You are on page 1of 13

LAPORAN SGD 3 BLOK 20 AESTHETICS

Disusun oleh : SGD 3 Apriyani suryaningsih Andhinda pramudya Bito leilia A Cassandra P Eki dyah L. S Ervina dyah ruslinawati Faizal ardika Y Happy septianto S Henny eka putri Karina wyne S Trisna ariyanti (112100109) (112100112) (112100121) (112100123) (112100127) (112100126) (112199129) (112100135) (112100136) (112100142) (112100172)

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2013


1

I.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat, karunia dan petunjukNya, Makalah laporan hasil Small Group Discussion (SGD) LBM 3 BLOK 20 dari kelompok SGD 3 ini telah selesai disusun. Makalah laporan hasil SGD ini memuat mengenai scenario permasalahan, latar belakang masalah serta pembahasan mengenai masalah yang ada diskenario yang diberikan. Dengan disusunnya makalah laporan SGD ini semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, khususnya bermanfaat bagi seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung dan mendapatkan rahmat serta ridho Allah SWT. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang, 1 Juni 2013 Scriber SGD 3 LBM 3 BLOK 20 Henny Eka Putri

II.

DAFTAR ISI Halaman judul 1 Kata pengantar ... 2 Daftar isi 3 Bab I Pendahuluan . 4 Bab II Pembahasan 6 Bab III Penutup .12 Daftar Pustaka 13

Bab I Pendahuluan Unit Belajar 3 Judul Scenario Kunjungan I Anak laki laki usia 16 tahun datang ke klinik dengan gigi 11 dan 21 yang goyang karena terkena pukulan saat latihan karate. Pemeriksaan klinis gigi 11 goyang derajat 1 dan gigi 21 goyang derajat 2, serta keluar darah dari sulkus (Gambar A. Pemeriksaan radiograf gigi insisivus tampak patah horizontal pada 1/3 apikal, sedangkan pada gigi 21 tampak patah oblique pada 2/3 koronal (gambar B ) . kemudian dokter gigi melakukan splinting. Kunjungan II Pemeriksaan klinis tampak gigi 11 sudah tidak goyang dan terdapat perubahan warna dengan tes vitalitas negative. Gigi 21 masih goyang derajat 2 dan berubah warna menjadi coklat kehitaman (gambar C ) . Pemeriksaan radiograf pada gigi insisivus sentralis kanan menunjukkan adanya gambaran radiopak pada bekas patahan, sedangkan pada gigi insisivus sentralis kiri tampak resorbsi pada bekas patahan ( gambar D ) . Kemudian dokter gigi melakukan perawatan yang berbeda pada kedua kasus tersebut. Maka dari itu kelompok SGD kami mengajukan beberapa pertanyaan yang dilatar belakangi oleh scenario tersebut, pertanyaan tersebut terdiri dari pertanyaan yaitu : 1. Apa saja macam macam Klasifikasi fraktur ?
4

: restorasi treatment of anterior teeth : akhirnya harus di cabut

2. Apa yang menyebabkan perubahan warna gigi 11 dan 21 ? 3. Mengapa gigi 11 dan 21 setalah di lakukan perawatan terdapat perbedaan pada gambaran radiografnya ? dan bagaimana prosesnya? 4. Mengapa pada gigi 11 fraktur di 1/3 apikal dan gigi fraktur 21 di 2/3 korona 5. Macam trauma yang menyebabkan perubahan letak gigi ? 6. Apakah ada kaitan dengan tes vitalitas negatif dengan perawatan splinting yang di lakukan 10 bulan yang lalu ? 7. Mengapa gigi 21 masih goyang derajat 2 padahal sudah di lakukan tindakan splinting , dan 11 tidak goyang? 8. Penatalaksanaan gigi 11 dan 21 ? 9. Indikasi dan kontra indikasi perawatan yang di lakukan ? 10. Hal hal yang yang harus di perhatikan dlam pemilihan jenis perawatan? 11. Bagaimana prognosis perawatan kedua gigi tersebut ? 12. Komplikasi untuk Perawatan yang kedua ? 13. Perawatan lain selain splinting yang di gunakan untuk menangani kasus tersebut ? 14. Splinting apa yang di gunakan yang lebih tepat pada kasus di scenario ? 15. Pemeriksaan apa saja yang di lakukan dalam kasus ?

Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh seluruh anggota SGD kami, maka kami akan menjawab dan membahas semua pertanyaan tersebut yang akan diuraikan pada bab pembahasan.

III. BAB II PEMBAHASAN Macam macam Klasifikasi fraktur Klasifikasi menurut ellis Kelas 1 : fraktur email Kelas 2 : fraktur mencapai dentin Kelas 3 : terbukanya pulpa Kelas 4 : fraktur akar Kelas 5 : luksasi gigi Kelas 6 : avulsi gigi Dan Menurut ellis dan davey Kelas 1 : fraktur email Kelas 2 : fraktur mencapai dentin Kelas 3 : terbukanya pulpa Kelas 4 : gigi non vital Kelas 5 : avulse Kelas 6 : fraktur akar Kelas 7 : perubahan letak gigi Kelas 8 : perubahan seluruh mahkota Kelas 9 : fraktur gigi sulung Fraktur berdasarkan jaringan keras gigi , pulpa dan tulang alveolar Fraktur mahkota akar fraktur yang mengenai email , dentin dan sementum Fraktur akar fraktur yang mengenai dentin sementum tanpa melibatkan enamel gigi Fraktur dinding socket gigi fraktur yang mengenai tulang alveolar yang melibatkan dinding soket labilal maupun lingual Fraktur proc alveolaris fraktur yang mengenai yang proc alveolaris dengan atau tanpa melibatkan socket gigi Fraktur korpus mandibula dan maksila fraktur yang mengani korpus mandibula maupun maksila dengan melibatkan atau tapa proc alveolaris
6

Proses perubahan warna gigi 11 dan 21 Fraktur yang terjadi menyebabkan perubahan warna akibat gigi yang mengalami nekrosis sehingga terputusnya suplai darah dan nutrisi untuk gigi tersebut Gigi 11 telah non vital mengalami nekrosis . fraktur yang terjadi adalah fraktur 1/3 apikal lebih jauh sehinga proses perubahan warna yang terjadi. Gigi 21 di anggap non vital karena fraktur cukup banyak dan melibatkan pulpa . Coklat kehitaman di sebabkan karena tidak adanya suplai nutrisi dan suplai darah , fraktur lebih dekat dengan korona jauh atau tidaknya tidak mempengaruhi suplai darah yang mempengaruhi adalah keparahan dari fraktur pada gigi tersebut. Gigi 11: adanya trauma terbentuk dentin tersier adanya proses odontoblast yang mati , pada saat dentin tersier terbentuk dapat terjadi vitalitas -/+ Jarak antar respon rangsang semakin tebal , shingga pulpa jarang merespon Terbentuk dentin tersier masih vital akan tetapi rangsangan nya jauh terhadap tes termal. Gigi 11 : bisa merubah warna Gigi 21 : kehitaman karena patahnya mengenai pulpa terjadi perdarahan intrapulpa , pembentuk elektrolit lisisnya seperti zat besi sehingga masuk ke tubulus dentin shingga menyebabkan terjadi perubahan warna . Adanya perbedaan terbentuknya dentin tersier antara gigi 11 dan 21 Pada gigi 11 dan 21 setalah di lakukan perawatan terdapat perbedaan pada gambaran radiografnya ? dan bagaimana prosesnya? Berdasarkan tingkat keparahan fraktur 11 goyang derajat 1 21 goyang derajat 2 Sehingga proses penyembuhannya berbeda Apri : gambaran radiopak terjadinya penyembuhan jaringan keras yaitu : soft callus , hard callus , dan remodeling ,

Proses penyembuhan luka pada jaringan keras adalah sebagai berikut adanya initial stage , pembentukan formasi hematom setelah poliferasi seluller 8 12 jam fibroblast collagen dan capliler bekerja menyebabkan pembentukan jaringan granulasi Soft callus : pembentukan eksternal bersamaan dengan internal callus. Adanya aliran darah yang baik, mengurangi terjadinya nekrosis , dan terbentuknya internal callus Hard callus : pembentukan kartilago di ikuti kalsifikasi , deposit osteoblas akan merangsang pembentukan kartilago pembentukan tulang Remodeling : adanya peranan osteoklas , makrofag dan transforming growth factor menyebabkan terbentuknya formasi tulang baru . Resorpsi 2/3 korona di sebabkan karena proses penyembuhan yang sulit dan adanya tekanan atau benturan yang lebih keras dan struktur klasifikasi fraktur. Dan juga gigi 11 masih terdapat banyak jaringan ikat 2/3 apikal hingga mahkota sehingga proses penyembuhan lebih cepat Gigi 21 ada di 2/3 korona sangat sdikit jaringan ikat yang berada pada daerah tersebut . Pada saat pemeriksaanterdapat tes vitalitas negatif , apkah terdapat hubungan dengan perawatan splinting yang di lakukan 10 bulan yang lalu ? Tidak ada kaitan , karena gigi telah non vital akibat trauma . Dan setelah 10 bulan pasca di lakukan splinting gigi 21 masih goyang derajat 2 dan 11 tidak goyang yang di sebabkan karena gigi 11 masih terdapat banyak jaringan ikat 2/3 apikal hingga mahkota sehingga proses penyembuhan lebih cepat Gigi 21 ada di 2/3 korona sangat sdikit jaringan ikat yang berada pada daerah tersebut . Karena terdapat perbedaan jaringan ikat yang ada di sekitar gigi 11 dan 21 Dan gigi 21 . Karena daerah 1/3 serviikal lebih sedikit dukungan alveolar sehingga mobilitas nya lebih banyak. Gigi 11 : 1/3 apikal penyembuhannya lebih baik karena lebih banyak di dukung tulang alveolar . dan juga di pengaruhi Adanya suplai darah yang lebih dekat dengan apical

Penatalaksanaan gigi 11 dan 21 adalah Pada gigi 11 : lakukan PSA( pulpektomi ) dan bisa di lakukan perawatan estetik ( labial veneering , bleaching , atau crown ) Pada gigi 21 : di lakukan pencabutan gigi 21 , lakukan pembuatan gigi tiruan . Indikasi dan kontra indikasi perawatan yang di lakukan ? Pulpektomi : gigi votal dan non vital , apkes menutup sempurna , tidak ada resorbsi , bersifat irreversible , akar tidak bengkok , Pencabutan : fraktur mengenai enamel dentin sementum dan pulpa , terjadi resorpsi , Kontra indikasi pencabutan apabila fraktur hanya mengenai enamel dan dentin, mempertimbangkan jaringan pendukung yang mendukung gigi tersebut , Dan resorpsi yang harus di lakukan pencabutan apabila resorpsi yang terjadi pada gigi tersebut tidak di dukung dengan tulang alveolar Hal hal yang yang harus di perhatikan dlam pemilihan jenis perawatan adalah sebagai berikut mempertimbangkan jaringan pendukung yang mendukung gigi tersebut , gigi 21 tidak di dukung oleh tulang alveolar , karena tidak bisa di lakukan perawatan lain . keparahan dari tingkat fraktur di karenakan di bagian apical di kembalikan pada posisi tidak sulit di bandingkan dengan 2/3 apikal proses penyembuhan sebelumnya apabila sudah di lakukan perawatan sebelumnya nya jelek perlu di pertimbangkan perawatan lain . kesehatan jaringan pulpa : gigi tersebut vital dan non vital . keadaan sistemik pasien : penyakit hipertensi , DM , penyakit jantung resiko subendokarditis.

Bagaimana prognosis perawatan kedua gigi tersebut Gigi 11 : PSA baik apabila proses penyembuhan terjadi sempurna, gigi telah non vital lebih pulpa di keluarkan , resiko abses , diganti bahan lain , umur nya masih muda . Gigi 21 : pencabutan baik apabila mengurangi komplikasi yang terjadi , mencegah resorpsi yang patologis Komplikasi untuk Perawatan yang kedua adalah Gigi 11PSA Kemungkinan kegagalan di PSA menyebabkan Akan terlihat gambaran radiolusen pada bagian apical Terjadi diskolorisasi pada gigi tsb Resiko bocor pada gigi post fraktur. Gigi 21 Pencabutan Dry socket Bleeding Tertinggalnya fragmen dari gigi tsb

Perawatan lain selain splinting yang di gunakan untuk menangani kasus fraktur adalah Pencabutan Splinting apa yang di gunakan yang lebih tepat pada kasus di scenario adalah Interdental wiring dengan menggunakan kekuatan gigi sebelahnya Pemeriksaan apa saja yang di lakukan dalam kasus ? pemeriksaan subjektif : anamnesis Pemeriksaan objektif intra oral ( jenis fraktur , inflamasi jaringan periodontal , tes vitalitas , tes palpasi , tes mobilitas , transluminasi , pemeriksaan jaringan lunak : laserasi Ekstra oral ( deformitas wajah )

Pemeriksaan penunjang : foto periapikal dan foto rontgen panoramic ,

10

Semua kasus splinting tidak harus di lakukan splinting , kasus yang harus di lakukan splinting adalah Kasus yang melibatkan perubahan posisi gigi , kegoyangan gigi , melibatkan permukaan gigi

11

IV. BAB III PENUTUP a. Konsep Mapping

fraktur klasifikasi indikasi


kontraindikasi
b. Kesimpulan Pada kasus di scenario gigi 11mengalami fraktur pada 1/3 apikal goyang derajat 1 sedangkan gigi 21 mengalami fraktur 2/3 apikal goyang derajat 2, setalah di lakukan splinting gigi 11 sudah tidak goyang karena setelah 10 bulan telah terjadi penyembuhan luka pasca trauma yaitu di awali terbentuknya hematoma, soft callus , hard callus dan remodeling . dan hasil pemeriksaan radiograf pada sekliling gigi 11 ini masih kelilingi oleh jaringan ikat . Sedangkan pada gigi 21 masih tetap goyang meskipun di lakukan splinting yang di sebabkan fraktur pada 2/3 korona sulit dalam penyembuhan nya akibat adanya tekanan pada saat proses ,astikasi dan hasil rontgen sudah tidak banyak di dukung oleh jaringan ikat. Pada kedua gigi ini terjadi perubahan warna di sebabkan karena pasca trauma mengalami nekrosis sehingga terputusnya suplai darah dan nutrisi untuk gigi tersebut. Gigi 21 di anggap non vital karena fraktur cukup banyak dan melibatkan pulpa . Coklat kehitaman di sebabkan karena tidak adanya suplai nutrisi dan suplai darah , fraktur lebih dekat dengan korona adanya trauma terbentuk dentin tersier adanya proses odontoblast yang mati , pada saat dentin tersier terbentuk dapat terjadi vitalitas -/+

perawatan komplikasi prognosis

12

V.

DAFTAR PUSTAKA Baum,L.,Philips,R.W. dan Lund, W.R., 1997, Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, edisi3, alih bahasa Prof. rasinta Tarigan,Jakarta:penerbit buku kedokteran EGC Ingle.J.L,backland.L.2008.endodontic,ed 6 . BC decker Journal of endodontic www.usu.ac.id Wagnild GW, Mueller KL., Restoration of the endodontical treated tooth pathway of the pulp, 8th , ed.Mooby,st loius ,2002.

13

You might also like