You are on page 1of 75

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah suatu masalah yang saling berkaitan dengan masalah- masalah diluar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan individu dan kesehatan individu dan kesehatan masyarakat. Hendrik L. Blum menyatakan ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan, yaitu :Lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik / keturunan, yang selain berpengaruh langsung kepada kesehatan juga saling berpengaruh satu sama lainnya ( Notoadmodjo, 2003 ) Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya. Upaya membangun manusia seutuhnya harus dimulai sejak dini yakni sejak manusia masih berada dalam kandungan hingga usia balita, yang di tujukan untuk melindungi anak dari ancaman kesakitan dan kematian sehingga pada hakikatnya dapat meningkatkan derajat kesehatan ( Departemen Kesehatan RI, 2008 ). World Health Organization ( WHO ) memperkirakan lebih dari 500.000 dari 50 juta kasus Demam Berdarah Dengue memerlukan perawatan di Rumah Sakit, lebih dari 40% penduduk dunia di daerah endemis Demam Berdarah Dengue. WHO juga menambahkan pada musim penghujan selain banjir penyakit Demam Berdarah Dengue juga menjadi ancaman terjadinya

kepanikan pada masyarakat ( Kantor Regional Kesehatan Dunia ). Di Asia Tenggara memperkirakan bahwa setiap tahun terdapat sekitar 59 100 juta kasus Dengue dan tidak kurang dari 500.000 kasus Demam Berdarah Dengue yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit dalam kurun waktu 10 25 tahun ini. Demam Berdarah Dengue merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian anak di Asia Tenggara ( Rampengan, 2006 ). Di Indonesia jumlah penderita Demam Berdarah Dengue pada tahun 2006 tercatat 11.730 orang penderita dengan jumlah kematian 1.152 orang (9, 82 %). Sedangkan pada tahun 2007 tercatat 8.019 orang dengan jumlah kematian 144 orang (1, 80 %). ( Departemen Kesehatan RI, 2008 ). Menurut catatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan kasus DBD di Sumatera Selatan sebanyak 286 kasus (0, 01 %) pada bulan Januari dan 156 ( %) kasus pada awal pertengahan bulan Februari 2006. Menurut Subdin P2P Dinkes Kota Palembang pada tahun 2006 angka penderita DBD sebanyak 1.477 dan yang meninggal sebanyak 2 orang (0,13 %). Sedangkan pada tahun 2007 jumlah penderita mencapai 1.971 orang dan yang meninggal sebanyak 14 orang (0,71 %). Berdasarkan Medical Record di Puskesmas Dempo Palembang penderita Demam Berdarah Dengue pada wilayah kerja Puskesmas Dempo pada tahun 2007 tercatat sebanyak 75 kasus, tahun 2008 sebanyak 99 kasus dan tahun 2009 tercatat sebanyak 51 kasus.

Dari data diatas terlihat masih banyaknya kasus DBD berikut akibat-akibatnya yang harus segera ditangani maka penulis tertarik mengangkat Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Demam Berdarah Dengue. 1.2 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka batasan masalah yang di temukan adalah Asuhan Keperawatan Keluarga yang diberikan kepada Keluarga Tn H dengan Demam Berdarah Dengue pada klien K di RT. 15 Kelurahan 17 Ilir dalam wilayah kerja Puskesmas Dempo Palembang tahun 2010. 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Kesehatan Demam Berdarah Dengue. 1.3.2 Tujuan Khusus Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada klien dengan Demam Berdarah Dengue Mahasiswa dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Demam Berdarah Dengue Mahasiswa dapat menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Demam Berdarah Dengue Mahasiswa dapat melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan Demam Berdarah Dengue

Mahasiswa melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan Demam Berdarah Dengue

1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Waktu Asuhan Keperawatan Keluarga ini berlangsung selama 1 minggu, mulai tanggal 18 Januari sampai dengan 23 Januari 2010 yang merupakan penerapan materi pembelajaran yang komprehensif. 1.4.2 Tempat Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Dempo, yaitu di RT. 15 Kelurahan 17 Ilir Dempo Palembang. 1.5 Manfaat Penulisan 1.5.1 Bagi Mahasiswa Untuk mendapatkan pengalaman dalam menerapkan teori teori tentang Asuhan Keperawatan Keluarga Demam Berdarah Dengue pada kasus nyata. 1.5.2 Bagi Puskesmas Dapat memberikan gambaran sebagai informasi dalam

memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga Demam Berdarah Dengue.

1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan evaluasi pada rangkaian kegiatan proses

pembelajaran dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Konsep Penyakit 2.1.1 Definisi Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepti ( Suriadi, dkk, 2001 ) Menurut A. Aziz Alimul Hidayat ( 2007 ), DBD adalah golongan penyakit yang disebabkan oleh karena virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina. Menurut Nursalam, dkk ( 2008 ), DBD adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak. Penyakit ini juga sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah. Menurut Ngastiyah ( 2005 ), DBD adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes ( aedes albopictus dan aedes aegepty ) Menurut Soeparman ( 2001 ), DBD adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak- anak dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendiyang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Uji Tourniquet

akan positif dengan/ tanpa ruam disertai beberapa atau semua gejala perdarahan seperti ptekia spontan yang timbul serentak, purpura, ekimosis, hematimesis, melena, trombositopenia, masa perdarahan dan masa protrombin memenjang, hematokrit meningkat dan gangguan maturasi megakariosit. 2.1.2 Etiologi Monica Ester ( 2007 ), mengungkapkan bahwa DBD disebabkan oleh virus dengue dan virus virus dengue merupakan DBD bagian dari family Flaviviridae. Keempat virus dengue ( disebut DEN-1, DEN-2, dst) dapat dibedakan dengan metode serologi. Infeksi ulang oleh serotype menghasilkan imunitas sepanjang hidup terhadap termasuk perlindungan sementara dan parsial terhadap serotype yang lain. Virus virus dengue menunjukkan banyak karakteristik yang sama dengan flavivirus lain, mempunyai genom RNA rantai tunggal yang di kelilingi oleh nukleokapsid ikosahedral dan teerbungkus oleh selaput lipid. Virionnya mempunyai diameter kira kira 50 mm. Soeparman ( 2001 ), mengatakan bahwa DBD disebabkan oleh virus dengue . Virus dengue termasuk family Togaviridae dan dikenal ada 4

serotipe. Dengue 1 dan 2 di temukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 di temukan pada saat wabah di Filiphina tahun 1953 1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat

termolabil, sensitive terhadap anaktivasi oleh dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 70 o C. 2.1.3 Patofisiologi Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepti dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibody dalam sirkulasi dan mengaktivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptide yang berdaya untuk melepas histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melaui endotel dinding itu. Terjadi trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya factor koagulasi ( protrombin faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen ) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya

permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadi hipotensi, trombositopeni. Renjatan terjadi secara akut. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma klien mengalami

hypovolemik, apabila tidak di atasi biasa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian ( Suriadi, dkk, 2001)

2.1.4 Tanda dan Gejala Menurut Genis Ginanjar ( 2008 ). Gambaran klinis pasien dengan demam berdarah dengue adalah : 1. Demam tinggi yang berlangsung dalam waktu singkat, yakni antara 2 7 hari, yang dapat mencapai 40
0

C. Demam sering disertai gejala tidak

spesifik, seperti tidak nafsu makan ( anoreksia ), lemah badan (malaise), serta rasa sakit di daerah belakang bola mata ( retro orbita ) dan wajah yang kemerah merahan ( flushing ) 2. Tanda tanda perdarahan seperti mimisan ( epistaxis ), perdarahan gusi, perdarahan pada kulit seperti tes rumpelede ( + ), ptekie dan ekimosis, serta buang air besar berdarah berwarna merah kehitaman ( melena ). 3. 4. Adanya pembesaran organ hati ( hepatomegali ) Kegagalan sirkulasi darah, yang ditandai dengan denyut nadi yang teraba lemah dan cepat, ujung ujung jari terasa dingin serta dapat disertai penurunan kesedaran dan renjatan ( syok ) yang dapat menyebabkan kematian.

2.1.4.1 Derajat Keparahan penyakit DBD Penyakit DBD berbeda beda menurut tingkat keparahannya. Tabel dibawah ini menyajikan 4 derajat keparahan dari penyakit DBD. No Klasifikasi 1. Derajat 1 2 Derajat 2 Tanda dan gejala Panas selama 5 7 hari, gejala umum tidak khas, tes Rumplede (+) Seperti derajat 1, disertai pendarahan spontan pada kulit berupa ptekia dan ekimosis, mimisan ( epistaksis ), muntah darah ( hematemesis ), buang air besar berdarah berwarna merah kehitaman ( melena ), perdarahan gusi, perdarahan rahim ( uterus), telinga, dan sebagainya. Ada tanda - tanda kegagalan sirkulasi darah, seperti denyut nadi teraba lemah dan cepat ( lebih dari 120 x/ m), tekanan nadi ( selisih antara tekanan darah sistolik dan diastolik ) menyempit ( kurang dari 20 mmHg). DBD derajat 3 merupakan peringatan awal yang mengarah pada terjadinya renjatan syok. Denyut nadi tida teraba, tekanan darah tidak terukur, denyut jantung lebih dari 140 x/ m, ujung ujung jari kaki dan tangan teraba dingin, tubuh berkeringat, kulit membiru, DBD derajat 4 merupakan manifestasi syok yang sering kali berakhir dengan kematian.

Derajat 3

Derajat 4

2.1.5 Penatalaksanaan Medis Menurut Ngastiah ( 2005 ), pada dasarnya pengobatan DBD bersifat simptomatik dan suportif. Pengobatan terhadap virus ini sampai sekarang bersifat menunjang agar pasien dapat bertahan hidup. Obat yang tepat belum ditemukan. Pengobatan yang diberikan biasanya bersifat penurun demam dan menghilangkan rasa sakit pada otot- otot atau sendi seperti parasetamol atau novalgin selain harus istirahat mutlak dan banyak minum . Jika suhu tinggi di kompres dingin secara intensif. Pasien yang di duga menderita demam

10

berdarah dengue harus dirawat di rumah sakit karena memerlukan pengawasan terhadap keseimbangan cairan kemungkinan terjadi syok atau perdarahan yang dapat mengancam keselamatan jiwa pasien. DBD tanpa renjatan. Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien dehidrasi dan haus. Pada pasien perli di berikan banyak minum, yaitu 1 - 2 liter dalam 24 jam. Dapat di berikan teh manis, sirup, susu dan lebih baik oralit. Jika anak tidak mau minum sesuai yang di anjurkan tidak dibenarkan memasang sonde kerena resiko merangsang terjadinya pendarahan lambung. DBD disertai renjatan Dengue Syok Syndrom (DSS). Pasien yang mengalami renjatan syok harus segera di pasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang diberikan biasanya Ringer Laktat. Jika pemberian cairan tersebut tidak ada respon diberikan plasma atau plasma ekspanser, banyaknya 20 30 ml/ kg BB. Pada pasien dengan renjatan berat pemberian infus harus diguyur dengan cara membuka klem infus, tetapi biasanya vena vena telah kolaps sehingga kecepatan tetesan tidak mencapai yang diharapkan maka untuk mengatasinya di

masukkan cairan secara paksa ialah dengan spuit di masukkan cairan sebanyak 100 200 ml, baru kemudian di guyur.

11

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien Dengan Demam Berdarah Dengue 2.2.1 Keluarga Menurut Friedman ( 1998 ) yang di kutip oleh Suprajitno S.Kp (2004), Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan atau emosional dan individu mempunyai peran masing masing yang merupakan bagian dari keluarga. Sedangkan menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 1999) seperti di kutip oleh Sudiharto S.Kep, M.Kes (2007) bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. 2.2.2 Struktur Keluarga Menurut Nasrul Effendi (1998), strukutur keluarga terdiri dari bermacam macam diantaranya: 1. Patrilineal : adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah

12

2. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan melalui garis ibu. 3. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. 4. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. 5. Keluarga Kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar dari bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami/ istri. 2.2.3 Bentuk Keluarga 1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. 2. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga ini ditambah dengan sanak keluarga, misal : nenek, kakek, saudara sepupu, keponakan, paman dan bibi. 3. Keluarga Berantai (Serial Family )adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang lebih dari satu kali dan merupakan keluarga. 4. Keluarga Duda/ Janda ( Single Family ) adalah keluarga yang terjadi perceraian atau kematian. 5. Keluarga Berkomposisi ( Composite ) adalah keluarga yang itu disusun

perkawinannya berpologami dan hidup secara bersama

13

6. Keluarga Kabitas ( Cahabitation ) adalah dua orang menjadi satu pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga. 2.2.4 Fungsi Keluarga Menurut Friedman (1999) seperti yang dikutip oleh Sudiharto (2007) lima fungsi dasar keluarga adalah : Fungsi Afektif adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung. Fungsi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan individu, keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di lingkungan. Fungsi Reproduksi adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia Fungsi Ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan

14

Fungsi Perawatan Kesehatan adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

2.2.5 Tugas Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan Menurut Nasrul Effendi (1998), untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggota keluarganya dan saling memelihara. Ada 5 tugas tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang dilakukan oleh keluarga, yaitu : Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas fasilitas kesehatan yang ada.

15

2.2.6 Asuhan Keperawatan Keluarga Menurut Sudiharto S.Kp (2007), asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan dalam praktek keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Sedangkan menurut Suprajitno (2004), asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga. 2.2.7 Proses Keperawatan Keluarga Menurut Nasrul Effendi (1998), proses keperawatan kesehatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi

keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga. 2.3 Tahap tahap Asuhan Keperawatan Keluarga 2.3.1 Pengkajian Menurut Nasrul Effendi (1998), Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma norma kesehatan keluarga maupun

16

sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. Pengkajian yang dilakukan terhadap keluarga meliputi : identifikasi data demografi dan sosiokultural,

lingkungan rumah, struktur keluarga, fungsi keluarga, perkembangan keluarga, strategi yang digunakan keluarga bila stres, mekanisme koping, budaya hidup sehat yang diaktualisasikan sehari-hari oleh keluarga, lingkungan fisik dan sosial keluarga, dan bahasa yang digunakan (Sudiharto, 2007) Menurut Nasrul Effendi (1998), yang termasuk dalam tahap pengkajian adalah : 1. Pengumpulan data Wawancara Yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dan sebagainya. Pengamatan Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi rumah, penerangan, kebersihan,dan sebagainya.

17

Studi dokumentasi Studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak, diantaranya melalui Kartu Menuju Sehat (KMS), dan lain-lain.

Pemeriksaan fisik Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik, misalnya kehamilan, kelainan organ dan tanda-tanda penyakitnya. - Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis menggunakan indera penglihatan. - Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba dimana jari-jari digunakan sebagai suatu instrument yang sensitif untuk megumpulkan data. - Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara - Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop (Nursalam, 2001).

2. Pengelolaan data

18

Menurut Nasrul Effendi (1998), setelah data diperoleh kegiatan selanjutnya adalah pengelolaan data dengan langkah-langkah sebagai berikut : Klasifikasi data Penghitungan persentase cakupan Tabulasi data Interpretasi data

3. Analisa data Menurut Nasrul Effendi (1998), Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh klien. 4. Perumusan masalah Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Rumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil pemikiran dan

pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan normal, nilai dan kultur yang dianut oleh keluarga ( Nasrul Effendi, 1998). 5. Prioritas masalah

19

Menurut Nasrul Effendi (1998), dalam menentukan prioritas masalah keperawatan dan kesehatan masyarakat perlu dipertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria, diantaranya :

- Perhatian masyarakat - Prevalensi - Berat ringannya masalah yang diatasi - Tersedianya sumber daya masyarakat - Aspek politis 2.3.2 Diagnosa Keperawatan Menurut Nasrul Effendi (1998), diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang faktor faktor yang mempertahankan respon / tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan yang diharapkan. Menurut Sudiharto (2007), macam macam kondisi kritis adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. Ketidakmampuan keluarga mengenal kesehatan. Ketidakmapuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat.

20

4.

Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga.

5.

Ketidakmampuan

keluarga

menggunakan

sumber

daya

di

masyarakat untuk memelihara kesehatan.

2.3.3 Menentukan Prioritas Masalah Menurut Sudiharto (2007), prioritas masalah keperawatan dilakukan setelah analisa data, masalah perlu diprioritaskan karena pertimbangan sebagai berikut : Masalah keperawatan keluarga yang dijumpai lebih dari satu : 1. Sumber daya yang dimiliki keluarga komunitas keluarga 2. Keterbatasan IPTEK keperawatan yang di kuasai perawat keluarga 3. Berat dan menonjolnya masalah yang dirasakan oleh keluarga berbedabeda 4. Waktu yang dimiliki terbatas 5. Mengatasi maslah prioritas dapat mengatasi masalah lain yang

ditimbulkan akibat masalah inti tersebut. Menurut Nasrul Efendi (1998), dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan kepada kriteria sebagai berikut :

21

1. Sifat masalah, dikelompokan menjadi : - Ancaman kesehatan adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi

kesehatannya. Nilainya : 2

- Keadaan sakit/ kurang sehat adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Nilainya : 3 - Situasi Krisis adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Nilainya : 1 2. Kemungkinan masalah dapat diubah Kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah/ mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan. Pemberian nilainya : - Dengan mudah : 2 - Hanya sebagian : 1 - Tak dapat diubah : 0 3. Potensi Masalah untuk dicegah

22

adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi/ dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan. - Tinggi : 3 - Cukup : 2 - Rendah : 1

4. Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya masalah untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan. - Masalah berat harus ditangani : 2 - Masalah yang tidak perlu ditangani : 1 - Masalah tidak dirasakan : 0 2.4.4 Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga No Kriteria 1. Sifat masalah Skala : - Ancaman kesehatan - Tidak/ kurang sehat - Krisis Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : Nilai Bobot 1 3 2 1 2

23

3..

Dengan mudah Hanya sebagian Tidak dapat

2 1 0

Potensi masalah untuk diubah Skala : - Tinggi - Cukup - Rendah

3 2 1 1

4.

Menonjolnya masalah Skala : 2 - Masalah berat harus ditangani - Masalah berat tidak perlu segera 1 ditangani 0 - Masalah tidak dirasakan

Skoring : Tentukan skor untuk setiap kriteria Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot Skor Angka Tertinggi Jumlah skor untuk semua kriteria Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot x Bobot

2.3.5 Perencanaan Menurut Nasrul Effendi (1998), rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah di identifikasi.

24

Menurut Suprajitno (2004), rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga meliputi kegiatan yang bertujuan : 1. Menstimulasi kesadaran / penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara : - Memberikan informasi yang tepat - Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan - Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan 2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :

- Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan - Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar keluarga - Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan 3. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara : - Mendemonstrasikan cara perawatan - Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah - Mengawasi keluarga melakukan perawatan 4. Membantu keluarga untuk memelihara, memodifikasi lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara :

25

- Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga - Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin 5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya, dengan cara : - Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan keluarga - Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

2.4.6 Pelaksanaan Menurut Nasrul Effendi(1998), bahwa pelaksanaan tindakan

keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga : - Sumber daya keluarga (keuangan) - Tindakan pendidikan - Adat istiadat yang berlaku - Respon dan penerimaan keluarga - Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

26

2.6.7 Evaluasi Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga memiliki productivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga (Sudiharto, 2007) Menurut Nasrul Effendi (1998), apabila dalam penilaian tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya, hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor : - Tujuan tidak realitas - Tindakan keperawatan yang tidak tepat - Ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatas

BAB III GAMBARAN UMUM


3.1 Visi Dan Misi Puskesmas Dempo Palembang Visi Misi : Terwujudnya Kecamatan Ilir Timur I Sehat : 1. Memasyarakatkan paradigma sehat pada semua pihak 2. Meningkatkan profesionalisme seluruh petugas yang

berorientasi pada standar pelayanan prima 3. Pengadaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu prima

27

4. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada Motto : 1. Pelayanan Prima idaman kami 2. Anda keluarga dan mitra kami 3. Anda sehat kami puas Nilai : 1. Kemitraan 2. Kekompakkan 3. Keterbukaan 4. Kekeluargaan

3.2 Wilayah Berdasarkan surat keputusan Walikota Palembang tahun 2001 wilayah kerja Puskesmas Dempo meliputi 8 kelurahan, yaitu : 1. Kelurahan 13 Ilir 2. Kelurahan 14 Ilir 3. Kelurahan 15 Ilir 4. Kelurahan 16 Ilir 5. Kelurahan 17 Ilir 6. Kelurahan 18 Ilir

28

7. Kelurahan Kepandean Baru 8. Kelurahan 20 Ilir Batas Wilayah Utara Selatan Timur Barat : Kecamatan Sekip Jaya dan Talang Aman : Seberang Ulu II dan Sungai Musi : Kecamatan Ilir Timur II : Kecamatan Ilir Barat I

Puskesmas Dempo merupakan salah satu Puskesmas Induk sekaligus sebagai Puskesmas Koordinator untuk 3 puskesmas yang berada di wilayah kecamatan Ilir Timur I dengan luas wilayah kerja 283,4 Ha.

3.3 Geografi Wilayah kerja Puskesmas Dempo terdiri dari dataran rendah dan sebagian kecil pinggiran sungai. 3.4 Transportasi Puskesmas Dempo terletak di tepi jalan untuk mencapai Puskesmas Dempo relatif lebih mudah karena dilalui oleh kendaraan umum dan juga dengan berjalan kaki, sehingga transportasi lancar karena letaknya sangat strategis di Pusat Kota.

29

3.5 Sarana Komunikasi Sejak bulan Desember 2001 sudah menggunakan telepon dengan nomor 0711-358640.
3.6 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

3.6.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan anak - Ibu hamil, nifas, menyusui - KB 3.6.2 Pelayanan Pengobatan - Emergensi - Pengobatan Umum - Pengobatan gigi - Konsultasi Dokter Spesialis - Rujukan

3.6.3 Penyuluhan Kesehatan - Penyuluhan di Puskesmas - Penyuluhan di Posyandu - Penyuluhan di SD/ SLTP/ SMU - Penyuluhan di Kelurahan 3.6.4 Pelayanan Laboratorium - Pemeriksaan urine rutin - Pemeriksaan darah rutin - Pemeriksaan kimia darah - Pemeriksaan dahak

30

- Tes Kehamilan 3.6.5 Klinik Sehat Gilingan Mas 3.6.5.1 Pelayanan Gizi

- Pemeriksaan DDR

- Pemberian suplemen gizi tablet tambah darah (Fe), MP. ASI dan Vit. A - Uji klinik garam beryodium - Konsultasi balita BGM, Hipertensi, Asam Urat, Obesitas, DM, Jantung, Hati, Lambung, Cholestrol dan TKTP. - Pendataan ( Pemutahiran data ) bayi 6-23 bln Gakin dan BGM 3.6.5.2 Pelayanan Imunisasi - BCG - Polio - DPT - Hepatitis - Campak - TT calon pengantin - Anti Tetanus Serum 3.6.5.3 Pelayanan Sanitasi - Memberikan konsultasi / penyuluhan penyakit akibat faktor lingkungan - Memberikan konsultasi tentang rumah sehat, jamban, dll.

31

3.6.6 Lain -lain 1. Pelayanan pengobatan TBC dengan paket DOTS (FDC ) 2. Pelayanan kesehatan lansia 1 bulan sekali 3. Usaha kesehatan sekolah screening murid kelas 1 SD, SMP, SMU 4. Pelaksanaan BIAS dilakukan 1 tahun sekali pada murid kelas 1 dan kelas 3 SD 5. Pelayanan EKG ( Elektro Kardiografi ) 6. Pelayanan USG ( Ultra Sonografi ) 7. Pelayanan laser gigi

3.6. Demografi Puskesmas Dempo Tahun 2008 Tabel 3.1 Tabel Peta Demografi Puskesmas Dempo Tahun 2008 Peta Demografi Puskesmas Dempo Tahun 2008 dapat dilihat dari tabel 3.1 berikut
No Deskripsi 13 Ilir 1 2 Jumlah Penduduk Jumlah Kepala Keluarga 5187 14 Ilir 3777 15 Ilir 7833 Nama Kelurahan 16 Ilir 2402 17 Ilir 5225 18 Ilir 3788 20 Ilir D-1 17397 KB 2693 Jumla h 48302

32

a. KK Gakin b. KK non Gakin 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah Ibu Bersalin Jumlah Ibu Meneteki Jumlah Ibu Nifas Jumlah Wanita Usia Subur ( WUS ) Jumlah Wanita Peserta KB Aktif Jumlah Bayi Jumlah Anak Balita Jumlah Anak Batita Jumlah Anak Baduta Jumlah Remaja Jumlah Usila Jumlah Taman Kanak- Kanak Jumlah Madrasah Ibtidaiyah a. Negeri b. Swasta 16 Jumlah SMP Madrasah Tsanawiyah a. Negeri b. Swasta 17 Jumlah SMU Madasah Aliyah a. Negeri b. Swasta 18 Jumlah Akademi a. Negeri b. Swasta 19 Jumlah Perguruan Tinggi a. Negeri

848 470 58 58 58 1404 522 58 341 211 153 540 85 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

904 709 56 56 56 1159 582 53 350 233 180 500 1001 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1548 328 21 21 21 1937 812 20 140 84 64 760 2508 3 0 1 3 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0 0

672 93 14 14 14 623 315 16 90 54 38 204 577 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

986 115 33 33 33 842 483 20 113 55 35 483 1730 4 0 0 4 0 1 4 0 0 2 0 0 0 0 0

673 223 20 20 20 980 450 17 158 94 77 348 844 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2454 505 101 101 101 4484 1604 72 616 385 311 1543 3529 5 0 0 3 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0

631 67 8 8 8 691 350 6 69 35 29 66 873 1 0 0 1 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0

8716 2510 311 311 311 12120 5121 262 1877 1149 887 4644 11920 15 0 3 12 0 1 9 0 1 5 0 0 0 0 0

33

b. Swasta 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Jumlah Kantor Jumlah Hotel Jumlah Toko Jumlah Pasar Jumla Restoran Jumlah Salon Kecantikan Jumlah Masjid Jumlah Pesantren Jumlah Musholah Jumlah Gereja Jumlah Pura Jumlah Klenteng Jumlah Rumah Jumlah Rumah Sehat Jumlah Jamban Sehat Sumber Air Bersih (PDAM)

0 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 771 100 524 771

0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 785 150 423 785

0 1 4 0 0 10 5 2 0 1 0 1 0 1110 70 1045 1110

0 1 3 0 2 8 0 1 0 0 0 2 0 413 10 388 413

0 2 8 0 1 24 5 2 0 1 1 1 0 583 37 583 583

0 1 5 0 0 18 2 1 0 0 2 0 0 599 18 443 599

1 4 2 0 0 10 0 2 0 1 2 1 0 2032 220 2037 2032

0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3 0 599 22 599 599

1 13 22 0 4 70 12 11 0 5 5 8 0 6892 627 6042 6892

Profil Puskesmas Dempo 2009

34

3.7 Alur Pelayanan, Pengobatan Dan Rujukan Puskesmas Dempo

PENDAFTARAN KONSUL GILINGAN MAS DI LOKET WAKTU : 1-3 MENIT PENDAFTARAN PASIEN DI LOKET PENGUNJUNG ASKES UMUM GAKIN GRATIS PASIEN BARU BUAT STATUS PASIEN LAMA CARI STATUS REGISTER -BAYAR RESTRIBUSI WAKTU : 1 3 MENIT PENDAFTARAN HAJI` DI RUANG TATA USAHA - PENCATATAN/ REGISTRASI - BAYAR REGISTRASI WAKTU : 1- 5 MENIT - UGD WAKTU : 2 10 MENIT GILINGAN MAS WAKTU : 5 10 MENIT PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN BP UMUM BP ANAK BP GIGI KIA/ KB IMUNISASI KEIUR KESEHATAN KEIUR HAJI

LABORATORIUM WAKTU : 5 20 MENIT


PULANG

DATANG

APOTIK WAKTU : 1- 5 MENIT

RUJUKAN WAKTU : 5 MENIT

35

3.8 Tabel 10 Penyakit Terbesar Puskesmas Dempo Tahun 2008 Tabel 3.2 10 Penyakit Terbesar Puskesmas Dempo Tahun 2008 10 Penyakit Terbesar Puskesmas Dempo Tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut No Urut Nama Penyakit Jumlah Penyakit Penderita 1 Hipertensi 2278 2 Common Cold 2070 3 OA 1351 4 Penyakit Kulit 1018 5 Gastritis 977 6 ISPA 871 7 DM 644 8 Obs. Febris 608 9 Vertigo 570 10 Thypoid 386
Profil Puskesmas Dempo 2009

3.9 Tabel Penderita DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Dempo tahun 2009 Tabel 3.3 Penderita DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Dempo Tahun 2009 Penderita DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Dempo tahun 2009 dapat dilihat dari tabel 3.3 berikut No Bulan Jumlah Penderita 1 Januari 11 2 Februari 4 3 Maret 7 4 April 5 5 Mei 6 6 Juni 2 7 Juli 2 8 Agustus 1 9 September 3 10 Oktober 1 11 November 1 12 Desember 8 Total 51

36

BAB IV TINJAUAN KASUS


4.1 Pengkajian 4.2.I Identitas KK Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Suku Bangsa Pendidikan Alamat : Tn H : 46 tahun : Laki laki : Islam : PNS : Indonesia : D III : Jln. Kol Atmo Lr. Bukit Sulap No. 50 RT. 15 Kelurahan 17 Ilir Palembang Tanggal Pengkajian : 18 Januari 2010

37

4.1.2 Identitas Anggota Keluarga Yang Hidup No 1 2 3 Nama Elies Kal Kautsar Khaista Mulya Umur 36 tahun 14 tahun 11 tahun Agama Hubungan Islam Islam Islam Isteri Anak Anak Pendidikan SMEA SD Pekerjaan IRT Pelajar Keadaan Kesehatan Sehat Sakit DBD Sehat

4.1.3 Genogram

Keterangan : : Laki laki : Perempuan : Klien : Yang Meninggal : Tinggal serumah

38

4.1.4 Pola Kebiasaan Sehari hari 4.1.4.1 Pola Makan Makanan pokok keluarga Tn H adalah nasi dengan frekuensi makan 3 kali sehari. Penyajian makan bervariasi yaitu : sayur, lauk pauk, buah, kebiasaan makan protein nabati dan sayuran terpenuhi setiap hari jenis bervariasi sesuai selera. 4.1.4.2 Pola Istirahat Kebiasaan tidur malam keluarga TnH tidur pukul 21.00 WIB dan bangun pukul. 05.00 WIB. Tidur siang jarang, keluarga Tn. H memiliki 4 kamar tidur. 4.1.4.3 Pola Eliminasi Pola buang air besar (BAB) setiap anggota keluarga rata-rata 1-2 hari sekali, menggunakan WC leher angsa yang berada didalam rumah, sedangkan untuk buang air kecil (BAK), setiap anggota keluarga rata-rata 5-6 kali sehari. 4.1.4.4 Pola Rekreasi dan Liburan Keluarga Tn. H jarang melakukan rekreasi/ liburan, karena tidak ada anggaran biaya untuk melakukan rekreasi/ liburan. Di dalam rumah Tn. Y sudah ada televisi dan radio sebagai sarana hiburan.

39

4.1.4.5 Kebiasaan Olahraga Keluarga Tn.Hjarang melakukan olahraga, hanya

melakukan olahraga bersama pada setiap hari minggu pagi. 4.1.4.6 Kebersihan Diri Kebiasaan mandi keluarga Tn. H 2 (dua) kali sehari dengan menggunakan sabun mandi, menggosok gigi 2 (dua) kali sehari saat mandi dengan menggunakan pasta dan sikat gigi, kebiasaan mencuci rambut setiap hari menggunakan shampo, kebiasaan mengganti pakaian 2 (dua) kali sehari setiap habis mandi. Kebersihan pakaian cukup bersih, sedangkan kuku anak-anak bersih. 4.1.5 Data Kesehatan Keluarga 4.1.4.6 Penyakit yang di derita keluarga Didalam keluarga Tn.H, klien K menderita penyakit Demam Berdarah Dengue dan dalam anggota keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit serupa seperti klien K saat ini. 4.2 Perilaku keluarga menanggulangi penyakit Pada keluarga Tn.H bila ada yang sakit langsung dibawa ke Puskesmas. Keluarga Tn.H merupakan pemegang kartu Asuransi Kesehatan (ASKES) PNS, jadi bila berobat tidak dipungut biaya (gratis).

40

4.1.6 Data Kesehatan Lingkungan 4.1.6.1 Perumahan Keluarga Tn.H tinggal bersama-sama disebuah rumah permanen berukuran 10 x 12 m2, penerangan dari listrik PLN, ventilasi cukup, tetapi tatanan barang barang di dalam rumah kurang rapi, kasur dirumah jarang dijemur, pakaian dirumah di gantung di lemari dan sebagian ada yang digantung di belakang pintu. Tn.H mempunyai 4 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang dapur, dan 2 kamar mandi.. Di teras rumah tampak banyak pot bunga yang tersusun kurang rapi dan terdapat kolam ikan kecil.

41

Denah Rumah Tn H

1 2

1 3

11

3 2 1

10 2

Keterangan : 1. Pintu Tangga 2. Jendela TV 3. Ruang Tamu 4. Kamar Tidur I 6. Kamar Mandi 7. Kamar Tidur 2 8. Ruang Keluarga 9. Kamar Tidur 3 11. 12. Ruang 13. Warnet

42

5. Dapur 4.1.6.2 Sumber Air Bersih

10. Kamar Tidur 4

Sumber air untuk mandi, masak, minum, dan mencuci pakaian menggunakan PAM, keadaan air bersih, tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. Tetapi bak penampungan air minum, air untuk mencuci pakaian tersebut jarang dibersihkan ataupun dikuras. 4.1.6.3 Tempat Pembuangan Air Limbah Keluarga Tn.H membuang air limbah melalui selokan, tetapi aliran air limbah menuju ke tempat penampungan limbah tidak lancar karena tersumbat oleh sampah. 4.1.6.4 Kandang Ternak Keluarga Tn.H tidak memelihara ternak, hanya ada kolam ikan kecil di teras rumah. 4.1.6.5 Tempat Pembuangan Sampah Keluarga Tn.H membuang sampah di TPS yang berada di pinggir jalan di dekat rumahnya, sehingga pada musim penghujan barang-barang bekas yang dapat menampung air tersebut menjadi tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak. 4.1.7 Data Sosial Ekonomi 4.1.7.1 Penghasilan Keluarga Tn.H setiap bulannya lebih kurang antara > Rp. 1.000.000. Pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan

43

sehari-hari keluarga dan untuk biaya pendidikan anak-anaknya, yang mengatur pengeluaran keluarga Ny. E . Ny E mengatakan penghasilan cukup untuk memenuhi semua kebutuhan hidup anggota keluarga. 4.1.7.2 Pendidikan Tn.H berpendidikan DIII, Ny E berpendidikan SMEA. Klien K masih sekolah di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan adik Klien K masih sekolah di kelas VI Sekolah Dasar. 4.1.7.3 Hubungan Dengan Masyarakat Sekitar Menurut Tn. H hubungan keluarganya dengan masyarakat dilingkungan sekitarnya baik. Masyarakat di lingkungan keluarga Tn. H masih memegang adat gotong royong. 4.2 Pemeriksaan Fisik

44

4.3 Penentuan Masalah Kesehatan dan Keperawatan 4.3.1 Penjajakan Pertama No Data 1. Klien K menderita DBD dengan panas tinggi secara mendadak, menggigil, badan terasa lemas, adanya ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petechia) 2. Klien K menderita penyakit DBD sejak 4 hari yang lalu, bak penampungan air minum, bak untuk mencuci pakaian, bak di WC jarang dikuras ataupun dibersihkan, adanya pakaian yang bergantungan di belakang pintu, adanya tepat pembuangan sampah sementara di dekat rumah sehingga pada musim penghujan barang-barang bekas yang dapat menampung air tersebut menjadi tempat bagi nyamuk untuk berkembang baik. 3 Sanitasi lingkungan yang kurang baik aliran limbah tidak lancar karena tersumbat oleh sampah, tempat pembuangan sampah sementara berada di dekat rumah, adanya kolam ikan kecil di teras rumah, banyak pot bunga yang kurang terurus, kasur dirumah jarang dijemur, dan penampungan air minum jarang dibersihkan. Masalah Kesehatan Adanya anggota keluarga yang sakit, terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue pada klien K Ancaman kesehatan, potensial terjadinya penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain.

Ancaman kesehatan, potensial terjadinya diare karena sanitasi lingkungan yang kurang baik.

45

4.3.2

Penjajakan Kedua Masalah Keperawatan Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Demam Berdarah Dengue. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan anggota keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga tentang usaha pencegahan penularan penyakit DBD.

No Data 1. Klien K menderita DBD dengan panas tinggi secara mendadak (39C), menggigil, badan terasa lemas, adanya ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petechia). 2 . Klien K menderita penyakit DBD sejak 4 hari yang lalu, bak penampungan air minum, bak untuk mencuci pakaian, bak di WC jarang dikuras ataupun dibersihkan, adanya pot bunga dan kolam ikan kecil di teras rumah, adanya tempat pembuangan sampah sementara di dekat rumah sehingga pada musim penghujan barangbarang bekas yang dapat menampung air tersebut menjadi tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak Sanitasi lingkungan yang kurang baik aliran limbah tidak lancar karena tersumbat sampah, tempat pembuangan sampah sementara berada di dekat rumah, adanya kolam ikan kecil di teras rumah, banyak pot bunga yang kurang terurus, kasur dirumah jarang dijemur, dan penampungan air minum jarang dibersihkan.

3.

Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan disebabkan karena ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik.

46

4.3 Prioritas Masalah 4.3.1 Penyakit Demam Berdarah Dengue pada Klien. K No 1. Kriteria Sifat masalah - Tidak / kurang sehat Perhitungan 2x1 3 Score 2/3 Pembenaran Adanya penyakit Demam Berdarah Dengue pada Klien K Keaadaan keluarga memungkinkan untuk membawa Klien K ke puskesmas terdekat. Keluarga tidak mengetahui cara penularan DBD Keluarga Tn.H segera membawa Klien K ke puskesmas terdekat untuk berobat.

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah - Dengan mudah

2x2 2

3.

Potensial masalah dapat dicegah - Tinggi Menonjolnya masalah Masalah berat dan harus segera di tangani Total Skor

3x1 3

4. 2x1 2 1 4 2/3

47

4.3.2 Potensial Terjadinya Penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain No 1. Kriteria Sifat masalah : - Ancaman kesehatan Perhitungan 3 x1 3 Score 1 Pembenaran Klien K menderita DBD 4 hari yang lalu, bak penampungan air minum, bak untuk mencuci pakaian, bak di WC jarang dikuras ataupun dibersihkan, adanya kolam ikan kecil di teras rumah, adanya TPS di dekat rumah sehingga pada musim penghujan barang-barang bekas yang dapat menampung air tersebut menjadi tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak. Keluarga mampu membersihkan bak-bak penampungan dan mengubur barang-barang bekas Keluarga mampu membersihkan dan menguras bak-bak penampungan air juga mengubur barangbarang yang ada di sekitar halaman rumah. Keluarga belum mengerti pentingnya pencegahan penularan penyakit Demam Berdarah Dengue

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah Dengan mudah Potensial masalah dapat dicegah - Cukup

2x2 2

3.

2x1 3

2 3

4.

Menonjolnya masalah - Masalah berat harus ditangani Total score

2xI 2

42 3

48

4.3.3 Potensial terjadinya penyakit Diare No 1. Kriteria Sifat masalah : - Tidak / kurang sehat Perhitungan 2 x1 3 Score Pembenaran 2 3 - Rumah tampak tidak rapi karena banyak barangbarang yang tidak terurus, kesan rumah tampak berantakan - Keluarga mampu membersihkan rumah , menjemur kasur, sampah di buang ke TPS yang berada di dekat rumah. Bila keluarga mengerti manfaatnya, membersihkan tempat bak penampungan air minimal 2 x seminggu - Keluarga mampu membersihkan rumah , menjemur kasur, sampah di buang ke TPS yang berada di dekat rumah. Masaah dapat di cegah dengan memeperbaiki ventilasi rumah dan mengubah kebiasaan yang kurang baik. - Keluarga membiarkan keadaan rumah tidak rapi, kasur jarang dijemur, sampah di buang ke TPS tetapi jaraknya dekat dengan rumah, ventilasi cukup

Kemungkinan masalah dapat diubah Hanya Sebagian

1x2 2

3.

Potensial masalah untuk dicegah - Tinggi

3x1 3

4.

Menonjolnya masalah - Masalah tidak dirasakan

0xI 2

Total score

2 2 3

49

4.4 Prioritas Masalah Berdasarkan Score Tertinggi Masalah : 1. Demam Berdarah Dengue 2. Potensial terjadinya penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain 3. Potensial terjadinya Diare 2 2/3 Score 4 2/3 4 2/3

50

Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. H Pada Klien K Dengan Kasus Demam Berdarah Dengue di Rt. 15 Kelurahan 17 Ilir Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Dempo Palembang

Nama Umur
No Masalah Kesehatan

: Klien K : 14 tahun
Rencana Keperawatan

Tanggal pengkajian Diagnosa Medis

: 18 Januari 2010 : Demam Berdarah Dengue


Implementasi

Evaluasi

Diagnosa Keperawatan Ketidakmampu an keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit Demam Berdarah

Sasaran

Tujuan

Kriteria

Standar

Rencana Keperawatan Tanggal 18 Januari 2010 Pkl.14.00 WIB Jelaskan pada keluarga tentang pengertian, penyebab,dan gejala demam berdarah dengue. Menjelaskan kepada keluarga bahwa demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Tanggal 18 Januari 2010 Pkl.16.00 WIB S: Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang pengertian, penyebab, gejala demam berdarah dengue dan

1.

Tanggal 18 Januari 2010 Pkl 14.00 WIB Penyakit Demam Berdarah Dengue

Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dapat memahami tentang pengertian, penyebab, gejala Demam Berdarah Dengue dan

Agar keluarga mengerti tentang pengertian, penyebab, gejala demam berdarah dengue dan tindakan yang dapat dilakukan dalam merawat klien dengan Demam Berdarah

Setelah penyuluhan selama 120 menit : Keluarga dapat menjelaskan pengertian dari demam berdarah dengue, penyebab, gejala dan tindakan

Keluarga mampu menjelaskan pengertian demam berdarah dengue, penyebab, gejala dan tindakan dalam merawat klien Demam Berdarah Dengue.

51

Dengue

tindakan yang dapat dilakukan dalam merawat klien Demam Berdarah Dengue.

Dengue.

dalam merawat klien Demam Berdarah Dengue.

aedes aegypti, yang ditandai dengan : Demam tinggi yang berlangsung dalam waktu singkat, yakni antara 2-7 hari, yang dapat mencapai 40 c. Demam sering disertai gejala seperti tidak nafsu makan(anoreksia), badan terasa lemah (malaise), dan wajah kemerah -merahan. Jelaskan pada keluarga tentang pencegahan dan tindakan yang dapat dilakukan dalam merawat klien Demam Berdarah Dengue di rumah Menjelaskan pada keluarga bahwa DBD dapat dicegah dengan usaha memberantas nyamuk AEDES AEGYPTI, yaitu dengan cara : a. PSN DBD PSN DBD dilakukan

cara merawat klien demam berdarah dengue. O: Keluarga dapat menyebutkan pengertian, penyebab, gejala demam berdarah dengue dan tindakan yang dapat dilakukan dalam merawat klien dengan demam berdarah dengue. A: Masalah teratasi P: Intervensi keperawatan dihentikan.

52

dengan cara 3 M yaitu : - Menguras penampungan air sekurangkurangnya seminggu sekali - Menutup rapat rapat tempat penampungan air - Mengubur, mengumpulkan ,memanfaatkan atau menyingkirkan barang- barang yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, plastik bekas dan lain- lain. b. Larvasida Larvasida adalah menaburkan bubuk pembasmi jentik nyamuk

53

ke dalam tempat tempat penampungan air ( bubuk abate ) Menjelaskan cara merawat klien dengan gejala DBD di rumah seperti : - Berikan kompres pada klien - Anjurkan klien banyak minum air putih - Berikan obat penurun panas (paracetmol) dengan dosis 3 x1 - Segera bawa klien ke Puskesmas terdekat atau Rumah Sakit untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut

54

2.

Tanggal 19 Januari 2010 Pkl 14.00 WIB Potensial terjadinya penularan penyakit DBD dengan anggota keluarga yang lain

Ketidakmampu an memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentag usaha pencegahan penyakit DBD

Setelah diberikan penyuluhan, keluarga dapat memahami dan mengetahui tentang cara pencegahan penularan peyakit DBD dengan anggota keluarga yang lain

Keluarga mengetahui dan memahami cara pencegahan penularan penyakit DBD dengan anggota keluarga yang lain.

Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit : Keluarga Tn H diharapkan akan mampu menjelaskan dan memahami tentang pencegahan penularan penyakit DBD dengan anggota keluarga yang lain.

Keluarga mampu menjelaskan tentang cara pencegahan penularan penyakit DBD kepada anggota keluarga yang lain.

Berikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara pencegahan penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain.

Tanggal 19 Januari 2010 Pkl 14.00 WIB Memberikan penyuluhan kepada Tn H tentang bagaimana cara pencegahan penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain. Dengan cara : - Membasmi vektor penyebab DBD ( nyamuk aedes aegepty) - Melakukan PSN DBD dilakukan dengan cara 3 M yaitu : - Menguras penampungan air sekurangkurangnya seminggu sekali - Menutup rapat

Tanggal 19 Januari 2010 Pkl 15.00 WIB S: - Keluarga Tn H mengataka n sudah mengerti dan memahami bagaimana cara pencegaha n penyakit DBD kepada anggota keluarga yang lain - Keluarga Tn H mengatak an bak- bak penampung an di kuras minimal 1 x dalam 1 minggu O: - Tampak

55

rapat tempat penampungan air - Mengubur, mengumpulkan , atau menyingkirkan barang- barang yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, plastik bekas dan lain- lain - Menjaga daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi dan olah raga secara teratur - Menerapkan pola hidup sehat

tidak ada lagi pakaian yang bergantung an - Tampak bak bak penampung an air di kuras dan dibersihkan A: Masalah teratasi P: Intervensi Keperawatan dihentikan.

3.

Tanggal 20 Januari 2010

Ketidaksanggu pan keluarga

Setelah dilakukan

Keluarga mengetahui dan

Setelah di berikan

Keluarga Tn Hdapat

Berikan penyuluhan

Tanggal 20 Januari 2010

Tanggal 2o Januari 2010

56

Pkl 14.00 WIB Potensial terjadinya penyakit Diare

dalam memelihara lingkungan yang baik behubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik

penyuluhan tentang sanitasi lingkungan keluarga akan memahami tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan

memahami tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan

penyuluhan selama 45 menit : di harapkan keluarga Tn Hdapat menjelaskan pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan

menjelaskan pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan

kepada keluarga Tn H tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan

Pkl 14.00 WIB Memberikan penyuluhan keluarga Tn H tentang pentingnya sanitasi lingkungan sehingga keluarga dapat mengambil tindakan yang lebih baik, yaitu : - Membersihkan sampah yang ada di sekitar rumah - Membersihkan sampah yang dapat menyumbat Saluran Pembungan air limbah

Pkl 14.45 WIB S: - Keluarga TnH mengataka n telah mengerti dan memahami tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan O: - Tampak saluran air limbah lancar - Rumah tampak bersih

57

A: Masalah teratasi P: Intervensi Keperawatan Selesai

58

BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal pada proses keperawatan. Dalam pengkajian dilakukan beberapa tahap tindakan, diantaranya : pengumpulan data, pengolahan data dan analisa data. Pada pengumpulan data secara teori dapat dipergunakan teknik-teknik sebagai berikut : 1. Wawancara, yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan dan lingkungan. 2. Pengamatan, dilakukan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, misal : ventilasi, penerangan dan kebersihan. 3. Studi dokumentasi, berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak, diantaranya melalui KMS dan kartu berobat. 4. Pemeriksaan fisik, dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan yang berkaitan dengan keadaan fisik, misalnya kelainan organ tubuh dan tanda-tanda penyakit. Pada pengkajian klien.K dengan Demam Berdarah Dengue telah dilakukan teknik-teknik pengumpulan data seperti yang telah disebutkan diatas, mahasiswa melakukan wawancara dengan keluarga Tn.H tentang kebiasaan

59

sehari-hari, penghasilan dan keadaan lingkungan sekitar rumahnya, penulis juga melakukan teknik pengamatan untuk mendapatkan data tentang ventilasi, kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan. Pada tahap pengkajian ini, mahasiswa tidak menemukan hambatan dalam melakukan pengkajian pada keluarga Tn.H. Pada awal pertemuan keluarga Tn.H memberikan respon yang positif terhadap kedatangan penulis 5.2 Diagnosa Keperawatan Setelah data diperoleh, kemudian diolah dan dianalisa untuk menentukan masalah kesehatan dan keperawatan pada klien dan keluarga.Secara teori diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan keluarga terdiri dari : 1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan 2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit 3. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat. 4. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga. 5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber daya dimasyarakat untuk memelihara kesehatan.

60

Pada asuhan keperawatan keluarga Tn.H pada klien K dengan kasus Demam Berdarah Dengue, mahasiswa menemukan beberapa diagnosa keperawatan diantaranya : 1. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit Demam Berdarah Dengue. 2. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan anggota keluarga sehubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang usaha pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue 3. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan. 5.3 Perencanaan Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, selanjutnya disusun rencana tindakan keperawatan. Pembuatan rencana keperawatan ini disesuaikan dengan rencana keperawatan secara teori, dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki klien dan keluarga serta melihat faktor-faktor pendukung yang terdapat dilingkungan keluarga. Penentuan prioritas diagnosa keperawatan dilakukan oleh penulis menurut besarnya skor yang telah ditentukan untuk setiap diagnosa keperawatan.

61

Adapun langkah-langkah penulis dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yaitu dengan menentukan sasaran, tujuan, rencana keperawatan dan tindakan keperawatan untuk kemudian mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan, apakah telah selesai dengan tujuan yang ingin diberikan, apakah telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan dalam penyusunan rencana tindakan untuk masalah

keperawatan, mahasiswa tidak mengalami hambatan karena faktor sumber daya keluarga yang sangat mendukung dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang dihadapi oleh keluarga. 5.4 Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga Tn.H, mahasiswa telah melakukan beberapa tindakan untuk membantu mengurangi masalah kesehatan dan keperawatan pada keluarga Tn.H. Adapun tindakan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Penulis memberikan penyuluhan kesehatan kepada Tn.H tentang

pengertian, tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue, 2. Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang bagaimana cara mencegah penularan penyakit Demam Berdarah Dengue dilingkungan sekitar rumah. 3. Menjelaskan pada keluarga Tn.H tentang cara memelihara sanitasi lingkungan yang baik dan manfaatnya bagi kesehatan.

62

Pada tahap ini keluarga Tn.H dapat menerima dengan memberikan respon yang baik terhadap penjelasan yang telah diberikan oleh mahasiswa hal ini dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan oleh mahasiswa. Mahasiswa juga tidak menemukan hambatan yang berarti, hal ini disebabkan karena terjalinnya hubungan yang baik antara mahasiswa dengan keluarga Tn.H. 5.5 Evaluasi Evaluasi dilakukan secara langsung dan terus menerus dengan mengamati perubahan-perubahan yang terjadi terhadap kondisi kesehatan klien dan keluarga, setelah penulis melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan terhadap masalah kesehatan dan keperawatan keluarga Tn.H maka didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit Demam Berdarah Dengue telah teratasi ditunjukkan dengan keluarga dapat menyebutkan pengertian Demam Berdarah Dengue, penyebab, gejala dan tindakan yang dapat dilakukan dalam merawat anggota keluarga yang menderita Demam Berdarah Dengue. 2. Ketidakmampuan mempengaruhi memelihara kesehatan lingkungan keluarga rumah yang dapat dengan

anggota

berhubungan

ketidaktahuan keluarga tentang bagaimana cara mencegah penularan

63

penyakit Demam Berdarah Dengue dilingkungan sekitar rumah telah teratasi, hal ini dibuktikan dengan rumah tampak bersih dan rapi, bak-bak penampungan air telah dikuras dan dibersihkan dan tidak ada lagi pakaian yang bergantungan. 3. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat

berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan teratasi, hal ini dibuktikan dengan saluran air limbah di bersihkan , pakaian telah di gantung di lemari, kasur di jemur, bak bak penampungan air di kuras, pot bunga di teras rumah di rapikan dan di bersihkan, serta sampah di sekitar rumah di bersihkan.

64

BAB VI PENUTUP
Dari hasil pengkajian asuhan keperawatan keluarga Tn.H pada klien K dengan kasus demam berdarah dengue di RT.15 Kelurahan 17 Ilir dalam wilayah kerja Puskesmas Dempo Palembang, yang dilaksanakan pada tanggal

18 Januari 23 Januari , maka dapat mengambil kesimpulan daan saran sebagai berikut: 6.1 Simpulan Adapun kesimpulan yang didapat oleh mahasiswa adalah : 1. Pada tahap pengkajian, penulis tidak menemukan hambatan dalam melakukan pengkajian pada keluarga Tn.H hal ini dikarenakan keluarga klien memberikan respon yang positif terhadap setiap kunjungan. 2. Pada perumusan diagnosa keperawatan secara teori ada 5 (lima) diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada asuhan keperawatan keluarga, namun setelah penulis merumuskan masalah kesehatan dan keperawatan pada keluarga Tn.H, hanya menemukan 3(tiga) diagnosa keperawatan pada masalah kesehatan keluarga Tn.H, hal ini dikarenakan pada penulisan tidak menemukan data-data yang mendukung untuk mengangkat diagnosa keperawatan lainnya. 3. Pada tahap perencanaan tindakan keperawatan, penulisan telah melakukan perencanaan yaitu : Jelaskan pada keluarga tentang pengertian, penyebab,dan

65

gejala demam berdarah dengue. Jelaskan pada keluarga tentang pencegahan dan tindakan yang dapat dilakukan dalam merawat klien Demam Berdarah Dengue di rumah Berikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara pencegahan penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain 4. Pada tahap pelaksanaan tindakan keperawatan, penulisan telah memberikan penyuluhan kesehatan pada keluarga Tn.H untuk membantu mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh keluarga Tn.H, keluarga memberikan respon yang baik terhadap penjelasan yang telah diberikan penulisan, hal ini dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan oleh penulisan. 5. Pada tahap evaluasi dengan menunjukan hasil yang nyata, adanya tanggapan dan pandangan keluarga terhadap kesehatan. Dapat disimpulkan ada peningkatan dan kesadaran dari keluarga Tn.H untuk menjaga kebiasaan hidup sehat dan memelihara sanitasi lingkungan bagi kehidupan. 6.2 Saran Setelah menyimpulkan hal-hal yang berhubungan dengan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.H pada klien K dengan kasus Demam Berdarah Dengue di Rt.15 Kelurahan 17 Ilir dalam wilayah kerja Puskesmas Dempo, maka mahasiswa menyarankan : 1. Disarankan kepada keluarga Tn H untuk selalu melakukan PSN 3 M plus dan memelihara kebersihan lingkungan serta selalu menghadiri setiap

66

penyuluhan kesehatan lingkungan yang diberikan petugas kesehatan. Karena hal tersebut akan membantu terhadap kebutuhan pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan lingkungan. 2. Untuk mengatasi masalah hendaknya keluarga Tn H dapat melanjutakan asuhan keperawatan yang telah diberikan penyuluh dan keluarga Tn H di sarankan untuk sering datang ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan 3. Keluarga perlu memperhatikan kebesihan lingkungan rumah yang tanpa disadari dapat menjadi sumber penyakit serta kebiasaan hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan 4. Kepada keluarga Tn H untuk tidak hanya memperhatikan anggota keluarga yang sakit tetapi anggota keluarga yang lain dan keluarga lain di sekitar lingkungan rumah juga di perhatikan agar dapat meminimakan penularan penyakit serta merubah kebiasaan sehari hari yang kurang baik sehingga masalah dapat teratasi.

67

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan, 2008 Effendi, Nasrul. 1998. Dasar dasar Keperawatan Edisi 2. Jakarta.. EGC. Ginanjar, Genis. 2008. Demam berdarah Yogyakarta. Mizan Media Utama. Hassan, Rusepno. 2007. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hidayat, Aziz, Alimul, A. 2007. Pengantar Ilmu Keperawatan Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba Medika. Ngastiyah.2005. Penyakit Tropis. Semarang : Erlangga. Nursalam, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan) Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Medika Profil Puskesmas Dempo. 2009 Puskesmas Dempo, 2010 Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Bayi dan Anak Bidan) Edisi Pertama . Jakarta : EGC (Untuk Perawat dan

Suprayitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta : EGC Suriadi, dkk. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi Pertama. Jakarta : EGC.

68

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN H DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA KLIEN K DI RT. 15 KELURAHAN 17 ILIR DALAM WILAYAH KERJA PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG 2010

OLEH :

1. 2. 3. 4. 5.

AFRIYANTI ARDAYANTO DESY ARISANDY FERONIKA FUDJIE JUNIARTI

07. 1008 07. 1014 07. 1020 07. 1028 07. 1030

AKADEMI KEPERAWATAN PEMBINA PALEMBANG 2010

69

HALAMAN PERSETUJUAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk mengikuti Seminar Praktek Asuhan Keperawatan Keluarga dan sebagai syarat menyelesaikan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas Mahasiswa Semester V pada tanggal 11 Januari 6 Februari 2010. Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. AFRIYANTI ARDAYANTO DESY ARISANDY FERONIKA FUDJIE JUNIARTI 07. 1008 07. 1014 07. 1020 07. 1028 07. 1030

Pembimbing Akademik

Pembimbing Praktek Lapangan

Siti Cholifah S Chasanah, SKM Nip.

Windrianto, AMKep Nip.

Mengetahui, Kepala Puskesmas Dempo Palembang

dr. Hj. Meiri Iryani Nip.

70

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia- Nya Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga di Puskesmas Dempo Palembang ini dapat terselesaikan. Laporan ini diajukan sebagai satu syarat dalam melaksanakan praktek klinik keperawatan semester V. Dalam penulisan laporan ini banyak sekali ditemui hambatan, namun berkat izin- Nya serta bantuan, bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak, semua dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, kami menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada : 1. Ibu dr. Hj. Gema Asiani, M. Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang 2. Ibu dr. Hj. Ema Novita, M. Kes selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan 3. Bapak H. Sukemi M. Zen, SKM selaku Direktur Akper Pembina Palembang 4. Ibu dr. Hj. Meiri Iryani selaku Pimpinan Puskesmas Swakelola Dempo Palembang 5. Ibu Hj. Juliah Retno, BSc selaku pembimbing lapangan dari Puskesmas Swakelola Dempo Palembang 6. Bapak Windrianto, AMKep selaku pembimbing lapangan dari Puskesmas Swakelola Dempo Palembang 7. Ibu Siti Cholifah S Chasanah, SKM selaku Dosen Pembimbing Akademik

71

8. Ibu Niken Puspita Asih, S. Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik 9. Bapak dan Ibu Staf Puskesmas Swakelola Dempo Palembang Semoga semua bimbingan, arahan, dan bantuan yang telah diberikan kepada kami, mendapatkan Ridho dan Rahmat dari Allah SWT. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi Mahasiswa Keperawatan khusus Akper Pembina Palembang dan berbagai pihak yang berkepentingan

Palembang,

Februari 2010

Penulis

72

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN. ii KATA PENGANTAR . BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .... B. Perumusan Masalah .... C. Tujuan ..... D. Ruang Lingkup ... E. Manfaat Penulisan .. BAB II LANDASAN TEORI A. Demam Berdarah Dengue 1. Definisi ..... 2. Etiologi ..... 3. Patofisiologi ..... 4. Tanda dan Gejala ..... 5. Penatalaksanaan Medis ........ B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien Dengan Demam Berdarah Dengue 1. Keluarga ....... 2. Struktur Keluarga . 3. Bentuk Keluarga ................................... 4. Fungsi Keluarga ....... 5. Tugas tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan ...... 11 11 12 13 14 5 6 7 8 9 1 2 3 3 4 iii

73

6. Asuhan Keperawatan Keluarga 7. Proses Asuhan Keperawatan ...... C. Tahap Tahap Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian .. 2. Diagnosa Keperawatan .......................................................... 3. Menentukan Prioritas Masalah . 4. Perencanaan .. 5. Pelaksanaan .. 6. Evaluasi ............ BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS DEMPO 1. Visi dan Misi Puskesmas Dempo 2. Wilayah 3. Geografi 4. Transportasi .. 5. Sarana Komunikasi 6. Sumber Daya . 7. Fasilitas Pelayanan Kesehatan 8. Demografi Puskesmas Dempo Tahun 2008 .. 9. Alur Pelayanan, Pengobatan dan Rujukan..... 10. Tabel 10 Penyakit Terbesar Tahun 2008 .............................. 11. Tabel Penderita DBD Tahun 2009 ....................................... BAB IV TINJAUAN KASUS A. Pengkajian B. Prioritas Masalah Kesehatan dan Keperawatan ....... C. Bagan Asuhan Keperawatan .

15 15

16

21 25 26

28 29 30 30 30 31 32 35 37 38 38

39 40 53

74

BAB V PEMBAHASAN A. Pengkajian ..... B. Diagnosa Keperawatan .. C. Perencanaan ... D. Pelaksanaan .... E. Evaluasi .. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran .. DAFTAR PUSTAKA 67 68 61 62 63 64 65

75

You might also like