Professional Documents
Culture Documents
*TEKNOLOGI PEMBUATAN
*TAPE SINGKONG DAN TAPE KETAN
*
Oleh : KELOMPOK 8 Ali Syaifulloh Munthya 1206329335 Debie Puspa Tari 1206329455 Herdiyanti Amalia 1206329682 Prismara A Putri 1206329972
TAPE
Merupakan makanan tradisional hasil dari pengolahan dari bahanbahan sumber pati seperti ubi kayu/singkong, beras ketan, dan lain-lain dengan pemberian ragi dalam proses pembuatannya
Ragi Tape
umumnya berbentuk bulat pipih dengan diameter 4-6 cm dan ketebalan 0,5 cm
Jumlah kapang pada ragi berkisar dari 8 x 107 sampai 3 x 108/g, khamir 3 x 106 sampai 3 x 107/g dan bakteri kurang dari 105/g
Proses Fermentasi
proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen) glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan alkohol (2C2H5OH).
C12H22O11 Maltosa
+ H2O
2C6H12O6 glukosa
C6H12O6 Glukosa
2 C2H5OH alkohol
CO2
Suhu
Suhu yang digunakan dalam fermentasi akan mempengaruhi mikroba yang berperan dalam proses fermentasi. Suhu optimal pada proses fermentasi yaitu 35 - 40 C
Oksigen
Bila tersedia O2 dalam jumlah besar, maka produksi sel-sel khamir dipacu. Bila produksi alkohol yang dikehendaki, maka diperlukan suatu penyediaan O2 yang sangat terbatas
Substrat
Mikroba memerlukan substrat yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhannya.
Tahap-tahap penguraian dalam proses fermentasi yang terjadi selama pembuatan tape :
Molekul-molekul pati terpecah menjadi dekstrin dan gula-gula sederhana, proses ini disebut hidrolisis enzimatis.
Alkohol akan diubah menjadi asam-asam organik oleh bakteri Pediococcus dan Acetobacter melalui proses oksidasi alkohol. Sebagian asam organik akan bereaksi dengan alkohol membentuk ester yang memberi cita rasa pada tape.
KEUNGGULAN TAPE
Fermentasi tape dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 (thiamin) hingga tiga kali lipat Tape dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tape singkong diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak satu juta gram per mililiter Tape dapat mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari tubuh manusia Konsumsi tape yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan gangguan sistem pencernaan beberapa jenis bakteri yang digunakan dalam pembuatan tape berpotensi menyebabkan penyakit pada orangorang dengan sistem imun yang terlalu lemah seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau penderita HIV
KELEMAHAN TAPE
Singkong
Singkong/ketela pohon/ubi kayu adalah pohonan tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Klasifikasi singkong menurut Steenis (1998) sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Manihot Spesies : Manihot utilissima, M. Esculenta Crantz
Tape Singkong
Pengukusan
Potongan singkong direbus sampai matang dengan menggunakan manufacturing boiler (jangan terlalu lunak) tiriskan sampai dingin. Pengukusan singkong hingga matang menghasilkan tekstur tapai yang lebih lembut , pengukusan singkong yang setengah matang menghasilkan tekstur tape yang lebih keras. Pendinginan berfungsi untuk mengontrol kondisi proses. Sementara, pendinginan yang terlalu lama akan menyebabkan kontaminasi. Pengukusan singkong dilakukan dalam waktu 0,5 jam untuk melunakkan singkong.
Manufacturing boiler
Ragi: starter yang digunakan untuk produksi tape, umumnya berbentuk bulat pipih dengan diameter 4 6 cm dan ketebalan 0,5 cm. Tepung beras yang bersih dicampur dengan air untuk membentuk pasta dan dibentuk pipih dengan tangan, kemudian diletakkan di atas nyiru yang dilambari dengan merang dan ditutup dengan kain saring. Organisme akan tumbuh secara alami pada pasta pada suhu ruang dalam waktu 2 5 hari. Penambahan rempah-rempah atau bumbu untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme yang diharapkan. Penambahan sari tebu juga dilakukan untuk menambah gula. Ragi dipanen setelah 2 5 hari tergantung dari suhu dan kelembapan.
Taburkan ragi yang telah dihaluskan ke singkong yang sudah dingin sampai rata. Ragi yang ditambahkan biasanya kurang dari 1% atau 10 gram per kilogram singkong. Proses peragian tergantung dengan cara pencampuran singkong dan ragi. Apabila pencampuran tidak baik akan menyebabkan fermentasi kurang sempurna dan menimbulkan kerusakan.. Fermenter (bioreaktor) digunakan untuk tempat fermentasi. Reaksi dalam fermentasi singkong menjadi tape adalah glukosa (C6H12O6) melalui fermentasi oleh ragietanol (2C2H5OH). Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30oC dan membutuhkan waktu 4 jam. Fermentasi yang tertutup akan mencegah terjadinya kontaminasi. Tape dapat bertahan 2-3 hari bila difermentasi pada suhu kamar.
Tangki Fermentasi
TAPE KETAN
TAPE KETAN
DARI BERAS KETAN BERAS KETAN HITAM BERAS KETAN PUTIH.
Daftar Komposisi Kimia Ketan per 100 g bahan Zat gizi Energi (kkal) Tape Ketan Hitam 172 Tape Ketan Putih 166
Protein (g)
Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi Vitamin B1 (mg) Air (g)
3,0
0,5 37,5 6 35 0,5 0,04 58,9
3,8
1,0 34,4 8,0 106,0 1,6 0,02 50,2
RINCIAN PEMBUATAN
Bahan : beras ketan, ragi, daun katuk, daun jambu, dan air bersih.
BERAS KETAN
varietas dari padi yang merupakan tumbuhan semusim. Klasifikasinya : Divisio : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Graminales Famili : Graminea Genus : Oryza Spesies : Oryza sativa L. Varietas : Oryza sativa L var forma glutinosa
TAPE KETAN
Komposisi utama pati (starch) zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa, polimer linier dari D-glukosa membentuk amilosa dengan ikatan 1,4-glukosidik. Amilopektin terdiri lebih dari 1000 unit glukosa, polimer amilopektin adalah terbentuk dari ikatan 1,4-glukosidik dan membentuk cabang pada ikatan 1,6glukosidik (Poedjiadi, A., 1994). Amilosa bersifat sangat hidrofilik, karena banyak mengandung gugus hidroksil. Maka, molekul amilosa cenderung membentuk susunan paralel melalui ikatan hidrogen. Kumpulan amilosa dalam air sulit membentuk gel, meski konsentrasinya tinggi. Karena itu, molekul pati tidak mudah larut dalam air.
TAPE KETAN
Berbeda dengan amilopektin yang strukturnya bercabang, pati akan mudah mengembang dan membentuk koloid dalam air. Daya rekat beras ketan jauh lebih besar dari beras, hal ini sesuai dengan amilopekin yang lekat. Beras ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1 % pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat. Kadar lemak dalam beras ketan tidak terlalu tinggi yaitu rata-rata 0.7 % dan kandungan asam lemak yang terbanyak adalah asam oleat dan asam palmitat serta untuk kandungan vitamin dan minerat sangat rendah. Vitamin pd beras ketan = Tiamin, Riboflavin dan Niasin. Mineral pd beras ketan = besi, kalsium, fosfor, dsb.
TAPE KETAN
KANDUNGAN GIZI BERAS KETAN HITAM (PER 100 GRAM)
Lemak
Karbohidrat Kalsium
0,9 g
21,09 g 2 mg
Fosfor
Besi Vitamin B1
88 mg
0,14 mg 2,0 mcg
Air
76,64 mg
RINCIAN PEMBUATAN
RINCIAN PEMBUATAN
3)Penanakan Beras Ketan, Pembuatan Air Daun Katuk, serta Perebusan Daun Jambu
Beras ketan yang telah bersih dicuci selanjutnya di tanak selama 15 menit hingga menjadi gigih (nasi setengah matang/bubur beras). Disamping itu, dilakukan pembuatan air katuk melalui penumbukan daun katuk menggunakan blender. Setelah halus ditambahkan air sesuai kebutuhan lalu disaring dan diperoleh air daun katuk sebagai pewarna alami tape ketan. Merebus daun jambu sehingga daun menjadi layu dan mudah untuk dijadikan pembungkus.
RINCIAN PEMBUATAN
RINCIAN PEMBUATAN
7)Pengemasan
Nasi ketan yang telah diberi ragi siap untuk di kemas menggunakan daun jambu yang telah direbus. Tape ketan dikemas dengan menggunakan daun jambu selanjutnya dikemas dalam kemasan kedua. Tape ketan yang akan dimasukkan ke dalam wadah dilakukan penimbangan agar diperoleh bobot yang sama setiap wadahnya. Namun pengemasan tape ketan juga dapat langsung dikemas dalam wadah plastik dan tidak perlu dikemas menggunakan daun jambu biji.
RINCIAN PEMBUATAN
8)Pelabelan
Tape ketan yang telah dikemas selanjutnya di beri label agar dapat dipasarkan. Kemasan yang diberi label hanya kemasan luar/plastik.
Cont
Destilat yang didapat ditimbang dalam satuan gram, lalu dimasukkan dalam botol kecil dengan ukuran 10 ml dan ditutup rapat. Destilat yang disimpan dalam botol siap untuk dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas (GC). Alat GC di atur kondisi kerjanya sebagai berikut: suhu injektor 200C, suhu detektor 200C, suhu kolom 100-175C dengan kenaikan suhu bertahap (tiap 1 menit dinaikkan 5C), Detektor TCD, gas pembawa He, fase diam porapak (kecepatan 30 mL/menit). Dibuat kurva baku etanol dengan seri konsentrasi 1; 3; 5; 7; dan 9%. Kurva baku etanol dibuat dengan mengambil (1l) dari masing-masing konsentrasi disuntikkan ke dalam kolom. Luas puncak etanol dari kromatogram dihitung.
Cont
Kurva baku dibuat dengan memplotkan rasio luas puncak etanol dengan kadar etanol (% v/v). Persamaan kurva baku dengan regresi linear. Tahapan Analisis kadar alkohol dengan Kromatografi Gas (GC) diambil (1 l) dari masing-masing larutan ketan hitam atau singkong dan disuntikkan ke dalam kolom melalui tempat injeksi Luas puncak etanol dari kromatogram dihitung Kadar etanol dalam tape ketan hitam atau tape singkong ditentukan dengan menggunakan persamaan kurva baku Faktor koreksi antara hasil destilasi dengan konsentrasi etanol tape ketan hitam dan tape singkong hasil identifikasi dengan Kromatografi Gas (GC) dapat dihitung dengan rumus:
Cont
Keterangan: M1 = konsentrasi etanol dalam tape (awal) M2 = konsentrasi etanol hasil identifikasi dengan GC g1 = berat sampel awal/tape g2 = berat sampel akhir/destilat
UJI SALMONELA
Pra Pengkayaan dalam media cair non selektif yang diinkubasi pada 371 C selama 18+2jam.
Pengkayaan dalam media cair selektif yang diinkubasi pada 41,5 + 1 C selama 24 3 jam dalam RVS cair dan 371 C selama 243 jam MKTTn cair. Inokulasi&identifikasi dalam 2 media padat selektif, media selektif pertama diinkubasi pada 371 C selama 243 jam dan dengan media yang digunakan.
HACCP
HACCP merupakan suatu sistem pencegahan untuk keamanan pangan yang terdiri dari teknikteknik analisa bahaya dan risiko, identifikasi cacat produk yang berkaitan dengan faktor-faktor produksi (titik kendali kritis), kontrol pencegahan bukan kontrol reaktif dan akuntabilitas Sistem HACCP bukan merupakan suatu jaminan keamanan pangan yang tanpa risiko, tapi dirancang untuk meminimumkan risiko bahaya keamanan pangan.
Contoh penerapan HACCP pada Tape Singkong Nama masakan : Tape Singkong Bahan : Singkong dan ragi tape Konsumen : .....(tuliskan, siapa konsumennya) Cara penyimpanan :.....(uraikan cara dan alat penyimpanan) Cara distribusi :.....(uraikan cara dan alat distribusi) Cara mengkonsumsi :.....(uraikan cara dan alat mengkonsumsinya) Pengolahan :....(uraikan skema proses pengolahannya)
ANALISIS BAHAYA DAN PENERAPAN CCP DAPAT DILIHAT DI LAMPIRAN tekpang ali.docx
Jenis ragi yang baik? Kualitas ragi tape sangat mempengaruhi proses pembuatan dan kualitas tape yang dihasilkan. Bila ragi tape berkualitas baik maka akan menghasilkan tape yang baik. Ragi yang baik adalah ragi solo untuk tape singkong dan ragi dari magelang untuk tape ketan
*
T E R I M A
K A S I H
* *
* *