You are on page 1of 26

BAB III REFRIGERASI DAN AIR CONDITIONER (AC)

3.1 REFRIGERASI 3.1.1 Pendahuluan Mesin-mesin pendingin dewasa ini semakin banyak dimanfaatkan seirama kemajuan teknologi dan meningkatnya taraf hidup . Salah satu mesin pendigin yang banyak digunakan yaitu kulkas, yang berfungsi sebagai pengawet makanan. Kulkas atau mesin pendingin adalah suatu rangkaian pesawat yang mampu bekerja untuk menghasilkan temperatur dingin atau suhu, mesin pendingin bisa juga berupa kulkas atau AC. Proses kerja AC adalah penguapan, untuk mendapatkan penguapan diperlukan gas (udara) yang mencapai temperatur tertentu (panas). Setelah udara tersebut panas diubah agar kehilangan panas, sehingga terjadi penguapan. Disaat adanya penguapan, maka timbullah suhu didalam temperatur rendah (dingin). Untuk memudahkan pengertian, dicontohkan seperti terjadinya pengembunan atau penguapan di dalam ini. Di saat musim penghujan, bila matahari bersinar terang akan mempengaruhi udara, sehingga udara tersebut menjadi panas. Setelah udara mencapai panas tertentu maka terjadilah suatu penguapan. Dari kondisi penguapan ini, dapat dirasakan adanya awan, dan mempengaruhi udara sekitar sehingga dingin atau sejuk. Untuk mesin pendingin tidak biasa terjadi dengan sendirinya, melainkan harus melalui proses teknis, yaitu menggunakan kerja mesin yang dirangkai sedemikian rupa sehingga menghasilkan temperatur dingin seperti yang diinginkan. Pada mesin pendingin ada zat cair yang diuapkan sebagai bahan pendingin. Zat cair yang diuapkan tersebut dinamakan refrigerant. Refrigerant diproses melalui penekananpenekanan suhu, dipanaskan mencapai temperatur tertentu kemudian diuapkan dan kemudian menjadi dingin Mesin pendingin (kulkas) akan bekerja dengan baik jika memiliki bagian-bagian antara lain : kompresor (hisap tekan), kondensor (pipa pengembunan), evaporator (pipa-pipa penguap), akumulator, keran solenoid, yang akan dibahas pada sub bab yang lain.

3.1.2 Prinsip Kerja Kulkas atau Mesin pendingin adalah suatu rangkaian pesawat yang mampu bekerja untuk menghasilkan refrigerant dingin atau suhu. Mesin pendingin bis juga berupa freezer atau AC. Kulkas dan frezer fungsinya hampir sama.. Proses kerja kulkas adalah penguapan. Untuk mendapatkan penguapan diperlukan gas (udara) yang mencapai refrigerant tertentu (panas). Setelah udara tersebut panas diubah agar kehilangan panas, sehingga terjadi penguapan. Di saat adanya penguapan, maka timbullah suhu di dalam refrigerant rendah (dingin). Untuk memudahkan pengertian, kita contohkan seperti terjadinya pengembunan atau penguapan di alam ini. Di saat musim penghujan, bila matahari bersinar terang akan mempengaruhi udara, sehingga udara tersebut menjadi panas. Setelah udara mencapai panas tertentu maka terjadilah suatu penguapan. Dari kondisi penguapan ini, kita dapat merasakan adanya awan, dan mempengaruhi udara di sekitar kita yang terasa dingin atau sejuk. Untuk mesin pendingin tidak bisa terjadi dengan sendirinya, melainkan harus melalui proses teknis. Yaitu menggunakan kerja mesin yang dirangkai sedemikian rupa sehingga menghasilkan refrigerant dingin seperti yang diinginkan. Pada mesin pendingin ada zat cair yang diuapkan sebagai bahan pendingin. Zat cair yang diuapkan tersebut dinamakan zat pendingin, istilah teknisnya ialah refrigerant (bahan pendingin). Refrigerant diproses melalui penekanan-penekanan suhu, dipanaskan mencapai refrigerant tertentu kemudian diuapkan dan kemudian menjadi dingin.

Gambar 3.1 bentuk dasar mesin pendingin (kulkas)

Pada umumnya zat bahan pendingin ini disebut gas freon. Freon adalah nama perusahaan yang memproduksi gas pendingin, dan umumnya orang menggunakan produk ini sehingga untuk memudahkan diistilahkan gas greon. Zat pendingin ini dipasang dalam suatu rangkaian pesawat pendingin pertama kali ketika mesin dirangkai oleh perusahaan. Sekedar diketahui saja bahwa zat pendingin yang digunakan dalam mesin pendingin akan mudah berubah-ubah. Yaitu suatu ketika akan berubah menjadi gas (uap) dan suatu ketika akan menjadi zat cair. Hal ini karena pengaruh proses kerja mesin pendingin. Gas freon sendiri tidaklah berbahaya karena tidak bisa meledak walaupun mendapatkan tekanan tinggi dan pemanasan yang cukup. Tidak pula beracun, meskipun refrigerant bocor sehingga tidak membahayakan. Tidak pula berbau, tidak merusak kulit dan tumbuh-tumbuhan serta makanan. Karena pertimbangan segi keamanan maka gas freon dibutuhkan untuk perlengkapan mesin pendingin. Mesin pendingin akan refr bekerja dengan baik jika memiliki bagian-bagian yang diantaranya ialah : 1. Kompresor (pompa hisap-tekan) 2. Kondensor (pipa pengembun) 3. Evaporator (pipa-pipa penguap) 4. Pipa penghisap Kompresor adalah suatu alat dalam mesin pendingin yang cara kerjanya dinamis atau bergerak. Cara kerjanya yaitu menghisap sekaligus memompa udara sehingga terjadilah sirkulasi (perputaran) udara yang mengalir dari pipa-pipa mesin pendingin. Kondensor adalah suatu jaringan pipa yang berfungsi sebagai pengembun. Udara yang dipompakan dari kompresor akan mengalami penekanan sehingga mengalir ke pipa kondensor. Udara yang berada dalam pipa kondensor akan mengalami pengembunan. Dari sini, udara yang sudah mengembun dan menjadi zat cair akan mengalir menuju pipa evaporator. Pipa Evaporator yaitu jaringan pipa yang berfungsi sebagai penguapan. Zat cair yang berasal dari pipa kondensor masuk ke evaporator lalu berubah wujud menjadi gas dingin karena mengalami penguapan. Selanjutnya udara tersebut mampu menyerap kondisi panas yang ada dalam ruangan mesin pendingin. Selanjutnya gas yang ada dalam evaporator akan mengalir menuju kompresor karena terkena tenaga hisapan. Demikianlah terus menerus sirkulasi udara dan perubahannya dalam rangkaian mesin pendingin. Selanjutnya perhatikan gambar berikut ini

Gambar 3.2 Skema cara kerja mesin pendingin Keterangan : 1. Mesin kompresor 2. Pipa kondensor 3.1.3 Komponen Utama Kulkas Untuk memperbaiki atau mereparasi mesin pendingin secara tepat dan benar maka anda harus mengenal bagian-bagian alat mesin pendingin dan cara kerjanya, salah satunya ialah bagian alat mesin yang disebut kompresor. Pada bab pertama telah dijelaskan bahwa kompresor adalah bagian alat mesin pendingin yang cara kerjanya bisa menghisap dan menekan udara sehingga terjadi sirkulasi gas (udara dan zat cair) dalam jaringan pipa-pipa. Kompresor bisa bergerak jika diberi tegangan listrik. Karena untuk menggerakkannya harus menggunakan listrik. Dan kompresor yang bisa menekan gas atau udara dan menghisapnya harus dilengkapi dengan dinamo (motor). Motor atau dinamo berfungsi sebagai penggerak kompresor. Perhatikan gambar berikut ini :

3. Pipa evaporator 4. Pipa penghisap

Gambar 3.3 Sistem kompresor

Dinamo yang mendapatkan tenaga arus listrik (AC) akan berputar. Karena porosnya dilengkapi dengan ban (belt) yang menghubungkan poros engkol kompresor, maka secara otomatis pula kompresor bekerja melakukan penghisapan udara dan pemompaan. Bagian-bagian Dinamo Dinamo disebut juga elektromotor atau motor listrik. Jika dinamo ini rusak, maka semua rangkaian alat pada mesin pendingin tidak akan berfungsi. Oleh sebab itu, pada uraian ini dibicarakan terlebih dahulu. Pada dasarnya dinamo yang digunakan untuk penggerak kompresor mesin pendingin (baik kulkas maupun AC) memakai dinamo empat kutub, yang berarti untuk tenaganya diperlukan arus bolak-balik dari PLN. Dinamo yang menggunakan arus bolak-balik memiliki bagian konstruksi sebagai berikut : 1. Rotor 2. Sepatu kutub magnet 3. Spoel atau kumparan awal 4. Spoel atau kumparan putar 5. Stator Dinamo yang menggunakan sistem empat kutub ini memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan yang menggunakan dua kutub, misalnya ialah cara gerakan putarannya lebih stabil dan tenang, serta tenaga putarannya maksimal (kuat). Rotor pada dinamo merupakan suatu perangkat dinamis (yaitu yang bias bergerak) jika mendapatkan aliran listrik. Sedangkan stator, merupakan bagian dari dinamo yang tetap (tidak bergerak). Begitu juga dengan kumparan serta sepatu kutub magnet, semua itu disebut sebagai bagian yang statis (tidak bergerak). Pada gambar di atas, anda bisa memperhatikan bahwa. Pada dinamo terdapat delapan buah kumparan atau spoel. Empat buah spoel terdiri dari kawan nikelin (kawat tembaga berisolasi) dengan diameter agak kecil. Sedangkan yang empat spoel terdiri dari kumparan kawat yang lebih besar. Empat buah spoel yang terdiri dari kumparan kawat berdiameter agak kecil disebut spoel awal (kumparan awal). Satu dengan lainnya saling berhubungan karena dihubungkan dengan kawat tersebut. Fungsinya ialah untuk membangkitkan gaya magnet manakala dinamo pertama kali mendapatkan tegangan arus listrik. Jika rotor sudah bergerak sekian detik, maka spoel awal tersebut memutuskan diri dari kontak arus, sehingga daya kerja berikutnya dilanjutkan oleh empat spoel putar.

Spoel awal yang berfungsi sebagai pembangkit atau penguat magnet akan putus kontak dengan sendirinya jika poros atau rotor sudah berjalan dan telah digantikan dengan empat spoel putar. Hal ini terjadi secara otomatis.

Gambar 3.4 Piranti otomatis untuk spoel awal

Bagian-bagian Kompresor Kompresor adalah suatu alat pada mesin pendingin. Daya geraknya yang menghisap dan memompa gas bergantung pada elektromotor (dinamo). Jika dinamo berputar maka ia akan bekerja karena dari poros dinamo dihubungkan dengan ban ke poros kompresor. Dengan tarikan ban secara berputar sehingga kompresor bisa berfungsi. Ada dua 6efrig kompresor, yakni yang menggunakan pompa piston dan pompa putar. Namun pada umumnya, mesin pendingin banyak yang menggunakan pompa piston. Piston disebut juga dengan istilah torak. Kompresor Sistem Piston

Gambar 3.5 Konstruksi Kompresor Pendingin

Katup tekan ialah sebuah katup dalam ruangan kompresor yang berfungsi menekan gas atau udara menuju ke pipa kondensor. Katup ini akan membuka jika terkena tekanan piston dalam silinder. Yaitu manakala piston bergerak menekan ke atas. Katup hisap yaitu katup yang cara kerjanya berlawanan dengan katup tekan. Katup ini akan menutup manakala katup tekan terbuka. Dan ia akan membuka manakala katup tekan tertutup. Hal tersebut akan bergerak secara berirama dan bergantian seiring gerakan maju, mundur piston dalam silinder. Jika piston turun maka katup hisap akan membuka, maka terjadilah hisapan udara dari filter, yang berasal dari pipa penghisap. Filter udara terpasang sebelum katup hisap. Dipasangnya filter udara di bagian depan katup hisap ini tujuannya ialah agar udara yang dihisap oleh kompresor tetap bersih, tidak tercemar oleh debu atau yang lainnya. Silinder adalah bagian dari kompresor yang berfungsi sebagai rumah piston atau torak. Silinder tidak boleh bocor ataupun tergores. Jika silinder bocor atau tergores maka daya tekanan kompresi akan berkurang, sehingga kurang mampu menekan atau menghisap udara. Piston disebut juga torak. Fungsinya untuk memompa dan menghisap udara sehingga dalam saluran pipa-pipa mesin pendingin terjadi adanya sirkulasi gas. Piston bergerak maju mundur atau naik turun sejalan dengan gerakan engkol. Di mana engkol ini dipengaruhi oleh p.utaran poros, sedangkan poros dipengaruhi oleh putaran rotor pada efrig. Seperti halnya pada mesin sepeda motor, piston memiliki ring-ring. Pada piston ini terdapat tiga celah yang dipakai sebagai tempat ring. Jika ring bocor atau tidak tepat pemasangannya, maka udara dalam ruang.silinder akan bocor, akibatnya daya tekan kompresi dan daya hisap berkurang. Ini sangat mempengaruhi proses pendinginan pada saluran pipa-pipa. Ring piston yang dipasang bertujuan untuk mendapatkan kerapatan pada ruang silinder. Batang torak atau batang piston adalah suatu alat yang berfungsi menghubungkan piston atau torak dengan engkol. Batang piston berupa logam besi sedemikian rupa yang ujung-ujungnya diberi spie (pen) yang gunanya untuk mengkaitkan piston pada engkol. Jika engkol bergerak berpuar sejalan dengan putaran porosnya maka engkol akan bergerak maju mundur, dan gerakan ini menekan serta menarik piston secara berirama.

Engkol juga terbuat dari logam yang dikaitkan pada sebuah poros. Dengan demikian engkol akan mengikuti putaran poros sehingga mempengaruhi gerak maju mundur batang piston.

Gambar 3.6 Batang piston dan engkol Poros engkol terangkai dengan engkolnya. Dan engkol dirangkai dengan batang piston. Poros engkol jika bergerak akan mengubah posisi batang piston sehingga terjadilah gerakan maju mundur atau naik turunnya piston. Kompresor Sistem Pompa Putar

Selain menggunakan 8efrig piston, ada pula kompresor yang menggunakan sistem pompa putar. Pada kompresor sistem pompa putar ini lebih sederhana dan praktis jika dibandingkan dengan sistem piston. Kompresor sistem ini mengandalkan gerakan ring atau cincin yang berputar. Pemasangan cincin dilakukan sedemikian rupa pada poros sehingga jika berputar kadang memampatkan dinding silinder dab kadang memisahkannya. Jika sebelah atau sisi silinder terkena tekanan cincin, maka sisi lainnya membuka.

Gambar 3.7 Konstruksi kompresor pompa putar

Gambar 3.8 Proses putaran pompa

Keterangan : 1. Kedudukan cincin menyentuh dinding silinder dekat katup pipa masuk, dengan demikian gas dari pipa masuk akan tersedot jika cincin terus bergerak sedangkan gas yang berada di dalam silinder akan tertekan keluar (ke kondensator). 2. Kedudukan cincin menyentuh atau memampatkan dinding silinder berikutnya berarti udara dengan kuat masuk melalui pipa masuk dan keluar ke pipa kondensor. Kedudukan cincin menekan atau memampatkan dinding silinder dekat pipa atau katup keluar, sehingga sisi lainnya kosong terisi oleh gas atau udara yang tersedot (terhisap). Evaporator Evaporator merupakan salah satu bagian dari alat mesin pendingin. Kulkas, freezer maupun AC selalu dilengkapi dengan evaporator. Evaporator adalahjaringan atau bentuk pipa yang dikonstruksi sedemikian rupa. Fungsinya sebagai alat penguapan. Pipa evaporator ada yang terbuat dari bahan tembaga, besi, aluminium atau dari kuningan. Namun kebanyakan terbuat dari aluminium dan besi. Kerusakan yang sering dijumpai pada evaporator ialah kebocoran pipanya. Hampir semua kerusakan terjadi karena kebocoran sehingga mesin pendingin tidak mampu mendinginkan ruangan (pada kulkas ialah ruangan pendingin). Adapun cara kerja bagian evaporator ialah menguapkan gas yang masuk dari pipa kondensor. Gas refrigerant dari kompresor masih dalam 9efrigerant yang sangat tinggi, Artinya kalorinya (panasnya) dinaikkan. Setelah itu karena dorongan dari kompresor, ia mengalir masuk ke pipa-pipa kondensor. Dalam pipa kondensor ini, gas mengalami perubahan menjadi dingin. Selanjutnya mengalir terus menuju pipa kapiler. Dari pipa kapiler merambat menuju ke pipa evaporator.

Gambar 3.9 Pipa evaporator berada dalam ruang mesin pendingin/kulkas

Untuk mengetahui bentuk pipa evaporator selanjutnya, perhatikan gambar berikut ini!

Gambar 3.10 Pipa evaporator sebagai penguap Pada kulkas terdapat ruangan yang berbeda-beda suhu udaranya. Biasanya pada ruangan atas adalah yang paling rendah temperaturnya dibandingkan bagian bawah. Hal ini diatur karena pengaruh konstruksi pipa evaporatornya. Pada pipa yang terdapat pengembunan sangat dingin ditempatkan di bagian atas. Jika pada pipa evaporator yang paling dingin mengalami kebocoran, hendaknya diganti dengan yang baru. Bila dilakukan penyoderan, dikhawatirkan akan rusak kembali dan mesin pendingin, tidak bisa bekerja sebagaimana yang kita harapkan. Akan tetapi jika yang bocor itu pada bagian yang jauh dari pipa kapiler dan dianggap bisa dipatri, sebaiknya dipatri saja untuk menghemat biaya. Bagian yang bocor pada pipa evaporator tidak bisa diketahui dengan mudah dan begitu saja. Namun harus menggunakan cara agar dapat memastikan daerah mana yang dinyatakan mengalami kebocoran. Sebab biasanya kebocoran tidaklah berlubang besar sehingga tidak bisa dilihat dengan mata atau diraba dengan tangan. Caranya ialah, lumuri seluruh permukaan pipa evaporator dengan . air sabun. Dari situ anda akan mengetahui bagian yang bocor, yang kemudian harus ditandai. Selanjutnya, jika memungkinkan untuk dipatri, lakukanlah perbaikan dengan cara ini saja. Jika pipa dari alumunium sebaiknya ganti dengan yang baru. Pipa Kapiler Pipa kapiler (capillary tube) adalah suatu pipa pada mesin pendingin yang mempunyai diameter paling kecil jika dibandingkan dengan pipa-pipa lainnya. Jika pada evaporator pipanya mempunyai diameter 5/16 inci, maka untuk pipa kapiler berdiameter

0,026 atau 0,031. Kebanyakan kerusakan yang bisa dijumpai pada pipa kapiler ini ialah bocor dan jika tidak mengalami kebocoran maka kemungkinan lainnya ialah tersumbat. Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan dan mengatur cairan refrigerant (udara refrigerant) yang merayap dari pipa-pipa kondensor. Namun sebelum gas refrigerant merayap ke pipa kapiler, ia harus melalui alat yang disebut dried stainer. Dried stainer ialah saringan gas yang sudah terpasang oleh pabrik mesin pendingin. Fungsi dari dried stainer ialah menyaring dan menyerap debu yang akan masuk ke ruang pipa berikutnya (kapiler dan evaporator). Dried Stainer berupa tabung kecil dengan diameter antara 12-15 mm, sedangkan panjangnya tak kurang dari 14-15 cm. Ada dua macam pipa kapiler yang mempunyai fungsi berbeda dalam mesin pendingin. Yaitu pipa kapiler sebagai pengubah panas (heat exchanger) dan pipa yang satunya berfungsi sebagai penghisap gas dari pipa evaporator. Ketika gas freon atau refrigerant pada pipa capillary heat exchanger masih dalam keadaan bertekanan tinggi, namun ketika masuk dan merayap pada penghisap sudah berubah suhunya menjadi rendah. Dari pipa kapiler penghisap akan merayap tersedot ke motor listrik atau dinamo. Demikianlah putaran gas regrigerant (freon) yang terus menerus di saat mesin hidup dan sebelum otomatis memutus kontak.

Gambar 3.11 Pipa kapiler pada mesin pendingin Kran Ekspansi Kran ekspansi banyak dijumpai pada mesin-mesin pendingin. Fungsinya sebagai pengontrol refrigerant yang merayap dari pipa kesatu pada jenis pipa lainnya. Fungsinya sama dengan pipa-pipa kapiler yaitu menurunkan cairan refrigerant. Ada dua macam kran ekspansi yang banyak dijumpai pada mesin-mesin pendingin, yaitu kran ekspansi otomatis dan kran ekspansi thermostatis.

Discharge Line Dan Suction Line Selain pipa-pipa utama misalnya kondensor, pipa kapiler dan evaporator, ada juga dijumpai pipa-pipa tambahan. Pada mesin pendingin umumnya ada pipa tambahan seperti discharge line dan suction line.

Gambar 3.12 Pipa discharge line dan suction line Pipa discharge line berfungsi sebagai pipa tambahan penyaluran udara (gas refrigerant) keluar dari dalam mesin. Prosesnya ialah udara yang dipompakan atau ditekan oleh kompresor akan merayap masuk ke pipa tambahan discharge line ini, kemudian diteruskan ke pipa kondensor. Pipa ini pun bisa mengalami kebocoran, oleh sebab itu dalam perbaikannya, jangan dilupakan untuk memeriksanya. Sedangkan pipa suction line adalah pipa tambahan yang fungsinya sebagai penyaluran gas refrigerant atau freon ke dalam mesin. Prosesnya ialah gas freon tersebut merayap dari pipa evaporator yang temperaturnya rendah (terjadi kondisi penguapan), kemudian merayap ke bagian accumulator. Dari accumulator diserap oleh pipa kapiler (kapiler penghisap) kemudian merayap terus menuju pipa suction line yang selanjutnya masuk ke katup di kompresor.

3.1.4 Gambar Rangkaian

Gambar 3.13 Rangkaian Sistem pendinginan

Gambar 3.14 Rangkaian Sistem Pendingin Tertutup

Gambar 3.15 Komponen-komponen pada mesin pendingin

3.2 AIR CONDITIONER 3.2.1 Pendahuluan Mesin pengondisian udara merupakan suatu alat yang telah dikenal sejak zaman Romawi yang pada awalnya hanya digunakan untuk menjaga agar makanan tetap dalam keadaan baik dan tahan lama karena pada suhu yang dingin maka pergerakan dari bakteri akan lebih lambat sehingga proses pembusukan pada makanan akan jadi lebih lama. Pada awalnya penduduk dari utara memotos es dari danau-danau yang membatu yang akan dijual di daerah selatan pada saat musim panas, tetapi pada saat di daerah utara mengalami penaikan suhu udara maka mereka berusaha untuk membuat alat agar es itu dapat bertahan dengan membuat kotak (kulkas) dalam bentuk yang sederhana. Pada perkembangannya orang tidak menggunakan mesin pendingin dan untuk pengawetan makanan tetapi untuk memberikan kenyamanan pada manusia karena dapat membuat suhu tubuh yang stabil dan dapat memberikan kerja manusia secara optimal karena kenyamanan keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya. 3.2.2 Prinsip Kerja Ditinjau dari konstruksinya, mesin AC dibagi menjadi dua bagian atau dua sisi. Yakni sisi depan dan sisi belakang. Sisi luar yaitu bagian yang berada di luar ruangan dan sisi dalam ialah bagian yang berada di dalam ruangan. Sisi luar terdiri dari: Daun kipas yang bisa bergerak Tangki penampung air Pipa kapiler dan londensor Filter udara sebagai penyaring kotoran Katup ekspansi Pipa penguapan (pipa evaorator) Daun kipas pendorong (blower) udara segar Dan lain sebagainya

Sisi dalam terdiri dari:

Bahan pendingin merayap dalam pipa-pipa dengan mendapat tekanan kerja kompresor. Gas yang mendapat tekanan kompresor merayap menuju pipa kondensor. Keadaan gas yang berupa uap dari kondensor menuju ke tangki penampung. Gas terus

merayap menuju ke katup ekspansi. Selanjutnya peredaran uap sudah bercampur dengan refrigeran atau freon dalam pipa evaporator. Keadaan dalam evaporator mengalami penguapan karena kondisinya berupa tekanan (temperatur) yang sangat rendah. Dari evaporator disedot oleh katup penghisap pada kompresor yang selanjutnya ditekan dengan katup tekan menuju ke pipa kondensor kembali. Demikian putaran terus menerus selama kompresor yang digerakkan motor bekerja. Perlu diketahui bahwa letak kondensor dan pipa evaporator pada mesin AC keadaannya bertolak belakang.pipa kondensor berada di sisi luar ruangan dan pipa evaporator berada dalam sisi ruangan. Di tengah-tengah antara keduanya ada fan (kipas). Ada dua fan, yang fungsinya berlainan: Kipas luar yang berdaun sebagai kipas kondensor Kipas dalam sebagai blower untuk menekan udara bertemperatur rendah masuk ruangan kamar. Blower menghadap ke pipa evaporator. Kedua kipas tersebut digerakkan oleh satu dinamo.

Gambar 3.16 Prinsip Kerja AC

3.2.3

Langkah Kerja Perawatan Dan Perbaikan AC

Perawatan AC Air conditioning banyak digunakan oleh rumah-rumah batu untuk mendinginkan ruangan seperti dihotel-hotel,kantor-kantor dan ruang kerja lainnya.Agar AC tidak sering mengalami ganngauan maka pemakaian perawatan harus selalu diperhatikan,sebab banyak orang yang memilki AC hanya dalam jangka beberapa bulan saja sehingga harus mengeluarkan uang untuk reparasi.Namun,ada pula orang yang memilki AC sampai bertahun-tahun masih saja tetap berfungsi dengan baik karena dirawat dan digunakan dengan baik.

Adapun cara perawatan /pemakaian yang baik adalah : 1. Sewaktu AC dioperasikan,kadang-kadang terjadi gangguan secara tidak sengaja.jika ini terjadi waktu akan menghidupkan lagi tunggulah beberapa saat(kira-kira 4 menit).Jangan langsung dihidupkan. 2. Sewaktu AC dioperasikan (bekerja),jangan sering dimatikan dan dihidupkan lagi hanya dalam beberapa saatkecuali dalam keadaan terpaksa. 3. Waktu pertama kali mencoba akan menjalankannya periksalah tegangan sumbernya.sebab terkadang ada yang memilki dua macam sumber (220V dan 110V). 4. Usahakan tegangan stabil. 5. Jika ada kelaiana misal kompresor berbunyi,kalau kompresor dihidupkan otomat/zekering putus,AC kurang sempurna tanyakan pada teknisi yang betulbetul mengerti. 6. Untuk menmpatkan mesin pendingin usahakan kondensor mendapatkan udara bebas yang dapat dikipas masuk ruang kamar.Dan usahakan kondensor bersih dari debu dan kotoran yang menmpel. 7. Untuk membersihkan evaporator,jangan menggunakan benda-benda keras/tajam atau zat kimia.Karena ini dapat merusak/melukai pipa(pipa evaporator) dan mengakibatkan bocornya system hingga gas Freon terbuang keluar. 8. Bersihkan bodi bagian luar dengan sabun dan air hangat,dengan lap kain yang lunak.Jangan menggunakan bensin dan alcohol. 9. Untuk keselamatan kerja,waktu pemasangan pertama kali pasanglah kabel grounnya. Untuk perawatan AC dilakukan pemeriksaan berkala secara teratur.Adapun pemeriksaan tersebut,secara umum harus meliputi 1. Sambungan-sambungan kelistrikan. 2. Motor listrik dan alar-alat pengaman. 3. Suara kompresor. 4. Jumlah refrigerant. 5. Kekurangan dari refrigerant. 6. Minyak pelumas. 7. Kebocoran. 8. Keadaan pipa-pipa atau penyangga pipa. 9. Kebersihan kondensor. 10. Kebersihan unit secara umum. 11. Keadaan streng,kekencangan streng(untuk tipe open unit).

12. Overload,relay. 13. Kapasitor (untuk tipe heremetis). 3.2.4 Macam-Macam Kerusakan Pada AC Kerusakan-kerusakan yang terjadi AC yang umum adalah pada: 1. Kelistrikan 2. Sistem Kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada kelistrikan adalah pada: a) Sumber listrik (suplai) b) Hubungan kabel-kabel c) Motor kompresor d) Motor pada kipas e) Thermostat f) Overload (OL) g) Kapasitor h) Relai Kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada sistem adalah pada: a) b) c) d) e) Kompresor Pipa-pipa (kondensor/evaporator) Saringan Kontrol refrigeran Refrigeran-kurang refrigeran - Kelebihan refrigeran - Bocor

3.2.5 Gambar Rangkaian

Gambar 6.30 Rangkaian Listrik AC

BAB IV FLUIDA PENDINGIN 4.1 Pendahuluan Cairan pendingin mempunyai kegunaan yang khusus dalam proses pemesinan.Selain untuk memperpanjang umur pahat, cairan pendingin dalam beberapa kasus, mampu menurunkan gaya dan memperhalus permukaan produk hasil pemesinan. Selain itu, cairan pendingin juga berfungsi sebagai pembersih/pembawa beram (terutama dalam proses gerinda) dan melumasi elemen pembimbing (ways) mesin perkakas serta melindungi benda kerja dan komponen mesin dari korosi. Bagaimana cairan pendingin itu bekerja pada daerah kontak antara beram dengan pahat? Sebenarnya belumlah diketahui secara pasti mekanismenya. Secara umum dapat dikatakan bahwa peran utama cairan pendingin adalah untuk mendinginkan dan melumasi. Pada mekanisme pembentukan beram, beberapa jenis cairan pendingin mampu menurunkan Rasio Penempatan Tebal Beram (h) yang mengakibatkan penurunan gaya potong. Pada daerah kontak antara beram dan bidang pahat terjadi gesekan yang cukup besar, sehingga adanya cairan pendingin dengan gaya lumas tertentu akan mampu menurunkan gaya potong. Pada proses penyayatan, kecepatan potong yang rendah memerlukan cairan pendingin dengan daya lumas tinggi. Sementara pada kecepatan potong tinggi memerlukan cairan pendingin dengan daya pendingin yang besar (high heat absorptivity). Pada beberapa kasus, penambahan unsur tertentu dalam cairan pendingin akan menurunkan gaya potong, karena bisa menyebabkan terjadinya reaksi kimiawi yang berpengaruh dalam bidang geser (share plane) sewaktu beram terbentuk. Beberapa peneliti menganggap bahwa sulfur (S) atau karbon tetraklorida (CCI4) pada daerah kontak (di daerah kontak mikro) dengan temperatur dan tekanan tinggi akan bereaksi dengan besi (benda kerja) membentuk FeS atau FeCI3 pada batas butir sehingga mempermudah proses penggeseran metal menjadi beram. Pada proses gerinda, cairan pendingin mampu membantu pembersihan beram yang menempel di rongga antara serbuk abrasif, sehingga mempermudah kelangsungan proses pembentukan beram. Dengan cairan pendingin temperatur tinggi yang terjadi di lapisan luar benda kerja bisa dikurangi, sehingga tidak merusak struktur metalografi benda kerja. Proses kimiawi diperkirakan juga terjadi dalam proses gerinda, oleh karena itulah cairan pendinginnya ditambahi beberapa unsur. Dari ulasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa cairan pendingin jelas perlu dipilih dengan seksama sesuai dengan jenis pekerjaan. Beberapa jenis cairan pendingin akan diulas pada sub bab pertama berkaitan dengan klasifikasi cairan pendingin dan garis besar

kegunaannya. Pemakaian cairan pendingin dapat dilakukan dengan berbagai cara (disemprotkan, disiramkan, dikucurkan, atau dikabutkan) akan dibahas kemudian dan dilanjutkan dengan pengaruh cairan pendingin pada proses pemesinan. Efektivitas cairan pendingin hanya dapat diketahui dengan melakukan percobaan pemesinan, karena mekanisme proses pembentukan beram begitu kompleks, sehingga tidak cukup hanya dengan menelitinya melalui pengukuran berbagi sifat fisik/kimiawinya. Salah satu cara pemesinan yang relatif sederhana (cepat dan murah) untuk meneliti efektivitas cairan pendingin adalah dengan melakukan pembubutan muka (facing-test). 4.2 Jenis Cairan Pendingin Cairan pendingin yang biasa dipakai dalam proses pemesinan dapat dikategorikan dalam empat jenis utama sebagai berikut. 1. Straight oils (minyak murni). 2. Soluble oils. 3. Semisynthetic fluids (cairan semi sintetis) 4. Synthetic fluids (cairan sintetis). Minyak murni (straight oils) adalah minyak yang tidak dapat diemulsikan dan digunakan pada proses pemesinan dalam bentuk sudah diencerkan. Minyak ini terdiri dari bahan minyak mineral dasar atau minyak bumi, kadang mengandung pelumas yang lain seperti lemak, minyak tumbuhan, dan ester. Selain itu, bisa juga ditambahkan aditif tekanan tinggi seperti Chlorine, Sulphur, dan Phosporus. Minyak murni ini berasal salah satu atau kombinasi dari minyak bumi (naphthenic, paraffinic), minyak binatang, minyak ikan atau minyak nabati. Viskositasnya dapat bermacam-macam dari yang encer sampai yang kental tergantung dari pemakaian. Pencampuran antara minyak bumi dengan minyak hewani atau nabati menaikkan daya pembasahan (wetting action) sehingga memperbaiki daya lumas. Penambahan unsur lain seperti sulfur, klor, atau fosfor (EP additives) menaikkan daya lumas pada temperatur dan tekanan tinggi. Minyak murni menghasilkan pelumasan terbaik, akan tetapi sifat pendinginannya paling jelek di antara cairan pendingin yang lain. Minyak sintetik (synthetic fluids) tidak mengandung minyak bumi atau minyak mineral dan sebagai gantinya dibuat dari campuran organik dan anorganik alkaline bersama-sama dengan bahan penambah (additive) untuk penangkal korosi. Minyak ini biasanya digunakan dalam bentuk sudah diencerkan (biasanya dengan rasio 3 sampai 10%). Minyak sintetik menghasilkan unjuk kerja pendinginan terbaik di antara semua cairan pendingin. Cairan ini merupakan larutan murni (true solutions) atau larutan permukaan aktif (surface active). Pada larutan murni, unsur yang dilarutkan terbesar di antara molekul air dan tegangan permukaan (surface tension) hampir tidak berubah. Larutan murni ini tidak bersifat melumasi dan

biasanya dipakai untuk sifat penyerapan panas yang tinggi dan melindungi terhadap korosi. Sementara itu dengan penambahan unsur lain yang mampu membentuk kumpulan molekul akan mengurangi tegangan permukaan menjadi jenis cairan permukaan aktif sehingga mudah membasahi dan daya lumasnya baik Soluble Oil akan membentuk emulsi ketika dicampur dengan air. Konsentrat mengandung minyak mineral dasar dan pengemulsi untuk menstabilkan emulsi. Minyak ini digunakan dalam bentuk sudah diencerkan (biasanya konsentrasinya = 3 sampai 10%) dan unjuk kerjapelumasan dan penghantaran panasnya bagus. Minyak ini digunakan luas oleh industry pemesinan dan harganya lebih murah di antara cairan pendingin yang lain. Cairan semi sintetik (semi-synthetic fluids) adalah kombinasi antara minyak sintetik (A) dan soluble oil (B) dan memiliki karakteristik ke dua minyak pembentuknya. Harga dan unjuk kerja penghantaran panasnya terletak antara dua buah cairan pembentuknya tersebut. Jenis cairan ini mempunyai karakteristik sebagai berikut. a) Kandungan minyaknya lebih sedikit (10% s.d 45% dari tipe B).

b) Kandungan pengemulsinya (molekul penurun tegangan permukaan) lebih banyak dari tipe A. c) Partikel minyaknya lebih kecil dan lebih tersebar. Dapat berupa jenis dengan minyak yang sangat jenuh (super-fatted) atau jenis EP (Extreme Pressure).

Cara Pemberian Cairan Pendingin pada Proses Pemesinan Cairan pendingin jelas hanya akan berfungsi dengan baik jika cairan ini diarahkan dan dijaga alirannya pada daerah pembentukan beram. Dalam praktek sering ditemui bahwa cairan tersebut tidak sepenuhnya diarahkan langsung pada bidang beram pahat di mana beram terbentuk karena keteledoran operator. Mungkin pula, karena daerah kerja mesin tidak diberi tutup, operator sengaja mengarahkan semprotan cairan tersebut ke lokasi lain sebab takut cairan terpancar ke semua arah akibat perputaran pahat. Pemakaian cairan pendingin yang tidak berkesinambungan akan mengakibatkan bidang aktif pahat akan mengalami beban yang berfluktuasi. Bila pahatnya jenis karbida atau keramik (yang relatif getas) maka pengerutan dan pemuaian yang berulang kali akan menimbulkan retak mikro yang justru menjadikan penyebab kerusakan fatal. Dalam proses gerinda rata bila cairan pendingin dikucurkan di atas permukaan benda kerja maka akan dihembus oleh batu gerinda yang berputar kencang sehingga menjauhi daerah penggerindaan.

Dari ulasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa selain dipilih cairan pendingin harus juga dipakai dengan cara yang benar. Banyak cara yang dipraktikkan untuk mengefektifkan pemakaian cairan pendingin sebagai berikut. 1. Secara manual. Apabila mesin perkakas tidak dilengkapi dengan sistem cairan pendingin, misalnya mesin gurdi atau frais jenis bangku (bench drilling/milling machine) maka cairan pendingin hanya dipakai secara terbatas. Pada umumnya operator memakai kuas untuk memerciki pahat gurdi, tap, atau frais dengan minyak pendingin. Selama hal ini dilakukan secara teratur dan kecepatan potong tak begitu tinggi maka umur pahat bisa sedikit diperlama. Penggunaan alat sederhana penetes oli yang berupa botol dengan selang berdiameter kecil akan lebih baik karena akan menjamin keteraturan penetesan minyak. Penggunaan pelumas padat (gemuk/ vaselin, atau molybdenum-disulfide) yang dioleskan pada lubang-lubang yang akan ditap sehingga dapat menaikkan umur pahat pengulir. 2. Disiramkan ke benda kerja (flood application of fluid). Cara ini memerlukan system pendingin, yang terdiri atas pompa, saluran, nozel, dan tangki. Itu semua telah dimiliki oleh hampir semua mesin perkakas yang standar. Satu atau beberapa nozel dengan selang fleksibel diatur sehingga cairan pendingin disemprotkan pada bidang aktif pemotongan. Keseragaman pendinginan harus diusahakan dan bila perlu dapat dibuat nozel khusus. Pada pemberian cairan pendingin ini seluruh benda kerja di sekitar proses pemotongan disirami dengan cairan pendingin melalui saluran cairan pendingin yang jumlahnya lebih dari satu (Gambar 4.1).

Gambar 4.1 Pemberian cairan pendingin dengan cara menyiramkan pada benda kerja

1. Disemprotkan (jet application of fluid). Penyemprotan dilakukan dengan cara mengalirkan cairan pendingin dengan tekanan tinggi melewati saluran pada pahat. Untuk penggurdian lubang yang dalam ( deep hole drilling; gun-drilling) atau pengefraisan dengan posisi yang sulit dicapai dengan semprotan biasa. Spindel mesin perkakas dirancang khusus karena harus menyalurkan cairan pendingin ke lubang pada pahat. Pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara pahat dan benda kerja yang terpotong). Sistem pendinginan benda kerja dibuat dengan cara menampung cairan pendingin dalam suatu tangki yang dilengkapi dengan pompa yang dilengkapi filter pada pipa penyedotnya. Pipa keluar pompa disalurkan melalui pipa/selang yang berakhir di beberapa selang keluaran yang fleksibel,

Gambar 4.2 Cairan pendingin yang sudah digunakan disaring dengan filter pada meja mesin kemudian dialirkan ke tangki penampung.

2. Dikabutkan (mist application of fluid). Pemberian cairan pendingin dengan cara ini, cairan pendingin dikabutkan dengan menggunakan semprotan udara dan abutnya langsung diarahkan ke daerah pemotongan, (Gambar 11.3). Partikel cairan sintetik, semi sintetik, atau emulsi disemprotkan melalui saluran yang bekerja dengan prinsip seperti semprotan nyamuk. Cairan dalam tabung akan naik melalui pipa berdiameter kecil, karena daya vakum akibat aliran udara di ujung atas

pipa, dan menjadi kabut yang menyemprot keluar. Pemakaian cairan pendingin dengan cara dikabutkan dimaksudkan untuk memanfaatkan daya pendinginan karena penguapan.

Gambar 4.3 Pemberian cairan pendingin dengan cara mengabutkan cairan pendingin

You might also like