You are on page 1of 20

1

ULKUS KRURIS

REFERAT

Diajukan ke Bagian Kesehatan Kulit dan Kelamin


FK UNRI-RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
sebagai pemenuhan salah satu syarat
kelulusan Kepaniteraan Klinik Senior

Oleh:

LIZA NOVITA (0210333)


KURNIA SARI (0210946)

BAGIAN KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FK UNRI-RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU
2007
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kesehatan, motivasi dan

kekuatan pada penulis sehingga dapat menyelesaikan referat yang berjudul:

“Ulkus Kruris”.

Referat ini diajukan ke Bagian Kesehatan Kulit dan Kelamin sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Bagian

Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Dalam

pelaksanaan referat ini penulis banyak menerima bantuan dan dorongan baik

secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada Dr. Dwi Astuti C, Sp.KK selaku pembimbing

yang telah banyak meluangkan waktu dan fikiran dengan penuh kesabaran untuk

membimbing penulis demi kesempurnaan referat ini, dan semua pihak yang telah

banyak membantu penyelesaian referat ini.

Kami menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan referat ini dan kami berharap semoga tinjauan pustaka ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Amin ya robbal’alamin.

Pekanbaru, September 2007

Penulis
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ulkus kruris merupakan penyakit yang lazim ditemui dalam praktek

dermatologi. Di Amerika Serikat, hampir 2,5 juta orang menderita ulkus kruris.

Insiden prevalensi ulkus kruris semakin meningkat seiring dengan peningkatan

usia(1). Di Negara tropik insidens ulkus kruris lebih kurang 2% dari populasi dan

didominasi oleh ulkus neurotropik dan ulkus varikosum. Di Negara barat, kurang

lebih 0,5% penduduk menderita ulkus kruris berupa ulkus varikosum. Wanita

lebih banyak terserang ulkus varikosum daripada pria, dengan perbandingan 2:1,

dengan usia rata-rata di atas 37 tahun untuk prevalensi varises. Pada wanita hamil,

perbandingan paritas terhadap varises adalah 21,3% pada nullipara dan 42% pada

paritas lebih dari 2(2).

Penyebab pasti ulkus kruris belum diketahui namun diduga disebabkan

oleh trauma, higiene yang buruk, gizi buruk, gangguan pada pembuluh darah dan

kerusakan saraf perifer. Kerusakan saraf perifer biasanya terjadi pada penderita

diabetes mellitus dan penderita kusta. Sedangkan yang disebabkan oleh gangguan

pembuluh darah sering dikaitkan dengan hipertensi(3).

Penyakit ini pada umunya memiliki prognosis yang baik tergantung pada

keadaan umum penderita serta jenis penyakit yang mendasarinya. Namun pada

ulkus varikosum prognosisnya kurang menggembirakan karena sering residif(3).


4

1.2 Batasan Masalah

Referat ini hanya membahas klasifikasi, definisi, etiologi, gejala klinis,

diagnosis, dan penatalaksanaan ulkus kruris.

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan referat ini adalah:

1. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS)

di Bagian Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNRI-RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru.

2. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai ulkus kruris.

3. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Ulkus kruris adalah luka terbuka disertai hilangnya epidermis dan

sebagian atau seluruh dermis pada ekstrimitas bawah maupun ekstrimitas atas

yang disebabkan oleh infeksi, gangguan pembuluh darah, atau keganasan(2,4).

2.2 Klasifikasi

Pembagian ulkus kruris dibagi ke dalam 4 golongan, yaitu; ulkus

tropikum, ulkus varikosus, ulkus arterial dan ulkus neurotrofik(3,5).

2.2.1 Ulkus Tropikum

2.2.1.1 Definisi

Ulkus tropikum adalah ulkus yang cepat berkembang dan nyeri, biasanya pada

tungkai bawah, dan lebih sering ditemukan pada anak-anak kurang gizi di daerah

tropik(3).

2.2.1.2 Etiologi

Penyebab pasti ulkus tropikum belum diketahui secara pasti. Ada tiga faktor

yang memegang peranan penting dalam menimbulkan penyakit ini, yaitu trauma,

higiene dan gizi serta infeksi oleh kuman Bacillus fusiformis yang biasanya

bersama-sama dengan Borrelia vincentii. Trauma merupakan keadaan yang

mendahului timbulnya ulkus. Ada kemungkinan trauma tersebut sangat kecil

sehingga tidak memberi keluhan, namun sudah cukup untuk tempat masuk

kuman. Keadaan higiene dan gizi merupakan faktor yang sangat penting karena
6

mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang terhadap serangan penyakit. Demikian

pula halnya dengan ulkus tropikum akan lebih mudah timbul pada penderita yang

kekurangan gizi, misalnya pada keadaan malnutrisi akibat kekurangan protein dan

kalori(3).

2.2.2.3 Manifestasi Klinis

Biasanya dimulai dengan luka kecil, kemudian terbentuk papula yang dengan

cepat meluas menjadi vesikel. Vesikel kemudian pecah dan terbentuklah ulkus

kecil. Setelah ulkus diinfeksi oleh kuman, ulkus meluas ke samping dan ke dalam

dan memberi bentuk khas ulkus tropikum(5).

Gambar 1. Ulkus Tropikum

2.2.2 Ulkus Varikosum

2.2.2.1 Definisi

Ulkus varikosum adalah ulkus pada tungkai bawah yang disebabkan oleh

gangguan aliran darah vena(2,3).

2.2.2.2 Etiologi

Penyebab gangguan aliran darah balik pada tungkai bawah secara garis besar

dapat dibagi menjadi dua yaitu, berasal dari pembuluh darah seperti trombosis

atau kelainan katup vena dan yang berasal dari luar pembuluh darah seperti
7

bendungan di daerah proksimal tungkai bawah oleh karena tumor di abdomen,

kehamilan atau pekerjaan yang dilakukan dengan banyak berdiri(3).

Bila terjadi bendungan di daerah proksimal atau terjadi kerusakan katup vena

tungkai bawah maka tekanan vena akan meningkat. Akibat keadaan ini akan

timbul edema yang dimulai dari sekitar pergelangan kaki. Tekanan kapiler juga

akan meningkat dan sel darah merah keluar ke jaringan sehingga timbul

perdarahan di kulit, yang semula terlihat sebagai bintik-bintik merah lambat laun

berubah menjadi hitam(6). Vena superfisialis melebar dan memanjang berkelok-

kelok seperti cacing (varises). Keadaan ini akan lebih jelas terlihat ketika pasien

berdiri. Bila hal ini berlangsung lama, jaringan yang semula sembab akan

digantikan jaringan fibrotik, sehingga kulit teraba kaku atau mengeras. Hal ini

akan mengakibatkan jaringan mengalami gangguan suplai darah karena iskemik,

lambat laun terjadi nekrosis(7).

2.2.2.3 Manifestasi klinis

Tanda yang khas dari ekstrimitas dengan insufisiensi vena menahun adalah

edema. Penderita sering mengeluh bengkak pada kaki yang semakin meningkat

saat berdiri dan diam, dan akan berkurang bila dilakukan elevasi tungkai(8).

Keluhan lain adalah kaki terasa pegal, gatal, rasa terbakar, tidak nyeri dan

berdenyut. Biasanya terdapat riwayat trombosis vena, trauma operasi dan

multiparitas. Juga adanya riwayat obesitas dan gagal jantung kongestif. Ulkus

biasanya memilki tepi yang tidak teratur, ukurannya bervariasai, dan dapat

menjadi luas. Di dasar ulkus terlihat jaringan granulasi atau bahan fibrosa. Dapat

juga terlihat eksudat yang banyak. Kulit sekitarnya tampak merah kecoklatan

akibat hemosiderin. Kelainan kulit ini dapat mengalami perubahan menjadi lesi
8

eksema (dermatitis statis)(9). Kulit sekitar luka mengalami indurasi, mengkilat, dan

fibrotik(1).

Daerah predileksi yaitu daerah antara maleolus dan betis, tetapi cenderung

timbul di sekitar maleolus medialis. Dapat juga meluas sampai tungkai atas.

Sering terjadi varises pada tungkai bawah. Ulkus yang telah berlangsung

bertahun-tahun dapat terjadi perubahan pinggir ulkus tumbuh menimbul, dan

berbenjol-benjol. Dalam hal ini perlu dipikirkan kemungkinan ulkus tersebut telah

mengalami pertumbuhan ganas. Perubahan keganasan pada ulkus tungkai

biasanya sangat jarang(1,3).

Gambar 2. Ulkus Varikosum

2.2.2.4 Diagnosis Banding

Ulkus tropikum yang kronis dapat menyerupai ulkus varikosum atau ulkus

arteriosum(3).
9

2.2.3 Ulkus Arteriosum

2.2.3.1 Definisi

Ulkus arteriosum adalah ulkus yang terjadi akibat gangguan peredaran

darah arteri(3).

2.2.3.2 Etiologi

Penyebab yang paling sering adalah ateroma yang terjadi pada pembuluh

darah abdominal dan tungkai, di samping penyebab lain yang belum diketahui

secara pasti. Secara garis besar penyebab gangguan tersebut dapat dibagi menjadi

tiga kelompok, yaitu: Ekstra mural, mural dan intra mural.

Ekstra mural. Aliran darah arteri terganggu oleh karena pembuluh darah arteriole

terjepit oleh jaringan fibrosis, misalnya karena edema yang lama, dapat juga oleh

sklerosis karena skleroderma.

Mural. Aliran darah terganggu karena kelainan pada dinding pembuluh darah,

misalnya vaskulitis atau aterosklerosis.

Intra mural. Aliran darah terganggu karena sumbatan lumen pembuluh darah

kecil, misalnya akibat perubahan viskositas darah, perlekatan, platelet,

fibrinogenesis, dan sebagainya(3).

2.2.3.3 Patogenesis

Oleh karena gangguan aliran darah arteri, misalnya terjadi penyempitan

atau penyumbatan lumen, maka jaringan akan mengalami hipoksia (iskemi),

sehingga terjadi perubahan di kulit. Perubahan tersebut berupa kulit menjadi tipis,

kering dan bersisik, sianotik, bulu tungkai berkurang, kuku jari kaki menebal dan

distrofik. Akibatnya daya tahan terhadap trauma dan infeksi menurun. Perubahan
10

selanjutnya dapat terjadi ganggren pada jari kaki, kaki dan tungkai, dan akhirnya

timbul ulkus(3).

2.2.3.4 Manifestasi Klinis

Ulkus oleh karena hipertensi paling sering timbul di sebelah posterior,

medial atau anterior; sedangkan yang disebabkan oleh arteriosklerosis obliterans

terjadi pada tonjolan tulang. Pada mulanya terlihat lesi eritematosa yang nyeri,

kemudian bagian tengah berwarna kebiruan dan menjadi bula hemoragik,

akhirnya mengalami nekrosis. Ulkus yang timbul biasanya dalam, berbentuk

plong (punched out), kotor tepi ulkus jelas. Rasa nyeri merupakan gejala penting

pada penyakit arteri; rasa nyeri ini terasa lebih hebat pada malam hari, dapat

timbul mendadak atau perlahan-lahan, terus menerus atau hilang timbul. Bila

tungkai diangkat atau keadaan dingin, rasa nyeri bertambah hebat, sehingga bila

tidur penderita lebih suka menggantung kakinya. Jika di raba dengan punggung

tangan, bagian distal lebih dingin daripada bagian proksimal atau kaki sebelah

yang sehat. Denyut nadi pada dorsum pedis teraba lemah atau sama sekali tidak

teraba(3).

Gambar 3. Ulkus Arteriosum


11

2.2.3.5 Diagnosis Banding

Sebagai diagnosis banding adalah ulkus varikosum. Ulkus ini lebih

dangkal, umumnya tidak nyeri, letaknya sedikit di atas maleolus internus.

2.2.3.6 Prognosis

Umumnya prognosis baik namun tergantung juga pada keadaaan umum

penderita serta jenis penyakit yang mendasarinya.

2.2.4 Ulkus Neurotrofik

2.2.4.1 Definisi

Ulkus neurotrofik adalah ulkus yang terjadi karena tekanan atau trauma

pada kulit yang anestetik(3).

2.2.4.2 Etiologi

Karena kerusakan saraf terjadi neuropati perifer yang berakibat hilangnya

rasa nyeri (anestesi). Hal ini terjadi misalnya pada penderita siringomieli, spina

bifida, tabes dorsalis atau cedera pada saraf. Ulkus tungkai bawah dan kaki paling

sering di temukan pada penderita diabetes melitus yang mengalami komplikasi

neuropati perifer sehingga berbahaya karena bila menginjak benda tajam tidak

akan dirasa padahal telah timbul luka, ditambah dengan mudahnya terjadi

infeksi(10). Juga pada penderita kusta, dapat ditemukan ulkus pada kaki. Tekanan

atau trauma yang berulang-ulang pada daerah anestesi tersebut akan menimbulkan

kerusakan jaringan. Pada diabetes melitus, karena iskemia dan kecenderungan

mudah terkena infeksi, kerusakan jaringan juga akan lebih mudah terjadi. Rasa

nyeri dan suhu pada penderita kusta hilang oleh karena kerusakan saraf kulit,

sehingga penderita tidak menyadari bila terjadi trauma pada daerah tersebut(3).
12

2.2.4.3 Manifestasi Klinis

Ulkus paling sering terjadi pada kaki, di daerah yang paling kuat terkena

tekanan, yaitu di tumit dan metatarsal, umumnya tunggal atau multipel. Bentuk

ulkus bulat, tidak nyeri, berisi jaringan nekrotik, biasanya kering (anhidrotik),

kulit di sekeliling ulkus hiperkeratotik (kalus). Ulkus dapat sampai di subkutis

membentuk sinus, bahkan mengenai tulang, dan dapat pula mengalami infeksi

sekunder(3).

Gambar 4. Ulkus Neurotropik

2.2.4.4 Prognosis

Prognosis jenis ulkus ini umumnya kurang baik, sering mengalami

residif(3).
13

BAB III

DIAGNOSIS ULKUS KRURIS

Pada umumnya tidak sulit untuk mendiagnosis ulkus kruris, karena dengan

melihat gambaran klinisnya saja sudah cukup(3).

3.1 Ulkus Tropikum

Predileksi terutama di tungkai bawah. Kelainan kulit berupa; ulkus solitar,

numular, kadang-kadang ada lesi satelit akibat autoinokulasi. Pinggir ulkus

meninggi, dinding menggaung, dasar kotor, cekung berbenjol-benjol, tepi teratur,

sekret produktif berwarna kuning coklat kehijauan dan berbau. Ulkus biasanya

nyeri, namun tidak disertai gejala konstitusi. Pemeriksaan sedian langsung dari

sekret yang diambil dari dinding ulkus untuk mencari Bacillus fusiformis dan

Borrelia vincentii,kadang-kadang diperlukan untuk memperkuat diagnosis(3).

3.2 Ulkus Varikosum

Predileksi; tungkai bawah dan betis. Kelainan kulit berupa; ulkus dikelilingi

oleh eritema dan hiperpigmentasi. Ulkus soliter tetapi dapat pula multipel. Bentuk

ulkus bulat atau oval, kadang-kadang berbentuk tidak teratur. Tepi luka lunak dan

meninggi oleh karena radang akut dan dasar kotor. Pada umumnya ulkus tidak

terasa nyeri, kecuali bila disertai selulitis atau infeksi sekunder lainnya(3).

3.3 Ulkus Arteriosum

Predileksi; tungkai bawah. Kelainan kulit berupa: ulkus yang timbul biasanya

dalam, berbentuk plong (Punched out), kotor, dan tepi ulkus jelas. Rasa nyeri

merupakan gejala penting pada penyakit ini. Pemeriksaan flebografi juga dapat

dilakukan untuk mengetahui letak vena yang terganggu(3).


14

3.4 Ulkus Neurotropik

Predileksi terutama di telapak kaki, ujung jari dan sela pangkal jari

kaki.Kelainan kulit berupa; ulkus soliter, bulat, pinggir rata, dinding menggaung,

dasar cekung, sekret tidak produktif tanpa indurasi dan tanpa nyeri. Ulkus dapat di

tutupi krusta dan daerah sekitarnya anhidrosis. Pemeriksaan penunjang perlu

dilakukan untuk menentukan penyebab, misalnya gula darah untukdiabetes

mellitus, biopsy untuk kusta dan sebagainya.


15

BAB IV

PENATALAKSANAAN

Ulkus kruris merupakan suatu kelainan kulit yang disebabkan oleh

berbagai faktor, oleh karena itu membutuhkan penatalaksanaan yang berbeda.

Teknik umum yang digunakan untuk terapi intervensi pada ulkus kruris seperti

perawatan vaskuler, perawatan tekanan, kendalikan kadar gula darah, pembebasan

tekanan(1).

4.1 Ulkus Tropikum

1. Penatalaksanaan Umum(3)

Perbaiki keadaan gizi dengan cara memberikan makanan yang mengandung

kalori dan protein tinggi, serta vitamin dan mineral.

2. Penatalaksaan Khusus(3)

Penatalaksanaan khusus terdiri dari pengobatan sistemik dan topikal.

a. Pengobatan Sistemik

Penisillin intramuskular selama 1 minggu sampai 10 hari, dosis sehari

600.000 unit sampai 1,2 juta unit. Tetrasiklin peroral dengan dosis 3x500

mg sehari dapat juga dipakai sebagai pengganti penicillin.

b. Pengobatan Topikal

 Salap salisilat 2%

 Kompres KMnO4
16

4.1 Ulkus Varikosum

1. Penatalaksanaan Umum(3,8)

 Tinggikan letak tungkai saat berbaring untuk mengurangi hambatan aliran

vena, sementara untuk varises yang terletak di proksimal dari ulkus diberi

bebat elastin agar dapat membantu kerja otot tungkai bawah memompa

darah ke jantung.

 Konsul pasien ke Bagian Penyakit Dalam untuk mengobati penyebab

(varises).

2. Penatalaksanaan Khusus(3,8)

a. Pengobatan Sistemik

Seng Sulfat 2x200 mg/hari

b. Pengobatan Topikal

Bila terdapat pus kompres dengan larutan permanganas kalikus 1:5000 atau

larutan perak nitrat 0,5% atau 0,25%.

4.3 Ulkus Arteriosum

1. Penatalaksanaan Umum(3)

 Pengobatan terhadap penyebabnya dengan konsul ke Bagian Penyakit

Dalam.

 Hindari suhu dingin

 Hindari merokok

2. Penatalaksanaan Khusus(3)

a. Pengobatan Sistemik
17

Untuk menanggulangi infeksi dapat diberikan antibiotik atau metronidazol

(khusus kuman anaerob) dan analgetik untuk mengurangi nyeri.

b. Pengobatan Topikal

Permanganas kalikus 1:5000, Benzoin peroksida 10%-20% untuk

merangsang granulasi, bakterisidal, dan melepaskan oksigen ke dalam jaringan,

Vaseline agar kulit normal di sekitar ulkus tidak teriritasi, Seng Oksida untuk

mengabsorbsi eksudat dan bakteri(3).

4.4 Ulkus Neurotropik

Penyembuhan ulkus jenis ini biasanya lambat dan sering tidak

memuaskan. Upaya yang dilakukan adalah untuk mengurangi tekanan, mengatasi

infeksi dan bila mungkin memperbaiki sensibilitas serta konsul pasien ke Bagian

Penyakit Dalam untuk mengobati penyebab (Diabetes Mellitus, dan sebagainya).

Pengobatan topikal seperti yang dikerjakan pada ulkus yang lain dapat dicoba.

Penyakit atau kelainan yang mendasari harus diobati. Penyuluhan perlu diberikan

kepada penderita, terutama dalam cara melindungi dirinya terhadap trauma(3).


18

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Ulkus kruris merupakan penyakit yang ditandai dengan hilangnya epidermis

dan sebagian atau seluruh dermis yang dapat dikelompokkan menjadi empat

kelompok yaitu; ulkus tropikum, ulkus varikosum, ulkus arteriosum dan ulkus

neurotrofik.

Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada beberapa faktor

mempengaruhi seperti trauma, hygiene, gizi, infeksi, gangguan aliran darah balik,

ateroma pembuluh darah abdominal dan tungkai, serta kerusakan saraf perifer.

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis yang terarah dan gejala

klinis. Pemeriksaan lain diperlukan untuk menentukan penyebabnya, misalnya

hipertensi, diabetes mellitus, dan faktor resiko yang lain.

Penetalaksanaan ulkus kruris terdiri dari penatalaksanaan umum dan khusus.

Pada penatalaksanaan umum pasien diharapkan memperbaiki status gizi,

meletakkan tungkai lebih tinggi dari kepala saat berbaring, hindari dingin dan

hindari rokok. Sedangkan penatalaksanaan khusus terdiri dari pengobatan

sistemik dan topikal.

5.2 Saran

1. Memberikan edukasi yang jelas pada pasien tentang penyakitnya dan faktor-

faktor yang dapat memperberat penyakitnya


19

2. Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada penderita untuk mendapatkan

hasil yang baik.


20

DAFTAR PUSTAKA

1. Lin P, Phillips T. Ulcers in Jean L Bolognia et al. Dermatology. Volume 2.

London: Mosby, 2003:1631-48.

2. Sudirman U, dr. Ulkus Kulit dalam Ulkus Kulit. Ilmu Penyakit Kulit.

Jakarta: Hipokrats, 2000:281-97.

3. Sularsito S.A. Ulkus Kruris dalam Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit Dan

Kelamin. Edisi III. Jakarta: FKUI, 2002:227-34.

4. Siregar R.S. Ulkus Tropikum, Ulkus Trofik. Saripati Penyakit Kulit. Edisi

2. Jakarta: EGC,2004:63-7.

5. PeDOIA, Ulcus Cruris Venosum, http://www.dermis.net [diakses 23

September 2007].

6. Hall John C. Sauers Manual of Skin Disease. Philadelphia: Lippincott

Williams and Wilkins, 2000:110-2.

7. Landow K R. Ulkus Tungkai. Kapita Selekta Terapi Dermatologi. Jakarta:

EGC,1995:201-3.

8. Agustin T, Pusponegoro EHD. Patogenesis dan Penatalaksanaan Ulkus

Stasis. Media Dermato-Venereologica Indonesiana:2005;32:87-95.

9. Mulyana S. Ullkus Diabetik, http://www.tentangkedokterandanlinux.html

[diakses:22 September 2007].

10. ellerman K, Rothel H, Ulcus Cruris Assosiated With Polidase Deficiency,

http://Dermatology.Colib.org [diakses 23 September 2007].

You might also like