You are on page 1of 30

MAKALAH BOTANI FARMASI II

ANTI-HIPERTENSI

Kelas : E
Disusun Oleh:
EMA LIANI PUTRI (2012210098) EVELYN OCTAVIANNI (2012210102) FAISAL KURNIAWAN (2012210106) FARAH AZIZA(2012210109) FIRDA FAUZIAH (2012210115) FITRI PUTRI AMELIA (2012210116) HABIB ARIEF PRAKOSO (2012210124) HARLES SETIAWAN (2012210128) ILHAM AKBAR ALQODRY (2012210132) INDRIANI ASTUTI (2012210136)

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA T.A 2012/2013

Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas hidayah-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini penulis sampaikan kepada pembina mata kuliah Botani Farmasi II Ibu Wiwi sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tersebut. Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis. Penulis memohon kepada Ibu Wiwi dan khususnya para pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

Jakarta, 5 Juni 2013 Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. DAFTAR ISI ......................................................................................... . 4 1. Calincing(Oxalis corniculata L.). 4 2. Ceplukan(Physalis angulata L.).................................................... 3. Sambung nyawa(Gynura procubens Backer)......... 4. Sikas(Cycas revoluta Thunb.) 7 5. Siantan(Ixora stricta Roxb.)................ 9 6. Pule Pandak(Raufolvia serpentina [L.] ) 10 7. Daun Dewa(Gynura segetum (Lour.) Merr.).. 8. Daun Sendok(Plantogo mayot L.). 13 9. Daun Kompri(Symphytum officinale L.). 10. Daun Pulai(Alstonia scholaris [L.] R. Br.).. 11.BuahMurbei( Morus alba L.) 17 12.Permot( Passiflora foetida L.). 19 KESIMPULAN 22 DAFTAR PUSTAKA 23 14 15 11 5 6 2 3

PENDAHULUAN

Pendahuluan
1. CALINCING (Oxalis corniculata L.) Suku: Oxalidaceae

Nama a. Sinonim Oxalis acetosella Blanco, O. Corniculata Miq., O javanica Bl., O. Repens Thunb. b. Nama daerah Indonesia: calincing. Sumatera: daun asam kecil, lela ( Ac), semanggi (Pb). Jawa: calingcing (Sd), rempi, semanggen, semanggi gunung ( Jw), cembicenan (Md). Maluku : mala-mala (Tn). c. Nama asing Cu jiang cao (C), India sorrel (l), taingang daga, susocoyili (Tag.). d. Nama simplisia Oxalidis corniculatae Herba (herba calincing). 4

Uraian Tumbuhan Calincing tumbuh liar di tempat-tempat yang agak lembap, baik di udara terbuka maupun agak terlindung seperti ditepi jalan atau lapangan rumput. Di Jawa, tumbuhan ini terdapat mulai dari pantai sampai pegunungan dengan ketinggian 3.000m dpl. Calincing merupakan terna merayap yang panjangnya mencapai 5-35 cm. Batangnya lunak dan bercabang-cabang. Daunnya majemuk menjari tiga dengan anak daun berbentuk seperti jantung, bertangkai panjang, dan berwarna hijau muda. Bunga keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, berbentuk seperti payung, berwarna kuning. Buah berupa buah kotak, lonjong, tegak, bagian ujung seperti paruh. Jika sudah masak, buah berwarna cokelat merah, yang akan pecah bila disentuh.

Sifat dan Khasiat Rasa herba asam dan bersifat sejuk. Calincing berkhasiat pereda demam, antitoksik (penawar racun), antibiotik, antiradang, penenang (sedatif), melarutkan bekuan darah, peluruh haid, dan penurun tekanan darah (hipotensif).

Kandungan Kimia Herba calincing mengandung saponin, flavonoid, polifenol, tanin, dan asam oksalat.

Bagian yang Digunakan Seluruh tanaman. Digunakan segar atau telah dikeringkan.

Cara Pemakaian Potong-potong herba calincing segar (30 g), daun seledri besar (2 tangkai), dan bawang putih (2 siung). Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring. Minum sekaligus setiap pagi. Lakukan setiap hari.

Catatan Herba ini mengandung asam oksalat. Dalam jumlah besar, asam oksalat bersifat racun dan dapat menimbulkan batu ginjal. Ibu hamil dilarang meminumnya karena dapat menyebabkan pendarahan rahim dan keguguran. 2. CEPLUKAN 5

(Physalis angulata L.) Suku: Solanaceae

Nama a. Sinonim Physalis bodinieri Levl., Ph esquirolii Levi., Ph. Minima auct.Non Lina., Ph. Pubescens auct non Linn. b. Nama daerah Sumatera: ceplukan (Melayu), leletop (Sumatera Timur). Jawa: ciplukan, ceplokan, ceplukan sapi, ceplukan, ciciplukan ( Jawa), cecendet, cecendetan, cecendet kunir, cecenet, cecenetan, cicindet, cicenet, cicindit (Sunda), nyornyoran, yoryoran (Madura). Bali dan Nusa Tenggara: keceplokan, kopok-kopokan, padang rase, ciciplukan, angket (Bali), kneampok, dededes (Sasak). Maluku: lapunonat (Tanimbar, Seram), daun boba (Ambon), dagameme (Ternate). Sulawesi: daun (Minahasa) c. Nama asing Deng long cao (C), ground-berry (l). d. Nama simplisia Physalis angulatae Herba (herba ceplukan). kopo-kopo, daun loto-loto ( Makasar), leletokan

Uraian Tumbuhan Ceplukan tumbuh liar di tanah kosong, perkarangan, dan tempattempat lain yang tidak tergenang. Tanaman ini bisa ditemukan pada ketinggian 1-1.800 m dpl.

Terna semusim dari suku terung-terungan ini tumbuh tegak, tinggi 3090 cm, berambut pendek, batang tua berkayu, berongga, dan berusuk. Terdapat forma berbatang hijau dan forma berbatang lembayung. Daun letak berseling, bertangkai yang memiliki panjang 7-25 mm. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai lanset, tepi berlekuk atau beringgit, ujung runcing, tulang daun menyirip, permukaan daun berwarna hijau, bagian bawah hijau muda, berambut halus, panjang 3,5-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, dan bertangkai. Mahkota bunga berbentuk lonceng dan berwarna kuning muda. Buah berbentuk lentera. Jika sudah masak, buah berwarna kuning, memiliki rasa manis sedikit asam, berbiji banyak. Biji bulat, pipih, berwarna kuning kecokelatan.

Sifat dan Khasiat Rasa herba ceplukan pahit dan bersifat dingin. Berkhasiat pereda demam, penghilang nyeri (analgesik), peluruh kencing (diuretik), antitoksik, pereda batuk, dan untuk mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi).

Kandungan Kimia Daun mengandung asam klorogenat, kulit buah mengandung C 27H44OH2O, dan biji mengandung elaidic acid. Daun dan batang juga mengandung physalin.

Bagian yang digunakan Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah seluruh bagian tanaman, baik segar maupun telah dikeringkan.

Cara Pemakaian Untuk obat yang diminum, rebus herba segar (15-30 g) atau kering (510 g).

Efek Farmakologis dan Hasil penelitian Infus 20% herba ceplukan yang diberikan melalui vena penis tikus sebanyak 0,1ml/100 g BB dapat menurunkan tekanan arteri secara bermakna (Ny. N. C. Soegiarso, Andreanus A.S., dan Ema P. Alamsoeddin, jurusan Farmasi FMIPA ITB). Pemberian sari ceplukan dalam etanol menunjukkan adanya penurunan tekanan darah anjing yang tidak dihambat oleh atropina antihistamin (setyawati, S.E., Arief, M.M., Seodiotono, dkk., Univ. Airlangga). 7

3. SAMBUNG NYAWA (Gynura procubens Backer.) Suku: Asteraceae (Compositae)

Nama a. Sinonim Gynura sarmentosa DC., Calacia procumbens Lour. b. Nama Daerah Ngokilo (Jawa), daun dewa, beluntas cina (Melayu).

c. Nama asing Akar sabiak (Malay). d. Nama simplisia Gynurae procumbens Folium (daun sambung nyawa).

Uraian Tumbuhan Sambung nyawa umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat. Tumbuhan asli Myanmar dan China. Di Jawa bisa ditemukan dari 1500 m dpl. Terna, batang tegak atau bagian pangkalnya rebah diatas tanah dan keluar akar, berbatang basah, bercabang, berwarna keunguan, panjang sampai 6 m, berbau harum. Daun tunggal, agak tebal, mudah dipatahkan, bertangkai, letak berseling. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi begerigi, pertulangan menyirip, berwarna hijau muda. Sambung nyawa jarang berbunga. Kalaupun ada, warna bunga jingga kuning berkelamin ganda.

Sambung nyawa biasa diperbanyak dengan stek.

dimakan

sebagai

lalap

mentah.

Mudah

Sifat dan Khasiat Daun sambung nyawa bersifat dingin, sedikit toksik, berkhasiat hipotensif, anti radang, dan melancarkan sirkulasi darah.

Kandungan Kimia Minyak atsiri, saponin, flavonoid.

Bagian yang Digunakan Daun dan batang.

Cara Pemakaian Makan daun sambung nyawa segar (7-12 lembar) sebagai lalap. Bisa juga dengan memasukkan daun segar kedalam gelas, lalu seduh dengan air panas dan tutup. Minum setelah dingin. Lakukan setiap hari secara teratur.

Catatan Sejumlah tanaman (tidak seluruhnya) yang diklasifikasi ke dalam genus Gynura mengandung alkaloid pyrrolizidine yang beracun dan merusak hati.

4. SIKAS (Cycas revoluta Thunb.) Suku: Cycadaceae

Nama a. Sinonim b. Nama daerah Jawa: penawar jambe (Jawa).

c. Nama asing Su tie, feng wei jiao ye (C), sago plum, ferm palm (I), oliba (Tag.), vredepalm, Japanische, farnpalme. d. Nama simplisia Cycadis Folium (daun sikas), Cycadis Semen (biji sikas).

10

Uraian Tumbuhan Sikas ditanam sebagai tanaman hias di taman-taman dan menyerupai palma. Berasal dari Jepang. Semak, tinggi 1-2 m, batang tidak bercabang, berkayu, berbentuk bulat panjang dengan pangkal tangkai daun yang tetap tinggi, kasar, berwarna cokelat. Daun majemuk menyirip yang tersusun di bagian ujung batang membentuk roset batang, dengan panjang 0,5-2 m. Anak daun bangun garis, panjang 9-18 cm, tebal, keras, berwarna hijau tua. Bunga berkelamin tunggal. Bunga jantan tersusun dalam bentuk kerucut dengan panjang 30-70 cm, diameter 8-15 cm, berwarna kuning kecokelatan. Bunga wanita berbentuk setengah bola. Biji bulat lonjong, gepeng, keras, panjang 4 cm, berwarna cokelat merah. Batang bisa dimakan, mengandung banyak zat tepung (kanji). Biji sikas bisa dipanggang, lalu dimakan. Hanya saja tidak boleh terlalu banyak karena sedikit toksik.

Sifat dan Khasiat Rasa daun sikas manis, asam, bersifat agak hangat, sedikit toksik, dan masuk meridian hati dan lambung. Daun sikas berkhasiat menghentikan pendarahan(hemostatis), antiradang, penghilang nyeri (analgesik), dan melancarkan aliran darah. Rasa bunga manis, bersifat agak hangat, sedikit toksik, berkhasiat analgesik, mencegah beser mani (spermatorea), menghancurkan darah beku, dan melancarkan aliran darah. Rasa biji pahit, bersifat netral, astringen, toksok, berkhasiat menurunkan tekanan darah (hipotensif), dan peluruh dahak (ekspektoran). Akar berkhasiat antirematik dan melancarkan aliran darah.

Kandungan Kimia Daun mengandung cycasin 0,027-0,061% (toksik dan berguna untuk antikanker), sotetsuflavone, hinokiflavone, amentoflavone, zat tepung di batang (44,50%) yang mengandung protein, lemak, zat gula, dan lain-lain. Biji mengandung 0,2-0,3% neocycasin A, B, C, D, E, F, G, cryptoxanthine, zeaxanthine.Bunga mengandung saponin, flavonoid, tanin, protein, dan zat gula.Buah mengandung cycasin 0,086%.

Bagian yang Digunakan

11

Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah daun, bunga, biji, dan akar. Pemakaian segar atu telah dikeringkan.

Cara Pemakaian Untuk obat yang diminum, rebus daun (9-15 g), bunga (15-30 g), biji dan akar (10-15 g).

Catatan Hati-hati menggunakan biji dan bonggol bagian atas karena beracun (toksik). Gejala keracunan berupa pusing dan muntah-muntah. Cara mengatasi keracunan, hentikan pemakaian lebih lanjut. Lakukan perangsangan supaya penderita muntah atau lakukan bilas lambung.

5. SIANTAN (Ixora stricta Roxb.) Suku: Rubiaceae

Nama a. Sinonim Ixora chinensis Lam. b. Nama daerah c. Nama asing Long chuan hua (C). 12

d. Nama simplisia Ixorae Radix (akar siantan).

Uraian Tumbuhan Siantan berasal dari daratan Cina dan biasanya ditanam sebagai tanaman hias. Bunga sinatan digunakan pada upacara sembahyang agama Buddha. Perdu yang tumbuh tegak memiliki tinggi 1-2,5 m, batangnya berwarna cokelat kehitaman, bercabang banyak, cabang muda berwarna kemerah-merahan. Daun tunggal, letaknya berhadapan bersilang, bertangkai pendek, permukaan daun mengilap. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai jorong, tepi rata, ujung dan pangkalnya runcing, pertulangan menyirp, panjang 6-13 cm, lebar 3-4 cm, warnanya kuning kehijauan sampai hijau tua, daun muda diujung tangkai warnanya merah kecoketan. Bunga majemuk, berbentuk mulai rata, ujung mahkota bunga tumpul, warnanya oranye, keluar dari ujung tangkai. Buah bulat, diameter 7-8mm, merah ungu. Perbanyakan dengan cangkok.

Sifat dan Khasiat Rasanya manis, sifatnya sejuk, berkhasiat menurunkan tekanan darah (hipotensif), pereda nyeri (analgesik), dan melarutkan bekuan darah (hematoma). Kandungan Kimia

Bagian yang Digunakan Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat penurun tekana darah yaitu bagian bunganya.

Cara Pemakaian Rebus 10-15 g bunga.

6. PULE PANDAK (Raufolvia serpentina [L.] Bentham ex. Kurz.) 13

Suku: Apocynaceae

Nama a. Sinonim Ophioxylon obversum Miq., O. serpentinuam Linn, O. trifoliatum Gaertn., Hunteria sundana Miq. b. Nama daerah Jawa: pulau pandak (Jawa). Sumatera: akar tikus (Melayu) c. Nama asing Yin tu luo fu mu (C), chandrika chhota chand, sarpagandh (IP), serpent wood, serpentine (I). d. Nama simplisia Rauvolfiae Radix (akar pule pandak).

Uraian Tumbuhan Pule pandak kadang ditemukan di perkarangan rumah sebagai tanaman hias, namun lebih sering tumbuh liar di ladang, hutan jati, atau tempat lainnya sampai ketinggian 1.000 m dpl. Perdu tegak, tahunan, tinggi mencapai 1 , bergetah, batang silindris, percabangan warna cokelat abu-abu, mengeluarkan cairan jernih bila dipatahkan. Daun tunggal, bertangkai pendek, duduk jernih bila dipatahkan. Daun tunggal, bertangkai pendek, duduk berkarang atau berhadapan bersilang, bentuk taji atau bulat telur memanjang, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, petulanganmenyirip 3-20 cm, lebar 2-9 cm, permukaan atas hijau, permukaan bawahnya lebih muda. Perbungaan majemuk, bentuk payung yang keluar dari ujung tangkai, mahkota bunga warnanya merah. Buahnya buah batu, bulat telur, masih muda hijau bila masak warnanya hitam, berbiji satu. Akar panjang dan besar. Akar keringnya disebut Rauwolfia Serpentina.

Sifat dan Khasiat

14

Akar bersifat pahit, dingin, dan sedikit beracun. Berkhasiat sebagai penenang (sedatif), menyebabkan tidur (hipnotik), penurun tekanan darah (hipotensif), melancarkan aliran darah, penghilang nyeri (analgesik), pereda demam (antipiretik), meredakan panas dalam dan panas liver, antiradang. Batang dan daun bersifat pahit, manis, dan sejuk yang berjhasiat untuk menolak angin, hipotensif, dan menghilangkan darah beku.

Kandungan Kimia Akar mengandung 3 grup alkaloid, yang jenis dan jumlahnya tergantung dari daerah asal tumbuhnya. Grup I termasuk alkaline kuat (quarterary ammonium compound): serpentine, serpentinine, sarpagine, dan samatine. Penyerapannya jelek bila digunakan peroral (minum). Grup II (tertiary amine derivate): yohimbine, ajmaline, ajmalicine, tetraphylline, dan tetraphyllicine. Grup III termasuk alkaline lemah (secondary amines): reserpine, rescinnamine, desepidine, raunesine, dan canescine. Reserpine berkhasiat hipotensif, ajmaline, serpentine, dan rescinnamine berkhasiat sedatif, yohimbine merangsang pembentuka tostesteron yang dapat membangkitakan gairah seks.

Bagian yang Digunakan Akar yang berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Sebelum akar digunakan dicuci dan dipotong kecil-kecil lalu dijemur untuk penyimpanan.

Cara pemakaian Akar pule pandak sebanyak 50 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Minumlah pagi dan sore hari, masing-masing gelas.

Efek Samping Jarang terjadi efek samping yang berat. Penekanan sentral menimbulkan gejala sakit kepala, mimpi bururk, rasa lelah, dan tidur tak nyenyak. Pada jantung dan pembuluh darah menimbulkan gejala denyut jantung melambat, hidung tersumbat,dan kadang gagal jantung (jarang terjadi). Pada sistem pencernaan menyebabkan mulut kering, kontraksi lambung dan usus meningkat, sering buang air besar atau diare.

Catatan 15

Pule pandak meningkatkan keluarnya asam lambung sehingga dapat menyebabkan pendarahan lambuh. Penderita dengan penyakit lambung dan kondisi badan lemah jngan minum rebusan pule pandak. Sudah dibuat tablet dengan nama dagang tabler Resepin, tablet Ancom, dan tablet Maishujing.

7. DAUN DEWA (Gynura segetum (Lour.) Merr. Suku: Asteraceae (Compositae)

Nama a. Sinonim b. Nama daerah Sumatera: beluntas cina, daun dewa (Melayu). Jawa: tigel kio. c. Nama asing Sam sit (C). d. Nama simplisia Gynurae segeti Radix (rimpang daun dewa). Uraian Tumbuhan Daun dewa biasanya ditanam di perkarangan sebagai tumbuhan obat, walau bisa ditemukan tumbuh liar di beberapa kawasan hutan di Indonesia. Terna tahunan, tegak, tinggi 30-50 cm, bila agak tua bercabang banyak. Batang lunak berwana hijau dengan alur memanjang warna tengguli. Daun tunggal, bertangkai, berdaging, berambut lebat, helai daun 16

bulat telur sampai bulat memanjang, ujung tumpul, pangkal meruncing, tepi bertoreh, pertulangan menyirip, warna permukaan atas hijau tua, permukaan bawah hijau muda, daun tua membagi sangat dalam, panjang 8-20 cm, lebar 5-10 cm. Bunga majemuk bentuk bongkol, keluar dari ujung tangkai, warnanya kuning. Buah kecil, cokelat. Akar membentuk umbi, warnanya keabu-abuan, panjang 3-6 cm, diameter 3 . Perbanyakan dengan umbi, tunas anakan, dan setek cabang sekunder.

Sifat dan Khasiat Daun dewa bersifat manis, tawar, dingin, dan bersifat toksik. Berkhasiat mengatasi darah tinggi (hipertensi), anti radang, pereda demam (antipiretik), penghilang nyeri (analgesik), pembersih darah, penyejuk darah, dan membuyarkan bekuan darah.

Kandungan Kimia Daun dewa mengandung alkaloid, saponin, flavonoida, minyak atsiri, atau tanin.

Bagian yang digunakan Untuk mengatasi darah tinggi (hipertensi) yang digunakan adalah bagian daun.

Cara Pemakaian Herba segar sebanyak 10-15 g direbus, atau direndam dalam arak kuning, minum. Bisa juga daun segar dimakan mentah seperti lalap.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian Infus daun dewa dengan dosis 12,5 mg, 25 mg, 50 mg, 100 mg, dan 200 mg/kb bb yang diberikan secara intravena pada tikus jantan putih dewasa Galus Wistar, dapat menurunkan tekanan darah arteri. Pada dosis 50 mg/kb bb, infus daun dewa tidak menghambat peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh adrenalin dan nonadrenalin. Efek hipotensif ini tidak dipengaruhi oleh yohimbin (alfa adrenolitik), isoprenalin (amin simpatomimetik yang bekerja pada reseptor beta 1 dan beta 2), dan asetilkolin (parasimpatomimetik). Aktivitas hipotensifnya juga dapat menghambat efek dari tiramin dan efedrin. Diduga infus daun dewa menghambat kerja obat simpatomimetik yang bekerja tidak langsung. (Nelly C. Sugiarso dan Endang Hardini, Lab. Farmakologi-Toksikologi Jurusan FMIPA-ITB, Warta Perhipba th.2 No.3, edisi Juli-September 1994). 17

8. DAUN SENDOK (Plantogo mayot L.) Suku: Plantaginaceae

Nama a. Sinonim P. asiatica L., P. crenata Blanco., P. depressa Wild., P. erosa Wall., P. exaltata Horn., P. hasskarlii Decne., P. incisaHassk., P. loureiri Roem. et Schult., P. media Blanco. b. Nama daerah Sumatera: daun urat, d. Urat-urat, d. Sendok, ekor angin, kuping menjangan (Melayu). Jawa: ki urat, ceuli, c. Uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan, sangkabuah, sangkubah, sangkuah, sembung otot, suri pandak (Jawa). Sulawesi:torongoat (Minahasa). c. Nama asing Che qian cao (C), ma de, xa tien (V), weegbree (B), plantain, greater plantain, broadleaf plantain, rats tail plantain, waybread, white mans foot (I). d. Nama simplisia Plantaginis Herba (herba daun sendok), Plantiginis Semen (biji daun sendok)

Uraian Tumbuhan Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman berumput yang agak lembap, kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari dataran Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 18

ketinggian 3.300 m dpl. Tumbuhan obat ini tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 tumbuhan obat yang dianggap sakral di Angolo Saxon. Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15-20 cm. Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertulangan melengkung, panjang 5-10 cm, lebar 4-9 cm, warnanya hijau. Perhubungan majemuk tersususn dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2-4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasak sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji.

Sifat dan Khasiat Herba ini bersifat manis dingin. Berkhasiat anti radang, antiseptik, pereda demam (antipiretik), peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak (ekspektoran), obat batuk (antitusif), penghenti pendarahan (hemostatis), astringen, menerangkan penglihatan dengan menormalkan aktivitas organ hati yang berlebihan, dan menghilangkan haus. Biji bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usus halus dan paru. Berkhasiat sebagai menurunkan tekanan darah (hipotensif), diuretik, afrodisiak, menyehatkan paru, ekspektoran, pencahar (laksans), meredakan panas hati dan menerangkan penglihatan. Rebusan biji meningkatkan pengeluaran urea, asam urat, dan sodium chloride.

Kandungan Kimia Herba ini mengandung platagin, aukubin, asam ursolik, -sitosterol, nhentriakontan, dan plantagluside yang terdiri dari methyl D-galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa dan L-rhammosa. Juga mengandung tanin, kalium, dan vitamin (B1, C, A). Kalium bersifatb peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang terdapat dalam ginjal dan kandungan kencing. Zat aktif aukubin selain berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat merusak sel-sel hati (hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptik. Biji (che qian zi) daun sendok mengandung asam planterolik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asam galacturonat dan rhamnose), protein, musilago, aucubin, asam suksinat, adenin, cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linolenat, dan lenoleat), serta flavanone glycoside. Sedangkan bagian akar mengandung naphazolin.

Bagian yang digunakan Yang digunakan sebagai penurun tekana darah adalah bagian biji. Biji dikumpulkan setelah masak lalu digongseng atau digongseng dengan air asin. 19

Cara Pemakaian Siapkan 10-15 g biji daun sendok, lalu direbus dan diminum airnya.

Catatan Supaya tidak lengket ke panci atau dengan simplisia yang lain, biji daun sendok harus dimasukkan ke dalam kantong kain bila ingin direbus.

9. KOMPRI (Symphytum officinale L.) Suku: Boraginaceae

20

Nama a. Sinonim b. Nama daerah Jawa: kopri, komring. c. Nama asing Kang fu li (C), comfrey, knitbone (I). d. Nama simplisia Symphyti Radix (akar kompri), Symphyti Herba (herba kompri). Uraian Tumbuhan Kompri amat umum di Eropa dan Asia Barat, yang tumbuh di tanah berumput basah atau pinggir selokan. Di Indonesia kompri biasa ditanam dalam pot atau di kebun sebagai tumbuhan obat. Herba, membentuk rumpun, tinggi 20-50 cm. Tumbuhan berbatang semu. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pemukaan berambut kasar, panjang 27-50 cm, lebar 4,5-14 cm, pertulangan menyirip, pelepah tumbuh berseling pada pangkal membentuk roset akar, warnanya hijau. Bunga majemuk, bentuk corong, putih kekuningan. Buah bualt, tiap buah terdiri dari 4 biji. Biji bulat, kecil, keras, dan hitam. Daun muda bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan pemisahan akar.

Sifat dan Khasiat Daun kompri berkhasiat sebagai penurun tekanan darah tinggi (hipotensif), antiradang, dan antirematik.

Kandungan Kimia Daun kompri mn=engandung symphytine, echimidine, anadoline, alkaloid, pyrrolizidine diketahui merupakan penyebab kerusakan hati yang dinamakan hepatic veno-occlusive disease (HVOD). Sedangkan akarnya mengandung alkaloid pyrrolizidine dengan jumlah yang lebih besar dari daun.

Bagian yang Digunakan Bagian yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah adalah bagian daunnya.

21

Cara Pemakaian Sebanyak 15 g daun muda segar dicuci lalu dipotong kecil-kecil. Makan sebagai lalab. Catatan Pemakaian berlebihan menyebabkan keracunan, terutama kerusakan hati. Sebaiknya penggunaan kompri untuk pengobatan dibatasi sampai penelitian lebih lanjut tentang tumbuhan obat ini selesai dilakukan . penelitian terakhir mengungkapkan kalau kompri adalah tumbuhan yang bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).

10.

PULAI

(Alstonia scholaris [L.] R. Br.) Suku: Apocynaceae

Nama a. Sinonim A.spectabilis R.Br. b. Nama daerah Sumatera : pulai, kayu gabus (Melayu). Jawa : lame (Sunda), pule (Jawa), polay (Madura).

Kalimantan: hanjalutung.

22

Maluku : kaliti, reareangou, bariangow, kita, rariangow, wariangow, mariangan, deadeangow (Alf. Minahasa), rite (Ambon), tewer (Banda), hange (Ternate) Irian: aliag. c. Nama asing Chatian, saitan-ka-jhad, saptaparna (IP), co tin pat, phayasattaban (T), devils tree, ditta bark tree (I). d. Nama simplisia Alstoniae Cortex (kulit kayu batang dan cabang pulai).

Uraian Tumbuhan Pulai yang termasuk suku kamboja-kambojaan, etrsebar di seluruh Nusantara. Di Jawa pulai tumbuh di hutan jati, hutan campuran dan hutan kecil dipedesaan, ditemukan dari dataran rendah sampai 900 m dpl. Pulai kadang ditanam dipekarangan dekat pagar atau ditanam sebagai pohon hias. Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20-25 m. Batang lurus, diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4-9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5-15 mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10-23 cm, lebar 3-7.5 cm, warna hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam mali yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan, berambut halus yang rapat. Buah berupa buah bumbung berbentuk pita yang panjangnya 20-50 cm, menggantung. Biji kecil, panjang 1,5-2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya. Perbanyakan dengan biji atau setek batang dan cabang.

Sifat dan Khasiat Kulit kayu rasanya pahit, tidak berbau. Berkhasiat sebagai peluruh dahak, peluruh haid, penurun tekanan darah, stomakik, antipiretik, pereda kejang, menurunkan kadar gula darah, tonik, antiseptik. Pada kuda, kulit kayu pulai digunakan sebagai obat cacing. Daun pulai dapat mempercepat pemasakan bisul dan berguna sebagai pelancar ASI.

Kandungan Kimia Kulit kayu mengandung alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, ekiserin, ekitin, ekitein, porforon, dan triterpen (amyrin dan lupeol). Daun mengandung pikrinin. Sedangkan bunga pulai mengandung asam ursolat dan lupeol.

23

Bagian yang Digunakan Untuk menurunkan tekanan darah bagina yang digunakna adalah kulit kayu. Kulit kayu dikeringkan dengan cara dijemur atau pemanasan. Cara Pemakaian Kulit kayu pulai jari, daun kumis kucing, dan daun poncosudo sebanyak 1/5 genggam, daun pegagan, dan daun meniran masing-masing genggam, buah ketapang 1 buah, gula enau 3 jari. Semua bahan dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Setiap kali minum cukup gelas. Catatan Ada beberapa jenis pulai, diantaranya pulai putih dan pulai hitam (pulai wuloh). Di Nepal, serbuk kayu pulai digunakan sebagai obat kontrasepsi, dan akaloid akarnya dikatakan berkhasiat hipotensif dan antgikanker.

11. MURBEI ( Morus alba L.) Suku : Moraceae

Nama : a. Sinonim

24

M. australis Poir.,M. atropupurea Roxb., M. constantinopalitana Poir., M. indica L., M.rubra Lour. b. Nama daerah Indonesia : besara. Sumatera : kerta, kitau. Jawa : murbai, besaran. c. Nama asing Sangye (C), may mon, dau tam (V), morus leaf, morus bark, morus fruit, mulberry leaf, mulberry bark, mulberry twigs, white mulberry, mulberry (I). d. Nama simplisia Mori Folium (daun murbei), Mori Ramulus ( ranting murbei), Mori Fructus (buah murbei), Mori Radix (akar murbei). Uraian Tumbuhan Murbei berasal dari China, tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 m dpl dan memerlukan cukup sinar matahari. Tumbuhan yang sudah dibudidayakan ini menyukai daerah-daerah yang cukup basah seperti di lereng, tetapi pada tanah yang berdrainase baik. Kadang ditemukan tubuh liar. Pohon, tinggi sekitar 9 m, percabangan banyak, cabang muda berambut halus. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 1-4 cm. Helai daun bulat telur sampai berbentuk jantung, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip agak menonjol, permukaan atas dan bawah kasar, panjang 2,5 20 cm , warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk taju, warnanya putih. Dalam satu pohon terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna yang terpisah. Murbei berbunga sepanjang tahun. Buahnya banyak berupa buah buni, berair dan rasanya enak. Buah mud warnanya hijau, setelah masak menjadi hitam. Biji kecil, warna hitam. Tumbuhan ini dibudidayakan karena daunnya digunakan untuk makanan ulat sutera. Daun muda enak di sayur dan berkhasiat sebagai pembersih darah bagi orang yang sering bisulan. Perbanyak dengan setek dan okulasi.

Sifat dan Khasiat Daun bersifat pahit, manis, dingin, masuk meridian paru dn hati. Berkhasiat sebagai peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), mendinginkan darah, pereda demam (antipiretik), dan menerangkan penglihatan. Buah bersifat manis, dingin, masuk meridian jantung, hati, dan ginjal. Memelihara darah dan yin, memperkuat ginjal, diuretik, peluruh dahak (ekspektoran), hipotensif, penghilang haus, meningkatkan sirkulasi darah dan efek tonik pada jantung. Kutil akar bersifat manis, sejuk, masuk meridian paru. Berkhasiat sebagai antiasmatik, ekspektoran, diuretik, dan menghilangkan bengkak (detumescent). 25

Ranting bersifat pahit, netral, masuk meridian hati. Berkhasiat sebagai karminatif, antipretik, analgesik, antireumatik, dan merangsang pembentukan kolateral. Kandungan Kimia Daun murbei mengandung ecdycterone, inokosterone, lupeol, -sitosterol, rutin, moracetin, isoquersetin, scopoletin, scopolin, -, -hexenal, cis--hexenol, cis--hexenol, benzaldehide, eugenol, linalool, benzyl alkohol, butylamine, trigonelline, choline, adenin, asam amino. Juga mengandung phytoestrogens. Bagian ranting murbei mengandung tanin dan vitamin A. Buahnya mengandung cyanidin, isoquercetin, sakarida, asam linoleat, asam stearat, asam oleat, dan vitamin (karoten B1, B2 dan C). Kulit batang mengandung (1) triterpenoids: -, -amyrin, sitosterol, sitosterol--glucoside. (2) Flavonoids: morusin, cyclomorusin, kuwanone, A,B,C. Oxydihydrmorusin, (3) Coumarins: umbelliferone dan scopoletin. Kulit akar mengandung derivat flavone mulberrin, mulberrochromene, cyclomulberrin, cyclomulberrochromene, morussin, dan mulberrofuran A. Juga mengandung betulinic acid, scopoletin, amyrin, -amyrin, undecaprenol, dan dodecaprenol. Biji : urease Bagian yang digunakan Daun, ranting, buah dan kulit akar dapat digunakan sebagai obat. Untuk penyimpanan, buah dikukus baru dijemur, ranting dipotong tipis lalu dijemur, dan kulit akar dicuci bersih lalu dipotong-potong tipis kemudian dijemur sampai kering. Cara Pemakaian Untuk diminum, pilih salah satu bagian yang disukai. Bila kulit akar 10 - 15 g; ranting 15 30 g ; sedang daun dosisnya 5 10 g sekali rebus, dapat juga menggunakan dosis maksimal 20 40 g. Untuk buah dosisnya 10 15 g, direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian lua, daun segar dilumatkan atau digiling halus, kemudian diturapkan ke tempat yang sakit seperti luka, digigit ular, dan serangga, atau untuk merangsang pertumbuhan rambut. Catatan Di luar negeri daun murbei sudah dibuat obat suntik. Obat suntik tersebut menyebabkan nyeri lokal di tempat suntikan, kadang timbul menggigil,demam, dan sakit kepala yang tidak memerlukan pengobatan khusus. Pemakaian ranting murbei sebaiknya dihindari bila ada sindrom defisiensi Yin. Pemakaian buah murbei sebaiknya dihindari bila sedang diare akibat dingin dan adanya defisiensi limpa dan lambung.

12. PERMOT ( Passiflora foetida L.) Suku : Passifloraceae

26

Nama: a. Sinonim P. baraquiniana Lem., P.hastata Bertol., P. hircina Sweet., P. nigelliflora Hook., P.polyadenVell., P. Gossypifolia Desv., P. hibiscifolia Lam., P. hirtusa Lodd., P. obscuraLindl., P.variegata Mill. b.Nama Daerah Sumatera : gegambo, lemanas, remugak. Jawa : kaceprek, kileuleueur, permot, pacean, tajutan, ceplukan blungsung. Nusa Tenggara: bungn putir, moteti, buah pitri. c. Nama asing Long zhu guo (C), marie goujeat (P), lac tien, day nhan long (V), co hong tien (T), stinking passion flower, tagua passion flwer, hispid granadilla (I). d.Nama simplisia Passiflorae foetidae Herba ( herba permot). Uraian Tumbuhan Permot berasal dari Amerika Tropis dan di sini tumbuh liar d tempat-tempat terbuka yang mendapat cahaya matahari, seperti di semak-semak, tanah lapang yang terlantar, atau merambat di pagar. Tanaman ini bisa ditemukan pada 1 1.000 m dpl. Terna merambat dengan panjang 1,5 5 m ini mempunyai rambut putih, dengan ala pembelit yang duduk pada batang. Daun tunggal, bertangkai dengan panjang 2 10 cm, letak berseling, helaian daun bentuknya lebar, dan berlekuk menjari tiga. Ujungnya runcing, pangkal berbentuk jantung, tepi bergelombang, panjang 5 13 cm, lebar 4 12 cm, warnanya hijau. Bunga tunggal, diameter sekitar 5 cm, warnanya putih atau ungu muda. Buahnya buah buni, bulat lonjong, panjang 3 5 cm, dibungkus oleh pembalut. Biji banyak. Buah yang masak bisa dimakan dan rasanya manis. Daun muda dapat dimasak sebagai sayur. Sifat dan khasiat Rasanya manis, agak pahit, sifatnya sejuk. Seluruh bagian herba ini berkhsiat antiradang, penenang (sedatif), peluruh kencing (diuretik), serta membersihkan panas dan racun. Buah juga berkhasiat menghilangkan nyeri (analgesik) dan memperkuat paru. 27

Kandungan Kimia Buah, biji, dan daun mengandung substansi yang tidak stabil yaitu asam hidrosianat dan laktone. Buah masak mengandung Ca, P, Fe. Bagian yang Digunakan Seluruh herba berikut buah dapat digunakan sebagai obat. Cara Pemakaian Untuk obat yang diminum, rebus herba segar sebanyak 5 15 g , lalu minum airnya. Untuk pemakaian luar, cuci herba segar secukupnya, lalu rebus. Setelah dingin, gunakan airnya untuk mencuci borok, koreng atau skabies. Bisa juga herba segar digiling halus sampai seperti bubur, lalu turapkan ke tempat yang sakit. Catatan Sesuru mengandung racun. Oleh karena itu, ibu hamil dilarang minum rebusan simplisia ini.Batang sesuru segar mengandung getah. Jika digunakan langsung tanpa proses pengolahan, akan menyebabkan diare berat. Jika termakan banyak akan menimbulkan lepuh pada mulut, mual, sakit kepala,gemetar, sampai koma. Pertolongan pertama pada keracunan getah sesuru dilakukan dengan memberikan putih telur, susu atau resusitasi.

28

Kesimpulan
Antihipertensi adalah obat obatan yang digunakan untuk mengobati hipertensi. Antihipertensi juga diberikan pada individu yang memiliki resiko tinggi untuk terjadinya penyakit kardiovaskular dan mereka yang beresiko terkena stroke maupun miokard infark. Pemberian obat bukan berarti menjauhkan individu dari modifikasi gaya hidup yang sehat seperti mengurangi berat badan, mengurangi konsumsi garam dan alkohol, berhenti merokok, mengurangi stress dan berolah-raga. Pemberian obat perlu dilakukan segera pada pasien dengan tekanan darah sistolik 140/90 mmHg. Pasien dengan kondisi stroke atau miokard infark ataupun ditemukan bukti adanya kerusakan organ tubuh yang parah (seperti mikroalbuminuria, hipertrofi ventrikel kiri) juga membutuhkan penanganan segera dengan antihipertensi. Obat Obatan yang baik digunakan dalam Antihipertensi berasal dari tanaman yang antara lain terdiri dari tanaman: 1. Ceplukan(Physalis angulata L.) 2. Sambung nyawa(Gynura procubens Backer) 3. Sikas(Cycas revoluta Thunb.) 4. Siantan(Ixora stricta Roxb.) 5. Pule Pandak(Raufolvia serpentina [L.] ) 6. Daun Dewa(Gynura segetum (Lour.) Merr.) 7. Daun Sendok(Plantogo mayot L.) 8. Daun Kompri(Symphytum officinale L.) 9. Daun Pulai(Alstonia scholaris [L.] R. Br.) 10.BuahMurbei( Morus alba L.) 11. Calincing (Oxalis curniculata.) 12. Permot (Passiflora foetida l.)

29

Daftar Pustaka
Atlas tumbuhan Indonesia Dr. Setiawan Dalimartha. Jilid 1, jilid 3, Jilid 4, jilid 6. Penerbit Trubus Agriwidya.

30

You might also like