berbeda:1. Amplitudo Shift Keying (ASK)2. Frequency Shift Keying (FSK)3. Phase Shift

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

DUDI NUGROHO SISTEM KOMUNIKASI II

Keying (PSK)Selanjutnya diasumsikan bahwa sinyal pemodulasinya adalah biner, hanya terdapat 2 keadaan yang akan ditransmisikan melalui carrier harmonik. Contoh keadaan:ASK : Berubah diantara 2 nilai amplitudo carrier, misalnya dari 0 ke A.FSK : Berubah diantara 2 frekuensi carrier f1 dan f2. PSK : Menggeser phase carrier misalnya, dari 1 = 0 ke 2 = 1800

Dalam ASK, amplitudo carrier tersaklar on dan off sesuai dengan kecepatan sinyal pemodulasi. Tergantung apakah carrier dimodulasi lebih dulu dengan frekuensi audio, perbedaan akan terlihat antara telegraph dengan atau tanpa suara(sound). Selanjutnya akan dibahas telegraphy tanpa suara (silent telegraphy).Proses penyaklaran (switching) membangkitkan komponen spektral yang baru yang tidak ada dalam spektrum sinyal sebelum penyaklaran Untuk sederhananya akan diasumsikan ASK dipicu oleh sinyal gelombang kotak simetri yang tampak seperti transmisi dari sinyal telegraph Y. Hasilnya dalam spektrum akan bersifat seperti :? Spektrum dari fungsi test muncul pada kedua sisi dari spektrum sinyal

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

DUDI NUGROHO SISTEM KOMUNIKASI II

pembawa harmonik.? Akibatnya spektrum dari ASK dengan frekuensi carrier fT dan frekuensi sample fp diasumsikan dalam bentuk seperti pada gambar 6.2.

Spektrum berhubungan dengan DSB-AMmT dalam modulasi dengan sinyal simetri gelombang kotak. ASK mempunyai suatu kelemahan yaitu bila terjadi gangguan pada saluran transmisi atau adanya sedikit kesalahan pada saat pengiriman, kondisi biner 0 tidak akan dapat dibedakan oleh reciver. Kelemahan seperti ini tidak terjadi pada FSK karena informasinya terkandung dalam frekuensi diskrip f1 dan f2. Pentransmisian sinyal akan selalu disertai oleh kesalahan transmisi. Karena itu dimungkinkan adanya mekanisme control otomatis untuk memonitor pentransmisian data. FSK dapat dianggap sebagai tipe khusus dari modulasi frekuensi, yang direalisasikan dengan menggunakan VCO. FSK membutuhkan frekuensi keluaran yang stabil, untuk akan lebih baik bila menggunakan 2 osilator quartz yang akan bekerja bergantian. Sama seperti ASK, pada FSK akan terjadi suatu perbedaan antara keying dengan atau tanpa filter.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

DUDI NUGROHO SISTEM KOMUNIKASI II

Karena kesamaanya dengan frekuensi modulasi FM, maka akan terjadi spektrum yang komplek. Untuk kasus-kasus khusus dari modulasi, konstruksi kualitatifnya dapat dijelaskan dengan menggunakan sinyal gelombang kotak simetri. Untuk itu FSK modulator yang bekerja dengan frekuensi f1 dan f2, akan diganti dengan 2 ASK modulator imajiner yang bekerja secara simultan, dimana akan dihasilkan frekuensi carrier f1 dan f2. Penyaklaran bolak-balik akan terjadi antar 2 ASK modulator. Karena itu, spektrum secara keseluruhan terdiri dari superposisi 2 spektra ASK dengan carrier f1 dan f2. Gambar 3.4 menunjukkan konstruksi kualitatif dari spektrum FSK.Modulasi frekuensi bersifat nonlinear. Karena itu aturan superposisi tidak berlaku. Adalah tidak mungkin untuk menggambarkan kesimpulan dari spektrum sinyal input (disini gelombang kotak simetri) untuk spektrum sinyal termodulasi FM. Dalam konstruksi kualitatif dari FSK spektrum tidak akan dibahas. Karena hal ini sudah dibahas pada pemilihan f1 dan f2 untuk frekuenis modulasi FM. Jika pemilihannya secara acak, secara umum tidak akan terjadi superposisi 2 spektra ASK. Pada dasarnya sama seperti penyisipan frekunsi dalam operasi FDM. Salah satu penggunaan FSK adalah pada pentransmisian data digital melalui jaringan telepon. Untuk penggunan ini maka dibutuhkan apa yang disebut modem.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

DUDI NUGROHO SISTEM KOMUNIKASI II

Dalam PSK informasi diletakkan pada phase carrier. Phase akan berubah bila terjadi lompatan pada sinyal data. Serupa dengan FSK, PSK juga lebih tahan terhadap interferensi. Tipe keying merupakan hal yang penting dalam pentransmisian data. Tingkat ketahanan terhadap interferensi yang lebih tinggi, dapat diamati dari spektrum PSK, dengan berdasar pada keying 180?. Keying 180? berarti carrier dengan frekuensi yang konstan akan terbalik polaritasnya pada zero point, lihat gambar 3.2. Hubungannya serupa dengan DSB-AMoT, seperti yang muncul pada ring modulator. Disini, berlaku prinsip superposisi karena AM merupakan modulasi linear. Spektrum dalam modulasi dengan sinyal non harmonik secara langsung mengikuti spektrum DSM-AMoT dalam modulasi dengan sinyal harmonik. PSK dapat dianggap sebagai DSM-AMoT, dimana modulasinya terjadi dengan sinyal gelombang kotak. Spektrum PSK seperi sideband spektrum dari sinyal gelombang kotak yang telah tergeser ke dalam posisi carrier. Dengan cara sederhana, spektrum PSK dari sinyal gelombang kotak dapat ditentukan. Gambar 6.4 menunjukkan spektrum PSK. Tingkat ketahanan yang tinggi terhadap interferensi dihasilkan dari penghilangan/penekanan carrier. Seperti pada AM, carrier tidak mengandung informasi. Dalam PSK, informasi terkandung dalam sideband, dan mengakibatkan semakin tingginya daya tahan terhadap interferensi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

DUDI NUGROHO SISTEM KOMUNIKASI II

Kehadiran noise akan mengurangi kinerja dari sistem komunikasi analog dan digital. Noise akan mempengaruhi kinerja sistem, hal ini bisa diukur dengan keluaran dari daya signal-to-noise ratio atau probabilitas error. Signal-to-noise ratio digunakan untuk mengukur kinerja dari sistem komunikasi analog, sedangkan probabilitas error digunakan untuk pengukuran kinerja dari sistem komunikasi digital.Skema dari sistem komunikasi ditunjukkan pada gambar 1-1. Diasumsikan bahwa masukan dari pemancar dimodelkan dengan proses random X(t), saluran tanpa distorsi dengan tambahan noise random, pada penerima sistemnya linier. Pada masukan penerima, sinyal dicampur dengan noise. Masukan daya sinyal dan noise pada penerima adalah SI dan Ni. Sejak penerima linier, keluaran penerima Yo(t) adalah sebagai berikut

(1) Dimana Xo(t) dan no(t) adalah komponen sinyal dan noise pada keluaran penerima.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

DUDI NUGROHO SISTEM KOMUNIKASI II

Gambar 5-1 Model sistem komunikasiKeluaran signal-to-noise ratio didefinisikan sebagai

(2)

Pada sistem komunikasi analog, kualitas penerimaan sinyal ditunjukkan oleh parameter ini, dengan catatan bahwa persamaan (1) terpenuhi. Noise pada Sistem Komunikasi Baseband Pada sistem komunikasi baseband, sinyal ditransmisikan secara langsung tanpa proses modulasi. Hasil yang didapat pada sistem baseband digunakan sebagai dasar perbandingan untuk sistem yang lain. Skema dari sistem baseband analog sederhana ditunjukkan pada gambar 1-2. Untuk sistem baseband, penerimanya sebuah filter low-pass yang melewatkan informasi saja sambil mengurangi noise pada kaluaran. Diasumsikan bahwa filter low-pass ideal dengan bandwidth.

Gambar 5-2 Model sistem baseband

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

DUDI NUGROHO SISTEM KOMUNIKASI II

Sehingga keluaran signal-to-noise ratio adalah

(3)

DELTA MODULATION (DM) Delta modulasi merupakan alternative sederhana dari PCM, yang hanya menggunakan 1 bit untuk proses encoding. Dengan hanya 1 bit dua keadaan dapat di-encodekan. Dalam DM setiap sample tidak terkuantisasi secara individual. Untuk tingkatan yang lebih besar sebagaimana dalam DPCM hanya selisih antara nilai interval s(t) dan nilai didekatnya yang diencodekan. Konsekuensinya DM merupakan salah satu metode modulasi predicative. Penjelasan metode ini dapat dilihat pada gambar 6.1. Sinyal pemodulasi s(t) dimasukkan pada input positif komparator. Sinyal prediksi x dimasukkan ke input pembalik komparator. Hasilnya sinyal prediksi membentuk suatu nilai ambang variabel comparator switching. Jika s(t) > x maka keluaran komparator akan memberikan kondisi logic 1. Jika s(t) < x maka komparator memberikan kondisi logic 0. Switching komparator bergantung pada nilai sesaat sinyal pemodulasi s(t) dan nilai estimasi x, yang disimpan dalam D-FF. Pada setiap clock pulsa, D-FF akan menggeser informasi dari D-input ke keluaran dan menyimpannya sampai clock pulsa selanjutnya. Seperti pada gambar 1, nilai estimasi x dibentuk dari keluaran sinyal D-FF dengan suatu jaringan integrator. Secara sederhana jaringan ini terdiri dari low-pass filter RC. Berikutnya akan dijelaskan langkah perlangkah dalam memproduksi DM. Pertama, dianggap input sinyal s(t) mempunyai slope positif. Karena itu berlaku s(t) > x. Sehingga komparator akan akan menyaklar ke logic 1, serta pulsa dari clock generator logic 1 akan muncul pada keluaran D-FF. Untuk lebih mengerti maka D-FF memenuhi : ? Logic 1 = +10 V ? Logic 0 = -10 V Konsekuensinya pulsa tegangan +10 V juga dipakai ke jaringan integrator yang berfungsi sebagai pemrediksi (prediction function). Pada keluaran LP, integral dari tegangan pulsa tegangan positif akan nampak. Selama sinyal keluaran LP lebih kecil dibanding dengan masingmasing nilai sesaat s(t), komparator akan tetap mengeluarkan logic 1 yang konstan. Dengan pulse clock masing-masing, D-FF akan menyuplai +10 V lagi ke integration low-pass filter. Bila

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

DUDI NUGROHO SISTEM KOMUNIKASI II

x melebihi input sinyal maka komparator akan menyaklar ke logic 0 dan D-FF menyuplai ?10 V pada LP. Nilai prediksi x berikutnya akan berkurang. DM linear akan dijelaskan disini, sinyal prediksi selalu terbentuk dengan step amplitudo yang sama, yaitu hanya pemrosesan pulsa +/10V. Ini menunjukkan bahwa dalam kondisi tertentu terjadi kesalahan karakteristik pada DM, disebut sebagai kecuraman beban lebih (slope overload). Kesalahan ini disebabkan karena sinyal prediksi hanya dapat dibentuk dengan tepi terbatas (finite edge) atau lereng yang curam (slope steepness). Segera setelah sinyal input s(t) dengan frekuensi sinyal fs melebihi amplitudo sinyal tertentu, prediktor tidak akan membangkitkan sinyal, karena x > s(t). Maka sinyal terprediksi secara konstan akan melakukan pengejaran (chases) terhadap input sinyal. Karena itu range dinamik dari DM agak dibatasi. Slope overload dapat dikurangi dengan menggunakan metode non-linear atau adaptive. Dalam hal ini tingkat variabel disesuaikan dengan sinyal input, digunakan selama pembangkitan sinyal prediksi. Bentuk kesalahan DM lainnya disebut granular noise. Jika diasumsikan sinyal input berupa tegangan DC, maka sinyal prediksi harus secara terus-menerus berosilasi disekitar nilai tegangan DC, pada dasarnya membangkitkan gelombang atau ripple. Telah diketahui bahwa pengkuran informasi dapat dilakukan dengan konsep Kuantitas pesan M dan aliran informasi C. Tanpa mentranformasi sinyal, kuantitas pesan dari sinyal dapat diubah. Perbandingan DM dengan 8 bit PCM, menghasilkan : MDM = fT1. Log2 2 , fT1 = frekuensi sample dalam DM MPCM = fT2. Log2 256 , fT2 = frekuensi sample dalam PCM Dengan kuantitasi pesan yang independen MDM=MPCM fT1. Log2 2 = fT2. Log2 256 fT1 = 8. fT2 DM membutuhkan kecepatan sampling yang lebih tinggi dibanding PCM, untuk mentransmisikan sinyal yang kualitasnya sama. Spektrum DM Clock sinyal output dari D-FF mewakili urutan biner acak. Spektrum amplitudo dari sinyal stokastik, dimana kedua nilai sinyal mempunyai probabilitas yang sama membentuk white spektrum, yang terdiri dari semua frekuensi dengan amplitudo yang sama. Demodulasi DM

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

DUDI NUGROHO SISTEM KOMUNIKASI II

10

secara normal terjadi sesuai dengan metode integrator double. Metode ini menggunakan 2 LPF yang terhubung seri. Pada keluaran LP pertama, sinyal prediksi x akan muncul lagi. Sinyal prediksi berhubungan dengan sinyal asli s(t) dengan pengecualian error prediksi. LP kedua berfungsi memfilter sisa-sisa ripple.

Penggunaan DM

Sesuai dengan metode encodingnya yang sederhana, DM digunakan untuk pentransmisikan pesan dengan bit rate yang rendah, berkisar 10 ? 49 kbit/s. Dalam teknologi informasi telepon pada sentral dengan operasi duplex. Hal ini berarti masing-masing pelanggan dapat mendengarkan (transmit) dan juga mendengar (receive). Jika diinginkan teknologi telepon digital, maka pada dibutuhkan coder dan decoder pada masing-masing pelanggan. Kombinasi coder dan decoder yang dibutuhkan untuk operasi duplex dalam transmisi digital disebut sebagai Codec. Dalam kepraktisan hardwarenya, DM cocok untuk desain sistem Codec, khusunya untuk teknologi telepon. Teknologi ini memungkinkan untuk mendigitalkan sinyal percakapan secara langsung pada masing-masing pelanggan tanpa memerlukan banyak usaha. Dengan kecepatan sampling yang tinggi, filter dengan tingkat kecuraman yang tinggi tidak lagi dibutuhkan untuk membatasi bandwidth. Dalam praktiknya tidak akan terjadi aliasing. Sifat yang lain dari DM adalah tingkat ketahanan terhadap interferensinya rendah. Hanya bit-bit yang mempunyai arti yang sama yang akan dibangkitkan. Berbeda dengan DM, bit-bit dalam satu word PCM semuanya mempunyai arti yang berbeda-beda (MSB ke LSB). Kekurangan dari DM adalah range dinamik yang terbatas. Perubahan yang cepat dalam level sinyal input akan menyebabkan kesalahan transmisi, yang tidak terjadi pada PCM.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

DUDI NUGROHO SISTEM KOMUNIKASI II

11

You might also like