You are on page 1of 21

RUANG 6

KASUS 1

SKENARIO 1
SEORANG LAKI-LAKI, 39 TAHUN, DIBAWA KE UNIT GAWAT DARURAT SETELAH KECELAKAAN LALU LINTAS SEKITAR 6 JAM YANG LALU. SAAT

MENGENDARAI SEPEDA MOTOR, PASIEN TERTABRAK SEPEDA MOTOR LAIN


DARI SISII KIRI DAN PENDERITA TERJATUH KE KANAN DENGAN KEPALA MEMBENTUR ASPAL. SAAT DIPERIKSA, MATA PASIEN TERTUTUP NAMUN SAAT NAMANYA DIPANGGIL, MATA PASIEN MEMBUKA SEBENTAR LALU

MENUTUP LAGI.PASIEN TIDAK MAU MENGANGKAT LENGANNYA SAAT


DIMINTA NAMUN SAAT TANGAN DIBERI KANAN RANGSANGAN PASIEN NYERI DIFORAMEN KE ARAH

SUPRAORBITALIS,

MENJANGKAU

RANGSANGAN. SAAT DITANYA APA YANG DIA RASAKAN, PASIEN HANYA

BERULANG KALI MENGATAKAN, JANGAN GANGGU! SAYA MAU TIDUR!


CAPEK!

KALIMAT KUNCI
LAKI-LAKI 39 THUN

MASUK UGD, 6 JAM LALU


KECELAKAAN LALU LINTAS, JATUH KEKANAN DAN KEPALA MEMBENTUR ASPAL

GCS E3M5V4 = 12

PERTANYAAN
1. ANAMNESIS, PF, PP

2.
3. 4.

DX, DD
ETIOLOGI dan EPIDEMIOLOGI PATOGENESIS

5.
6. 7.

PATOFISIOLOGI
PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI, PROGNOSIS

Anamnesis & PF
Primary Survey Anamnesis Identifikasi pasien (nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan) Keluhan utama, dapat berupa : Penurunan kesadaran Nyeri kepala Mekanisme kecelakaan Kapan terjadinya ( untuk: mengetahui onset) Bagaimana mekanisme kejadian, bagian tubuh apa saja yang terkena, dan tingkat keparahan yang mungkin terjadi)

Anamnesis & PF
Pemeriksaan Fisik Periksa dan atasi gangguan jalan napas (Airway), pernapasan (Breathing), dan sirkulasi (Circulation) Pemeriksaan singkat kesadaran, pupil, tanda fokal serebral, dan cedera organ lain. Jika dicurigai fraktur tulang servikal dan atau tulang ekstremitas, lakukan fiksasi leher dengan pemasangan kerah leher dan atau fiksasi tulang ekstremitas bersangkutan. Hindari pemeriksaan neurologis yang bisa memperburuk cidera.

Secondary Survey Anamnesis tambahan : 1. Memakai helm atau tidak 2. Pingsan atau tidak 3. Ada sesak nafas, batuk-batuk 4. Muntah atau tidak 5. Keluar darah dari telinga, hidung atau mulut 6. Adanya kejang atau tidak 7. Adanya trauma lain selain trauma kepala (trauma penyerta) 8. Adanya konsumsi alkohol atau obat terlarang lainnya 9.Adanya riwayat penyakit sebelumnya (Hipertensi, DM) 10.Pertolongan pertama (apakah sebelum masuk rumah sakit penderita sudah mendapat penanganan)

Pemeriksaan Fisik pemeriksaan dari kepala sampai kaki (head to toe, examination) secara lengkap reevaluasi tanda vital secara ketat pemeriksaan neurologis lengkap, GCS jika belum dilakukan pada primary survey

Pemeriksaan Penunjang
Foto kepala minimal dua posisi (AP dan lateral) CT scan kepala Pemeriksaan darah perifer lengkap Glukosa darah sewaktu Elektrolit serum Tes fungsi ginjal, albumin serum, dan tes fungsi liver AGD (analisis gas darah) Faal hemostasis

Dx, DD
Diagnosis Kerja : Berdasarkan GCS : Cedera Kepala Sedang (GCS=12) Berdasarkan hasil CT-Scan : Perdarahan Subdural Diagnosis Banding :

Perdarahan epidural
Perdarahan intracerebral Komosio serebri

Tumor otak

Etiologi
Trauma benda tajam/tumpul Penyebab lain : - kecelakaan lalu lintas - jatuh

- pukulan
- kejatuhan benda - kecelakaan kerja / industri

- cidera lahir
- luka tembak

Epidemiologi
Cedera kepala kematian - insiden tertinggi 15-24 thn 32,8/100.000 - L > P = 3,4 : 1 ( penyebab utama KLL ) - trauma kapitis 25% pada usia produktif

Patogenesis & Patofisiologi

Penatalaksanaan
Urutan tindakan:

1.
2.

3. 4. 5.

Periksa dan atasi gangguan jalan napas (Airway), pernapasan (Breathing), dan sirkulasi (Circulation) Pemeriksaan singkat kesadaran, pupil, tanda fokal serebral, dan cedera organ lain. Jika dicurigai fraktur tulang servikal dan atau tulang ekstremitas, lakukan fiksasi leher dengan pemasangan kerah leher dan atau fiksasi tulang ekstremitas bersangkutan. Foto kepala, dan bila perlu foto bagian tubuh lainnya CT scan otak bila dicurigai ada hematoma intrakranial Observasi fungsi vital, kesadaran, pupil, dan defisit fokal serebral lainnya

Oksigenasi adekuat elevasi kepala 30O (dilakukan secara sebidang dengan leher dan punggung jika terdapat fraktur servikal) Cairan resusitasi isoosmotik RL, NaCl 0,9%, atau Asering. Intubasi pasien koma (GCS <8), tidak mampu menjaga jalan nafas, ventilasinya tidak adekuat. Obat anti kejang jika ada indikasi Antitetanus dan antibiotik diberikan jika ada indikasi. Antioksidan dan preparat seng dapat memperbaiki keluaran.

Manajemen TTIK
TIK normal adalah 0-15 mm Hg. Di atas 20 mm Hg sudah harus diturunkan dengan cara: Posisi tidur: Bagian kepala ditinggikan 20 - 30 derajat dengan kepala dan dada pada satu bidang. Terapi diuretik: o Diuretik osmotik (manitol 20%) dengan dosis 0,5-1 g/kgBB, diberikan dalam 30 menit. Untuk mencegah rebound, pemberian diulang setelah 6 jam dengan dosis 0,25-0,5/kgBB dalam 30 menit. Pemantauan: osmolalitas tidak melebihi 310 mOsm. o Loop diuretic (furosemid) Pemberiannya bersama manitol, karena mempunyai efek sinergis dan memperpanjang efek osmotik serum manitol. Dosis: 40 mg/hari IV.

Indikasi operasi
Perdarahan luas (>40 cc atau ketebalan 1 cm atau jarak antara dua titik terjauh di tepi perdarahan >5 cm) atau sisterna ambiens abnormal, dengan GCS >6 dan fungsi batang otak masih baik. Perdarahan subdural dengan edema serebri/kontusio serebri disertai pergeseran garis tengah >0,5 cm dengan fungsi batang otak yang masih baik. Akan dilakukan pemasangan subarachnoid bolt atau alat pengukur TIK invasif lain. Jika saat di ruang gawat darurat atau dalam observasi, pasien perdarahan subdural mengalami penurunan kesadaran secara progresif, menunjukkan pupil yang abnormal, atau hemiparesis maka perlu dilakukan tindakan operatif secepatnya

Penatalaksanaan di Ruang Perawatan


Tirah baring Observasi ketat Rehabilitasi sedini mungkin Perhatikan cairan dan nutrisi Perawatan luka Obat-obat sesuai indikasi

Komplikasi
Gangguan otak permanen Kejang Herniasi otak Hydrocephalus dgan tek. Yang normal

Gejala2 persisten( khilangan memori, sakit kpala, pusing, gelisah dan


kesulitan konsentrasi) Post operasi ( peningkatan TIK, edema otak, hematom recuren, infeksi,

kejang )

Prognosis
Berdasarkan GCS saat tiba d RS
GCS 15 8-12 <8 mortalitas 1% 5% 40%

Hematoma subdural yg disertai lesi parenkim otak menunjukkan angka mortalitas mnjadi lebih tinggi dan berat dpat mencapai sekitar 50%

You might also like