You are on page 1of 5

TASYA NOVERIA / D / 2012 210 269

PENJELASAN TENTANG KATINON

Dapat membuat orang yang menggunakannya menjadi lebih bersemangat dan tidak mengenal lelah. Tetapi juga mempunyai efek samping yang berbahaya bagi tubuh. Setidaknya itulah ucapan para ahli tentang Katinona atau Benzoyletanamina atau bisa juga disebut Neropedron. Tanaman khat alias ghat di kawasan Cisarua, Puncak, ternyata bukan sekadar tanaman liar. Tanaman yang digadang-gadang berasal dari Timur Tengah ini rupanya sengaja ditumbuh kembangkan. Penelurusan Radar Bogor (Grup JPNN) menemui fakta yang mencengangkan. Dalam sebulan, lalulintas perdagangan tanaman yang dikenal sebagai bahan narkoba ala Raffi Ahmad itu bisa mencapai Rp 6,1 milyar. Ketika panen, petani bisa menjual lima kilogram ghat segar dengan keuntungan Rp5 Juta per hari. Tanaman ini dijual dengan ukuran kantong plastik seberat 5 Ons. Dalam sebulan, seorang petani bisa mengantongi Rp560 Juta. Sehingga omset yang didapatkan sebelas petani yang diketahui menanam ghat secara serius mencapai Rp6,1 miliar per bulan. Ada tiga kualitas ghat yang ditentukan berdasarkan jenis. Di antaranya, jenis hijau, kemerah-merahan dan merah terang. Untuk ghat hijau, biasanya petani menjual ke tengkulak seharga Rp50 ribu sampai Rp100 ribu. Sedangkan ghat jenis kemerah-merahan bisa mencapai Rp100 sampai Rp150 ribu. Katinon merupakan alkaloid yang diekstrak dari tamanan khat (Chata edulis), tanaman herba yang banyak tumbuh di afrika bagian utara. Katinon mempunyai struktur kimia mirip dengan obat-obatan yang sudah kita kenal efedrin dan amfetamin (lihat gambar1) Katinona menginduksi pelepasan dopamina dari preparasi striatal yang di pra-labelkan dengan dopamina atau prekursornya. Zat amfetamin lainnya yang juga berbagi struktur dengannya adalah antidepresan buprofiona dan stimulan metkatinona.

(gambar 1) Katinona secara struktural terkait dengan metkatinona, sama

seperti amfetamina yang terkait dengan metamfetamina. Katinona berbeda dengan amfetamin, ia memiliki atom keton oksigen (C=O) dalam posisi di rantai samping. Alkohol yang terkandung dalam senyawa katinsecara stimulan kurang kuat. Katinon (Cathinone) memiliki nama (IUPAC) (2S)-2-amino-1-phenylpropan-1-one. Konversi biofisiologikal dari katinona ke katin dapat dilakukan pada daun khat. Daun khat segar memiliki rasio pengonversian dari katinona ke katin yang lebih besar daripada daun yang kering, sehingga memiliki efek psikoaktif yang lebih kuat. Sebagian besar efek diperkirakan berasal dari dua phenylalkylamines katinona dan katin yang secara struktural mirip dengan amfetamin. Katinona adalah turunan metkatinona, yang ditemukan secara alami dalam tanaman khat. Ini jenis obat terlarang dapat dengan mudah diproduksi oleh oksidasi pseudoefedrin di laboratorium bawah tanah. Dalam katinona struktur kimianya hampir identik dengan amfetamin kecuali bahwa molekul hidrogen dijatuhkan dan digantikan oleh molekul oksigen Katinona dapat diekstraksi dari Catha edulis, atau disintesis dari bromopropiofenona(lebih mudah dibuat dari propiofenona). Perubahan struktur kimia pada katinon menghasilkan berbagai macam turunan zat atau komponen kimia baru yang biasa disebut dengan kation sintetis. Uniknya katinon sintesis ini mempunyai potensi dan efek farmakologi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan zat aslinya. Hingga saat ini terdapat lebih dari 10 buah katinon sintesis. Diantaranya yang sering disalah gunakan adalah 4-Methylmethcathinone (Mephedrone), 3,4- Methylenedioxypyrovalerone (MPDV) dan 3,4-Methylenedioxymethcathinone (Methylone) merupakan dua turunan katinon yang paling poluler isalahgunakan, mephedrone juga dikenal dengan nama lain meow meow, plant food, bubbles, MCAT dan bath-salt sedangkan methylone dikenal dengan nama lain expolsion. Diantara turunan katinon ini, methylone, mempunyai struktur kimia yang

sangat mirip dengan MDMA/ekstasi sehingga kemungkinan besar efek yang ditimbulkan juga mirip dengan ekstasi. Katinon sintesis biasanya terdapat dalam bentuk serbuk, kristal, larutan. Selain itu juga terdapat dalam bentuk tablet dan kapsul. Rute penggunaannya tergantung pada bentuk sediaannya, cara penggunaan yang paling banyak dilakukan oleh pengguna katinon sitetis adalah dengan menghisap serbuk/kristal obat tersebut melalui hidung atau menelannya apabila zat tersebut dalam tablet atau kapsul. Rute penggunaan lainnya adalah melalui injeksi langsung intravena, dimasukkan lewat rektal atau dengan menelan mentahmentah serbuk yang dibungkus dengan kertas. Penggunaan katinona yang berlebihan dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, gelisah, lekas marah, insomnia, halusinasi dan serangan panik. Pengguna kronis beresiko terkena gangguan kepribadian dan menderita infark miokard. Mefedrona, yaitu turunan katinona yang tidak terbentuk secara alami, lebih potensial untuk melepaskan serotonin dibandingkan dengan katinona atau metkatinona, sehingga efek penggunaannya setara dengan ekstasi. Orang-orang yang menggunakan obat-obatan ini bisa diuji serum atau ujiurin untuk membuktikan kandungan katinona dan norepedrina; metabolit utamanya. Para pecandu pada umumnya menggunakan obatan ini dengan mencobacoba yang pada akhirnya mengalami ketergantungan. Pada awalnya obat-obatan ini akan menyebabkan efek menyegarkan tubuh, menghilangkan rasa lelah, menambah stamina dan menambah kepercayaan diri. Dan pada umumnya mereka tidak sadar akan dampak negatif yang ditimbulkan dengan menggunakan obat-obatan ini. Berbagai artikel ilmiah menunjukkan bahwa penggunan katinon sintesis secara akut maupun kronik ini dapat berakibat buruk bahkan membahayakan kesehatan. Pengguanan secara akut dalam dosis efektif bisa mengakibatkan gejala palpitasi jantung, kejang, muntah, sakit kepala, perubahan warna (discolorisation) pada kulit, hipertensi, hiper-refleksia, euforia dan halusinasi; bahkan pada dosis yang sangat besar bisa menyebabkan kematian. . Gejala yang muncul pada penggunaan jangka panjang yang dirasakan oleh pecandu obat-obatan ini antara lain paranoid, pendarahan hidung (karena sering digunakan untuk menghisap obatobatan tesebut, rusaknya gigi, gangguan penglihatan, kaku pada rahang dan pundak, agitasi, tremor, demam atau berkeringat dingin. Penggunaan dalam jangka panjang akan juga meningkatkan risiko kematian karena overdosis.

Nama tanaman ini berbeda-beda di beberapa negara. Ada yang menyebutnya chatting, qat, qaad, jaad, miraa, mairungi, kucing dan Catha. Di sebagian besar literatur disebut sebagai tanaman ghat. Berjenis semak cemara, daun ghat memiliki aromatik yang khas. Akibat dampak buruk yang ditimbulkannya, negara Kenya, Yaman, Uganda, Ethiopia dan Madagascar telah remsi melarang tanaman in. Di Arab Saudi pun budidaya mengonsumsi ghat sangat dilarang. Sedangkan di Inggris, perdagangan, kepemilikan dan penggunaan tidak dilarang. Cathinone dan katin digolongkan ke dalam jenis obat kelas C. Dianggap melanggar, hanya jika cathinone keluar dari industri obat yang terisolasi. Seperti pada umumnya obat-obatan yang dapat menyebabkan

ketergantungan, katinon sintesis ini bekerja dengan meningkatkan kadar neurotransmitter dopamin dan serotonin. Jika amfetamin dan turuannya lebih dominan meningkatkan kadar dopamin dibandinkan dengan serotonin atau MDMA/ekstasi lebih dominan meningkatkan kadar serotonin dibanding dopamin, katinon sintesis ini mampu meningkatkan kadar kedua neurotransmitter tersebut dalam jumlah yang sangat besar (hingga 900% dari kadar normal). Sehingga beberapa penelitian menunjukkan efek farmakologis turunan katinon ini merupakan kombinasi antara methamphetamin (sabu) dan MDMA (ekstasi). Bahkan beberapa kasus kematian yang disebabkan oleh katinon sintesis ini dikarenakan oleh sebuah sindroma yang dinamakan sindroma serotonin, dimana terjadi peningkatan kadar serotonin dalam jumlah yang besar diotak dan seluruh tubuh, menyebabkan gangguan jantung, pembuluh darah, sistem saraf dan organ-organ penting lainnya. Indentifikasi awal katinon dan katinon sintesis dalam cairan tubuh seperti halnya urin atau dalam darah dapat dapat dilakukan dengan tes warna. Namun seiring pengujian ini sering menimbulkan false positif / kurang spesifik, validasi dengan metode lain yang lebih terpercaya haruslah dilakukan. Beberapa teknik analisis tersebut antara lain teknik kromatografi gas dengan tandem spektrofotometri masa. Selain itu teknik analisis farmasi lain yang bisa digunakan adalah spektrofotometer infrared dan nuclear magnetic resonance (NMR). Berdasarkan efek farmakologi dan bahaya kesehatan yang ditimbulkan tersebut Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) dalam konvensi substansi psikotropika tahun 1971 memasukkan katinon kedalam daftar narkotika golongan 1, suatu narkotika atau

psikotropika yang hanya boleh digunakan untuk penelitian, tidak boleh digunakan untuk pengobatan. Seperti halnya dalam undang-undang kesehatan no 35 tahun 2009 tentang narkotika, dalam tabel konvensi tahun 1971 tersebut hanya terdapat 2 buah katinon yang masuk dalam golongan 1, yaitu katinon dan meth-katinon, sedangkan turunan lainnya tidak dimasukkan/ belum dalam daftar golongan 1 ini. Negara-negara lain seperti Amerika serikat melalui rekomendasi dari DEA (Drug enforcement administration, BNNnya Amerika serikat) telah memasukkan turunan lainnya terutama MPDV, Mephedrone dan methylone kedalam golongan 1 psikotropika. Dan pada tahun 2011 kembali DEA kembali menegaskan bahwa ketiga katinon sintetik tersebut termasuk dalam narkotika yang ilegal dan sangat membahayakan. Terkait peryataan BNN yang menyatakan bahwa narkotika yang tidak termasuk dalam undang-undang kesehatan kemungkinan besar adalah benar, untuk itu sangatlah urgent bagi pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan dan DPR untuk segera melakukan revisi atas undang-undang tersebut. Tentunya tidak hanya terkait katinon dan turunannya, tetapi juga produk narkotika dan psikotropika lainnya yang saat ini mungkin belum ada pasal-pasal dalam perundangan yang mengaturnya. Selain para akademisi dan peneliti, khususnya dalam bidang kesehatan hendaknya mengkaji lebih dalam mengenai zat narkotika / psikotropika ini.

You might also like