Professional Documents
Culture Documents
FITRIA LULUK M :FEBRI HANIFAH FIKRA MILYUNI IZKAR RAMADHAN JULIA LESTARI NOVITA VIDIYANTI NURLIYA KHANIFA RICO IRAWAN
FAKTA KASUS IV
An KK 8th ke RS B tgl 25 Jun 2012 dg
keluhan : demam > 1 mgg disertai muntah, batuk berdahak, dan tdk nafsu makan sjk 3 hr yg lalu. Riwayat : 18-06-2012 pasien sudah demam 19-06-2012 ke Singapura, didiagnosis radang teggorokan 24-06-2012 kembali ke jakarta 25-06-2012 di RS B didiagnosis febris dan penurunan kesadaran sementara. Foto toraks : bronkopneumonia 26-06-2012 pulang paksa, pindah ke RS S krn keadaan memburuk, dirawat di ICU dg ventilator Faktor resiko : 12-06-2012 kontak dg ayam di TPU
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yg tjd pd An Kk
8th dg keluhan : demam > 1 mgg disertai muntah, batuk berdahak, dan tdk nafsu makan? 2. Bagaimana hubungan keluhan dg riwayat kontak dg unggas?
Respon Imun terhadap infeksi H5N1 virus Infeksi Avian Influenza pada Manusia Mikrobiologi virus H5N1 Diagnosis Avian Influenza Diagnosis banding AI Mekanisme Gejala kasus AI Interpretasi Pemeriksaan fisik dan penunjang serta pemeriksaan lain yang di butuhkan ? Tata laksana farmakologi pada kasus ? Pencegahan AI, KIE, prognosis, dan komplikasi AI Dokmus
hasil GCS 10
Nilai normal
interpretasi apatis
TD
FN suhu RR Pemeriksaan fisik mata THT mulut Abdomen dan ekstremitas toraks
90/60 x/m
90 x/m 38 C 14 x/m dengan ventilator RCL/RCTL +/+ DBN DBN Intubasi dan ventilator DBN Paru simetris +/+ Palpasi tidak dapat diperiksa Perkusi redup pd 2 paru lapangan bawah Auskultasi suara nafas bronkoventilator Ronchi basah halus nyaring dibawah kedua paru +/+ Wheezing -/-, ekspirasi memanjang -/-
95-110/55-70 mmhg
80-120 x/m 30,5-37,5 C
hipotensi
normal
trombosit
diff count:
140.000
Basofil:0 Eusinofil:0 Batang: 5
150000-450000
0-1 1-3 2-5
Trombositopeni
Normal Normal Normal
Segmen: 35
Limfosit: 45 Monosit: 4 SGOT 40
50-70
20-40 2-8 10-35
Menurun
Meningkat normal meningkat
SGPT
ureum Kreatinin Urinalisis dgn feses Swab tenggorok
42
32 1,3 DBN + H5N1
10-45
20-40 1,6 gr/24 jam
normal
Normal Normal Normal Infeksi
Epidemiologi
Low patogenic : memperlihatkan gejala klinis seperti bulu kusut & penurunan produksi telu Extreme pathogenic : penyebaran cepat antar unggas sampai 100 % dalam 48 jam Konfirmasi laboratorium WHO ( juli 2005- 23 februari 2006) Jumlah kasus yang dikonfirmasi 27, yang meninggal (CFR 70,3%) Indonesia urutan kedua dunia, memiliki 5 cluster famili avian influenza Jenis kelamin 50,2% laki-laki dan 40,8% perempuan
Virus H5N1
Berasaldari virus influenza tipe A termasuk dlm
familinorthomyxoviridae Ada 2 tipe : Low Pathogenic Avian Influenza Virus (LPAIV) dan Highly Pathogenic Avian Influenza Virus akan mati pd pemanasan 60C selama 30 menit Pd kotoran ayam virus dpt bertahan selama 35 hari pd suhu 4C
Tertanam pada membran mukosa saluran nafas atau langsung masuk alveoli Asam sialat yang Melalui ikatan berikatan dengan residu 2,3 linkage galaktosa melalui ikatan 2,6 linkage Masa inkubasi virus 18 jam- 4 hari pada sel2 kolumnar bersilia
Terpajan mukoprotein (asam sialat) mengikat virus Virus dapat berikatan dengan alfa 2,6 sialiloligosakarida Bereplikasi di dalam sel terjadi selama 4-6 jam Dapat menyebar ke sel didekatnya
Patogenesis
Badan inklusi
Mengalami piknosis
MEKANISME GEJALA
Virus ditransmisikan via aerosol Virus menginfeksi sel disekitarnya Infeksi menyebarke sel respiratori dalam jumlah besar Partikel kecil lebih efisien masuk ke alveoli
Perubahan termasuk granulasi, vakuolisasi , bengkak, nukleus piknotik, sel silia terinfeksi
Menginduksi sitokin (IL-6, 1L-1, TNF alfa) demam, sakit kepala, mialgia
Sel traktus repiratori termasuk sel alveolar, kelenjar mukus, dan makrofag
Epitel kolumnar digantikan sel epitel yang lebih mendatar dan metaplasia
Pneumonia
Manifestasi klinis Masa inkubasi AI sangat pendek : 3 hari dengan rentang 2-4 hari Sistem respiratorik : Gejala ILI (influenza like illness) : batuk, pilek & demam Demam cukup tingga >38 C Gejala lain : mialgia, nyeri tenggorokan, sefalgia, dan malaese Sistem gastrointestinal : diare dan gejala konjungtivitis Kelainan laboratorium hematologi : Leukopenia, limfopenia, dan trombositopenia Gangguan ginjal : peningkatan kadar ureum & kreatinin Kelainan gambar radiologis toraks berlangsung sangat progresif & sesuai manifestasi klinis namun tidak ada gambaran yang khas, berupa : Infiltrat bilateral luas infiltrat difus Multilokal, atau tersebar (patchy) Kolaps lobar
Penyakit
Etiologi
Manifestasi klinis
- Awal penyakit mendadak - gejala prodromal : nyeri kepala,nyeri pada bagian tubuh,anoreksia,rasa menggigil dan malaise. - trias sindrom : demam tinggi,nyeri pada anggota badan, timbulnya ruam. - Ruam timbul 6-12 jam sebelum suhu naik pertama kali.
- Demam - Gejala sistemik : nyeri kepala, malaise, anoreksia, nausea, mialgia, nyeri perut, radang tenggorokan. - Gejala gastrointestinal : diare, obstipasi. - Rose spot : suatu ruam makulopapular
definisi Flu burung (Avian Influenza, AI) merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5N1 (H=hemagglutini n; N=neuraminidas e) yang pada umumnya menyerang unggas (burung dan ayam).
etiologi Virus influenza tipe A merupakan anggota keluarga orthomyxovirid ae. Pada permukaan virus tipe A subtipe H5N1, ada 2 glikoprotein, yaitu hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N).
Gejala Pada umumnya gejala klinis flu burung yang sering ditemukan adalah demam > 380 C, batuk dan nyeri tenggorok. Gejala lain yang dapat ditemukan adalah pilek, sakit kepala, nyeri otot, infeksi selaput mata, diare atau gangguan saluran cerna. Bila ditemukan gejala sesak menandai terdapat kelainan saluran napas bawah yang memungkinkan terjadi perburukan. Jika telah terdapat kelainan saluran napas bawah akan ditemukan ronki di paru dan bila semakin berat frekuensi pernapasan akan semakin cepat.
definisi Flu babi adalah influenza yang disebabkan oleh H1N1 virus.
Gejala
Gejala flu babi mirip dengan kasus flu biasa. Mungkin ada demam, sakit kepala, nyeri tubuh, kelelahan, kehilangan nafsu makan, bersin dan batuk. Selain itu, flu babi juga dapat menyebabkan mual, muntah-muntah dan diare, sakit tenggorokan.
Umumnya gejala SARS muncul dalam waktu 2-7 hari setelah terkena dengan (virus) penyakit, tetapi masa inkubasinya berkisar 10 hari. Gejala SARS menyerupai gejala penyakit influenza. Pasien penderita SARS biasanya mengalami demam yang tinggi (di atas 38C atau lebih), dan kadang kala disertai bercak
Pencegahan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menjaga kebersihan diri Gunakan penutup hidung dan sarung tangan apabila
memasuki daerah yang telah terjangkiti atau sedang terjangkit virus flu burung Amati dengan teliti kesehatan kita apabila telah melakukan kontak dengan unggas/burung. Hindari kontak langsung dengan unggas atau ayam yang sakit flu burung.
pemrosesan unggas Petugas kesehatan Pekerja laboratorium yang memproses bahan / hewan terjangkit Pengunjung peternakan / pemrosesan unggas dalam 1 minggu terakhir Kontak dengan penderita flu burung Kontak dengan kotoran unggas / pupuk
unggas Rumah potong unggas Kios daging unggas Penjual produk unggas Lingkungan yang terdapat unggas tidak dikandangkan Individu yang terpapar dengan penderita infeksi pernafasan tanpa diketahui penyebabnya
Komplikasi
Komplikasi Paru
Ekstra Paru
Reye's syndrome (serius pada anak) Myositis, rhabdomyolysis, and myoglobinuria (jarang) Myocarditis and pericarditis
Komplikasi paru: Peneumonia Scondary Bacterial Pneumonia Primary Viral Influenza pneumonia Mixed Viral and Bacterial Pneumonia
Komplikasi Paru yang lain Memeperburuk PPOK, memeperburuk Bronkitis eksaserbasi kronik
Pada anak; batuk dan sesak napas. Sinusitis dan otitis media.
Central nervous system (CNS) diseases; including encephalitis, transverse myelitis, and Guillain-Barr syndrome
Deaths have been associated with multisystem dysfunction, including cardiac and renal failure.
Terapi ANTIVIRAL
Pengobatan
Profilaksis
Oseltamivir tidak boleh diberikan pada org yg belum terpajan atau terpajan > 7hari. Kelompok resiko tinggi yg mendapat profilaksis : Petugas kesehatan yg kontak erat dengan pasien. Anggota keluarga yg kontak erat dengan pasien konfirmasi terinfeksi H5N1 Dosis profilaksis yg diberikan : 1 x 75mg selama 7-10 hari dari pajanan terakhir penggunaan profilaksis jangka panjang dapat diberikan maksimal hingga 68minggu
Antiviral harus diberikan secepat mungkin begitu pasien didiagnosis suspek flu burung Obat bekerja sebagai neuramidase seperti oseltamivir dan zanamivir Bekerja menghambat M2 protein : Amantadin (tidak dipakai) dan Rimantadin Penggunaan oseltamivir pd wanita hamil diberikan pada awal pengobatan sambil memantau sampai melahirkan Zanamivir efektif untuk influensa musiman dapat diberikan pada bayi dibawah satu tahun dan dapat diberikan pd wanita hamil dan menyusui Dosis oseltamivir: dewasa >40kg : 75mg 2x/hari > 23-40 kg : 60 mg 2x/hari > 15-23 kg : 45 mg 2x/hari < 15 kg : 30 mg 2x/hari anak > 1tahun : 2mg/kgBB, 2x/hari selama 5hari Berikan terapi antibiotik spektrum luas
Prognosis
Penyakit mengganggu vital Paru Terjadi gagal
jilid 2. ed 5. jakarta Interna Publishing.2009 Suri, Sujata. Avian Influenzae (Bird Flu). Proquest Discovery Guides. 2007 WHO. Clinical Management of Human Infection with Avian Influenzae A (H5N1) virus. 2007 Depkes RI. Pedoman pentatalaksanaan flu burung di Rumah Sakit Direktorat Bina Farmasi komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan DepKes. Pharmaceutical Care untuk Pasien Flu Burung. 2007 Widoyono. Penyakit Tropis epidemiologi, penularan, pencegahan, & pemberantasannya. Jakarta. EMS. 2005.