Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 7
Pendahuluan
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh corynebacterium diphteriae Kuman ini termasuk gram positif yang berasal dari membran mukosa hidung dan nasofaring, kulit dan lesi lain dari orang yang terinfeksi.kuman ini sering menyerang infeksi saluran pernapasan bagian atas. Tonsilitis difteri sering ditemukan pada anak berusia kurang dari 10 tahun dan frekuensi tertinggi pada usia 2-5 tahun.
Epidemiologi
Penyakit terutama di negara miskin, yang
penduduknya tinggal pada tempat-tempat pemukiman yang padat, hygiene dan sanitasi buruk, fasilitas kesehatan yang kurang.
Etiologi
Ada tiga type variants dari Corynebacterium
diphtheriae ini yaitu : type mitis, type intermedius dan type gravis. Corynebacterium diphtheriae dapat dikalsifikasikan dengan cara bacteriophage lysis menjadi 19 tipe.Type 1-3 termasuk type mitis, type 4-6 termasuk type intermedius, tipe 7 termasuk type gravis yang tidak ganas, sedangkan tipe-tipe lainnya termasuk type gravis yang virulen.
Laporan kasus
Seminggu sebelum berobat TS demam tidak tinggi disertai pilek dgn sedikit lendir berwarna jernih
Sehari berikutnya setelah mandi di kolam renang os demam lagi dan tidak nafsu makan
Dua hari berikutnya os batuk,dahak tidak banyak berwarna kekuningan dan suara parau
Os juga muntah 3x sehari terdiri dari apa yang dimakan dan minum
Pada hari itu juga os dibawa ke dokter jaga dan mendapat obat batuk dan puyer
Esoknya suara tambah parau dan mulai sesak nafas dan saat tidur nafasnya mengorok
Sesak terlihat makin berat dan anak dibawa ke rumah sakit dan dianjurkan untuk dirawat
Laporan kasus
Anak perempuan
Nama
: TS Umur : 3 tahun BB : 11 Kg ( Gizi kurang ) BB/U TB : 84 cm ( Gizi kurang ) TB/U Nama ortu : Ny.M Usia : 28 tahun Alamat tempat tinggal : bintaro
Laporan kasus
Keluhan utama
Keluhan tambahan
: sesak napas :
demam,tidak nafsu makan,muntah,suara mengorok,suara parau Riwayat penyakit dahulu Riwayat keluarga Riwayat lingkungan
:-
Laporan kasus
Pemeriksaan Fisik Inspeksi : anak tampak sakit berat, mukosa
Pembahasan
Diagnosis kerja :
Diagnosis kerja
Tonsilitis viral bisa Angina plaut disingkirkan vincent sangat karena pada Common cold bisa susah dibedakan pemeriksaaan disingkirkan karena dengan penyakit rongga mulut akan difteri karena tidak adanya tampak luka-luka gejala klinis yang pseudomembran kecil yang sangat pada penyakit ini hampir mirip tetapi nyeri dan tidak penyebab penyakit disertai pseudo ini adalah bakteri membran spirochaeta
Pembahasan
Pembahasan
Pembahasan
DIAGNOSIS KERJA:
Anamnesis
Gambaran klinis yang khas Pemeriksaan langsung sediaan
DIFTERI
P A T O F I S I O L O G I
Aliran sistemik
Nasal Laring
Tonsil/faringeal
Peradangan mukosa suara serak, hidung (flu, secret sal. Hidung serosa). nafas, sianosis.
Tenggorokan sakit demam anorexia, lemah. Membrane Berwarna putih atau abu-abu Linfadenitis (bulls neck) Toxemia, syok septic.
Pembahasan
Gambaran klinik dibagi menjadi 3 macam
Gejala umum : seperti pada gejala infeksi yaitu
kenaikan suhu tubuh biasanya sub febris, nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan lemah Gejala lokal : tonsil membengkakpembuluhpembuluh darah melebar keluarkan sel-sel darah putih sedang
sel-sel epitel nekrosisterbentuk fibrinmembaran putih keabu-abuan
(pseudomembrane)Membran ini sukar diangkat dan mudah berdarah.Di bawah membran ini bersarang kuman difteri dan kuman-kuman ini mengeluarkan exotoxin
Pembahasan
Gejala akibat exotoxin : yang dikeluarkan oleh
kuman difteri ini akan menimbulkan kerusakan jaringan tubuh biasanya terjadi setelah 4-7 minggu terinfeksi dengan kuman difteri.
Pada jantung miokarditis sampai
decompesatio cordis kiri Pada saraf kranial lumpuhnya otot palatum dan pernapasan Pada ginjal albuminuria
Pembahasan
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk
menegakkan diagnosis : Laboratorik : Sediaan langsung -Gram - Neisnerr - biru metilen Sediaan langsung diambil dari pseudomebran dan usap tenggorok
Biakan (tidak dianjurkan karena terlalu lama)
Corynebacterium dyphteriae
PENATALAKSANAAN.
Pemberian antitoksin, dengan dosis
20.000-40.000 Unit, secara I.V Pemberian Antibiotik, ada 2 pilihan obat yaitu 1. Penicillin G procain dimana dosis untuk anak-anak adalah 12.500-25.000 U/kgBB, diberikan secara I.M. 2. Eritomisin, dimana dosis untuk anakanak adalah 40-50mg/kgBB.
PENATALAKSANAAN
Isolasi
Pencegahan
1. Memberikan kekebalan pada anak-anak dengan
cara : Imunisasi DTaP untuk anak bayi. Imunisasi di berikan sebanyak 3 kali yaitu pada saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.Imunisasi DT untuk anak usia sekolah dasar (usia kurang dari 7 tahun). Imunisasi ini di berikan satu kali. 2. Hindari kontak dengan penderita langsung difteri. 3. Jaga kebersihan diri. 4. Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga
Pencegahan
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur. 6. Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera
Pencegahan
Bila keluarga,teman,tetangga menderita difteri
Hindari kontak langsung dengan penderita difteri atau karier (pembawa) difteri. Lakukan pemeriksaan kesehatan diri dan anggota keluarga ke fasilitas kesehatan terdekat. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah. Penderita Difteri atau karier agar menggunakan masker sampai sembuh..
Prognosis
Prognosis pasien sangat bergantung
pada: Umur penderita makin muda makin buruk prognosis Virulensi virus Keadaan umum penderita misal dengan gizi kurang baik, maka prognosis kurang baik Cepat atau lambatnya pemberiaan pengobatan
Prognosis
Pada umumnya baik apabila
Daftar Pustaka
1.Supriyanto A. Infeksi Bakteri Difteri. Avaiable at:
http://medicastore.com/penyakit/930/Difteri.html. Accessed on December, 8th 2009. 2.Kartono. Lingkungan Rumah dan Kejadian Difteri di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.2 No.5 ; 2008 3.Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2008. hal 221 4.Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2006. hal 1836-1839.
Daftar Pustaka
6. Lubis CP.Difteri. Avaiable at:
http://www.usu.ac.id/id/files/artikel/Dipteri.pdf Accessed on December, 8th 2009. 7.Nyoman KI. Difteri. Avaiable at: http://www.scribd.com/doc/13758759/DIFTERI Accessed on December, 8th 2009. 8. Ditjen P2PL, Depkes RI. Panduan Praktis Surveilens Epidemiologi Penyakit.Jakarta ; 2003 9.Novia M. Difteri, Bagaimana Penularan dan Pencegahannya. Avaiable at:http://www.surabayaehealth.org/dkksurabaya/berita/difteribagaimanapenularan- dan pencegahannya. Accessed on December, 8th 2009.