You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Berdasarkan perspektif Ilmu Hukum Administrasi, ada dua jenis Hukum Administrasi,yaitu pertama, Hukum Administrasi Umum (allgemeem deel ) , Yakni berkenaan dengan teori-teori dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang Hukum Administrasi, tidak terikatpada bidang-bidang tertentu, kedua Hukum Administrasi Khusus (bijzonder deel), yakni hukum-hukum yang terkait dengan bidang-bidang pemerintahan tertentu seperti hukum lingkungan,hukum tata ruang, hukum kesehatan dan sebagainya. Sekilas Tentang Negara Hukum. Pemikiranatau konsepsi manusia tentang Negara hukum juga lahir dan berkembang dalam situasikesejarahan. Oleh karena itu, meskipun konsep Negara hukum dianggap sebagai konsepuniversal. Secara embrionik, gagasan Negara hukum telah dikemukakan oleh (plato). Ada tigaunsur dari pemerintah yang berkonstitusi yaitu peratama, pemerintah umum, dilaksanakan bukan yang untuk kepentingan dibuat secara umum. Kedua pemerintah yang dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan padaketentuan-ketentuan sewenang-wenang menyampingkankonvensi dan konstitusi. Ketiga, pemerintah berkonstitusi berarti pemerintah yang dilaksanakanatas kehendak rakyat, bukan berupa paksaan atau tekanan yang dilaksanakan pemerintahdespotik. Dalam kaitannya dengan konstitusi bahwa konstitusi meupakan penyusunan jabatandalam suatu Negara dan menentukan apa yang dimaksudkan dengan badan pemerintahan dan apaakhir dari setiap masyarakat.Dalam kerangka Ilmu Hukum secara keseluruhan, perlu dipahami bahwa HAN ini adalahsuatu cabang Ilmu baru
1

yang tumbuh dan berkembang pesat. Namun, sebagai salah satu cabangIlmu Hukum baru masih mempunyai keterkaitan dengan hukum tata Negara, hukum perdata danhukum pidana. 1.2 Tujuan Penulisan Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Hukum Administrasi Negara di Universitas Islam Bandung dan ingin lebih mengetahui dan mengkaji ilmu Hukum Administrasi Negara tentang Negara Hukum Dan Hukum Administrasi Negara.

1.3 Rumusan Masalah Dalam menyelesaikan tugas makalah ini kami mencantumkan beberapa rumusan masalah yaitu : Apa itu pengertian instrumen pemerintahan dan norma hukum serta bagaimana sifatnya? Apa itu perundangan-undangan dan seperti apa ciri-cirinya? Bagaimana kewenangan legislasi bagi pemerintah serta dasar hukumnya? 1.4 Metode Penulisan Dalam penulisan makalah kami menggunakan metode studi kepustakaan yaitu semua yang terdapat di dalam makalah bersumber dari buku penunjang tugas Hukum Administrasi Negara. BAB II
2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian instrumen pemerintahan Instrumen pemerintahan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah alat-alat atau sarana-sarana yang digunakan oleh pemerintah atau administrasi negara dalam melaksanakan tugas tugasnya. Dalam menjalankan tugas tugasnya pemerintah melakukan berbagai tidnakan hukum dengan menggunakan sarana atau instrumen seperti alat tulis menulis, sarana transportasi dan komunikasi, gedung gedung perkantoran dan lain lain yang terhimpun dalam publiek domain atau kepunyaan publik. Pemerintah juga menggunakan berbagai instrumen dan yuridis dalam menjalankan seperti urusan pemerintahan kemasyarakatan, peraturan

perundang undangan, putusan putusan, peraturan kebijakan, perijinan, instrumen hukum keperdataan dan sebagainya. Norma hukum yang terdapat dalam hukum pidana atau perdata ditemukan dengan mudah dalam pasal tertentu, sementara untuk mendapatkan norma hukum administrasi negara harus di cari dalam semua peraturan perundang undangan terkait sejak tingkat yang paling tinggi dan bersifat umum-abstrak sampai yang paling rendah yaitu individual konkrit. Guna mengetahui kualifikasi
3

sifat

keumuman

dan

kekonkritan norma HAN perlu di perhatikan melalui objek yg

dikenai norma hukum dan bentuk normanya. Philipus M. Hadjon membuat kualifikasi ini dengan skema berikut ini.

Untuk siapa

Apa dan Bagaimana

Umum Abstrak

Individual Konkret

Berdasarkan skema di atas,selanjutnya menghasilkan empat macam sifat norma hukum, yaitu sebagai berikut: Sifat norma hukum 1. Norma umum abstrak, misalnya undang-undang.
4

2. Norma individual konkrit, misalnya keputusan tata usaha negara 3. Norma umum konkrit, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang dipasang di tempat tertentu (rambu itu berlaku bagi semua jalan,namun hanya berlaku untuk tempat itu) 4. Norma individual abstrak, misalnya izin gangguan. Kualifikasi norma hukum yang hampir sama dikemukakan oleh H.D van Wijk/ Willem Konijnenbelt,yakni sebagai berikut: 1. Umum abstrak ,peraturan umum, lalu contohnya jalan,

peraturan

perundang-undangan

lintas

peraturan pembangunan. 2. Umum konkret , keputusan tentang larangan parkir pada jalan tertentu, pernyataan tidak dapat didiaminya suatu rumah , larangan mendirikan rumah pada wilayah tertentu. 3. Individual abstrak , izin yang disertai syarat-syarat yang bersifat mengatur dan abstrak serta berlaku secara permanen, contohnya izin berdasarkan undangundang pengelolaan lingkungan. 4. Individual konkrit, surat keputusan pajak, pemberian subsidi untuk suatu kegiatan, keputusan mengenai pelaksanaan paksaan pemerintahan.

2. 2 Peraturan Perundang-undangan
5

Peraturan adalah hukum yang in abstraqto atau generak norm yang sifatnya mengikat umum (berlaku umum) dan tugasnya (general) adalah secara mengatur teoretik, hal-hal istilah yang bersifat umum perundang-undangan

(legistation, wetgeving, atau gesetzgebung) mempunyai dua pengertian, yaitu pertama merupakan proses pembentukan atau proses membentuk peraturan peraturan negara baik di tingkat pusat maupun daerah, kedua : segala peraturan negara, yang merupakan hasil pembentukan peraturan peraturan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Peraturan perundang undangan memiliki ciri ciri sebagai berikut : 1. Bersifat umum dan komprehensif, yang dengan demikian merupakan kebalikan dari sifat-sifat yang khusus dan terbatas. 2. Bersifat bentuk saja. 3. Memiliki kekuatan untuk mengoreksi dan memperbaiki dirinya sendiri. Adalah lazim bagi suatu peraturan untuk mencantumkan klausul yang memuat kemungkinan di lakukannya peninjauan kembali. universal. Ia diciptakan karena untuk itu,ia menghadapi tidak dapat

peristiwa-peristiwa yang akan datang yang belum jelas konkretnya.Oleh dirumuskan untuk mengatasi peristiwa-peristiwa tertentu

Dalam negara kesejahteraan tugas pemerintah tidak hanya terbatas untuk Melaksanakan undang undang yang telah dibuat oleh lembaga legislatif . dalam perspektif welfare state pemerintah dibebani kewajiban untuk menyelenggarakan itu tangan kepentingan diberi umum atau mengupayakan kesejahteraan sosial , yang dalam menyelenggarakan kewanangan hukum . Konsep pemisahan kekuasaan , khusus yang berkenaan dengan fungsi eksekutif yang hanya sebagai pelaksana undang undang tanpa kewenangan membuat peraturan perundang undangan , seiring dengan perkembangan tugas tugas negara dan pemerintahan , bukan saja kehilangan relevansinya , tetapi juga dalam praktik menemui banyak kendala . organ legislatif merupakan organ utama pembuatan peraturan perundang undangan , sedangkan organ eksekutif sebagai organ sekunder dalam pembuatan peraturan perundang undangan , sebagian besar diakui peraturan bahwa perundang undangan tidak dibentuk oleh pemerintahan eksekutif daripada oleh legislatif . dalam praktik , organ legislatif memiliki instrumen pelaksana , waktu , dan sumber daya yang memadai untuk merumuskan secara detail berbagai hal yang berkenaan dengan undang undang , yang karenanya diserahkan pada organ eksekutif . Kewenangan legislasi bagi pemerintah atau oragan eksekutif itu pada dasarnya berasal dari undang
7

kewajiban campur

pemerintah dalam

untuk

kehidupan

masyarakat , dalam batas batas yang diperkenankan oleh

undang sesuai dengan asas legalitas dalam negara hukum yang berarasal dari persetujuan parlemen. 2.3 Kewenangan Legislasi Pemberian kewenangan legislasi kepada pemerintah itu semakin mendesak sejak berkembangnnya ajaran negara kesejahteraan pemerintah , untuk yang memberikan kewajiban kepada dan memberikan pelayanan sosial

mewujudkan kesejahteraan umum , yang untuk menopang peranan ini pemerintah di lengkapi dengan kewenangan legislasi. Artinya tidak mungkin mediakan kewenangan legislasi bagi pemerintah. Bagirmanan menyebutkan ketiadak kemungkinan meniadakan kewenangan eksekutif untuk ikut membentuk perarturan perundang undangan. Yakni sbegai berikut : 1. Paham pebagian kekuasaan yang lebih menekankan pada perbedaan fungsi dari pada pemisahan organ seperti terdapat dalam ajaran pemisahan kekuasaan 2. Paham yang memberikan kekuasaan pada negara atau pemerintah untuk mencampuri kehidupan masyarakat ,bagi sebagai negara kekuasaan atau negara kesejahteraan 3. Untuk menunjang belahan masyarakat yang berjalan makin negara cepat dan kompleks lebih besar diperlukan dalam percepatan membentukan hukum ,hal ini mendorong adminiatrasi berperan pembentukan peraturan perundang undangan
8

4. Berkembangan undangan

bebrbagai dari

jenis

peraturan pada

perundang peraturan

mulai

UUD

sampai

perundang undangan tikat daerah Kewenangan legislasi bagi pemerintah yaitu berkenan dengan sifat dari norma Hukum Tata Negara dan Hukum Adminsitrasi Negara,yakni bersifat umum-abstrak (alagemeen abstrak ), norma yang bersifat umum abstrak tersebut membutuhkan instrumen yuridis yang bersifat konkret individu. Hukum Administrasi Negara yang bersifat umum abstrak terhadap peristiwa konkret dan individual. 2.4 Sikap Mundur Pembuat Undang-undang Menurut Indroharto, manfaat dari sikap mundur pembuat undang undang seperti ini adalah bahwa penuntuan dan penetapan norma norma hukum oleh badan atau jabatan TUN akan dapaat dilakukan deferensiasi menurut keadaan khusus dan konkert dalam masyarakat. Terhadap langkah mundur ini ada tiga sebab, yaitu : 1. Karena keseluruhan hukum tata usaha negara (TUN) itu demi kian luasnya , sehingga tidak mungkin bagi pembuat undang undang untuk mengatur seluruhnya dalam undangn undang formal 2. Norma norma hukum TUN itu harus selalu disesuaikan dengan tiap perubahan perubahan keadaan yang terjadi sehubungan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi yang tidak mungkin selalu di ikuti oleh pembuat undang

undang dengan mengaturnya dalam suatu undang undang formal 3. Disampng itu , tiap kali diperlukan pengaturan lebih lanjut hal itu selalu berkaitan dengan penilaian penilaian dari segi tekhnis yang sangat mendetail , sehingga tidak sewajarnya harus diminta pembuat undang undang yang harus mengaturnya . akan lebih cepat dilakukan dengan mengeluarkan peraturan peraturan atau keputusan keputusan TUN yang lebih rendah tingkatannya . Kewenangan legislasi bagi pemerintah atau administrasi negara itu ada yang bersifat mandiri dan ada yang tidak mandiri . undang undang dan peraturan daerah yang dibuat bersama sama arti formal Kewenangan legislasi bagi pemerintah yang bersifat mandiri dalam arti hanya dibentuk oleh pemerintah tanpa keterlibatan DPR , berwujud keputusan keputusan yang merupakan atau tergolong sebagai peraturan perundang undangan . menurut Philipus M.Hadjon , bentuk keputusan TUN demikian tidak merupakan bagian dari keputusan , tetapi termasuk perbuatan TUN dibidang pembuatan peraturan . KTUN yang merupakan pengaturan yang bersifat umum dapat pula dijadikan salah satu dasar hukum bagi dikeluarkannya suatu keputusan . adanya keputusan yang bersifat mengatur yang tergolong dan
10

oleh pemerintah atau perda dengan DPR

atau DPRD ini dikenal dengan istilah undang undang dalam

sebagai

peraturan bersifat

perundang

undangan

keputusan

yang

menetapkan . berdasarkan UU No.10 tahun 2004 tetang pembentukan peraturan perundang undangan semua yang bersifat mengatur itu diberi nama peraturan . artinya setelah berlaku UU No.10 tahun 2004 semua instrument hukum yang bersifat mengatur itu dinamakan peraturan . sebagaimana disebutkan pasal 56 No.10 tahun 2004 semua keputusan presiden , keputusan menteri , keputusan gubernur , keputusan bupati atau walikota , atau keputusan pejabat lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 54 yang sifatnya mengatur yang sudah ada sebelum undang undang ini berlaku , harus dibaca peraturan , sepanjang tidak bertentangan dengan undang undang ini .

BAB III
11

PENUTUP

3.1 Kesimpulan . Apa itu pengertian instrumen pemerintahan dan norma hukum serta bagaimana sifatnya? - Instrumen pemerintahan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah alat-alat atau sarana-sarana yang digunakan oleh pemerintah atau administrasi negara dalam melaksanakan tugas tugasnya. - Untuk mendapatkan norma hukum administrasi negara harus di cari dalam semua peraturan perundang undangan terkait sejak tingkat yang paling tinggi dan bersifat umum-abstrak sampai yang paling rendah yaitu individual konkrit. - Sifat norma hukum : Norma umum abstrak, misalnya Undang-Undang. Norma individual konkrit, misalnya keputusan Tata Usaha Negara. Norma umum konkrit, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang dipasang di tempat tertentu. Norma individual abstrak, misalnya izin gangguan.

12

Apa itu perundangan-undangan dan seperti apa ciri-cirinya? - istilah perundang-undangan (legistation, wetgeving,

atau gesetzgebung) mempunyai dua pengertian, yaitu pertama merupakan proses pembentukan atau proses membentuk peraturan peraturan negara baik di tingkat pusat maupun daerah, kedua : segala peraturan negara, yang merupakan hasil pembentukan peraturan peraturan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah - Peraturan perundang undangan memiliki ciri ciri sebagai berikut : Bersifat umum dan komprehensif, yang dengan

demikian merupakan kebalikan dari sifat-sifat yang khusus dan terbatas. Bersifat bentuk universal.Ia diciptakan karena untuk itu,ia menghadapi tidak dapat

peristiwa-peristiwa yang akan datang yang belum jelas konkretnya.Oleh untuk dirumuskan tertentu saja. Memiliki kekuatan untuk mengoreksi dan memperbaiki dirinya sendiri.Adalah lazimbagi suatu peraturan untuk mencantumkan klausul yang memuat kemungkinan di lakukannya peninjauan kembali. mengatasi peristiwa-peristiwa

13

Bagaimana kewenangan legislasi bagi pemerintah serta dasar hukumnya? - Pemberian kewenangan legislasi kepada pemerintah itu semakin mendesak sejak berkembangnnya ajaran negara kesejahteraan , yang memberikan kewajiban kepada pemerintah untuk memberikan pelayanan sosial dan mewujudkan kesejahteraan umum , yang untuk menopang peranan ini pemerintah di lengkapi dengan kewenangan legislasi. Artinya tidak mungkin mediakan kewenangan legislasi bagi pemerintah. Kewenangan legislasi bagi pemerintah yaitu berkenan dengan sifat dari norma Hukum Tata Negara dan Hukum Adminsitrasi Negara,yakni bersifat umum-abstrak (alagemeen abstrak ), norma yang bersifat umum abstrak tersebut membutuhkan instrumen yuridis yang bersifat konkret individu. Hukum Administrasi Negara yang bersifat umum abstrak terhadap peristiwa konkret dan individual. - Dasar hukum berdasarkan UU No.10 tahun 2004 tetang pembentukan peraturan perundang undangan semua yang bersifat mengatur itu diberi nama peraturan . artinya setelah berlaku UU No.10 tahun 2004 semua instrument hukum yang bersifat mengatur itu dinamakan peraturan . sebagaimana disebutkan pasal 56 No.10 tahun 2004
14

semua

keputusan

presiden

keputusan

menteri

keputusan gubernur , keputusan bupati atau walikota , atau keputusan pejabat lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 54 yang sifatnya mengatur yang sudah ada sebelum undang undang ini berlaku , harus dibaca peraturan , sepanjang tidak bertentangan dengan undang undang ini .

3.2 Saran Sebagai Negara hukum sudah sepatutnya hukum itu harus dipatuhi dan ditaati agar terciptalah Negara yang sejahtera, agar demikian masyarakat yang ada didalam dapat terlendungi hukum dari hal-hal yang meresahkan dan tidak mengenakan, sebagai Negara hukum Indonesia adalah salah satu Negara yang menjunjung hukum agar ketentraman dinegara Indonesia senantiasa terjaga dan terpelihara agar terciptalah kesejahteraan dan ketentraman dalam bermasyarakat, oleh karena itu sudah seharusnya pemerintah juga turut turun langsung meninjau apakah seluruhmasyarakat sudah mendapatkan hak-nya dilindungi oleh hukum tanpa pandang bulu apa diamasyarakat yang mampu ataukah tidak mampu. Karena hukum itu adalah bagian dari masyarakat juga dan masyarakatlah yang berhak dijamin atas hukum.

15

DAFTAR PUSTAKA

HR, Ridwan . 2011 . Hukumum Admistrasi Negara .

16

You might also like