You are on page 1of 1

Rhinosinusitus Rhinitis adalah inflamasi dari membrane mukosa nasal. Sinusitis adalah inflamasi dari sinus.

Dan rhinosinusitis adalah inflamasi dari cavum nasi dan sinus paranasal. Sinusitis tanpa rhinitis adalah sangat jarang, sehingga istilah rhinosinusitis dipakai. Rhinosinusitis akut dimana berlangsung kurang dari 4 minggu. Acute rhinosinusitis akan membaik (resolve) dengan sendirinya dengan atau tanpa terapi. Sedangkan Chronic rhinosinusitis terjadi jika inflamasi lebih dari 12 minggu. Subakut (4-12 minggu). Rekuren (4atau lebih episode/tahun minimal durasi 7 hari). Acute rhinosinusitis, etiologi: virus dan bakteri. 0.5-2% dari viral rhinosinusitis dapat koinfeksi dengan bakteri. Virus: Rhinovirus. Bakteri: S. pneumonia, H. influenza, M. catarrhalis. Gejala minor: headache, halositosis, fatigue, dental pain, cough, ear pain/pressure Gejala mayor: PODS facial Pain, nasal Obstruction, nasal purulence/discoloured postnasal Discharge, hyposmia/anosmia (Smell) (*pada anak2 gejala nyeri kepala dan facial pain jarang ditemukan) Red flag: altered mental status, headache, systemic toxicity, swelling of the orbit or change in visus, gejala neurologis dan tanda iritasi meninges Pada anak < 4 tahun yang terkena adalah sinus ethomidalis karena sinus maxilaris baru berrongga usia 4 tahun, sinus sphenoidal baru ada umur 5 tahun. Diagnosis: gejala persisten seperti discar nasal dan batuk >10-14 hari tanpa perbaikan atau gejala berat seperti temp 39C ke atas, discar nasal purulent yang menetap 3-4 hari sugestif untuk acute bacterial rhinosinusitis. Pemeriksaan penunjang: GS sinus aspirate culture. Less invasive rigid nasal endoscopy. Radiografi (xray, ct scan) hanya membuktikan ada tidaknya cairan, penebalan mukosa, bukan mencari etiologi. Terapi: Antibiotic (pada bacterial): 1st line amoxiciline (jika alergi beta lactam TMPSMX atau macrolide seperti claritromicin, azitromicin. 2nd line (untuk bakteri resisten): amoxicillin-asam clavulanat, quinolone (levofloxacin). Diberikan minimal 10 hari. Terapi suportif dengan saline nasal washes/ nasal spray (mengencerkan discar dan sebagai vasokonstriktor). Pemakaian analgesic, topical glukokortikoid, topical dekongestan, oral dekongestan berdasarkan penelitian membawa manfaat sebagai symptomatic relief (memperbaiki patensi nasal). Pemberian antihistamin tidak direkomendasikan. Mukolitik belum ada bukti. Pencegahan: cuci tangan, hindari kontak dengan penderita flu, imunisasi, kemoprofilaksis (oseltamivir, zanamivir)

You might also like