You are on page 1of 13

TRAUMA TEMBUS BOLA MATA

Rifa Siti Nursyarifah H2A008035

Definisi
Trauma tembus bola mata luka yang mengenai dinding mata hingga bola mata atau trauma mata yang menyebabkan kerusakan pada keseluruhan ketebalan dinding bola mata (full-thickness wound of the eyeball).

Epidemiologi
Amerika Serikat 13,2 per 100.000 penduduk tiap tahunnya Zagora menemukan bahwa 30 40 % dari semua kasus trauma okular tembus berakhir dengan kebutaan. : = 3 : 1

Klasifikasi
Trauma tertutup : Trauma dengan kerusakan intraokuler tapi dengan kornea dan sklera yang intak. Trauma terbuka : Trauma dengan full thickness wound dari kornea atau sklera atau keduanya. Ruptur : Full-thickness wound yang disebabkan trauma tumpul. Laserasi : Full thickness wound yang disebabkan benda tajam.

Anamnesis

Mekanisme trauma harus ditanyakan Bentuk dan ukuran benda penyebab trauma Asal dari objek penyebab trauma Keadaan saat terjadinya trauma Waktu pasti terjadinya trauma. Lokasi terjadinya trauma. Penggunaan kacamata koreksi atau pelindung. Riwayat medis Operasi mata sebelumnya, dapat membuat jaringan lebih mudah ruptur. Penglihatan sebelum terjadinya trauma pada kedua mata. Penyakit mata yang ada. Medikasi yang sedang dijalani termasuk obat tetes mata dan alergi. Nyeri Penglihatan secara umum berkurang jauh Diplopia

Pemeriksaan Fisik

Ketajaman penglihatan dan gerakan bola mata, sangat penting untuk dinilai Orbita : deformitas tulang, benda asing, dan dislokasi bola mata. Palpebra : Palpebra dan trauma kelenjar lakrimal ; Laserasi pada palpebra dapat menyebabkan perforasi bola mata. Konjungtiva : Laserasi konjungtiva ; Perdarahan konjungtiva Kornea dan sklera : Laserasi kornea penuh atau yang melibatkan sklera ; prolapse iris pada laserasi kornea penuh ; Tekanan bola mata umumnya rendah Pupil : Bentuk lancip, tetesan air, atau ireguler bisa terjadi pada ruptur bola mata. Segmen anterior : Pada pemeriksaan dengan lampu sliIt, bisa ditemukan defek pada iris, laserasi kornea, prolaps iris, hifema, dan kerusakan lensa. ; Bilik mata depan dangkal Temuan lain : Perdarahan viteous setelah trauma menunjukan adanya robekan retina atau koroid, avulsi saraf optikus, atau adanya benda asing ; Robekan retina, edema, ablasio, dan

Pemeriksaan penunjang
Foto polos orbita untuk mencari benda asing radioopak. USG orbita pada keadaan media refraksi keruh struktur intraokuler, lokalisasi dari benda asing intraokuler, deteksi benda asing non metalik, deteksi perdarahan koroid, ruptur sklera posterior, ablasio retina, dan perdarahan sub retina. CT Scan untuk evaluasi struktur intraokuler dan periorbita, deteksi adanya benda asing intraokuler metalik dan menentukan terdapatnya MRI sangat baik untuk menilai jaringan lunak tetapi kontraindikasi pada benda asing yang

penatalaksanaan
Manajemen awal yang dilakukan pada trauma tembus: Menjaga pasien tetap tenang untuk mencegah luka lebih lanjut Pemberian analgetik Pemberian sikloplegik untuk mengistirahatkan mata Penilaian kembali keluhan nyeri, visus, TIO, gejala neurologis, dan gejala lain. Pasang pelindung mata dan jangan memberikan penekanan pada mata Kompres dingin Lakukan penanganan tetanus untuk mencegah infeksi tetanus Berikan antibiotik sistemik inisial, jangan antibiotik topikal Rujuk ke dokter spesialis mata untuk operasi repair segera

Prinsip-prinsip perbaikan awal (primary repair) Teknik yang digunakan tergantung dari beratnya luka dan adanya komplikasi seperti inkarserasi iris, COA yang datar, dan kerusakan intraokular. Laserasi kornea kecil : Tidak membutuhkan penjahitan karena bisa menyembuh sempurna atau dengan bantuan lensa kontak yang seperti perban lembut. Laserasi kornea ukuran medium : Biasanya membutuhkan jahitan terutama jika COA datar. COA yang datar dapat kembali berubah semula secara spontan jika kornea telah dijahit, jika tidak, harus dikembalikan dengan solusio garam seimbang. Bandage contanct lens post operatif juga berguna

Tujuan dari secondary repair Perbaikan sekunder bagian posterior trauma jika mungkin dilakukan 10-14 hari setelah perbaikan awal. Hal ini akan memberikan waktu tidak hanya bagi penyembuhan luka tetapi juga untuk perkembangan pemisahan vitreus posterior dengan fasilitas mikrosurgery intraokular tertutup.

Komplikasi
Endoftalmitis dapat terjadi dalam beberapa jam hingga dalam beberapa minggu tergantung pada jenis mikroorganisme yang terlibat. Endoftalmitis dapat berlanjut menjadi panoftalmitis. Simpatetik oftalmika adalah inflamasi yang terjadi pada mata yang tidak cedera dalam jangka waktu 5 hari sampai 60 tahun dan biasanya 90% terjadi dalam 1 tahun. Diduga akibat respon autoimun akibat terekposnya uvea karena cedera, keadaan ini menimbulkan nyeri, penurunan ketajaman penglihatan mendadak, dan fotofobia yang dapat membaik dengan

Prognosis

Secara umum, semakin posterior penetrasi dan semakin besar laserasi atau ruptur, prognosis semakin buruk.

TERIMA KASIH

You might also like