You are on page 1of 12

LAPORAN KIMIA DASAR II

ACARA I UJI SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA ORGANIK

Oleh : Yuli Astuti (A1M012019)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN PURWOKERTO 2013

I.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Pengukuran pH banyak digunakan di laboratorium dan di industri

makanan dan minuman pengolahan air, dan lain lain. Baik tidaknya pengukuran ini akan berpengaruh pada kualitas produk yang terbentuk. Oleh sebab itu, pengukuran yang akurat diperlukan unntuk menjamin kualitas produk yang sesuai dengan spesifikasi. Dalam dunia industri pangan untuk mendapatkan kualitas larutan yang baik, salah satunya faktor yang mempunyai peran penting adalah pencampuran larutan. Larutan dengan kondisi basa akan mengakibatkan rasa pada larutan akan terasa pahit, sedangkan larutan dengan kondisi yang asam akan terasa asam. Oleh karena itu pemantauan terhadap kadar pH pada larutan, agar mengetahui tingkat kadar pH yang dibutuhkan saat akan dilakukan proses. Pengukuran pH diperlukan untuk berbagai kebutuhan di bidang pertanian, kedokteran, untuk kosmetik, biomedik, dan lain sebagainya. Tiap tiap bidang, membutuhkan alat ukur dengan sensitivitas yang berbeda beda. Karena inilah penelitian mengenai sensor pH terus berkembang. Kertas lakmus adalah salah satu alat ukur ph konvensional. Kertas lakmus biru digunakan untuk mengukur pH asam, sedangkan kertas lakmus merah digunakan untuk mengukur pH basa. Prinsip kerjanya sederhana, hanya dengan melihat perubahan warna pada kertas lakmus saat dicelupkan pada larutan yang ingin diketahui nilai pHnya. Selanjutnya perubahan warna kertas lakmus dicocokkan dengan bagan warna penunjuk yang ada sehingga diketahui nilai pHnya. Alat ukur ini kurang efektif karena sensitivitasnya kecil dan nilai pH yang terbaca adalah nilai pendekatan (yaitu dengan menentukan kemiripan warna yang paling dekat antara kertas lakmus dan bagan warna). Selain lakmus, pengukuran pH dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit/konduktivitas suatu larutan. Cara kerja pH meter ini adalah dengan cara mencelupkan probe dari pH meter

laporan Uji Sifat Asam dan Basa Senyawa Organik

kedalam larutan yang akan diukur (kira-kira kedalaman 5cm) dan secara otomatis alat bekerja mengukur. pH meter memiliki ketelitian yang lebih baik yaitu memiliki sensitivitas 0.01 pH. Meskipun demikian, pH meter masih mempunyai kekurangan, yaitu perubahan yang lambat dan berosilasi, yang merupakan masalah yang penting dalam menentukan skala yang valid. Asam (yang seringdiwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern,asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asamasetat (ditemukan dalamcuka) dan asamsulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil).

Tujuan Menguji sifat asam dan basa beberapa senyawa organik menggunakan

kertas lakmus dan mengukur PH.

laporan Uji Sifat Asam dan Basa Senyawa Organik

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah dalam mengukur kadar keasaman cairan secara elektris dimulai pada tahun 1906 ketika Max Cremer di dalam studinya tentang hubungan cairan (interaksi antara zat cair dan zat padat) dan ditemukan ternyata hubungan antara cairan bisa dipelajari dengan bertiupnya suatu gelembung dari kaca tipis satu cairan yang di tempatkan di dalam dan di luar. Itu membuat suatu tegangan elektrik yang bisa diukur. Gagasan ini telah diambil lebih lanjut oleh Fritz Haber (yang menemukan sintese amoniak dan tiruan fertiliser) dan Zygmunt Klemsiewicz yang menemukan bahwa bohlam/gelembung kaca (yang ia namakan elektrode kaca) bisa digunakan untuk mengukur aktivitas ion hidrogen yang diikuti suatu fungsi logaritmis. Kemudian ahli biokimia Denmark Soren Sorensen menemukan skala pH pada tahun 1909. Karena kepekaan di dalam dinding gelas sangat tinggi, berkisar antara 10 sampai 100 Mega-Ohm, voltase elektrode kaca tidak bisa diukur dengan teliti sampai tabung elektron telah ditemukan. Kemudiannya, penemuan transistor efek medan (field-effect transistors FETs) dan integrated sirkit ( ICs) dengan meringankan temperatur, membuatnya mungkin untuk mengukur voltase elektrode kaca itu dengan teliti. Voltase yang diproduksi oleh satu pH unit (misalnya saja dari pH=7.00 - 8.00) secara khas sekitar 60 mV ( mili volt). Kini Ph Meter yang terdiri atas mikroprosesor yang diperlukan untuk koreksi temperatur dan kalibrasi. Asam dan basa merpakan zat yang penting dalam ilmu kimia. Dalam kehidupan sehari-hari pun, tanpa kitasadari kita sering terlibat dengan asam dan basa. Asam terasa masam dan basa terasa pahit. Garam yaitu senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa, terasa asin. Rasa manis yang tidak berkaitan dengan asam dan basa. Masalah lingkungan juga sering dikaitkan dengan asam dan basa (Darusman. 1999). Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat-zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka, dan asam semut. Basa

laporan Uji Sifat Asam dan Basa Senyawa Organik

umumnya mempunyai sifat yang licin dan terasa pahit, misalnya sabun. Di laboratorium, asam dan basa secara sederhana dapat diketahui dengan menggunakan kertas lakmus. Dalam larutan asam, kertas lakmus biru akan berubah menjadi warna merah, sedangkan dalam larutan basa kertas lakmus merah akan berubah menjadi warna biru. Larutan asam dan basa merupakan larutan elektrolit, sehingga di dalam air akan terurai menjadi ion-ionnya. Menurut J.N Bronsted dan T.M Lowry pada tahun 1923 mendefinisikan asam sebagai setiap zat sembarang (baik dalam bentuk molekul ataupun ion) yang menyumbang proton H+ (donor proton) dan basa sebagai setiap zat sembarang (molekul atau ion) yang menerima proton (akseptor proton), (Vogel,1982) Pengujian sifat asam dan basa senyawaan organik dapat menggunakan kertas lakmus. Jika lakmus biru oleh zat berubah merah maka zat bersifat asam sebaliknya jika lakmus merah oleh zat berubah biru maka zat bersifat basa. Sedangkan untuk mengukur tingkat keasaman dengan menggunakan pH paper universal dan pH meter. Suatu senyawa organik yang bersifat asam memiliki pH < 7sedangkan yang bersifat basa memiliki pH > 7 dan yang bersifat netral memiliki pH.= 7. Semakin kecil pH kosentrasi ion H+ makin besar dan asam semakin kuat sedangkan basa semakin kuat apabila kosentrasi ion OH- makin banyak dan pH makin besar. Menurut J.N Bronsteddan T.M Lowry padatahun 1923 mendefinisikan asam sebagai setiap zat sembarang (baik dalam bentuk molekul atau pun ion) yang menyumbang proton H+ (donor proton) danbasasebagaisetiapzatsembarang (molekulatau ion) yang menerima proton (akseptor proton), (Vogel,1982). Penggunaan pH meter adalah untuk mengukur ketelitian nilai pH terkecil. Sedangkan pH-paper universal penggunaannya hanya dengan menyamakan warna pada kertas lakmus dengan warnapada pH paper universal sehingga diketahui pH bahansesuai standar yang telah ada. (Sykes, Peter. 1989). Fessenden (1986) , dalam bukunya mengatakan, ada beberapa teori asam dan basa yaitu :

laporan Uji Sifat Asam dan Basa Senyawa Organik

1.

Teori asam basa Arrhenius

Arhenius menyatakan bahwa asam basa mempunyai sifat-sifat tertentu yang dapat mempermudah untuk mengenalnya. Bersifat asam jika zat itu bereaksi dengan air sehingga melepas ion H+ dan bersifat basa jika zat tersebut bereaksi denga air membentuk ionOH- ((Brady, 1999). 2. Teori asam basa Brownsted Lowry

Menurut konsep Brownsted Lowry mengenai asam dan basa, asam adalah zat yang dapat memberikan ion hidrogen yang bermuatan positif atau proton (H+) Contohnya HCl dan HNO3. sedangkan basa didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat menerima proton (H+), contohnya OH- dan NH3. 3. Teori asam basa Lewis Meskipun banyak reaksi asam basa mencakup perpindahan proton dari asam ke basa, beberapa reaksi asam basa tidak mencakup perpindahan proton. Dengan alasan ini, telah dikembangkan konsep Lewis yang lebih umum mengenai asam dan basa. Asam lewis adalah zat yang dapat menerima sepasang elektron. Sedangkan basa Lewis adalah zat yang dapat memberikan sepasang elektron.

laporan Uji Sifat Asam dan Basa Senyawa Organik

III.

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan 1. Alat a. b. c. d. e. 2. Bahan a. b. c. d. e. Alkohol Asam asetat Glukosa Fruktosa Asam sitrat Tabung reaksi Cawan petri pH paper Kertas lakmus biru Kertas lakmus merah

Prosedur Kerja Sejumlah tabung reakasi dan cawan petri diambil

Masing-masing larutan alkohol, asam asetat, glukosa, fruktosa, dan asam sitrat diencerkan hingga 50% Setelah itu masing-masing larutan tersebut diisi ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Lalu masing-masing larutan diukur menggunakan pH paper

Hasil pengamatan dicatat dalam bentul tabel

laporan Uji Sifat Asam dan Basa Senyawa Organik

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil No. 1 Sampel 50% alkohol PH 5 Keterangan Asam Foto

50% fruktosa

Asam

50% glukosa

Asam

50% asam asetat

Asam

50% asam sitrat

Asam

laporan Uji Sifat Asam dan Basa Senyawa Organik

B.

Pembahasan Dalam pratikum uji sifat asam dan basa kali ini, senyawa organik yang

digunakan adalan alkohol, fruktosa, glukosa, asam asetat, dan asam sitrat Untuk senyawa alkohol, alkoholmempunyaigugusfungsi R OH. Alkohol mudah larut dalam air karena dapat membentuk ikatan hidrogen. Alkohol dapat bersifat asam. Semakin panjang ikatan karbon maka akan semakin besar pH-nya. Sudah jelas sekali bahwa alcohol adalah asam lemah, karena perbedaan keelektronegatifan antara oksigen dan hydrogen pada gugus hidroksil, yang memudahkan hydrogen. Bila di dekat karbon hidroksi terdapat gugus penarik electron seperti fenil atau halogen, maka keasaman meningkat. Sebaliknya, semakin banyak gugus pendorong electron sepertirantai alkana, keasaman menurun. Dari hasil pengamatan menggunakan pH meter, alkohol yang diamati memiliki sifat asam dan didapatkan pH sebesar 5. Selain alkohol, pada pratikum uji sifat asam basa yang diamati adalah fruktosa. Fruktosa adalah adalah gula sederhana (monosakarida) yang ditemukan di banyak jenis makanan dan merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa.Pada pratikum yang dilakukan, didapatkan pH sebesar 4sehingga fruktosa dikategorikan kedalam sifat asam. Senyawa lain yang diamati adalah glukosa. Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosamonosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7. Trayek pH antara 5-7 (Petrucci, 1987). Dari hasil pengamatan, didapatkan pH sebesar 4 sehingga fruktosa masuk dalam sifat asam.

laporan Uji Sifat Asam dan Basa Senyawa Organik

Selanjutnya adalah asam asetat. Asam asetat adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Dalam pengamatan, hasil pH-nya adalah 2 dan merupakan sifat dari asam. Yang terakhir diamati adalah asam sitrat. Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan).Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis danjeruk purut). Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat. Pada pratikum yang dilakukan, didapatkan pH sebesar 1 yang merupakan sifat dari asam.

laporan Uji Sifat Asam dan Basa Senyawa Organik

V.

PENUTUP

A.

Kesimpulan Asam adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air mengalami disosiasi

membentuk ion hydrogen dan merupakan donor proton serta sebagai penerima pasangan elektron. Basa adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air mengalami disosiasi membentuk ion hidroksida dan merupakan akseptor proton serta sebagai pemberi pasangan elektron. Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap senyawa organik, didapatkan hasil sebagai berikut : a. b. c. d. e. Alkohol menunjukkan sifat asam dengan pH sesbesar 5. Fruktosa menunjukkan sifat asam dengan pH sebesar 4. Glukosa menunjukkan sifat asam dengan pH sebesar 4. Asam asetat menunjukkan sifat asam dengan pH sebesar 2. Asam sitrat menunjukkan sifat asam dengan pH sebesar 1.

B.

Saran Dalam pengujian asam dan basa suat larutan yang paling dibutuhkan

adalah kesterilan alat-alat yang digunakan, bahan yang berkualitas baik, serta ketelitian praktikan saat mengamati perubahan warna yang terjadi. Oleh sebab itu praktikan sebaikanya memastikan kesterilan alat yang digunakan, bahan yang masih baik, serta lebih teliti saat mengamati perubahan warna yang terjadi pada indikator pH paper.

laporan Uji Sifat Asam dan Basa Senyawa Organik

DAFTAR PUSTAKA

Brady, J.E., 1999, Kimia Universitas, Binarupa Aksara, Jakarta Darusman,Latifah. 1999. Kimia Dasar I. Bogor : IPB Fessenden, R., 1986, Organic Chemistry, 2nd edition, Willard Grant Press Publisher, USA. Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Erlangga, Bandung. Sykes, Peter. 1989. Penuntun Mekanisme Reaksi Kimia Organik. Gramedia, Jakarta. Vogel. 1982. Analisa Anorganik Kualitatif. PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta.

laporan Uji Sifat Asam dan Basa Senyawa Organik

You might also like