You are on page 1of 15

Makna risalah Risalah dapat berarti tugas kerosulan dan ajaran dari Allah SWT atau apa yangdibawakan

oleh rosul dari Allah SWT yang harus disampaikan kepada manusia.Dalam kaidah bahasa, risalah dapat diartikan berita atau pesan, misalnya, risalahMuhammad berarti ajaran yang dibawa nabi Muhammad SAW. Risalah tersebutdapat berupa prinsip hidup, Moral, Ibadah, Aqidah untuk mengatur kehidupanmanusia agar terwujud kebahagiaan didunia akhiratDalam risalah yang dibawakan oleh nabi Muhammad SAW, memuat segala aspek kehiddupan manusia, sebagai penyempurna risalah yna dibawa nabi sebelumnya. Hakikat Nabi sebagai pembawa Risalah Hakikat rasul sebagai pembawa risalah tak lepas dari tugas para rasul yanimenyampaikan. Menyeru untuk beriman kepada Allah dan keesaan-Nya. Imankepada Allah adalah fitrah dalam diri manusia. Maka setiaap manusia mendapatkandirinya dikuasai oleh sesuatu kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatannya, akantetapi manusia berbeda dalam menentukan kekuatan itu, di antaranya ada yangmenafsirkannya sebagai kekuatan alam dan ada yang menafsirkannya sebagaiberhala-berhala yang mereka buat dan yang lain emnafsirkannya selain itu. Makadatanglah nabi-nabi membetulkan kesesatan-kesesatan ini, emmbawa risalah, danmembimbing akal ke arah itikad adanya Allah dan keesaaan-Nya.Andaikata akal manusia bertindak sendirian dalam memahami kebenaran-kebenaran ini, tidaklah tepat sasarannya dan tidak sampai pada tujuannya,khususnya dalam perkataan-perkataan ghaib yang tidak bisa dijangkau oleh akalmanusia dan pengetahuan tanpa wahyu yang di sampaikan Allah pada nabinabi.Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam QS 21:25 yang artinya : Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kamiwahyukan kepadanya. Bahwasanya tidak ada Tuhan Melainkan Allah (Aku), makasembahlah olehmu sekalian akan Aku Risalah yang dibawa rasulullah bukanlah sesuatu yang baru. Dasar aqidahyang disampaikan oleh rasulullah adalah juga aqidah yang disampaikan oleh nabi -nabi sebelumnya. Ajaran yang disampaikan rasulullah dapat dilihat sebagai hikmahIlahiah untuk melakukan pemurnian terhadap tauhid yang dari penyelewengan yangtelah dilakukan oleh umat sebelumnya. Rasulullah memperkuat kembali keyakinanterhadap keesaan Allah (zat, sifat, afal) yang telah tenggelam akibatketerkungkungan akal manusia terhadap keduniaan karena dunia menjadi tujuanakhir kehidupan. Atas dasar itu, manusia dikendalikan oleh hawa nafsu yangberakibat kehidupan mereka mengalami kesengsaraan. Keadilan sosial menjadi nilaikebaikan utama dalam ajaran Islam oleh karena itu Islam dapat berkembang dengandemikian cepat karena salah satu alasannya Islam telah tampil sebagai kekuatanpembebas yang membebaskan umat manusia ketika itu dari perilaku ketidakadilan. Risalah yang dibawa Nabi Muhammad saw. mempunyai ciri-ciri yang khususdibandingkan dengan para rasul sebelumnya. Ciri-ciri khusus itu adalah : Ajaran Nabi Muhammad adalah penggabungan ajaran rasul -rasul sebelumnya.Sehingga ajaran Nabi saw. adalah ajaran yang mensejarah dan berkaitan dengankebenaran iman dan kebenaran syariat para nabi terdahulu. Ajaran Muhammad bersifat universal. Allah mengutus Rasulullah saw. untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Risalah Nabi saw. cocok untuk semua

kelompok manusia dan semua zaman. Hal ini dimungkinkan karena ajaran Islam karena Islammemenuhi kebutuhan realitas kehidupan. Di dalam Al-Quran ada dialog antarawahyu dengan umat manusia, antara Rasulullah saw. dengan Allah, antaraRasulullah saw. dengan kaumnya. Ajaran Islam mementingkan yang mudah bagi manusia, menghilangkan yang sulit.Yang dimaksud dengan yang mudah bukan memudah-mudahkan. Melainkankemudahan yang sesuai dengan fitrah manusia, yang sesuai dengan realisasi yangmaruf dan upaya untuk meninggalkan yan g munkar.Ciri-ciri ini dimiliki oleh Nabi Muhammad saw. dan tidak dimiliki oleh para rasulsebelumnya. Rasulullah SAW tampil sebagai pembawa risalah Islam yang mencakupihuda (petunjuk) dan dienul haq (agama yang benar). Selain itu hadirnya Rasulullahsaw. di tengah umat akhir zaman adalah sebagai saksi, pembawa berita gembira danperingatan, menyeru ke jalan Allah, dan sebagai pelita yang menerangi. Nabi Muhammad saw, diturunkan ke bumi dengan beberapa tujuan, yangantara lain: K hatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, diantara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula)yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawasuatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; Maka apabila telah datang perintahAllah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orangyang berpegang kepada yang batil. (Al-Mumin: 78)Sebagai penutup para nabi, maka risalah yang dibawa Nabi Muhamamd saw.menjadi penghapus risalah para rasul sebelumnya. Hal ini pernah ditegaskan olehNabi Muhammad saw. saat Umar bin Khattab membaca Taurat. Beliau berkatakepada Umar bahwa jika Nabi Musa a.s. ada di antara mereka, pasti Nabi Musa akanmengikuti risalah yang dibawa Nabi Muhammad saw. Mushaddiqul Anbiya (Membenarkan Para Nabi). Risalah yang dibawa Nabi Muhammad saw. melengkapi risalah yang dibawa para rasul sebelumnya dan sekaligus memansukhkan risalah sebelumnya. RisalahNabi Muhammad saw. sesuai dan dapat digunakan oleh semua manusia dan dapatdiamalkan hingga hari kiamat. Nabi Isa a.s. sebagai nabi setelah Nabi Musa, membenarkan kenabian NabiMusa. Bahkan, Nabi Isa a.s. mengabarkan kepada umatnya akan datang seorangrasul setelahnya yang bernama Ahmad (Nabi Muhammad saw.)Meski kedatangan Nabi Muhammad saw. sudah dikabarkan oleh para nabidan rasul sebelumnya, tetap saja ada usaha untuk mendustakannya. Banyak tantangan dan usaha yang dicoba untuk menghapuskan agama Allah, namundemikian Allah swt. senantiasa menjaga dan memeliharanya dari serangan kaumkafir. Di antaranya dengan memenangkan Islam atas agama lainnya atau denganmenurunkan para Rasul dan Nabi untuk kembali meluruskan penyimpangan dankejahiliyahan umat. Nabi Muhammad saw. sebagai nabi akhir melengkapi risalahnabi-nabi sebelumnya dan dijadikan sebagai rujukan utama bagi umat Islam

Mukammilur Risalah (Penyempurna Risalah)

Selain membenarkan para rasul dan nabi sebelumnya yang membawa risalahIslam, kehadiran Nabi Muhammad saw. juga diperuntukkan guna menyempurnakanrisalah sebelumnya. Risalah sebelumnya cenderung diperuntukkan bagi suatu kaum tertentu saja dan untuk saat tertentu. Berbeda dengan Nabi Muhammad saw. yangdiutus untuk semua manusia dan berlaku hingga kiamat Rahmatan Lil Alamin (Rahmat Bagi Alam Semesta) Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagisemesta alam. (AlAnbiya: 107)Kehadiran Nabi Muhammad saw. di muka bumi ini adalah sebagai rahmatbagi seluruh alam yang tidak saja manusia, tetapi juga alam, hewan, pohon, dansebagainya. Manusia, dengan kehadiran Nabi Muhammad, mendapatkan rahmatdan kebaikan. Begitu juga manusia kafir dan jahiliyah, mendapatkan rahmat darikedatangan Islam. Dengan demikian Islam dan Nabi Muhammad tidak hanya untuk umat Islam, tetapi kebaikannya juga dirasakan oleh manusia lainnya. Islam adalahmembawa agama fitrah yang sesuai dengan penciptaan manusia. Jadi, ketika Islamdisampaikan, akan dirasakan sesuai oleh manusia. Alam, hewan, dan tumbuhan pun dilindungi dan dipelihara dengan kedatangan Islam. Umat Islam sebagai khalifah dimuka bumi melaksanakan pemeliharaan dan penjagaan alam. Dengan demikiankestabilan terwujud, dan alam serta isinya menjadi damai. Risalatul Islam Risalah Nabi Muhammad saw. adalah risalah Islam, yang dibawanya adalahsesuatu yang benar. Hal ini tercermin dari akhlak, kepribadian, dan sifat-sifat Nabiyang mulia. Inti dari risalah Nabi Muhammad saw. adalah huda (petunjuk) dandienul haq (agama yang benar). Risalah membawa huda karena Islam itu sendirisebagai panduan bagi manusia.Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak (benar) dan agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allahsebagai saksi. (Al-Fath: 28 Ad-Dakwah Rasul menggunakan Islam sebagai petunjuk dan juga Allah menangkan Islamsebagai dienul haq atas agama-agama lainnya. Usaha ini tidak akan tercapai apabilatidak dilaksanakan dakwah. Rasul dalam menjalankan dakwahnya mempunyaiperanan sebagai saksi atas umatnya, memberi penyampaian nilai-nilai Islam yangbersifat kabar gembira ataupun kabar peringatan. Allah swt. sekali lagi menegaskan bahwa Rasul berdakwah dengan menyeru manusia agar kembali kepada Allah dankemudian Rasul sebagai pelita yang menerangi. Peranan Nabi yang digambarkan didalam surat Al-Ahzab ayat 45-46 adalah sebagai dai. Nabi berdakwah denganmengajak manusia dan bersifat sebagai pelita yang senantiasa dijadikan rujukan bagimanusia.Nabi Muhammad saw. telah berhasil menegakkan Islam dengan dakwahnyaselama 23 tahun. Kini risalah yang diajarkannya telah menyingkirkan kegelapanjahiliyah yang membelenggu dunia, dan menempatkan kita ke dalam cahaya hidayahyang terang benderang. Dengan begitu kita tahu mana jalan yang menyesatkan danmana jalan yang benar menuju pintu keridhaan Allah swt K ewajiban umat terhadap rosul Beriman kepada Rasulullah saw. merupakan salah satu konsekuensi daripemahaman bersyahadah: wa asyhadu ana muhammada ar-rasulallah

, akubersaksi bahwa Muhammad adalah rasul Allah. Dan, kesaksian kita itu akan jujurdan istiqamah jika diwujudkan menjadi sikap.Ada empat sikap yang memberi tanda bahwa syahadat kita tentang Rasulullah saw.itu jujur dan istiqamah. Keempat sikap itu adalah: 1 . Membenarkan dan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah saw. Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, merekaitulah orangorang yang bertakwa. (Az-Zumar: 33)Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. dan tiadalah yangdiucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itutiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (An-Najm: 2-4)2. Taatkepada Rasulullah saw 2. Taat kepada Rasulullah saw. Katakanlah: Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, makasesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir. (Ali Imran: 32)Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telahberiman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkansebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telahdiperintah mengingkari thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka(dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (An-Nisa: 59-60) 3. Menjauhi apapun yang dilarang dan tidak disukai Rasulullah saw. Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari hartabenda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul,kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalamperjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yangdilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (Al-Hasyr: 7) 4. Tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang disyariatkanoleh Rasulullah saw. Sabda Nabi: Tidak beriman di antara kamu sehingga hawanafsunya tunduk kepada apa yang kubawa (HR Tirmidzi) Adapun di antara kewajiban kepada Rasulullah saw. adalah sebagai berikut: 1 . Beriman kepada Rasulullah saw. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nyadan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allahturunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itutelah sesat sejauh-jauhnya. (An-Nisa: 136)Katakanlah: Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua,yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yangberhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, makaberimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang berimankepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia,supaya kamu mendapat petunjuk. (Al-Araf: 158) Allah menegaskan perintah keimanan kepada Rasulullah saw. lewat dua ayatdi atas. Perintah-perintah dalam Al-Quran secara umum berarti suatu kewajiban.Mustahil kita dapat mengikuti Rasulullah saw. jika tidak diawali dengan berimankepadanya terlebih dahulu 1 . Beriman kepada Rasulullah saw.

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nyadan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allahturunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itutelah sesat sejauh-jauhnya. (An-Nisa: 136)Katakanlah: Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua,yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yangberhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, makaberimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang berimankepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia,supaya kamu mendapat petunjuk. (Al-Araf: 158) Allah menegaskan perintah keimanan kepada Rasulullah saw. lewat dua ayatdi atas. Perintah-perintah dalam Al-Quran secara umum berarti suatu kewajiban.Mustahil kita dapat mengikuti Rasulullah saw. jika tidak diawali dengan berimankepadanya terlebih dahulu. 2. K etaatan kepada Rasulullah saw. Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Danbarangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (An-Nisa: 80)Ketaatan kepada Nabi akan membawa kepada sikap mau mengikuti beliau (ittiba).Tidak ada ketaatan yang mutlak, kecuali dilakukan kepada manusia yang membawakebenaran dari Allah swt. Ketaatan kepada Rasulullah saw. pada hakikatnyamerupakan ketaatan kepada Allah. Manusia wajib taat kepada Allah, kemudian Allahmenegaskan bahwa ketaatan kepada Rasul adalah sebagian dari ketaatan kepada-Nya. Maka, ketaatan kepada Rasul wajib juga untuk umat Islam dan memiliki maknayang mendalam. 3. Mengikuti Rasulullah saw Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allahmengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi MahaPenyayang. (Ali Imran: 31 Yang kita lakukan dalam konteks beribadah, bermuamalah dan berakidah harusmengikuti Rasulullah saw., sebagaimana telah dicontohkan oleh beliau. Para ulamamembuat sebuah kaidah: hal-hal yang berkaitan dengan masalah ibadah dan akidahhukum dasarnya tidak boleh, kecuali apa yang dicontohkan Rasulullah saw. dan adadalil yang mengatakan boleh. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan muamalah(hubungan sesama umat manusia) hukum dasarnya adalah boleh, kecuali bila adadalil yang mengatakan tidak boleh. Ittiba ini merupakan bagian dari rasa cinta kitakepada Rasulullah saw. Mencintai Allah tak akan mungkin terjadi kecuali kitasungguh-sungguh mencintai Rasulullah saw 4. Bersholawat kepada Rasulullah saw. Bila nama beliau disebut, kita wajib menyampaikan shalawat untuknya. Hal ini salahsatu syarat turunnya syafaat di hari kiamat kelak. 5. Memahami bahwa Rasulullah saw. adalah Nabi penutup Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu,tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah MahaMengetahui segala sesuatu. (AlAhzab: 40)Nabi Muhammad adalah nabi terakhir, penutup para nabi. Tidak ada lagi nabi, rasul,dan wahyu setelahnya. Umat Islam tidak perlu terjebak akan adanya klaim darimanusia yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang nabi. Jikapun ada, bisadipastikan bahwa hal itu palsu. Tidak perlu diikuti bahkan harus diingkari. Akidahtentang khatmun nubuwwah

(Muhammad nabi terakhir) akan membebaskan kitadari masalah teologis. Kita tidak perlu lagi mencari ajaran-ajaran kewahyuan di luarajaran Nabi saw 6. Membela Rasulullah saw. Sikap cinta perlu dibuktikan dengan pembelaan kepada Rasulullah saw. Khususnyadari pihak yang ingin mendiskreditkan, memfitnah Rasulullah saw. Pembelaankepada beliau berarti juga pembelaan kepada kebenaran dan keberlangsunganajaran Islam. Allah selalu membela Nabi, dengan menurunkan mukzijat,memberikan kemampuan berdebat, bahkan dengan menurunkan para malaikatkepada beliau.Beberapa kewajiban kita kepada Rasulullah saw. dilakukan karena dalam diri beliauterdapat panutan (suri teladan) yang baik dengan pengharapan pertemuan denganAllah dan keselamatan dari azab api neraka (Al-Ahzab: 21). Rasulullah saw. adalahtokoh yang layak diteladani berkaitan dengan masalah moralitas, ibadah, dakwah,pendidikan, sosial, politik, perjuangan ekonomi, rumah tangga, bahka n peperangan.Melaksanakan kewajiban kepada Rasulullah saw. akan sempurna jika kitamemahami karakteristik risalah yang dibawa beliau.Karakteristik risalah beliau di antaranya adalah:

Blogs Telah disebutkan oleh Rasulullah bahwa: Berhati-hatilah dari hal yang baru, karena setiap yang baru itu bidah dan setiap kebidahan itu sesat."(HR. Tirmidji dan Ibnu Majah).

Barangsiapa yang membuat-buat dalam perkaraku(agamaku) ini, sesuatu yang bukan darinya maka dia tertolak.(HR. Bukhari Muslim).

Barangsiapa yang beramal satu amalan yang tidak ada perintahku padanya, maka dia tertolak.(HR. Muslim). Bidah adalah setiap hal yang tidak mempunyai dasar dalam agama yang dilakukan dalam rangka beribadah kepada Allah , seperti: 1. Upacara maulid Nabi, isra miraj, malam nisfu syaban dan sebagainya. 2. Berdzikir dengan tarian, tepuk tangan dan pukulan terbang begitu juga meninggikan suara dan mengganti nama-nama Allah seperti dengan ah, ih, aah, hua, hia.

3. Mengadakan acara selamatan dan mengundang para kyai untuk membaca Al-Quran setelah wafatnya seseorang dan lain sebagainya. Hal ini merupakan kebidahan dalam hal agama yang ditolak oleh Islam dan hukumnya sesat. Adapun bidah duniawi ada dua macam yaitu bidah negatif seperti bioskop, TV, video dan sejenisnya yang dapat merusak akhlak dan membahayakan masyarakat karena film-film yang ditampilkan tidak sesuai dengan syariat Islam sehingga berbahaya terhadap akidah dan akhlak kita. Sedangkan yang positif diantaranya adalah kapal terbang, mobil, telepon dan yang lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat dan mempermudah urusannya. Rasulullah sebagai pembawa risalah kebenaran dan sebaik-baik teladan umat telah melaksanakan tugasnya dengan amat sempurna. Tiada satupun dari perkara agama yang luput beliau sampaikan, hingga Allah berfirman ketika haji wada yang menjelaskan bahwa tugas kerasulan beliau telah selesai, yaitu: Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu, kucukupkan nikmatku atasmu serta kuridhoi Islam sebagai agamamu.(QS. Al-Maidah: 3). Imam Malik rahimahullah berkata, Siapapun yang membuat bidah dalam Islam dan menganggapnya hasanah(baik), maka sungguh ia telah menyangka bahwa Nabi Muhammad telah mengkhianati misi kerasulan, berdasarkan firman Allah taala diatas, maka yang tidak dijadikan-Nya agama pada saat itu begitupun pada saat ini.(Al-Itishom I/64). Asy-Syaukani berkata, Maka jika Allah telah menyempurnakan agama-Nya sebelum mewafatkan Nabi-Nya, disebut apalagi pendapat orang setelah Allah menyempurnaknnya?!? Jika mereka berkeyakinan itu termasuk dalam perkara agama, berarti belumlah sempurna kecuali denagn disertakannya pendapat mereka dan itu adalah penolakan terhadap Al-Quran. Adapun jika mereka tidak berkeyakinan bahwa itu bukan termasuk agama, lalu untuk apa menyibukkan diri dengan sesuatu yang bukan agama???

Ini merupakan pukulan telak serta dalil yang agung tak mungkin terelakkan, dari itu jadikanlah ayat yang mulia ini sebagai senjata pertama untuk melumpuhkan para ahli bidah. Asy-Syaukani kembali berkata, Hadist-hadist di awal pembahasan ini termasuk kaidah-kaidah dasar agama yang mencakup berbagai hukum secara tak terbatas, betapa sangat tepat dan lantangnya dalil, ini dalam mematahkan pendapat di antara ahli fiqih yang membagi bidah ke dalam berbagai kategori dan menjadikan indikasi ketertolakan bidah pada sebagiannya tanpa menyertakan dalil yang mengkhususkan baik aqli maupun naqli.(Nailul author 2/69). Sabda Rasulullah yang berbunyi, Setiap kebidahan adalah sesat telah dijelaskan oleh para ulama dengan sangat gamblang, diantaranya yaitu:

1. Ibnu Rajab berkata, Kalimat ini simple dan sederhana namun memiliki cakupan makna yang luas tanpa kecuali serta merupakan kaidah dasar yang agung di antara sekian kaidah-kaidah agama.(Jamiul Ulum 28). 2. Ibnu Hajar berkata, Sabda beliau tersebut adalah kaidah agama yang global baik secara tersurat (manthuq) maupun secar tersirat (mafhum)nya. Secara aplikatif dapat dikatakan sebagai berikut, Hukum hal ini adalh bidah dan setiap kebidahan adalah kesesatan. Maka tidak termasuk dalam syariah karena semua syariah adalah petunjuk, sehingga jika kedua premis tersebut benar maka benarlah hasilnya.(Fathul Baary 13/254). 3. Syaikh Al-Utsaimin berkata, Sabda beliau di atas berindikasi global, umum serta menyeluruh, diperkuat pula dengan indikator keumuman kata yang terkuat yaitu Kullu(setiap). Beliau melanjutkan, Dengan demikian yang disebut sebagai bidah hasanah terbantah dengan hujjah ini, tidak ada lagi jalan yang dapat dilalui oleh orang-orang yang berkeinginan untuk menjadikan bidah-bidahnya sebagai bidah hasana. Inilah pedang kita untuk membantah mereka, karena hujjah ini dibuat dalam ruang produksi kenabian dan kerasulan, bukan dalam pabrik kerancuan dan kekacauan. Ia didesign oleh Baginda Rasulullah dengan amat sempurna dan layak guna di setiap zaman. Mungkinkah orang yang bersenjatakan pedang semacam ini mampu dilawan dengan orang-orang yang hanya bersenjatakan bidah lalu mengklaimnya sebagai bidah hasanah??? Sementara di sisi lain kita mendapati bahwa amat sangat jelas Rasulullah bersabda,Setiap bidah adalah sesat. Subhat dan Bantahannya Telah kita ketahui bersama bahwa Rasulullah dengan tegas menyatakan bahwa, Semua bidah adalah sesat. Akan tetapi diantara para pelaku bidah dengan berbagai cara telah melontarkan subhat-subhat untuk mendukung kebidahan mereka. Diantara beberapa subhat tersebut bisa anda baca pada uraian berikut. Semoga kita bisa mengambil manfaatnya. Wallahu waliyut taufiq. Subhat pertama Pemahaman mereka terhadap hadits, Barang siapa yang memberi contoh yang baik di dalam Islam, maka dia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang melakukannya setelah itu tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barang siapa memberi contoh yang buruk dalam Islam maka dia akan mendapatkan beban dosanya serta dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi beban mereka sedikitpun.(HR. Muslim no: 1017). Bantahan:

Bahwa mana barang siapa dalam hadits tersebut adalah barang siapa yang memberi contoh aplikatif bukan inovatif. Maka yang dimaksud dengan hadits tersebut adalah mengamalkan sesuatu yang telah ada dalam sunnah nabawiyah(bukan yang diada-adakan).

Yang menyatakan ,Barang siapa yang memberi contoh yang baik dalam Islam adalah yang menyatakan, Setiap bidah adalah sesat.Dan mustahil beliau mengatakan sesuatau yang mendustakan pernyataannya sendiri sehingga informasi Islam ini berbenturan.(Al-Ibda Ibnu Utsaimin hal:19).

Belum pernah ada keterangan dari seorangpun diantara salafus sholeh bahwa beliau menafsirkan sunnah hasanah dengan bidah yang mereka ada-adakan dalam masalah agama semau mereka. Subhat ke 2 :

Pemahaman mereka terhadap ucapan Umar Bin Al-Khattab yang mengatakan, Sebaik-baik bidah adalah ini.(HR. Bukhari no 2010).

Bantahan:

Seandainya kita terima apa yang mereka dakwahkan bahwa ini merupakan indikasi adanya bidah hasanah(meskipun bukan begitu adanya), maka sudah jelas bahwa perkataan Rasulullah tidak mungkin dibatalkan oleh perkataan siapapun diantara manusia, Abu Bakar sekalipun yang merupakan orang termulia diantara umat ini setelah Rasulullah , atau Umar sebagai yang kedua dan lain-lainnya. Imam Ahmad Bin Hambali berkata, Barang siapa yang menolak hadits Nabi, maka sesungguhnya dia berada di tepi jurang kehancuran.(Thabaqal Al-Hanabilah 2/15 dan AlIbanah 1/260).

Bahwa beliau mengatakan hal itu pada saat menyatukan orang dalam sholat tarawih, sementara sholat tarawih bukanlah bidah melainkan sejatinya sunnah berdasarkan hadits yang disampaikan oleh Aisyah Bahwa Rasulullah pada suatu malam sholat di dalam masjid, maka dimakmumi oleh orang-orang begitupula pada malam berikutnya bahkan bertambah banyak. Lalu tatkala mereka

telah berkumpul pada malam ketiga atau keempat beliau tidak keluar, seusai sholat shubuh beliau berkata: Aku tahu apa yang kalian lakukan dan tidak ada alasan yang menghalangiku melainkan kekhawatiranku akan diwajibkannya(sholat malam ini) atas kalian.Dan ini terjadi di bulan Ramadhan.(HR. Bukhary no 1129). Dari sini jelas sebab ditinggalkannya berjamaah dalam syariah sholat tarawih. Maka tatkala sebab tersebut telah tiada Umarpun menghidupkannya kembali. Jadi apa yang dilakukannya memiliki dasar dari perbuatan Rasulullah .

Jika yang telah beliau lakukan itu bukan bidah, lalu apakah mana bidah yang beliau maksudkan? Maksud beliau tentang bidah tersebut adalah secara bahasa bukan dalam konteks syariy. Bidah secara bahasa berarti sesuatu yang dilakukan tanpa didahului contoh sebelumnya, maka tatkala itu tidak dilakukan di zaman Abu Bakar dan tidak pula di awal zaman Umar, jadilah dia bidah dalam pengertian bahasa karena tidak dicontohkan sebelumnya. Adapun dalam konteks syariy maka tidak termasuk bidah karena ada contoh dari Rasulullah. Subhat ke 3 : Pemahaman mereka terhadap atsar, Apapun yang dianggap baik oleh kaum muslimin, maka hal itu baik menurut Allah .(Musnad Ahmad 1/39).

Bantahan:

Periwayatan atsar tersebut hanya sampai pada Abdullah Ibnu Masud dan tidak sampai pada Rasulullah . Ibnul Qoyyim berkata, Atsar ini bukan perkataan Rasulullah dan tak seorangpun menisbatkannya kepada beliau kecuali ia tidak mengerti tentang hadits. Ini hanyalah dari Ibnu Masud.(Al-Furuusiyyah, Ibnul Qoyyim hal:167). Komentar Az-Zailaiy: Gharib secara marfu dan tidak aku dapatkan kecuali terhenti pada Ibnu Masud.(Nashburrayah 4/133).

Fungsi alif lam dalam kata almuslimun(pada atsar di atas) adalah untuk menyatakan sesuatu yang telah diketahui yaitu para shahabah sebagaimana yang ditunjukkan oleh alur kalimat dalam atsar tersebut dimana dikatakan di situ, Sesungguhnya Allah melihat hati-hati para hambaNya, maka Allah dapatkan hati Muhammad sebaik-baiknya lalu Allah pilih beliau untuk diri-Nya dan mengutusnya untuk mengemban misi-Nya, di mana hati para shahabah adalah yang terbaik lalu Allah jadikan mereka para pendukungnya. Mereka berperang demi membela agamanya, maka apapun yang dianggap baik para muslimun tersebut baik pulalah dalam pandangan Allah. Sebaliknya apapun yang dianggap buruk oleh mereka, maka buruk pulalah dalam pandangan Allah .

Bagaimana mungkin berdalih untuk menganggap baiknya sebuah bidah dengan perkataan seorang shahabah yang merupakan orang yang paling keras dalam melarang dan mengecam bidah. Bukankah telah kita baca bersama beliau mengatakan:Ikutilah dan jangan membuat bidah, karena sesungguhnya kalian telah dicukupkan dan setiap bidah adalah kesesatan. Dan banyak lagi ucapan-ucapan beliau yang lain dalam hal ini. Subhat ke 4 : Perkataan Imam Syafiiy (semoga Allah merahmatinya), Bidah itu ada dua macam, bidah terpuji dan bidah tercela.(Hilyatul aulia 9/113). Yang diada-adakan dalam agama itu ada dua macam, yang diada-adakan menyelisihi Al-Quran atau sunnah, atsar atau ijma maka itulah bidah kesesatan. Sementara yang diadakan dari kebaikan yang tidak bertentangan dengan itu semua, maka itu adalah muhdash yang tidak tercela.(Manaaqib Asy-Syafiiy, Albaihaqy 1/469 dan Al-Baaits Abii Syaamah hal 94).

Bantahan:

Perkataan Rasulullah merupakan hujjah atas siapapun, tidak boleh dikalahkan dengan perkataan siapapun. Tidak berlaku sebaliknya.

Bila kita cermati perkataan beliau, tidak ragu lagi bahwa yang beliau maksudkan dengan bidah terpuji adalah bidah secara bahasa, sebab semua bidah dalam syariah yang menyelisihi AlKitab dan As-Sunnah, sedangkan beliau mendefinisikan bidah terpuji dengan batasan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan al-Kitab dan As-Sunnah dan setiap bidah dalam syariah pasti menyelisihi firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 3.

Beliau(Imam Syafiiy) terkenal dengan antusiasmenya yang tinggi dalam mengikuti jejak Rasulullah serta sangat murka terhadap orang yang menolak hadits Rasulullah . Beliau berkata, Jika telah kau dapatkan dalam kitabku sesuatu yang menyelisihi sunnah Rasulullah , maka ambillah sunnah itu dan tinggalkan fatwaku.(Siyar 10/43). Subhat ke 5 :

Pernyataan Al Izz Ibnu Abdissalam: Bahwa bidah terbagi kedalam kategori wajib, haram, sunnah dan mubah. Dan cara mengetahuinya adalah dengan menimbang bidah tersebut di atas kaidah-kaidah syariyyah. Jika masuk dalam kaidah yang menghasilkan hukum wajib, maka keberadaan bidah tersebut menjadi wajib begitupula jika haram.(Qowaidul Ahkam 2/173).

Bantahan:

Tidak boleh membantah hadits Rasulullah dengan perkataan siapapun.

Asy-Syathibi berkata: Pembagian ini adalah rekayasa tak berdalilkan syariy dan kontradiktif dengan sendirinya. Karena hakekat bidah adalah kehampaannya dari dalil syariy baik secara nash maupun kaidah-kaidah yang terintisarikan daripadanya karena seandainya ada dalil syariy atas pembagian itu niscaya tidak ada istilah bidah dan berarti pula merupakan usaha korelasi antara dua hal yang selalu kontradiktif (Jamun baina mutanafiyaini).(Al-Itishom 1/246).

Bahwa bidah yang dimaksud beliau adalah bidah secara bahasa, bukan syariy berdasarkan contoh-contoh yang beliau berikan dalam hal itu.

AlIzz adalah sosok ulama yang terkenal dengan sikap penyerangan serta pelarangannya yang keras terhadap bidah. Bahkan beliau sendiri yang melarang orang melakukan hal-hal yang mereka namakan dengan bidah hasanah.. Dari uraian di atas dapat kita ambil suatu hikmah yang besar yaitu bahwasanya perkataan Rasulullah tidak terbantahkan dengan hujjah-hujjah dari para pembela bidah bahkan oleh perkataan shabat beliau sendiri karena semua apa yang beliau katakan tidak berdasarkan nafsu melainkan karena bimbingan Allah azza wajalla yaitu wahyu. Sehingga bagaimana mungkin sesuatu yang sesuai dengan sunnah dikatakan sebagai bidah??? Pencampuradukan antara mana bahasa dengan mana terminologi syariy telah membuat ahli bidah tersesat dari rahmat Allah padahal rahmat-Nya amatlah luas kepada orang-orang yang dapat membedakan antara keduanya karena taufiq dari Allah . Semoga kita termasuk di dalam golongan ini. Allah mustaan.

Blogs2 NABI MUHAMMAD SAW PEMBAWA RISALAH , . . , , , . Jamaah Jumat Rahimakumullah, Sebagaimana lazimnya, seorang khatib pada kesempatan yang baik ini senatiasa menghimbau dan mengajak kepada para jamaah Jumat yang berbahagia agara selalu : 1. Mari meningkatkan sikap taqwa terhadap Allah SWT dengan cara menaati dan mematuhi segala perintah dan menjauhi segala larangan Nya. 2. Mari meningkatkan puji dan syukur atas nikmat iman dan Islam, karena dengan kedua nikmat inilah ditemukan jalan kehidupan yang baik, selamat dan sejahtera baik di dunia maupun akhirat. Dan tak lupa shalawat berangkai salam kita hadiahkan keharibaan junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, semoga dengan memperbanyak shalat kepada beliau kita akan mendapat syafaatnya di akhirat kelak. Selanjutnya, pada kesempatan ini perkenankanlah pada khutbah Jumat ini khatib ingin mencoba menyampaikan sebuah judul Nabi Muhammad SAW Pembawa Risalah. Dengn judul sederhana ini semoga mudah diserap serta dapat menambah wawasan, pengertian dan pemahaman bagi para jamaah Jumat sekalian. Sidang Jumat Rahimakumullah, Sebagai nabi terakhir (Khatamul Anbiyaa) Nabi Muhammad SAW siap menerima tugas berat tapi mulia berupa risalah dari Allah SWT untuk disampaikannya kepada umat manusia. Dengan kata lain, sebagai dai pembawa misi, sebagaimana firman Allah SWT adalah surat Al Ahzab ayat 45 46, yang berbunyi : . . Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah degan izin Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. Firman Nya lagi dalam surat Al Maidah ayat 67 yang berbunyi : . Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan ( apa yang diperintahkan ) itu berarti kamu tidak menyampaikan amanah Nya. Dengan modal sifat sifat terpuji yang telah Nabi Muhammad SAW miliki seperti shiddiq, fathanah, beliau mampu menjadi seorang dai atau mubaligh yang baik dan patut dicontoh dalam mengikuti jejak beliau sebagai umatnya. Sehubungan hal tersebut Allah berfirman dalam surat Al Ahzab ayat 21 :

. Sesungguhnya telah ada pads diri rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan ( kedatangan ) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Jamaah Jumat yang Berbahagia, Adapun keberhasilan Rasulullah SAW dalam menyampaikan misinya terhadap umat tiada lain dikarenakan adanya beberapa faktor penunjang antara lain : 1. Faktor Kebenaran Risalah Risalah kenabian yang datang dari Allah SWT jelas tak bisa diragukan lagi akan kebenarannya. Risalah tersebut mampu menguak dan mengusir kebathilan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al quran surat Al _ Isra ayat 81 : Apabila telah datang kebenaran ( hak ), sirnalah kebathilan. Sesungguhnya bathil itu pasti sirna. 2. Faktor Etika ( Akhlak ) Sikap dan perilaku Nabi Muhammad SAW yang sangat terpuji, merupakan modal utama dalam menegakkan hubungan kerjasama, dan pergaulan di tengah tengah masyarakat. Nabi SAW pernah mendapatkan suatu piagam penghargaan dari kaum Quraisy sebelum beliau menjadi Nabi berupa gelar Al Amin yang artinya dapat dipercaya. Allah pun telah menjelaskan tentang akhlak rasulullah dalam surat Al Qalam ayat 4 : . Dan sesungguhnya engkau benar benar berbudi pekerti agung. Faktor Kepemimpinan Faktor kepemimpinan tak perlu diragukan lagi. Siapa pun mengakuinya, baik lawan maupun kawan. Dengan waktu relatif singkat beliau mampu mengajak umat untuk mengikuti ajarannya demi keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup masa kini maupun masa mendatang. Faktor Taktik dan Strategi Dikarenakan situasi dan kondisi Nabi SAW terpakss melakukan hijrah dari kota Mekah ke Madinah. Langkah ini sebagai taktik dan strategi perjuangan yang harus ditempuh dan ternyata langkah ini mampu memberikan kontribusi kemenangan yang paling gemilang berupa Fathul Makkah. Faktor Metode ( Cara ) Dengan metode pendekatan yang ditunjang dengan hati keras, kepala dingin, beliau mampu menundukkan musuh musuhnya. Dalam menyampaikan misinya pernah disambut dengan ejekan dan lemparan batu, namun beliau tetap berhati sejuk, pemaaf dan toleran. Bahkan kaum yang berbuat mencederainya itu sempat di doakan : Ya Allah, berilah mereka petunjuk, sesungguhnya mereka itu belum mengerti. Faktor Illahi ( Ketuhanan ) Disamping faktor faktor tersebut diatas, ada satu faktor penentu yang bisa disebut kodrati ( kekuasaan ), sebagaimana Allah telah menjelaskan jauh jauh sebelumnya, diutusnya Nabi Muhamad SAW ke dunia ini merupakan rahmat bagi alam semesta. Disini jelaslah faktor Ilahi sangatlah dominan dalam menunjang keberhasilan Nabi Muhammad SAW atas kepemimpinan,

3.

4.

5.

6.

taktik dan strategi, yang diterapkan baik di bidang bimbingan, penyuluhan, pengarahan, percontohan dan keteladanan. Semua itu Nabi Muhammad SAW tampilkan di pentas panggung perjuangan menggalang umat. Selain apa yang telah diuraikan di atas, ada tambahan yang patut dihargai dan diteladani adalah sikap keberanian, rela bekorban, baik materi maupun materil. Berapa banyak kekayaan Siti Khadijah sebagai isteri Nabi Muhammad SAW, disamping pendamping ibu rumah tangga, dia serahkan harta kekayaannya secara tulus dan ikhlas guna membiayai perjuangan rasulullah SAW. Sungguh besar pengorbanan Siti Khadijah terhadap suaminya sebagai mitra perjuangan. Hal ini patut diteladani oleh ibu ibu muslimat masa kini dan masa mendatang, sebab perjuangan seorang suami tanpa dukungan isteri sulit mencapai keberhasilan maksimal dan optimal. Akhirnya sebagai penutup khutbah yang singkat ini, khatib berpesan kepada para jemaah yang berbahagia untuk berkenan menyempatkan diri membina ibu ibu di rumah. Didiklah ibu ibu kita, disamping menjadi ibu rumah tangga yang setia mendampingi suami juga sekaligus sebagai mitra perjuangan. Perjuangan dalam rangka meiniti karir, maupun perjuangan dalam pengabdian kepada masyarakat, agama, nusa dan bangsa, sebab kaum ibu justeru menduduki posisi terenting dalam hal ini. Demikianlah sekelumit khutbah Jumat yang dapat khatib sampaikan pada kesempatan ini semoga bermanfaat. . KHUTBAH KEDUA . . . . . . . : . , , , , . . . , . . .

You might also like