You are on page 1of 12

PRESENTASI KASUS RS PARUPARU BATU-MALANG

BRONKOPNEUMONIA

RINDHA DWI SIHANTO

POMR Anak Pr (D), Usia 4 tahun, BB 14 kg, Gading-kulon DAU -Malang


CLUE AND PROBLEM INITIAL CUE LIST DX Anak Pr (D), Usia 4 -Anak 1.Batuk1. tahun, BB 14 kgChief Perempuan pilek bronkopne complaint : batukusia 4 th umoni pilek -Cough Anamnese : -influenza RPS: sejak 2 minggu -Dyspneu batuk-pilek, berobat -Retraksi (+) sesak (+), mulai 6 interkostal hari batuk berdahak, -Rhonki +/+ panas naik-turun, BB -Leukositosi turun, muntah 3-4 s x/hari. -Peningkata RPD: demam 1 n LED minggu -Hb: normal 2.Bronkiolit RPKis Aktivitas: Istirahat 7-8 jam BAB: N, BAK 800 cc, kuning jernih Nutrisi: nasi sayur lauk, frekwensi 3 x/hr, minum: 6-7 gelas air putih Pemeliharaan badan: cukup 3TB paru Imunisasi: lengkap Hygine : baik Aktivitas: mandiri DATA BASE PLANNING DIAGNOSIS THERAPY MONITORING - kultur bakteri -Ampisilin 50-Keluhan 100 dgn throat pasien mg/kg/bb/hari,i swab Vital sign v ,4x/hari atau -Foto thorax (GCS.RR, TD, kloramfenikol -AGDA suhu ) 50-100 -Tes mantoux
mg/kg/bb/hari,i v,4 x/hari, -Paracetamol 10-20 mg/kg/dosis -Ambroxol 1,21,6 mg/ kg BB/ 2 dosis/oral

EDUCATION -KIE: tentang penyakit -Sanitasi lingkungan - Nutrisi, imunisasi -Hindari kontak penderita batuk -Komplikasi

-Kotrimoksazol (4 mg/kgBB/x) 2 x sehari atau amoksisilin (25 mg/kgBB/x) 2 kali sehari selama 3 hari Paracetamol 1020 mg/kg/dosis -Oksigen -INH 5-15 mg/kg BB/ hr -Rifampisin1020 mg/kg BB/hr

-Imunisasi BCG

Physical examination : KU: cukup Kesadaran: CM GCS: 15 Kepala: dbN Mata lengkap, simetris, pupil isokor THT: telinga lengkap, simetris Mulut faring: tdk ada kelainan Leher trakhea simetris, tdk ada kelainan, suara normal Limfe tdk ada kelainan Vena jugularis dbN Nadi carotis: teraba Integumen: kebersihan cukup, warna coklat, teratur, halus, turgor baik, akral hangat, kelembapan cukup Payudara ketiak simetris Thorax: normal chest, RR 30x/menit. Reguler palpasi simetris Jantung: perkusi normal, HR 124x/mnt reguler Abdomen: flat Kelamin: kelainan genetalia tdk ada T: 37,9 C Laboratory finding : Hb: 11,8 gr% leukosit: 24.400 mm3 thrombosit: 345.000/mm3 LED : 26 HCT : 31,9%

-pirazinamid: 15-30 mg/kgBB/hr -Etambutol 1520 mg/kgBB/hr -Streptomisin 15-40 mg/kgBB/hr 3 macam obat fase awal (2 bulan pertama) dan 2 macam obat fase lanjutan (4 bulan)

DEFINISI . . .
Bronkopneumonia adalah radang pada sel
parenkim paru-paru yang biasanya dimulai dari bronkiolus terminalis yang mengenai satu atau kedua lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.

ETIOLOGI . . .
Bakteri, antara lain Diplococcus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus, Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander ( Klebsial Pneumoni ), Mycobacterium Tuberculosis. Virus, antara lain Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik. Jamur, antara lain Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides, Cocerdirides Immitis, Aspergillus Sp, Candida Albicans, Mycoplasma Pneumonia, Aspirasi benda asing. Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya Bronkopneumonia adalah daya tahan tubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein ( MEP ), penyakit menahun, pengobatan yang antibiotik yang tidak sempurna.

PATOFISIOLOGIS . . .
Agen penyebab Bronkopnemonia (virus,jamur,bakteri)

Masuk kesaluran pernapasan ( inhalasi )

INFLAMASI

Reaksi pertahanan Tubuh terhadap Inflamasi

Penumpukan secret dalam saluran pernapasan

Inflamasi terjadi di alveolus

Penumpukan secret

Demam

Batuk

Kolaps alveoli

Perasaan untuk makan Menjadi tidak enak

MK : Hipertermi

Suara nafas tambahan ( Ronchi + )

Sesak nafas

Mual, Muntah

Suhu meningkat Tinggi

MK : Bersihan jalan nafas tidak efektif

MK : Gangguan pertukaran gas

MK: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh MK: Kekurangan Volume Cairan

Kejang

Stadium I ( 4 12 Jam ) Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Stadium II ( 48 Jam Berikutnya ) Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Stadium III ( 3 8 hari ) Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Stadium IV ( 9 12 hari ) Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.

MANIFESTASI KLINIS . . .
Didahului dengan infeksi saluran pernapasan atas Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-400C dapat disertai kejang Gelisah Pernapasan Cepat dan dangkal disertai cuping hidung dan sianosis disekitar hidung dan mulut Batuk, berupa batuk kering kemudian batuk produktif Takikardi Pada auskultasi ditemukan Ronchi basah Pada perkusi terdengar suara meredup Sakit kepala Malaise Anoreksia Kesulitan menelan Nyeri dada

PEMERIKSAAN PENUNJANG . .
Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 40.000 / mm3 Nilai Hb biasanya tetap normal atau sedikit menurun. Peningkatan LED. Kultur dahak . Selain kultur dahak, biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok (throat swab). Pewarnaan Gram sputum dan deteksi antigen bakteri pada urine dan darah Tes kepekaan bakteri untuk mengetahui jenis antibiotik yang tepat Analisa gas darah (GDA) menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia. Pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolic. Foto Thorax Bronkopneumonia terdapat bercak bercak infiltrate pada satu atau beberapa lobu.

PENATALAKSANAAN . . .
Bed rest dengan pemberian roborantia ( suplemen ) Perbaiki oksigenasi dengan terapi pernapasan ( oksigen ) Anak dengan sesak nafas memerlukan cairan intra vena dan oksigen ( 1-2 liter/mnt). Jenis cairan yang digunakan adalah campuran glukosa 5% dan NaCl 0,9% ditambah larutan KCL 10mEq/500 ml botol infuse. Jumlah cairan di sesuaikan dengan berat badan dan suhu tubuh Pemberian antibiotic sesuai biakan. Bila terdapat obstruksi jalan nafas berikan Bronkodilator. Pengobatan terhadap batuk hanya Simptomatik saja, jika batuk produktif tekan dengan antitusif. Pemberian analgesik antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang NGT dengan feeding drip. Jika sesak berat maka pasien harus di puasakan.

KOMPLIKASI . . .
Atelektasis, Empiema Abses paru Infeksi sistemik Endokarditis Meningitis

PROGNOSIS . . .
Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat maka mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%. Mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat untuk pengobatan.

You might also like