You are on page 1of 62

LOGAM BESI & NON-BESI

LOGAM
BESI & NON-BESI

Apa itu BAJA?


Awalnya adalah BESI...

Kemudian menjadi besi tuang (cast iron)... ...akhirnya menjadi BAJA

Kegunaan baja

1.

Konstruksi bangunan & jembatan...

2.

Automobile ...

3.

kaleng, kontainer, panci, dll...

4.

Peralatan makan...

5.

komunikasi...

6.

energi...

7.

kesehatan...

Blooming, cogging and slabbing mills, being the preparatory mills to rolling finished rails, shapes or plates, respectively. If reversing, they are from 34 to 48 inches in diameter, and if threehigh, from 28 to 42 inches in diameter.

PRODUK BAJA
Billet mills, three-high, rolls from 24 to 32 inches in diameter, used for the further reduction of blooms down to 1.5x1.5-inch billets, being the preparatory mills for the bar and rod

Semi-finished/produk setengah jadi (continuous cast steel)

Plate mills with rolls from 28 to 44 inches in diameter. Finished/produk akhir (rolled steel) Rod and wire mills with finishing rolls from 8 to 12 inches in diameter, always arranged with larger size roughing stands. Rail mills with rolls from 26 to 40 inches in diameter. Sheet mills with rolls from 20 to 32 inches in diameter. Beam mills, three-high, rolls from 28 to 36 inches in diameter, for the production of heavy beams and channels 12 inches and over.

Logam besi
Baja karbon (plain carbon steel) Baja paduan (alloy steel) Baja perkakas & dies (tools steel) Baja tahan karat (stainless) Besi tuang/cor (cast iron)

Baja Karbon
Biaya rendah Selalu menjadi pertimbangan untuk semua aplikasi klasifikasi berdasarkan kandungan karbonnya : Low Carbon (less than 0.3% carbon) utk baut, mur, lembaran, pelat, tabung, pipa, komponen mesin berkekuatan rendah Med Carbon (0.3% to 0.6%) roda gigi, axle, batang penghubung, crankshaft, rel, komponen utk mesin pengerjaan logam High Carbon (0.6% to 0.95%) mata pahat, kabel, kawat musik, pegas

Low Carbon/mild steel

Low Carbon (less than 0.3% carbon) Tangguh, ulet, lentur; mudah digabung dan di las; ketahanan korosi buruk Jika ada masalah/kerusakan dapat dilakukan proses karburasi (carburized* /difusi karbon) Pengerjaan logam dengan cara ditekan AISI 1008, 1010, 1015, 1018, 1020, 1022, 1025
= proses perlakuan panas dimana besi/baja menyerap karbon bebas ketika logam tersebut dipanaskan

Medium Carbon Med Carbon (0.3% to 0.6%) Mempunyai kekuatan medium hingga tinggi dengan keuletan (ductility) yang cukup baik Dapat digunakan pada semua elemen mesin AISI 1030, 1040, 1050, 1060

High Carbon High Carbon (0.6% to 0.95%) Dikenal juga sebagai baja perkakas (tools steel) Mempunyai kekuatan yang tinggi, keuletan rendah Dilakukan dengan proses quench hardened* Digunakan untuk aplikasi yang permukaannya tahan terhadap abrasi, eg. pisau, alat ukir/pahat, gear AISI 1080, 1095
*=proses mekanik di mana baja dan paduan besi tuang diperkuat dan mengeras

AISI - SAE Classification System AISI XXXX


American Iron and Steel Institute (AISI) Mengklasifikasi paduan secara kimia 4 digit nomor 1 = elemen paduan utama 2 menunjuk elemen paduan subkelompok ATAU persen relatif unsur paduan utama dua nomor terakhir = perkiraan jumlah karbon (dinyatakan dalam 0.01%)

AISI - SAE Classification System


Huruf awal menunjukkan proses yang digunakan untuk memproduksi baja E = electric furnace X = menunjukkan variasi yang diperbolehkan Jika huruf terletak antara nomor ke-2 dan 3 : B = telah ditambahkan Boron L = telah ditambahkan Lead/Pb Huruf akhir H = ketika kekerasan (hardenability) merupakan syarat utama Organisasi lainnya : ASTM and MIL

Klasifikasi baja menurut AISI & SAE

Contoh : Baja seri 1045 utk yoke ball


1045 termasuk seri 10xx atau seri baja karbon Angka 45 merupakan kandungan karbon = 45/100 % = 0,45%

Baja Paduan
Baja paduan rendah berkekuatan tinggi (high strength alloy steel)
C<0,30% Struktur mikro: butir besi-a halus, fasa kedua martensit & besi-d Produknya: pelat, balok, profil

Baja fasa ganda (dual- phase steel)


Struktur mikro: campuran besi-a & martensit

Unsur-unsur lain (selain karbon) dapat ditambahkan ke besi untuk meningkatkan sifat mekanik dan manufaktur eg. Sulfur (S), fosfor (P), atau timah (Pb) dapat ditambahkan untuk meningkatkan kemampuan mesin. Biasanya untuk bagian mesin sekrup atau bagian dengan tingkat produksi yang tinggi eg.11xx, 12xx and 12Lxx

unsur yang ditambahkan ke baja dapat larut dalam zat besi (penguatan larutan padat) Meningkatkan kekuatan (strength), kekerasan (hardenability), ketangguhan (toughness), mulur (creep), tahan temperatur tinggi. Baja paduan dibedakan menjadi : High-alloy steels, akan menjadi kelompok stainless steel. Sebagian besar baja paduan yang digunakan adalah kategori paduan rendah (low alloy).

> 1.65%Mn, > 0.60% Si, or >0.60% Cu Elemen paduan yg umum: Chromium (Cr), nickel (Ni), molybdenum (Mo), vanadium (V), tungsten (W), cobalt (Co), boron (B), dan copper (Cu). Paduan rendah: presentase yang ditambahkan sedikit (<5%) Menambah kekuatan (strength) dan kekerasan (hardenability) Paduan tinggi: persentase yang ditambahkan banyak (>20%) eg. > 10.5% Cr = adalah stainless steel dimana Cr meningkatkan ketahanan korosi dan stabil pada suhu rendah & tinggi

Alloying Elements used in Steel


Manganese (Mn) Digabungkan dengan sulfur untuk menghindari kerapuhan (brittleness) >1% meningkatkan kekerasan 11% to 14% Meningkatkan kekerasan Keuletan baik Kapasitas regangan kekerasan tinggi Ketahanan aus sangat baik (excellent wear resistance) Ideal untuk peralatan yang tahan benturan (impact)

Alloying Elements used in Steel Sulfur (S) Menimbulkan kerapuhan Meningkatkan kemampuan mesin, jika digabungkan dengan Mn Beberapa mesin baja mengandung 0.08% - 0.15% S eg. S alloys: 11xx sulfurized (free-cutting)

Alloying Elements used in Steel Nickel (Ni) Meningkatkan kekuatan, stabilitas dan ketangguhan eg. Ni alloys: 30xx Nickel (0.70%), chromium (0.70%) 31xx Nickel (1.25%), chromium (0.60%) 32xx Nickel (1.75%), chromium (1.00%) 33XX Nickel (3.50%), chromium (1.50%)

Alloying Elements used in Steel


Molybdenum (Mo) biasanya < 0.3% Meningkatkan kekerasan dan kekuatan Mo-karbida membantu meningkatkan ketahanan mulur pada temperatur tinggi Aplikasi pada peralatan hot working

Alloying Elements used in Steel


Chromium (Cr) biasanya < 2% meningkatkan kekerasan dan kekuatan memberikan ketahanan korosi dengan membentuk permukaan oksida yang stabil Biasanya digunakan dengan kombinasi Ni dan Mo 30XX Nickel (0.70%), chromium (0.70%) 5xxx chromium alloys 6xxx chromium-vanadium alloys 41xxx chromium-molybdenum alloys

Alloying Elements used in Steel


Vanadium (V) biasanya 0.03% - 0.25% Meningkatkan kekuatan tanpa kehilangan ductility Tungsten (W) Membantu untuk pembentukan karbida Meningkatkan panas kekerasan
digunakan untuk tool steels

Alloying Elements used in Steel Copper (Cu)


0.10% - 0.50% Ketahanan korosi Kemampuan hot-working digunakan dalam lembaran baja karbon rendah dan baja struktural

Silicon (Si)
sekitar 2%

Meningkatkan kekuatan tanpa kehilangan ductility


Meningkatkan sifat magnetik

Alloying Elements used in Steel

Boron (B) untuk baja karbon rendah, secara drastis dapat meningkatkan kekerasan meningkatkan kemampuan mesin dan kapasitas pembentukan dingin (cold forming capacity) Aluminum (Al) deoxidizer 0.95% - 1.30% memproduksi Al-nitrida selama nitridasi

Baja perkakas & dies Mengacu pada berbagai baja karbon dan paduan yang terutama sangat cocok untuk dijadikan perkakas Karakteristik termasuk kekerasan tinggi, ketahanan terhadap abrasi (aus yang sangat baik), ketahanan terhadap deformasi pada temperatur tinggi (kekerasan). Baja perkakas biasa digunakan dalam keadaan panas Kandungan karbonnya tinggi sangat rapuh

Baja tahan karat


Sifatnya tahan korosi, kekuatan & keuletan tinggi dan kandungan Cr tinggi Kandungan lain : Ni, Mo, Cu, Ti, Si, Mg, Cb, Al, N dan S

Baja Tahan Karat (Corrosion Resistant Steel)

Stainless Steels (Corrosion-Resistant Steels) contain at least 10.5% Chromium

trade name

AISI assigns a 3 digit number


200 and 300 Austenitic Stainless Steel 400 Ferritic or Martensitic Stainless Steel 500 Martensitic Stainless Steel

Jenis baja tahan karat


Austenitik (seri 200 & 300)
Mengandung Cr, Ni dan Mg Bersifat tidak magnit, tahan korosi, machinable, weldable (mudah di las) Utk peralatan dapur, fitting, konstruksi, peralatan transport, tungku, komponen penukar panas, lingkungan kimia

Ferritik (seri 400)


Mengandung Cr tinggi, hingga 27% Bersifat magnit, tahan korosi, mudah dibentuk Utk peralatan dapur.

Martensitik (seri 400 & 500)


Mengandung 18%Cr, tidak ada Ni Bersifat magnit, berkekuatan tinggi, keras, tahan patah dan ulet Untuk peralatan bedah, instrument katup dan pegas

Pengerasan presipitasi
Mengandung Cr, Ni, Cu, Al, Ti, & Mo Bersifat tahan korosi, ulet & berkekuatan tinggi pada suhu tinggi Untuk komponen struktur pesawat & pesawat ruang angkasa

Jenis baja tahan karat


Struktur Duplek
Campuran austenit & ferrit Utk komponen penukar panas & pembersih air

Besi cor
Besi tuang disusun oleh besi, 2,11-4,50% karbon dan 3,5% silikon Kandungan Si mendekomposisi Fe3C menjadi Fea dan C (grafit) Sangat kuat dan rapuh; kuat dibawah tekanan; dapat dituang pada suhu rendah

Jenis besi cor


Besi cor kelabu Besi cor nodular (ulet) Besi cor tuang putih Besi cor malleable

Besi cor kelabu


Disusun oleh serpihan C (grafit) yang tersebar pada besi-a Bersifat keras & getas Kekuatan tekan dan tarik baik; machinability*; kemampuan meredam getaran

*dapat dikerjakan oleh mesin dengan mudah

Besi cor nodular (ulet)


C (grafit)nya berbentuk bulat (nodular) tersebar pada besi-a. Nodular terbentuk karena besi cor kelabu ditambahkan sedikit unsur magnesium dan cesium Keras & ulet

Besi cor putih


Disusun oleh besi-a dan besi karbida (Fe3C) Terbentuk melalui pendinginan cepat Getas, tahan pakai & sangat keras Penggunaan : alat rolling & crunching

Besi cor malleable


Disusun oleh besi-a dan C (grafit) Dibentuk dari besi cor putih yang dianil pada 800-900oC dalam atmosphere CO & CO2

HRS (Hot Roll Steel) vs. CRS (Cold Roll Steel)


HRS disebut juga hot finishing ingot atau bentuk cor terus menerus digulung dalam kondisi "HOT" ke bentuk yang lebih kecil. Selama panas, butiran mengkristal tanpa material menjadi keras dislokasi menghilang (dislokasi menghambat pergerakan slip). HRS ditandai dengan : Sangat ulet ( % elongation 20 - 30%) Berkekuatan sedang (sekitar 60 75 ksi for 1020) Permukaan akhir kasar - skala hitam tertinggal di permukaan

HRS vs. CRS


CRS CRS ditandai dengan : Disebut juga cold Sedikit ulet hampir finishing gulungan HRS rapuh (% elongation 5 melewati serangkaian to 10%) rolling mills pada Kekuatan tinggi temperatur kamar. (sekitar 120 ksi for Karena digulung pada 1020) suhu ruang, terjadi cacat kristal dislokasi yang menghambat gerak melalui slip dikenal juga sebagai work hardening

PEMBENTUKAN LOGAM (METAL FORMING)

Definisi
Proses pembentukan (forming) adalah proses mengubah bentuk logam dengan suatu gaya pada arah tertentu tanpa menyisakan serpih Proses pembentukan tergantung pada sifat plasticity (plastisitas), yakni kemampuan mengalir sebagai padatan tanpa merusak sifat-sifatnya.

Kelebihan & kekurangan metal forming


Kelebihan: tidak perlu perangkat pembawa cairan karena padatan tidak ada kompleksitas pemadatan Sekrap yang dihasilkan sedikit dibanding dengan proses pemesinan Kekurangan : gaya yang diperlukan tinggi, mesin dan perkakasnya mahal, harus dalam produksi besar untuk mengatasi kedua hal diatas

klasifikasi forming menurut keadaan tegangan yang bekerja

Klasifikasi forming berdasarkan temperatur


Hot working Cold working

Hot working
Hot working didefinisikan sebagi deformasi plastis logam di atas suhu rekristaliasinya. Lower limit hot working
Metal Tin Steel Tungsten Temperature Room temperature 2,000 F (1,090 C) 4,000 F (2,200 C

Kenaikan suhu berpengaruh terhadap penurunan tegangan yield logam dan meningkatkan keuletannya.

kelebihan & kekurangan hot working


Kelebihan kekurangan Penurunan kekuatan luluh (yield Cepat terjadi oksidasi pada benda kerja strength) lebih mudah berkerja, energi/kekuatan yang digunakan sedikit Keuletan bertambah Suhu yang tinggi meningkatkan difusi yang dapat mengurangi bahan kimia yang tidak homogen Ukuran pori2 berkurang selama deformasi Dalam baja, yang lemah, ulet, mikrostruktur FCC-austenit terbentuk daripada BCC-ferit yang ditemukan pada temperatur rendah Kurang akurat karena kontraksi panas & pendinginan tidak merata Struktur butir tidak merata

Membutuhkan unit pemanas seperti tungku gas atau diesel atau pemanas induksi biaya sangat mahal

Cold working
Cold working, dikenal juga dengan work hardening atau strain hardening adalah deformasi plastis logam di bawah suhu rekristalisasi. Proses biasanya pada suhu kamar, tetapi kenaikan suhu sedikit saja biasa digunakan untuk meningkatkan keuletan dan mengurangi kekuatan.

kelebihan & kekurangan cold working


Kelebihan Tidak memerlukan pemanasan kekurangan Diperlukan gaya yang lebih besar untuk memulai dan menyelesaikan proses cold work Diperlukan perangkat yang lebih berat dan lebih kuat Kurang keuletan Permukaan logam harus bersih bebas sisik Anneal antara mungkin diperlukan untuk mengkompen-sasi hilang keuletan yang menyertai strain hardening Pemberian sifat yang terarah mungkin merusak Tegangan sisa yang tak diinginkan mungkin diproduksi

Permukaan hasil akhir lebih baik Kendali dimensi unggul, tdk memerlukan permesinan lanjutan Produk yang dihasilkan memiliki reproduktifitas dan pertukaran yang baik Problem kontaminasi diminimisasi

Sifat terarah dapat diberikan Sifat kekuatan, kelelahan dan keausan ditingkatkan melalui strain hardening

= metode yang digunakan untuk membuat objek dari bubuk.didasarkan pada difusi atom. terjadi lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi.produk dinamakan sinter

How is Steel made-I


= bijih besi, Fe2O3 = bahan bakar dengan kandungan C yang tinggi, dihasilkan dari distilasi batubara (coal) = besi tua/besi rongsokan

= terjadi proses ekstraksi besi oksida, Fe2O3 menjadi besi cair, Fe(l) = terak, ampas bijih besi = bentuk baja setengah jadi, selain bloom dan billet = terjadi proses oksidasi, dengan penambahan Al = melelehkan besi tua/besi rongsokan menjadi baja cair mentah

= pengerjaan baja dengan cara di roll, produk akhir wire, bar, beam, rail. Produk akhir selanjutnya diplating atau digalvanizing

= memurnikan baja cair dari impurities/pen gotor dengan mengalirkan gas Argon = juga disebut pengecoran untai, proses dimana logam cair dipadatkan menjadi "setengah jadi" billet, bloom atau slab untuk rolling berikutnya di pabrik finishing.

How is Steel made-II


Blast furnace

How is Steel made-III


Tin & Chrome plating

Continuous casting

Hot rolling

Pickling, cold rolling, alkaline cleaning, annealing

galvanizing

Steel Making Plant

Electric Arc Furnace

Ladle Furnace

Continuous Casting Machine

What is a Blast Furnace?


Tujuan dari blast furnace adalah untuk mengurangi dan mengkonversi oksida besi menjadi besi cair yang disebut "logam panas". Iron ore (bijih besi), coke (batubara) dan limestone (batu kapur) dimasukkan ke bagian atas, dan udara dipanaskan dihembuskan ke bawah.

Why does Iron have to be extracted in a Blast Furnace???


Iron can be extracted by the blast furnace because it can be displaced by carbon. This is more efficient method than electrolysis because it is more cost effective

Several reactions take place before the iron is finally produced...


Oxygen in the air reacts with coke to give carbon dioxide: C(s) + O 2(g) CO2(g) The limestone breaks down to form carbon dioxide: CaCO3(s) CO2 (g) + CaO(s) Carbon dioxide produced in 1 + 2 react with more coke to produce carbon monoxide: CO2(g) + C(s) 2CO(g)

The carbon monoxide reduces the iron in the ore to give molten iron: 3CO(g) + Fe2O3(s) 2Fe(l) + 3CO2(g) The limestone from 2, reacts with the sand to form slag (calcium silicate): CaO(s) + SiO(s) CaSiO3(l)

Baik slag/terak dan besi dikeringkan dari dasar tungku. Terak ini terutama digunakan untuk membangun jalan. Besi cair sementara dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan hingga mengeras - ini disebut besi cor dan digunakan untuk membuat pagar dan tangki penyimpanan. Sisa dari besi digunakan untuk membuat baja.

You might also like