You are on page 1of 63

ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLER

LAPORAN AKHIR

Dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Komputer Program Studi Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya

Oleh : ERI ERNAWATI 0605 3070 0987

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2008

ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLER

LAPORAN AKHIR
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Laporan Akhir Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya

Pembimbing I

Palembang, Juli 2008 Disetujui oleh, Pembimbing II

Yulian Mirza, S.T NIP 131 884 130

Meiyi Darlies, S.Kom NIP 132 317 359

Telah Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Di Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya Pada Tanggal : 21 24 Juli 2008

Telah Diterima Untuk Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya

Palembang, Juli 2008 Ketua Jurusan Teknik Komputer

Ahyar Supani, S.T.,M.T NIP 132 003 760

MOTTO:
Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu (Al-Baqarah : 45) Hal kecil membentuk kesempurnaan tetapi kesempurnaan itu bukanlah hal kecil Hidup itu harus mencoba, jangan putus asa dan pantang menyerah Jangan banyak bicara jika sedikit bekerja, karena banyak bicara tidak akan meneyelesaikan permasalahan

Kupersembahkan Kepada : Kedua Orang Tua ku tercinta Saudara-saudraku yang kusayangi Sahabat-sahabatku Almamaterku

ABSTRAK
Alat

Pendeteksi Kebakaran Berbasis Mikrokontroler

(Eri Ernawati : 2008 : 51 Halaman) Laporan akhir ini berjudul Alat Pendeteksi Kebakara Berbasis Mikrokontroler. Tujuan utama dari Laporan Akhir ini adalah merancang suatu alat yang bisa bekerja secara otomatis dalam mencari titik api yang bisa menyebabkan kebakaran. Penulis mendapatkan permasalahan dalam membuat rancangan alat pendeteksi kebakaran ini yaitu bagaimana sensor UV-Tron dapat mendeteksi api dengan menggunakan mikrokontroler. Metode yang digunakan dalam penulisan Laporan Akhir ini adalah metode literatur, metode perencanaan dan perancangan alat, metode try and error, dan metode pengujian. Pada alat ini, sensor UV-Tron (Api) akan bekerja (mendeteksi) sumber api dalam jarak maksimal 5 meter dari sensor UV-Tron, lebih dari jarak maksimal tersebut maka sensor tidak dapat mendeteksi sumber api. Dan hasil input dari sensor UV-Tron ini akan mengubah tampilan pada LCD dan Buzzer. Diharapkan keefektifitasan dari sensor UV-Tron ini bisa ditingkatkan lagi sehingga dapat mendeteksi api dengan jarak yang cukup jauh.

KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada saya selaku penulis, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Akhir saya yang berjudul Alat Pendeteksi Adapun maksud penyusunan Laporan Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Komputer di Politeknik Negeri Sriwijaya. Dengan adanya Laporan Akhir ini diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat di bangku perkuliahan. Dalam menyelesaikan Laporan Akhir ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan tanpa adanya bimbingan, bantuan, dorongan serta petunjuk dari semua pihak, tidak mungkin Laporan Akhir ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Ahyar Supani, S.T.,M.T. Selaku Ketua Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya. 2. Bapak Yulian Mirza, S.T, sebagai Pembimbing I sekaligus sekretaris jurusan Teknik Komputer. 3. Bapak Meiyi Darlies, S.Kom, sebagai Pembimbing II. 4. Orang tua ku yang telah mendokan dan memberikan semangat serta dana, sehingga selesainya tugas akhir ini. 5. Bapak Mustaziri, S.T, yang telah memberikan pinjaman Lab. Interface serta bimbingannya dalam penyusunan Laporan Akhir ini. 6. Bapak Ikhthison Mekongga, S.T, yang telah memberikan pinjaman Bengkel Elektronika serta bimbingannya dalam pembuatan Tugas Akhir ini. 7. Seluruh Bapak/Ibu dosen pada Jurusan Teknik Komputer yang telah memberikan bimbingan mengenai Laporan Akhir ini. 8. Seluruh staf Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya seperti Pak Amier, Pak Rizal, Pak Yatno, Pak Sukri, dan Ibu Ninik yang telah memberikan semangat serta supportnya. Kebakaran Berbasis Mikrokontrler.

9. Buat Hengky, ka Tomy, dan ka Usman terima kasih atas bantuannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 10. Teman seperjuangan Quw_LA (SeptimBaYu dan EkabOre) terima kasih atas kerjasamanya dalam pembuatan Tugas Akhir ini. 11. Buat temen2 Quw di 6TCA (bOrE2_mAnIa), Hafiz(UzTadz_Qta), Bayu(Tonan), Fery(bOrE), Hikma(Org_Aneh TP baek Hati ~_^), RanGga(mA2d yg Gokil AbEezz), Novian Arief(pEmPek_Qribo), Bayu(DJ_OX) N cEw na yaitu Destri(Emon), Dyan(Nciem), Klen(KPW), Nyimas(Nyimeng), Tytha(Lebay), Rezka(BiKa_Ndut), Susi(Suman), N Suci(yg da merried). Terimakasih telah berbagi pengalaman selama 3 taon nech, N juga atas keceriaan n kegokilan kalian yang telah mengisi harihari Quw selama kuliah. (You are Gale-gale The Best mY fRiend). 12. Teman-teman se-kostku, Sofie, Eka, Maya, Novie terima kasih atas supportnya serta keakraban yang terjalin selama Qta jd anak koZt he...(~_^) _ (yOu are always in mY hEaRt). 13. Serta pihak-pihak lain beserta teman-teman se-almamaterku N adek-adek tingkatku Quw yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas semuanya. Tiada lain harapan penulis semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kepada mereka semua. Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Akhir ini masih sangat sederhana dan masih banyak kekurangan. Namun demikian, Penulis berharap kiranya Laporan Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan berkahnya bagi kita semua, Amin.

Palembang,

Juli 2008

Penulis

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................ HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ABSTRAK ................................................................................................ KATA PENGANTAR .............................................................................. DAFTAR ISI............................................................................................. DAFTAR GAMBAR ................................................................................ DAFTAR TABEL .................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1.2 Permasalahan ........................................................................... 1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................. 1.4 Metodelogi Penelitian .............................................................. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensor.................................................................................... 2.1 Sensor UV-Tron FlameDetector ..................................... 2.2 LCD (Liquid Crystal Display) ............................................. 2.3 Buzzer .................................................................................... 2.4 Mikrokontroler ...................................................................... 2.4.1 Mikrokontroler ATMega8535...................................... 2.4.1.1 Arsitektur ATMega8535 .................................. 2.4.1.2 Fitur ATMega8535 .......................................... 2.4.1.3 Konfigurasi Pin ATMega8535......................... 2.4.1.4 Fungsi Alternatif Port-port ATMega8535....... 2.5 Pengenalan Software (Perangkat Lunak) .............................. 2.5.1 Flowchart ..................................................................... 2.6 Bahasa Pemrograman Mikrokontroler .................................. 2.6.1 Basic Compiler (BASKOM-AVR) .............................. 2.6.2 Operasi-Operasi dalam BASCOM............................... 2.6.2.1 OperatorAritmatika .......................................... 2.6.2.2 Operator Relasi ................................................ 2.6.2.3 Operator Logika ............................................... 2.6.2.4 Operator Fungsi................................................ 2.6.3 Kontrol Program .......................................................... 2.6.3.1 If-Then .............................................................. 2.6.3.2 Select...Case ..................................................... 2.6.3.3 Do-Loop ........................................................... 2.6.3.4 Gosub ............................................................... 2.6.3.5 Goto .................................................................. BAB III RANCANG BANGUN 3.1 Tujuan Perancangan.............................................................. 3.2 Perancangan Sistem .............................................................. i ii v vi viii x xi 1 2 2 2 3 3 6 8 9 11 12 13 13 14 16 16 18 19 20 20 20 20 20 21 21 21 22 22 22 23 23

3.3 Tahap Perancangan ............................................................... 3.3.1 Perancangan pada Papan PCB ..................................... 3.3.2 Pemasangan Komponen dan Bahan yang Digunakan.. 3.4 Cara Kerja Rangkaian ........................................................... 3.4.1 Sensor UV-Tron padaMikrokontroler.......................... 3.4.2 LCD pada Mikrokontroler ........................................... 3.4.3 Buzzer pada Mikrokontroler......................................... 3.5 Rangkaian Alat Pendeteksi Kebakaran ................................. 3.6 Pembuatan Cassing pada pada Alat ...................................... 3.7 Perancangan Program ........................................................... 3.7.1 Program Pendeteksian Api, Suhu, dan Asap................ 3.8 Cara Pengisian Program ke Mikrokontroler ......................... 3.8.1 Proses Download Program........................................... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...................................................................................... 4.1.1 Pengukuran Rangkaian UV-Tron................................. 4.1.1.2 Hasil Pengukuran ............................................. 4.1.2 Pengujian Peralatan...................................................... 4.1.3 Simulasi Program Saat Alat Dihidupkan ..................... 4.2 Pembahasan........................................................................... 4.2.1 UV-Tron Flame Detector............................................. 4.2.2 Mikrokontroler ATMega8535...................................... 4.2.3 Buzzer ........................................................................... 4.2.4 LCD.............................................................................. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ........................................................................... 5.2 Saran...................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

25 25 26 27 27 29 30 31 33 35 37 37 37 42 42 43 44 45 48 48 49 49 49 51 51

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Sensor Api UV-Tron Flame Detector .................................... Gambar 2.2 Drive Circuit UV-Tron........................................................... Gambar 2.3 Karakteristik UV-Tron Flame Detector ................................. Gambar 2.4 Rangkaian LCD...................................................................... Gambar 2.5 LCD M1632 ........................................................................... Gambar 2.6 Buzzer ..................................................................................... Gambar 2.7 Rangkaian Dalam Buzzer ....................................................... Gambar 2.8 Blok Dagram Mikroprosesor.................................................. Gambar 2.9 Pin IC ATMega8535 .............................................................. Gambar 3.1 Blok Diagram Alat Pendeteksi Kebakaran............................. Gambar 3.2 Rancangan Rangkaian Sensor UV-Tron pada ATMega8535 Gambar 3.3 Rancangan Rangkaian LCD dengan ATMega8535 ............... Gambar 3.4 Rancangan Rangkaian Buzzer dengan ATMega8535 ............ Gambar 3.5 Rancangan Rangkaian Alat Pendeteksi Kebakaran ............... Gambar 3.6 Rancangan Layout Rangkaian Alat Pendeteksi Kebakaran ... Gambar 3.7 Rancangan Tata Letak Komponen Pada Alat Pendeteksi Kebakaran .............................................................................. Gambar 3.8 Rancangan Kotak / Cassing Alat Pendeteksi Kebakaran....... Gambar 3.9 Rancangan Flowchart pada Alat Pendeteksi Kebakaran ....... Gambar 3.10 Tampilan awal SPI Flash Programer Version 3.7............ Gambar 3.11 Tampilan SPI Flash Programmer 3.7 ............................... Gambar 3.12 Pembacaan Mikrokontroler.................................................. Gambar 3.13 Verifykasi mikrokontroler .................................................... Gambar 3.14 Signature mikrokontroller .................................................... Gambar 3.15 File berekstensi HEX yang akan didownload ...................... Gambar 3.16 Proses pengisian telah selesai............................................... Gambar 4.1 Titik Pengujian rangkaian depan Drive Circuit (UV-Tron)... Gambar 4.2 Titik Pengujian rangkaian dasar Drive Circuit (UV-Tron).... Gambar 4.3 Alat pendeteksi kebakaran ..................................................... Gambar 4.4 LCD pada alat pendeteksi kebakaran..................................... Gambar 4.5 Introduce Alarm Kebakaran................................................... Gambar 4.6 Kondisi ruangan aman............................................................ Gambar 4.7 Kondisi Terdeteksi Adanya Api tanpa Asap.......................... Gambar 4.8 Kondisi Terdeteksi Adanya Asap dan tanpa Api ................... Gambar 4.9 Kondisi Terdeteksi Adanya Api dan Asap............................. 3 4 4 6 7 8 8 10 12 24 28 29 30 31 32 32 34 36 38 38 39 40 40 40 41 42 43 45 45 45 46 46 47 47

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Tabel Fungsi pin LCD M1632................................................... Tabel 2.2 Fungsi Alternatif Port A ............................................................. Tabel 2.3 Fungsi Alternatif Port B............................................................. Tabel 2.4 Fungsi Alternatif Port C............................................................. Tabel 2.5 Fungsi Alternatif Port D ............................................................ Tabel 2.6 Simbol-simbol pada flowchart .................................................. Tabel 2.7 Keterangan ikon-ikon pada BASCOM A-VR ........................... Tabel 2.8 Informasi dari show result ......................................................... Tabel 2.9 Operator Relasi .......................................................................... Tabel 3.1 Alat dan bahan untuk pembuatan layout di PCB ....................... Tabel 3.2 Alat dan bahan untuk pemasangan komponen........................... Tabel 3.3 Alat yang digunakan pada pembuatan kotak rangkaian............. Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Rangkaian UV-Tron ..................................... 6 14 14 15 15 17 19 19 20 25 26 35 43

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan suatu hal yang harus diwaspadai. Kebakaran sangat merugikan semua orang, dan juga bisa melenyapkan semua yang dimiliki. Penyebab dari suatu kebakaran tersebut bisa disebabkan karena, kompor meledak, hubungan arus listrik yang pendek, membuang puntung api sembarangan dan lain sebagainya. Salah satu faktor penyebab kebekaran tersebut merupakan kesalahan dari pengoperasian peralatan yang digunakan (Human Error). Selama ini untuk memadamkan kebakaran tersebut dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan ember atau selang air, cara tersebut tidak efektif dan tidak efisien karena membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga sulit untuk memadamkannya. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sebuah alat yang dapat mendeteksi sumber api secara otomatis. Dengan adanya suatu alat yang bisa bekerja secara otomatis, bisa mendeteksi adanya api yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran. Alat yang dilengkapi dengan sensor api (UV-Tron). Sensor akan bekerja mencari titik api dalam jarak sejauh 5 meter, sehingga dengan sensor tersebut bisa mengetahui bahwa ada api, selanjutnya hasil dari pendeteksian tersebut akan diberitahukan melalui bunyi buzzer (alarm) dan tampilan LCD yang akan menampilkan tulisan akan terjadi kebakaran. Alat ini juga didukung oleh mikrokontroler dan pemrograman sebagai pengendali dari sistem kerja alat tersebut. Dengan alat ini bisa mengetahui sumber api sehingga kebakaran bisa diantisipasi. Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka penulis beralasan mengangkat judul Alat Pendeteksi Kebakaran Berbasis Mikrokontroler . Diharapkan dengan adanya alat ini dapat membantu manusia dalam pencarian sumber api sehingga bisa mengantisipasi sebelum terjadinya kebakaran.

1.2 Permasalahan Dalam perancangan dan pembuatan alat ini banyak sekali bahasan-bahasan yang dapat diambil sebagai bahan pembahasan seperti rangkaian sensor api, mikrokontroler serta pemrograman. Untuk lebih mempermudah dalam melakukan perancangan serta analisis data maka penulis membatasi permasalahan yaitu bagaimana sensor Uv-Tron dapat mendeteksi kebakaran menggunakan mikrokontroler ATMega8535. 1.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari pembuatan alat ini adalah sebagai berikut: 1. 2. Penerapan ilmu yang didapat dibangku kuliah ke dalam bentuk rancang bangun suatu alat pendeteksi kebakaran. Dapat mendesain alat pendeteksi kebakaran secara otomatis. Manfaat yang dapat diambil dari pembuatan alat ini adalah sebagai berikut: 1. 2. Mengatasi timbulnya kebakaran secara dini. Membantu dan mempermudah kerja manusia dalam pencarian sumber api.

1.4 Metodologi Penelitian 1. Metode Literatur Dalam penyusunan laporan akhir ini penulis mengumpulkan data dan referensi yang mendukung laporan akhir ini baik dari perpustakaan, internet maupun tanya jawab. 2. Metode Perencanaan dan Perancangan Alat Melakukan perencanaan terhadap peralatan-peralatan dan komponenkomponen lain yang dibutuhkan dalam pembuatan alat ini kemudian baru dilakukan perancangan alat. 3. Metode Try and Error Melakukan percobaan yang bertujuan untuk mengecek dan mengetahui masing-masing sistem kerja per blok dari rangkaian yang digunakan. Jika terjadi kesalahan, dianalisa dan diperbaiki. 4. Metode Pengujian Pengujian penulis lakukan setelah semua alat dirancang, pengujian alat dilakukan per blok baru kemudian baru dilakukan pengujian keseluruhan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sensor Sensor merupakan salah satu bentuk perangkat keras yang digunakan untuk menangkap suatu perubahan lingkungan yang terjadi disekitar sensor seperti objek/benda, suhu, panas, suara, tekanan, cahaya, dan sebagainya. Sama halnya panca-indra pada manusia, sensor dapat berperan sebagai indra jika di integrasikan pada suatu rangkaian mesin atau elektronik. Sensor berfungsi sebagai pengukur suatu keadaan, misalnya pengukur temperatur, kelembaban, jarak, kualitas udara, dan sebagainya (Widodo, 2006 : 86). 2.1.1 Sensor UV-Tron Flame Detector UV-Tron Flame Detector merupakan sensor yang dapat mendeteksi nyala api dari jarak 5 meter. Sensor ini berguna untuk menemukan sumber-sumber pembakaran, dan nyala api. Sensor ini menghasilkan suatu pulsa, pada keluaran dalam hal ini input Q atau pada kaki 1 pada output Drive Circuit. Pulsa inilah yang akan diolah oleh mikrokontroler untuk menentukan adanya api atau tidak. UV-Tron merupakan komponen paling inti dari alat pendeteksi kebakaran ini. UVTron sendiri lebih mudah dalam pengolahan data dan juga lebih mudah dalam pemakaiannya. (www.robotindonesia.com/article/bagianrobot3.pdf)

Sumber : www. hamamatsu.com / datasheet. Pdf

Gambar 2.1: Sensor Api UV-Tron Flame Detector Pada prinsipnya UV-Tron Flame Detector bekerja pada saat sinar ultraviolet dipancarkan maka katoda akan memancarkan photoelektron dari efek

photoelectrik kemudian dipercepat oleh anoda akibat medan listrik. Hasil kerja UV-Tron tersebut menghasilkan pulsa-pulsa yang dikeluarkan oleh Drive Circuit.

Sumber : www. hamamatsu.com / datasheet. pdf

Gambar 2.2: Drive Circuit UV-Tron UV-Tron Flame Detector dapat beroperasi jika disatukan pada Drive Circuit yang telah disediakan pada paket sensor api ini. Peletakan sensor ini dapat langsung pada Drive Circuit atau dapat juga kita menambahkan kabel sebagai penghubung antara UV-Tron dengan Drive Circuit sepanjang 5 cm. Sensor ini memiliki dua buah kaki yaitu Cathode (katoda/kaki yang lebih pendek) dan Anode (anoda). Pemasangan sensor ini pada papan Drive Circuit tidak boleh terbalik karena itu pada Drive Circuit telah terdapat tanda kaki-kaki UV-Tron yaitu simbol K berarti untuk katoda dan simbol A untuk kaki anoda UV-Tron.

Sumber : www. hamamatsu.com / datasheet. pdf

Gambar 2.3: Karakteristik UV-Tron Flame Detector

Gambar 2.3 menunjukkan respon UV-Tron dibandingan dengan cahaya matahari, nyala api gas maupun cahaya Tungsten.Agar sensor UV-Tron ini dapat terhubung pada sistem mikrokontroler maka diperlukan rangkaian peng-kondisi sinyal yang berfungsi mengubah respon dari UV-Tron menjadi pulsa yang dapat dikenali oleh sistem mikrokontroler. Dengan Modul C3704 maka respon UV-Tron akan diproses menjadi pulsa-pulsa selebar 10 mS dan arus maksimum 100mA. Keluaran modul ini menggunakan konfigurasi open collector. Input tegangan untuk Drive Circuit sehingga sensor UV-Tron dapat bekerja secara maksimal yaitu antara 10-30 volt DC. Pada papan Drive Circuit ini juga terdapat IC 7805 yang merupakan regulator 5V DC karena itu dilarang untuk mengubah Drive Circuit menjadi tegangan 5V DC. Pada Drive Circuit sensor UVTron Flame Detector memiliki tiga buah output (output 1, 2, dan 3) yang dapat diolah oleh mikrokontroler, yaitu sebagai berikut: 1. Output 1 adalah sebuah CMOS Compatible Output, yang mana keluarannya bernilai rendah pada saat kondisi tidak ada api dan bernilai tinggi sekitar 10 ms pada saat mendeteksi adanya api. 2. Output 2 merupakan kebalikan dari Output 1 3. Output 3 merupakan open collector transistor output. Output ini dapat ditinggikan sampai 50 mA sehingga dapat mengatasi arus listrik yang tinggi. Lebar pulsa yang dihasilkan oleh seluruh output adalah sama (~10ms). Lebar pulsa tersebut dapat diperpanjang lagi dengan cara penambahan kapasitor pada papan Drive Circuit yang ditandai dengan symbol CX. Penambahan kapasitor ini berguna untuk memperlebar pulsa yang dihasilkan. Sebagai contoh jika kita menggunakan kapasitor sebesar 1 F maka lebar pulsa diperpanjang satu detik, jika 10 F maka lebar pulsa diperpanjang 10 detik. Pulsa ini dapat diperpanjang sampai 100 detik jika diperlukan.

2.2 LCD (Liquid Cristal Display) LCD (Liquid Cristal Display) adalah satu layar bagian dari modul peraga yang yang menampilkan karakter yang diinginkan. Layar LCD menggunakan dua buah lembaran bahan yang dapat mempolarisasikan dan kristal cair diantara kedua lembaran tersebut . Arus listrik yang melewati cairan menyebabkan kristal merata sehingga cahaya tidak dapat melalui setiap kristal, seperti pengaturan cahaya, menentukan apakah cahaya dapat melewati atau tidak. Sehingga dapat mengubah bentuk Kristal cairnya membentuk tampilan angka atau huruf pada layar. LCD yang digunakan adalah : M1632 yang terdiri dari 16 baris, 2 kolom dimulai dari baris1 paling atas dan kolom 0 paling kiri.

Gambar 2.4 Rangkaian LCD Tabel 2.1: Tabel Fungsi pin LCD M1632 NO PIN 1 2 3 4 5 6 7 NAMA Vss Vcc Vee RS R/W E D0 +5V LCDContrast 1 = Input data, 0 = Input Instruksi 1 = Read, 0 = Write Enable Data 0 FUNGSI GND

8 9 10 11 12 13 14 15 16

D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 VBL+ VBL-

Data 1 Data 2 Data 3 Data 4 Data 5 Data 6 Data 7 4 4.2 volt GND

Berikut ini adalah gambar dari LCD M1632 dengan 2 kolom dan 16 baris.

Gambar 2.5 LCD M1632 M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD ini mempunyai CGROM (Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character Generator Random Access Memory) dan DDRAM (Display Data Random Access Memory). DDRAM (Display Data Random Access Memory) DDRAM adalah merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan berada. Contoh, untuk karakter A atau 41H yang ditulis pada alamat 00, maka karakter tersebut akan tampil pada baris pertama dan kolom pertama dari LCD. Apabila karakter tersebut ditulis di alamat 40, maka karakter tersebut akan tampil pada baris kedua kolom pertama dari LCD.

CGRAM (Character Generator Random Access Memory) CGRAM adalah merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah

karakter di mana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Namun memori ini akan hilang saat power supply tidak aktif, sehingga pola karakter akan hilang. CGROM (Character Generator Read Only Memory) CGROM adalah merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter di mana pola tersebut sudah ditentukan secara permanen dari HD44780 sehingga pengguna tidak dapat mengubah lagi. Namun karena ROM bersifat permanen, maka pola karakter tersebut tidak akan hilang walaupun power supply tidak aktif. 2.3 Buzzer Adalah Sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan load speaker, jadi buzzer terdiri dari kumparan yang terpasang pada diagfragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-bakik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Berikut gambar buzzer yang digunakan dalam alat pendeteksi kebakaran ini:

Gambar 2.6 Buzzer

Gambar 2.7 Rangkaian Dalam Buzzer

Buzzer merupakan komponen yang berisikan lilitan dan 3 batang kawat yang berbentuk seperti switch. Apabila arus dialirkan, maka kumparan akan menghasilkan medan magnetik , sehingga menarik kawat (K3) ,dan memutuskan kawat (K2) dengan kawat (K1), tetapi kalau arus dimatikan, maka kumparan akan kehilangan medan magnetnya sehingga kawat K3 akan terlepas dari kumparan, dan kawat K2 berhubungan dengan K1. Buzzer biasa dipakai pada alat-alat ringan yang membutuhkan daya kecil. ( http ://opi 110mb.com ) Jumat, Juli 10, 2008)

2.4 Mikrokontroller Mikrokontroler adalah komputer dalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik. Secara harfiahnya bisa disebut pengendali kecil. Mikrokontroler ini juga merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus. Dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL (Transistortransistor Logic) dan CMOS yang dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini. (Widodo, 2006 : 3). Dengan berkembangnya teknologi mikroprosesor 8 bit dan 16 bit, seiring dengan itu muncul pula kebutuhan agar perangkat elektronika dapat dikemas sekecil mungkin. Seperti Atari, Nintendo, Sega, dan peralatan hiburan serta peralatan rumah tangga seperti AC dan Audio/Video. Untuk mendukung hal tersebut, tidak dapat dilakukan oleh mikroprosesor standar. Hal ini dikarenakan mikroprosesor membutuhkan komponen eksternal tambahan seperti Memori, pengolah analog ke digital dan perangkat komunikasi serial misalnya. Oleh karena itu dikembangkanlah chip yang di dalam kemasan tersebut sudah terdapat mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori, bahkan ADC sudah ada dalam mikrokontroler. Mikrokontroler dapat disebut sebagai one chip solution karena terdiri dari: 1. CPU (central processing unit) CPU ialah bagian yang paling penting dari suatu mikroprosesor. Fungsi dari CPU adalah memproses data. 2. RAM (Random Access Memory)

RAM digunakan Untuk menimpan data sementara. ROM digunakan untuk menyimpan program yang bersifat permanent. 3. Timer Timer berguna untuk mengatur pewaktuan mikrokontroler. Berikut Blok Diagram dari mikroprosesor: Piranti I/O pada sistem berbasis

Memory

Data Bus

CPU

Control Bus Address Bus

Gambar 2.8 Blok diagram mikroprosesor Ketiga komponen utama tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. CPU (mikroprosesor), yang dapat dianggap sebagai OTAK sebuah sistem komputer, mengorganisasikan semua operasi yang terjadi di dalam komputer. 2. Memory, digunakan untuk menyimpan data maupun instruksi-instruksi program. Ada 2 jenis memory yang digunakan yaitu RAM (Random Access Memory) dan ROM (Read Only Memory). RAM berfungsi untuk menyimpan data dan instruksi program yang sedang dijalankan oleh komputer. RAM ini bersifat sementara (Temporary ), yang berarti isinya akan hilang begitu catu daya nya dimatikan (Turned Off). Berbeda dengan ROM, ROM bersifat permanen (tidak mudah hilang). Data-data pada ROM tidak akan hilang meskipun catu daya komputer dimatikan. 3. I/O (Piranti Masukan dan Keluaran) merupakan piranti-piranti external yang dibutuhkan oleh komputer untuk berhubungan dengan dunia luar (termasuk dengan manusia sebagai pengguna komputer). Data Bus, untuk mentransfer informasi antara mikroprosesor dan I/O. Address Bus, bus alamat yang meminta lokasi memory dari memory atau lokasi I/O dari piranti I/O.

Control Bus, bus kontrol berisi jalur yang memilih memory atau I/O dan menyebabkan memory atau I/O tersebut melakukan operasi baca (Read) atau tulis (Write).

Dengan menggunakan mikrokontroler ini maka: 1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas. 2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi. 3. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak. Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksi komponen IC TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS yang seringkali masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan tinggi atau sekedar menambah jumlah saluran masukan dan keluaran (I/O). Dengan kata lain, misalnya port paralel, port serial, komparator , konversi digital ke analog (DAC), konversi analog dan digital dan sebagainya hanya menggunakan sistem minimum yang tidak rumit atau kompleks. 2.4.1 Mikrokontroler ATMega8535 Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori bahkan ADC yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang spesifik, berbeda dengan Mikroprosesor yang berfungsi sebagai pemroses data (Widodo, 2006 : 20). Mikrokontroler dapat disebut sebagai one chip solution karena terdiri dari: CPU (Central Processing Unit) RAM (Random Access Memory) EPROM/PROM/ROM (Erasable Programmable Read Only Memory) I/O (Input/Output) - serial dan parallel Timer Interupt Controller Mikrokontroller AVR (Alf and Vegards Risc processor) memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word)

dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock atau dikenal dengan teknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock atau dikenal dengan teknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat dikelompokan ke dalam 4 kelas, yaitu keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Dari segi arsitektur dan perintah yang digunakan adalah sama, yang membedakannya adalah kelas memori, perypheral dan fungsinya.

Gambar 2.9: Pin IC ATMega8535 2.4.1.1 Arsitektur ATMega8535 Mikrokontroller ATMega8535 memiliki bagian-bagian sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D. ADC 8 channel 10 bit. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembanding. CPU yang terdiri atas 32 buah register. Watchdog timer dengan osilator internal. SRAM (Status Random Access Memory) sebesar 512 byte. Memori Flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write. Interrupt internal dan eksternal Port antarmuka SPI (Serial Peripheral Interface).

10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 11. Port USART untuk komunikasi serial.

2.4.1.2 Fitur ATMega8535 Fitur-fitur dari ATMega8535 adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz. Kapabilitas memori flash 8 KB. SRAM sebesar 512 byte. EEPROM (Electrically EPROM) sebesar 512 byte. 32 general purpose I/O. 32 general purpose register. ADC internal 10 bit sebanyak 8 channel. Secara fungsional konfigurasi pin-pin ATMega8535 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. 2. 3. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya 5V. GND merupakan pin ground yang berfungsi untuk menetralkan arus. Port A (PA.0...PA.7) merupakan pin I/O 8 bit bidirectional dan pin input analog ke ADC. Pin pada port A dapat menyediakan resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit). 4. Port B (PB.0...PB.7) merupakan pin I/O 8 bit bidirectional dengan resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit) dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter, komparator analog dan SPI (Serial Peripheral Interface). 5. Port C (PC.0...PC.7) merupakan pin I/O 8 bit bidirectional dengan resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit) dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog dan Timer Oscilator. 6. Port D (PD.0...PD.7) merupakan pin I/O 8 bit bidirectional dengan resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit) dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog, interrupt eksternal dan komunikasi serial.

2.4.1.3 Konfigurasi Pin ATMega8535

7.

RESET merupakan pin yang digunakan untuk meng-clear / mengembalikan semua register I/O ke nilai awalnya.

8.

XTAL1 (penguat osilator input) merupakan pin input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian operasi clock internal.

9.

XTAL2 (penguat osilator output) merupakan pin output dari penguat osilator inverting.

10. AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC. 11. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC. 2.4.1.4 Fungsi Alternatif Port-Port ATMega8535 Selain berfungsi sebagai port I/O bidirectional 8-bit, masing-masing port ATMega8535 memiliki fungsi lain, yaitu sebagai berikut : 1. Fungsi Alternatif Port A Tabel 2.2 Fungsi Alternatif Port A Pin PA.7 PA.6 PA.5 PA.4 PA.3 PA.2 PA.1 PA.0 2. Fungsi Alternatif Port B Tabel 2.3 Fungsi Alternatif Port B Pin PB.7 PB.6 Keterangan SCK (SPI Bus Serial Clock) VISO (SPI Bus Master Input/Slave Output) Keterangan ADC7 (ADC Input Channel 7) ADC6 (ADC Input Channel 6) ADC5 (ADC Input Channel 5) ADC4 (ADC Input Channel 4) ADC3 (ADC Input Channel 3) ADC2 (ADC Input Channel 2) ADC1 (ADC Input Channel 1) ADC0 (ADC Input Channel 0)

PB.5 PB.4 PB.3 PB.2 PB.1 PB.0

VOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input) SS (SPI Slave Select Input) AIN1 (Analog Comparator Negative Input) OCC (Timer/Counter0 Output Compare Match Output) AIN0 (Analog Comparator Positive Input) INT2 (External Interrupt2 Input) T1 (Timer/Counter1 External Counter Input) T0 (Timer/Counter0 External Counter Input) XCK (JSART External Clock Input/Output)

3. Fungsi Alternatif Port C Tabel 2.4 Fungsi Alternatif Port C Pin PC.7 PC.6 PC.1 PC.0 Keterangan TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2) TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1) SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/Output Line) SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)

4. Fungsi Alternatif Port D Tabel 2.5 Fungsi Alternatif Port D Pin PD.7 PD.6 PD.5 PD.4 PD.3 PD.2 PD.1 PD.0 Keterangan OC2 (Timer/Counter2 Output Compare Match Output) ICP1 (Timer/Counter1 Input Capture Pin) OC1A (Timer/Counter1 Output Compare A Match Output) OC1B (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output) INT1 (External Interrupt1 Input) INT0 (External Interrupt0 Input) TXD (USART Output Pin) RXD (USART Input Pin)

2.5 Pengenalan Software ( Perangkat Lunak) Dalam perancangan program alat pendeteksi kebakaran ini penulis menggunakan bahasa pemrograman Basic untuk mengatur semua aktivitas yang akan dilakukan oleh alat tersebut dengan menggunakan software BASCOM-AVR dan software SpiPGM versi 3.7 untuk men-download program ke mikrokontroller ATMega8535. Seperti diketahui dalam melakukan perancangan program harus diperhatikan aturan logika yang benar. Jika logika suatu pemrograman tidak benar, tentu akam menyebabkan adanya kesalahan dari hasil keluaran program tersebut dan tidak sesuai dengan hasil keluaran yang diinginkan. Sehingga dalam merancang program penulis memerlukan alat bantu yang disebut dengan Flowchart. 2.5.1 Flowchart Flowchart ( Bagan Alir ) merupakan suatu bagan yang menggambarkan arus logika dari data yang akan diproses dari awal sampai akhir. Tujuan utama dari penggunaan Flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurut, rapi dan jelas dengan menggunakan simbol-simbol yang standar. Tahap masalah yang disajikan harus jelas, sederhana, efektif dan tepat. Dalam penulisan flowchart dikenal dua metode, yaitu sistem flowchart dan program flowchart . 1. Sistem Flowchart Sistem flowchart merupakan diagram alir yang mengggambarkan suatu sistem peralatan komputer yang digunakan dalam proses pengolahan data serta hubungan antar peralatan tersebut. Sistem flowchart ini tidak digunakan untuk menggambarkan urutan langkah untuk memecahkan masalah, tetapi hanya untuk menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk. Dalam menggambar flowchart biasanya digunakan simbol-simbol yang standar, tetapi pemrograman juga dapat membuat simbol-simbol yang telah tersedia dirasa masih kurang. Dalam kasus ini pemrograman harus melengkapi gambar flowchart tersebut dengan kamus simbol untuk menjelaskan arti dari masing-masing simbol yang digunakan agar pemrogram lain dapat mengetahui maksud dari simbol-simbol tersebut.

2. Simbol Flowchart Program Flowchart merupakan diagram alir yang mengggambarkan urutan logika dari suatu prosedur pemecahan masalah. Dalam menggambarkan simbol flowchart, telah tersedia simbol-simbol standar, tetapi seperti pada sistem flowchart, pemrograman dapat menambah khasanah simbol-simbol tersebut, tetapi pemrogram harus melengkapi penggambaran simbol flowchart dengan kamus simbol. Berikut ini adalah tabel dari simbol-simbol yang standar yang digunakan pada flowchart. Tabel 2.6 Simbol-simbol pada flowchart Terminal Menyatakan dimana program dimulai, dan mungkin juga berhenti. Proses

Menyatakan beberapa manipulasi data.

Masukan / Keluaran Menyatakan beberapa operasi masukan/ keluaran data. Keputusan Menunjukkan perbandingan dua nilai. Persiapan Menyatakan beberapa manipulasi yang ditunjukkan dalam program sari dalam data. Proses Terdefinisi Menyatakan untuk proses yang detilnya

dijelaskan terpisah.

Penghubung Menyatakan sambungan ke atau dari bagian lain program yang terputus masih dalam halaman yang sama. Garis Alur

Menyatakan urutan operasi. Annotasi Menyatakan suatu cara untuk menambahkan keterangan yang menjelaskan langkah pemrosesan. Penghubung Menyatakan untuk menunjukkan hubungan arus proses yang terputus tetapi tidak pada halaman yang sama.

2.6

Bahasa Pemrograman Mikrokontroler Secara umum bahasa pemrograman mikrokontroller adalah bahasa tingkat

rendah yaitu bahasa assembler, dimana setiap mikrokontroller memiliki bahasa pemrograman yang berbeda-beda. Karena banyaknya hambatan dalam penggunaan bahasa assembler, maka mulai dikembangkan compiler atau penerjemah untuk bahasa tingkat tinggi. Untuk keluarga ATMega atau mikrokontroller AVR bahasa tingkat tinggi yang banyak dikembangkan antara lain Basic, Pascal dan Bahasa C. Dalam melakukan pemrograman banyak software yang dapat digunakan seperti AVR Studio-4 dan BASCOM-AVR.

Dalam perancangan alat ini penulis menggunakan bahasa pemrograman Basic dengan menggunakan software BASCOM-AVR. 2.6.1 Basic Compiler AVR (BASCOM-AVR) BASCOM-AVR ( Basic Compiler-AVR ) merupakan software compiler dengan menggunakan bahasa basic yang dibuat untuk melakukan pemrograman chip-chip mikrokontroller tertentu, salah satunya ATMega8535. Keterangan lengkap ikon-ikon dari program BASCOM-AVR dapat dilihat di tabel 2.6. Tabel 2.7: Keterangan ikon-ikon pada BASCOM-AVR Icon Nama File New Open File File Close File Save Save as Print Preview Print Exit Program Compile Syntax Check Show Result Fungsi Membuat file baru Untuk membuka File Untuk menutup program yang dibuka Untuk menyimpan file Menyimpan dengan nama yang lain Untuk melihat tampilan sebelum dicetak Untuk mencetak dokumen Untuk keluar dari program Untuk mengkompile program yang dibuat, output-nya bisa berupa *.hex, *.bin dll. Untuk memeriksa kesalahan bahasa Untuk menampilkan hasil kompilasi program. Shorcut Ctrl+N Ctrl+O Ctrl+S Ctrl+P F7 Ctrl+F7 Ctrl+W

Untuk menu show result informasi yang akan ditampilkan berupa : Tabel 2.8: Informasi dari show result Informasi Compiler Processor Date and time Baud rate dan Xtal Keterangan Versi dari compiler yang digunakan. Menampilkan target prosesor yang dipilih. Tanggal dan waktu kompilasi. Baud rate yang dipilih dan kristal yang digunakan uP.

Error Flash Used Stack Start RAM Start LCD Mode

Error nilai baud yang di set dengan nilai baud yang sebenarnya. Persentase Flash ROM yang terisi program. Lokasi awal stack pointer memori. Lokasi awal eksternal RAM. Mode LCD yang digunakan, 4 bit atau 8 bit.

2.6.2 Operasi-Operasi dalam BASCOM 2.6.2.1 Operator Aritmatika Digunakan dalam perhitungan, yang termasuk operator aritmatika ialah + (Tambah), - (Kurang), / (Bagi) dan * (Kali). 2.6.2.2 Operator Relasi Digunakan untuk membandingkan nilai sebuah angka, hasilnya dapat digunakan untk menbuat sebuah keputusan sesuai dengan program yang dibuat. Yang termasuk operator relasi adalah : Tabel 2.9: Operator Relasi Operator = <> < > <= >= 2.6.2.3 Operator Logika Digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau memanipulasi bit dan operasi boolean. Dalam BASCOM ada empat buah operator logika yaitu AND, OR, NOT dan XOR. 2.6.2.4 Operator Fungsi Digunakan untuk melengkapi operator yang sederhana. Relasi Sama Dengan Tidak Sama Dengan Lebih Kecil Dari Lebih Besar Dari Lebih Kecil atau sama dengan Lebih Besar atau sama dengan Pernyataan X=Y X <> Y X<Y X>Y X <= Y X >= Y

2.6.3 Kontrol Program 2.6.3.1 If-Then Dengan pernyataan ini kita dapat mengetes sebuah kondisi tertentu dan kemudian menentukan tindakan yang sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Sintak penulisannya adalah sebagai berikut :
IF <syarat Kondisi> THEN <Pernyataan>

Sintak diatas digunakan jika hanya ada satu kondisi yang diuji dan hanya melakukan satu tindakan. Jika melakukan lebih dari satu tindakan maka sintaknya adalah :
IF <syarat Kondisi> THEN <Pernyataan ke-1> <Pernyataan ke-2> . . <Pernyataan ke-n>

Jika ada 2 kondisi atau lebih yang akan diuji maka sintaknya menjadi :
IF <syarat kondisi 1> THEN <blok Pernyataaan ke 1> ELSEIF <syarat kondisi 2> THEN <blok pernytaan ke 2> . . ELSEIF <syarat kondisi n> THEN <blok pernytaan ke n> ELSE <blok pernyataan >

2.6.3.2 Select...Case Perintah ini akan mengeksekusi beberapa blok penyataan tergantung dari nilai variabelnya. Perintah ini mirip dengan perintah IF..Then namun perintah ini memiliki kelebihan yaitu kemudahan pada penulisannya. Sintaknya sebagai berikut :
SELECT variabe CASE CASE test1 : statements CASE test2 : statements END SELECT

2.6.3.3 Do-Loop Perintah ini digunakan untuk mengulangi sebuah blok pernyataan terus menerus. Untuk membatasi perulangannya dapat ditambahkan sebuah syarat kondisi agar perulangan berhenti dan perintahnya menjadi Do..loop until. Sintaknya sebagai berikut :
Do <blok pernyataan> loop

Yang menggunakan perintah Do..Loop Until


Do <blok pernyataan> loop Until <syarat kondisi>

2.6.3.4 Gosub Gosub merupakan pernyataan untuk melompat ke sebuah label dan akan menjalankan program yang ada dalam sub-rutin tersebut sampai menemui perintah Return. Perintah Return akan mengembalikan program ke titik setelah perintah Gosub. 2.6.3.5 Goto Perintah ini digunakan untuk melakukan percabangan, perbedaannya dengan gosub ialah perintah goto tidak memerlukan perintah return sehingga programnya tidak akan kembali lagi ke titik dimana perintah goto itu berada. Berikut ini sintak perintah GOTO :
GOTO label

BAB III RANCANG BANGUN 3.1 Tujuan Perancangan Rancang bangun alat merupakan suatu perencanaan yang dilakukan oleh perancang untuk mengerjakan suatu proyek yang akan dijalankan dan diimplementasikan dalam suatu bentuk sketsa rangkaian elektronika. Perencanaan merupakan suatu hal yang dilakukan untuk mempermudah proses pembuatan alat. Sebelum melakukan pembuatan alat maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan dimana pada perancangan dilakukan pembuatan diagram blok dan sketsa rangkaian dengan fungsi tertentu sesuai dengan spesifikasi alat yang diharapkan. 3.2 Perancangan Sistem Pada perancangan alat pendeteksi kebakaran ini terdiri atas tiga bagian yaitu piranti masukan, piranti proses, dan piranti keluaran. Pada piranti masukan terdapat beberapa jenis sensor yang digunakan yang merupakan sumber perintah bagi mikrokontroler tersebut. Jenis sensor yang digunakan tersebut yaitu sensor UV-Tron, sensor asap(AF30), dan sensor suhu(LM35). Sedangkan pada piranti proses menggunakan mikrokontroler ATMega8535 yang berfungsi untuk mengatur semua proses pengolahan data (pusat pemrosesan) yang masuk dari piranti masukan kemudian akan diteruskan ke piranti keluaran. Dan pada piranti keluaran yaitu terdapat dua buah keluaran yaitu LCD dan buzzer yang berfungsi sebagai pemberitahu akan adanya bahaya kebakaran. Berikut adalah blok diagram alat pendeteksi kebakaran :

Gambar 3.1 Blok Diagram alat pendeteksi kebakaran Pada gambar 3.1 diatas memperlihatkan blok diagram dari alat yang dirancang. Sensor api (UV-Tron) merupakan komponen utama dari alat ini. Sensor ini berfungsi sebagai input yang dapat mendeteksi keberadaan api. Input berikutnya yaitu sensor asap dan suhu yang berfungsi untuk mendeteksi adanya asap dan suhu dalam suatu ruangan yang berkisar antara 25C suhu normal suatu ruangan. Sensor suhu ini akan mendeteksi sesuai dengan keadaan ruangan pada saat pendeteksian. Sedangkan sensor api pada alat pendeteksi kebakaran ini merupakan OTAK dari sistem kerja alat ini, karena sensor ini dapat mendeteksi keberadaan api yang bisa menyebabkan kebakaran. Selanjutnya akan dibantu oleh mikrokontroler sebagai pemroses pengolah data dan pengontrol keseluruhan sistem. Mikro ini akan memperoses input yang masuk dari sensor tersebut, dan kemudian mikro akan menjalankan instruksi sesuai dengan program yang telah kita buat dengan menggunakan Basic Compiler. Sedangkan hasil keluaran dari alat ini adalah LCD dan Buzzer. LCD digunakan unuk menampilkan teks / tulisan yang telah dirancang dalam program yang telah dibuat. Keluaran berikutnya adalah buzzer yang berfungsi untuk mengeluarkan suara / bunyi alarm sebagai pemberitahuan adanya api.

3.3

Tahap Perancangan Hal pertama yang harus dilakukan dalam perancangan alat pendeteksi

kebakaran ini yaitu perancangan hardware, berupa perancangan tempat untuk meletakkan komponen-komponen yang akan dirancang. Setelah itu dilakukan perancangan rangkaian sistem berupa rangkaian mikrokontroler ATMega8535 yang terhubung dengan Drive Circuit pada sensor UV-Tron, sensor asap (AF30), sensor suhu (LM35), mikrokontroler, power supply, LCD dan Buzzer. Berikutnya setelah perancangan hardware selesai, langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasikan antara hardware dengan software. 3.3.1 Perancangan pada Papan PCB Langkah perancangan merupakan mendesain rangkaian, merancang atau membuat rangkaian kedalam bentuk skema rangkaian elektronik dalam bentuk PCB. Dalam pembuatan dan pencetakan PCB (Print Circuit Board) dilakukan secara manual. Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan dan pencetakan PCB (Print Circuit Board) ini antara lain: Tabel 3.1 Alat dan bahan untuk pembuatan layout di PCB Alat dan bahan yang Digunakan Pena Permanen Bubuk pelarut Chloride FeCl3) Bor listrik Cutter tembaga Jumlah 1 buah (Ferro 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

PCB (Print Circuit Board) polos

Proses pembuatan dan pencetakan layout PCB (Print Circuit Board) sebagai berikut: 1. Pertama kita membuat sket atau pola layout rangkaian yang kita inginkan menggunakan software pembuat layout dalam hal ini penulis menggunakan software Pa2d. 2. Kemudian layout yang telah kita buat pada Pa2d tersebut kita salin ke PCB polos dengan menggunakan pena permanent .

3. Setelah layout telah tercetak di atas PCB (Print Circuit Board) maka periksa terlebih dahulu jika terdapat jalur-jalur yang saling bertabrakan atau terpotong, jika telah diperiksa dan tidak terdapat kesalahan yang menyebabkan rangkaian tidak jalan atau terjadi short (hubungan singkat) maka dapat diteruskan pada proses selanjutnya. 4. Berikutnya yaitu merendam PCB (Print Circuit Board) yang telah ada layoutnya ke dalam larutan yang telah bercampur antara air dan bubuk pelarut tembaga (ferro chloride) hingga semua tembaga pada PCB (Print Circuit Board) hilang dan tersisa hanya layout yang telah dibuat. 5. PCB (Print Circuit Board) yang telah direndam kemudian dibilas dengan air bersih lalu dikeringkan. 6. Tahap berikutnya yaitu melubangi PCB (Print Circuit Board) sesuai dengan ukuran komponen-komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan bor listrik. 7. Setelah PCB (Print Circuit Board) dilubangi maka baru dapat memasangkan komponen-komponen pada PCB (Print Circuit Board) tersebut kemudian untuk merekatkannya komponen tersebut harus disolder. 8. Setelah PCB (Print Circuit Board) dilubangi maka baru dapat memasangkan komponen-komponen pada PCB (Print Circuit Board) tersebut kemudian untuk merekatkannya komponen tersebut harus disolder. 3.3.2 Pemasangan Komponen dan bahan yang digunakan Pada tahap ini proses harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak jalur komponen lain dan tidak menyentuh jalur komponen lainnya. Adapun alat dan bahan yang perlu dipersiapkan dalam proses pemasangan dan penyolderan alat ini antara lain: Tabel 3.2 Alat dan bahan untuk pemasangan komponen Alat dan Bahan yang Digunakan Solder Timah Tang potong Pinset Jumlah 1 buah 1 meter 1 buah 1 buah

Soket IC (40 pin) IC Atmega8535 IC 7805 Sensor UV-Tron Sensor Suhu LM 35 Sensor Asap AF 30 Relay Resistor 220 Resistor 10k Kapasitor 100nF Kapasitor 220nF Buzzer Konektor famele, male

1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

3.4 3.4.1

Cara Kerja Rangkaian Sensor UV-Tron pada Mikrokontroler Pada Drive Circuit UV-Ttron terdapat 5 kaki yaitu +VS yang digunakan

sebagai Vcc, pin ground digunakan sebagai tegangan negatif, pin 1 digunakan sebagai jalur data yang akan dihubungkan ke mikrokontroler. Sedangkan pin 2 dan 3 diabaikan karena pada alat pendeteksi kebakaran ini hanya membutuhkan satu input. Sedangkan pada sensor UV-Tron terdapat 2 kaki yaitu Anoda dan Katoda . Berikut adalah gambar rancangan rangkaian sensor UV-Tron yang terhubung ke mikrokontroler.

K ATmega8535 (XCK/T0) (T1) (INT2/AIN0) (OC0/AIN1) (SS) ( MOSI) ( MISO) (SCK) 1 PB.0 (ADC0) PA.0 2 PB.1 (ADC1) 3 PA.1 4 PB.2 (ADC3) (ADC2) PA.2 5 PB.3 (ADC4) 6 PA.3 7 PB.4 PA.4 8 PB.5 (ADC5) PA.5 9 RESET AREF 10 VCC GND 11 GND AVCC 12 XTAL PC.7 13 2 PC.6 14 XTAL PC.5 15 1 PC.4 PD.0 16 PC.3 17 PD.1 PC.2 PD.2 18 PC.1 19 PD.3 PC.0 PD.4 20 PD.7 PD.5 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 (TOSC2) 28 (TOSC1) 27 26 25 24 23 (SDA) 22 (SCL)

Vcc uF 10

Tron

Drive Circuit UV3 21 + -

+12V Vcc 100nF

220n F Vcc (RXD) (TXD) (INT0) (INT1) (OC1B) (OC1A) (ICP1)

Gambar 3.2 Rancangan rangkaian sensor UV-Tron pada ATMega8535 Pada Sensor UV-Tron ini terdapat Drive Circuit yang berfungsi sebagai pemroses atau pengolah input apabila sensor UV-Tron mendeteksi adanya api. Diver Circuit akan memperoses masukan yg berupa cahaya dari api tersebut kemudian pemrosesan akan diteruskan ke mikrokontroler untuk proses menjadi suatu keluaran. Pada saat sensor UV-Tron Flame Detector mendeteksi adanya api maka Drive Circuit akan mengolah masukkan menjadi keluaran 0, 1. Masukan tersebut akan diolah oleh mikrokontroler untuk menjalankan instruksi program sebagai pemberitahuan adanya api yang merupakan hasil pendeteksian dari sensor UV-Tron. Sensor ini dapat mendeteksi titik api dalam jarak sejauh 5 meter. Pin 1 pada Drive Circuit UV-Tron ini dihubungkan ke mikrokontoler melalui pin 1 (PB.0), yang akan memperoses masukan dari sensor UV-Tron tersebut. Apabila masukan tersebut selesai diproses lalu mikrokontroler akan menginstruksikan atau mengirim data masukan tersebut ke LCD melalui pin PA.2 PA.7 kemudian LCD akan menampilkan karakter berupa tulisan. Selanjutnya mikrokontroler akan mengirim lagi data masukan ke Buzzer yang dihubungkan pada pin PD.0 yang akan membuat Buzzer berbunyi yang menandakan bahwa ada api.

3.4.2

LCD pada Mikrokontroler LCD yang digunakan pada alat pendeteksi kebakaran ini adalah M1632

yang terdiri dari 16 baris, 2 kolom dimulai dari baris 1 paling atas dan kolom 0 paling akhir. Sebelum menampilkan karakter di LCD maka terlebih dahulu melakukan inisialisasi, pemesanan tempat, dan penulisan data. LCD jenis ini mempunyai 16 pin, yang terdiri dari pin untuk data 8 pin, ground ada 2 pin, Vcc ada 2 pin, dan kontras ada 1 pin, input data, dan output data. LCD yang dipakai mempunyai tegangan 5V. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar rangkaian dibawah ini:

Gambar 3.3 Rancangan rangkaian LCD dengan ATMega 8535 Pada rangkaian LCD ini, pin pada LCD terhubung ke pin PC.2 PC.7 pada mikrokontroler ATMega8535. Data yang diterima oleh LCD dikirim dari mikrokontroler ATMega8535 melalui pin-pin tersebut. Setelah menerima data LCD akan mengeluarkan karakter berupa tulisan huruf atau angka. Pada LCD jenis ini dapat diatur kontrasnya melalui data Vee yang dihubungkan ke trimpot sehingga kontras dapat diatur dengan memutar trimpot tersebut. Untuk inisialisasi jenis ini dapat diatur melalui display clear, cursor home, entry mode set, display on/off kontrol, cursor / display shift, dan functin set, setelah semuanya diatur maka penggunaan LCD tidak akan mengalami kendala, sehingga LCD dapat mengeluarkan karakter sesuai dengan instruksi dari program.

3.4.3 Buzzer pada Mikrokontroler Buzzer ini mempunyai 2 kabel yaitu Vcc dan ground. Jadi jika keduanya terhubung maka buzzer akan aktif. Pada rangkaian buzzer ini menggunakan tegangan 12V. Sedangkan mikrokontroler menggunakan tegangan 5V. Maka dari itu pada rangkaian buzzer ini menggunakan relay sehingga arus yang dibutuhkan buzzer dapat terpenuhi, dan buzzer dapat berbunyi. Pada rangkaian buzzer dari mikrokontroler pin PD.0 terhubung ke rangkain relay kemudian baru ke rangkaian buzzer. Buzzer akan mengeluarkan suara jika mendapat masukan data dari sensor UV-Tron yang berupa cahaya ultraviolet dari api. Rangkaian Buzzer ini terhubung dengan mikrokontroler melalui pin PD.0. Buzzer ini berfungsi memberikan bunyi atau suara sebagai isyarat menandakan terjadi kebakaran. Jika sensor mendeteksi adanya api maka sensor akan mengirim data ke mikrokontroler ATMega8535 lalu mikrokontroler akan memproses data tersebut dan mengirimkan data ke LCD dan buzzer yang akan mengeluarkan tulisan dan suara / bunyi alarm yang menandakan adanya api. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar rangkaian dibawah ini:

Gambar 3.4 Rancangan rangkaian Buzzer dengan ATMega8535

3.5

Rangkaian Alat Pendeteksi Kebakaran Untuk lebih jelas mengenai sistem alat kebakaran berbasis mikrokontroler

AVR ATMega8535 dapat dilihat dari rangkaian keseluruhan, seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.5 Rancangan rangkaian alat pendeteksi kebakaran Pada rangkaian keseluruhan dari alat pendeteksi kebakaran ini terdapat 3 buah sensor sebagai inputnya, yaitu sensor UV-Tron, sensor suhu, dan sensor asap. Sedangkan outputnya yaitu LCD dan Buzzer. Mikrokontroler disini sebagai pemroses dari semua input tersebut. Alat pendeteksi kebakaran ini akan bekerja saat posisi switch On/Off dalam kondisi ON ( hidup). Setelah switch dalam kondisi hidup / ON maka sistem kerja alat ini akan mulai bekerja. Proses pendeteksian pada tiap-tiap sensor sudah bisa dilakukan. Semua input tersebut akan diproses oleh mikrokontroler untuk menghasilkan suatu keluaran sesuai dengan hasil pendeteksian pada tiap-tia sensor. Berikut ini adalah Layout dari rangkaian alat pendeteksi kebakaran seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.6 Rancangan layout rangkaian alat pendeteksi kebakaran Sedangkan rancangan tata letak komponen pada rangkaian alat pendeteksi kebakaran ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.7 Rancangan tata letak komponen pada alat pendeteksi kebakaran

3.6

Pembuatan Cassing pada Alat Setelah selesai tahap diatas, maka kita dapat merencanakan pembuatan

box tempat rangkaian tersebut diletakkan. Untuk mempermudah pembuatan box yang perlu diperhatikan alah sebagai berikut berat komponen , ukuran komponen, ukuran papan PCB, konidisi kerja rangkaian, perancangan panel depan. Untuk membuat rancangan box terdiri dari beberapa tahap yaitu : 1. Pengukuran Bahan yang dibuat pertama tama diukur sesuai dengan ukuran yang dibuat dan kemudian dipotong sesuai dengan ukuran yang ada pada ukuran perancangan 2. Perakitan Setelah bahan dipotong sesuai dengan ukuran selanjutnya perakitan yaitu dengan menyambungkan bagian bagian sesuai dengan ukuran dan bentukyang diinginkan 3. Membuat Lubang panel Selanjutnya setelah perakitan, penandaan dengan garis garis untuk lubang scrub, kemudian siap untuk dibor sesuai dengan ukuran bor yang digunakan. Untuk lebih jelas mengenai box rangkaian pengukur jarak yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.8 Rancangan kotak / Cassing alat pendeteksi kebakaran Dalam proses perancangan konstruksi mekanik alat pendeteksi kebakaran ini memerlukan beberapa peralatan dan bahan antara lain :

Tabel 3.3 Alat yang digunakan pada pembuatan kotak rangkaian Alat yang Digunakan Fiber Gergaji kecil Mistar Pensil Mur Sekrup Lem Bor Kecil Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 16 buah 1 buah 1 buah 1 buah

3.7

Perancangan Program Berdasarkan dari blok diagram dan cara kerja dari rangkaian alat pendeteksi

kebakaran ini maka dibuatlah rancangan program. Dalam merancang program penulis terlebih dahulu membuat Flowchart sebagai panduan untuk pembuatan program. Seperti diketahui, dalam merancang program harus diperhatikan aturan logika yang benar. Jika logika dalam suatu program tidak benar, tentu akan menyebabkan adanya kesalahan dari hasil keluaran program tersebut dan tidak sesuai dengan hasil keluaran yang diinginkan. Untuk membantu melacak kebenaran logika sebuah program dan juga dapat membantu memahahami sebuah persoalan seringkali diperlukan suatu alat bantu yang disebut dengan Flowchart. Berikut ini adalah flowchart dari mikrokontroler. alat pendeteksi kebakaran berbasis

Gambar 3.9 Rancangan flowchart pada alat pendeteksi kebakaran Berdasarkan flowchart tersebut dapat dijelaskan secara sederhana, Sensor UV-Tron akan bekerja pada saat sensor UV-Tron Flame Detector diaktifkan oleh mikrokontroler untuk melakukan pencarian titik api. Pada saat sensor UV-Tron Flame Detector mendeteksi adanya api maka akan diteruskan ke drive circuit untuk diolah menjadi keluaran pulsa 0 dan 1. Keluaran tersebut akan diolah oleh mikrokontroler dan menghasilkan keluaran LCD yang akan menampilkan tulisan bahaya ada kebakaran lalu Buzzer akan berbunyi.

3.7.1 Program Pendeteksian Api, Suhu, dan Asap Semua rangkaian alat pendeteksi kebakaran ini digerakan oleh program yang diatur dan diolah oleh mikrokontroler dengan menggunakan software pemrogram mikrokontroler. Adapun software yang digunakan pada alat ini menggunakan bahasa pemrograman Basic Compiler AVR (Bascom AVR). Berikut algoritma pemrograman dari alat pendeteksi kebakaran ini.
Mulai Deklarasi variable Konfigurasi ADC dan Channel (I/O port) DO Baca data tiap channel IF tidak ada api dan tidak ada asap Matikan alarm Tampilkan ke display lcd pesan RUANGAN O AMAN Tampilkan ke display lcd pesan SUHU = C END IF IF ada api dan tidak ada asap Matikan alarm Tampilkan ke display lcd pesan BAHAYA ADA O API Tampilkan END IF ke display lcd pesan SUHU = C IF tidak ada api dan ada asap Matikan alarm Tampilkan ke display lcd pesan BAHAYA ADA O ASAP Tampilkan ke display lcd pesan SUHU = C END IF IF ada api dan ada asap Tampilkan ke display lcd pesan ADA O KEBAKARAN Tampilkan ke display lcd pesan SUHU = C Hidupkan alarm LOOP END IF Selesai

3.8

Cara Pengisian Program ke Mikrokontroler ISP-Programmer merupakan program untuk memprogram mikrokontroller

MCS-51 versi Atmel seperti AT89S51, AT89s52 dan mikrokontroler jenis AVR seperti ATMEGA. ISP programmer dibuat oleh M.Asim Khan dan rangkaian downloadernya disederhanakan oleh Wichit Sirichote. 3.8.1 Proses Download Program : Untuk pengisian program yang telah dibuat ke dalam mikrokontroler atau untuk men-download ke chip mikro menggunakan SPI-Flash Programmer Version 3.7 AVR Microcontroller. Software ini hanya bisa digunakan oleh keluarga mikrokontroler AVR mulai dari AT90xxx sampai dengan ATMega.

Software

ini

digunakan

untuk

menuliskan

program

ke

dalam

mikrokontroler ATMEGA8535. Software ini merupakan software freeware yang dibuat dan dikembangkan oleh Muhammad Asim Khan dari Pakistan. Berikut adalah tampilan saat proses Download program pada mikrokontroler ATMega8535. Berikut ini adalah tampilan awal SPI Flash Programmer 3.7.

Gambar 3.10 Tampilan awal SPI Flash Programmer Version 3.7 Jalankan program SPI Flash Programmer kemudian pilih jenis IC mikrokontroler yang digunakan pada tempat yang telah disediakan yaitu untuk IC ATMega8535 pilih namamya MEGA8535.

Gambar 3.11 Tampilan SPI Flash Programmer 3.7 Lakukan pembacaan IC mikrokontroler dengan menekan tombol Read, kemudian akan ditampilkan kotak dialog Read bahwa Reading Completed.

Gambar 3.12 Pembacaan mikrokontroler Kemudian lakukan verifykasi mikrokontroler dengan menekan tombol Verify, jika tidak berhasil artinya rangkaian atau kabel downloader belum terkoneksi dengan benar. Jika berhasil akan ditampilkan kotak dialog Verify bahwa Verifycation OK.

Gambar 3.13 Verifykasi mikrokontroler Lakukan signature dengan menekan tombol Signature untuk mengkalibrasi IC mikrokontroler yang digunakan ditandai dengan ditampilkannnya kotak dialog signature yang memberitahukan jenis IC yang digunakan serta Device Signature-nya.

Gambar 3.14 Signature mikrokontroller Buka program yang akan di download ke mikrokontroler dengan menekan tombol Open File, kemudian pilih file berekstensi HEX dengan nama API_ASAP_SUHU.HEX lalu tekan Open.

Gambar 3.15 File berekstensi HEX yang akan didownload

Kemudian lakukan proses download program dengan menekan tombol Program sehingga akan terjadi proses programming the microcontroller kemudian akan tampil kotak dialog Write memberitahukan bahwa Program, Verify OK.

Gambar 3.16 Proses pengisian telah selesai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Rangkaian Drive Circuit merupakan rangkaian pengatur hasil masukan yang dihasilkan oleh sensor UV-Tron flame detector. Pada rangkaian Drive Circuit ini terdiri dari beberapa komponen-komponen elektronika yang membantu kerja sensor UV-Tron flame detector tersebut. Pengukuran pada rangkaian UVTron dilakukan pada beberapa titik uji antara lain yaitu pada tegangan masukan DC dan pada keluaran drive circuit (output 1) seperti terlihat pada gambar skema dibawah ini. Dalam pengukuran dan pengujian pada rangkaian UV-Tron ini menggunakan multimeter digital. TP 1

4.1.1 Pengukuran Rangkaian UV-Tron

Gambar 4.1 Titik Pengujian pada rangkaian depan Drive Circuit (UV-Tron)

Gambar 4.2 Titik Pengujian pada rangkaian dasar Drive Circuit (UV-Tron) 4.1.1.2 Hasil Pengukuran Pada pengukuran dan pengujian rangkaian UV-Tron yang dilakukan pada Titik Pengujian (TP I) pada rangkaian Drive Circuit Uv-Tron dan (TP 2) pada IC 7805 (Regulator ). Saat api didekatkan pada sensor UV-Tron dalam jarak 1 meter sampai dengan 10 meter maka pada saat ada api dan tidak ada api didapatkan tegangan sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Rangkaian UV-Tron Jarak 1m 2m 3m 4m Ada Api 4,89 V 4,89 V 4,89 V 4,89 V Tidak Ada Api 0 0 0 0

5m 6m 7m 8m 9m 10 m

4,89 V 0V 0V 0V 0V 0V

0 0 0 0 0 0

Dari hasil pengukuran tersebut terlihat bahwa tegangan yang dihasilkan saat sensor UV-Tron mendeteksi adanya api (logic 1) dalam jarak antara 110 m. Pada saat pengukuran dalam jarak 15 menghasilkan tegangan yang sama yaitu 4,89 V. Sedangkan pada jarak 6-10 m tidak ada tegangan yang dihasilkan yaitu 0 V. Sedangkan saat tidak ada api (logic 0) maka tidak ada tegangan yang dihasilkan karena sumber tegangannya tidak ada (tidak ada api). Hal tersebut membuktikan bahwa sensor UV-Tron mampu mendeteksi api dalam jarak sejauh maksimal 5 m. Sedangkan jauh dekat nya api saat pendeteksian tidak mempengaruhi tegangan yang dihasilkan. Sensor hanya akan mendeteksi cahaya yang dipancarkan oleh api sehingga menghasilkan tegangan. 4.1.2 Pengujian Peralatan Pada tahap ini dilakukan pada saat semua rangkaian pendeteksi kebakaran telah selesai semua baik dari segi hardware maupun software. Sebelum dilakukan pengujian peralatan secara keseluruhan terlebih dahulu dilakukan pengujian secara bertahap demi terselesainya secara keseluruhan perancangan alat ini sendiri. Langkah-langkah pengujian: 1. Hubungkan keseluruhan. 2. Hubungkan sumber tegangan yang telah disiapkan. 3. Pastikan semua rangkaian telah terhubung secara benar. 4. Jika semua telah terhubung dengan benar maka geser switch ke posisi ON. 5. Sensor pada alat pendeteksi kebakaran akan aktif dan akan mendeteksi jika terdapat api (Uv-Tron) dan asap (AF 30) sehingga buzzer akan berbunyi. semua rangkaian alat pendeteksi kebakaran secara

6. Setelah alarm dari buzzer berbunyi LCD akan menampilkan karakter berupa tulisan ADA KEBAKARAN. Sensor UV-Tron

Gambar 4.3 Alat pendeteksi kebakaran

Gambar 4.4 LCD pada alat pendeteksi kebakaran 4.1.3 Simulasi Program saat Alat Dihidupkan Pada saat program dijalankan maka pertama kali akan ditampilkan introduce sistem alarm kebakaran dimana pada display LCD bertuliskan ALARM KEBAKARAN pada baris pertama dan API-ASAP-SUHU pada baris kedua. Tampilan ini akan berlangsung selama 3 detik

. Gambar 4.5 Introduce Alarm Kebakaran

Pada saat ini program sudah memasuki proses eksekusi program selanjutnya, yaitu pembacaan kondisi lingkungan sekitar oleh sensor api, asap dan suhu. Dimana sensor api dan asap belum mendeteksi keberadaan adanya api maupun asap. Sehingga pada display LCD ditampilkan kondisi RUANGAN AMAN pada baris pertama.

Sensor suhu sedang melakukan proses pendeteksian suhu lingkungan sekitar, dimana pada simulasi program ditunjukan besarnya nilai ADC 1 (pin A.1) yaitu 68 dan ditunjukkan nilai suhu yang sebenarnya pada display LCD sebesar 34,4 OC atau Suhu = 34,4 OC.

Gambar 4.6 Kondisi ruangan aman Pada saat ini simulasi program telah mendeteksi adanya api yaitu ditandai dengan input untuk sensor api pada pin B.0 dimana ditampilkan pada display LCD yaitu BAHAYA ADA API pada baris pertama. Tetapi untuk sensor asap belum ditandai adanya asap atau nilai ADC 0 (pin A.0) sebesar 512 belum melampaui nilai ADC yang ditentukan yaitu sebesar 700. Sedangkan pada baris kedua display LCD ditunjukkan bahwa Suhu = 34,4
O

C. Artinya suhu lingkungan sekitar belum mengalami perubahan yaitu

nilai ADC-nya masih 68.

Gambar 4.7 Kondisi Terdeteksi Adanya Api tanpa Asap

Pada saat ini simulasi program telah mendeteksi adanya asap yaitu ditandai dengan adanya perubahan nilai ADC 0 (pin A.0) sebesar 788, artinya sudah melampaui batas yang ditentukan dalam program yaitu 700. Kemudian pada display LCD ditampilkan BAHAYA ADA ASAP pada baris pertama. Tetapi pada kondisi ini tidak terdeteksi adanya api.

Sedangkan pada baris kedua display LCD ditunjukkan bahwa Suhu = 36,6
O

C. Artinya suhu lingkungan sekitar sudah mengalami perubahan yaitu

nilai ADC-nya 72.

Gambar 4.8 Kondisi Terdeteksi Adanya Asap tanpa Api Pada kondisi ini keadaan semakin berubah dimana sensor api dan asap sudah mendeteksi adanya api maupun asap pada lingkungan sekitar. Yang ditandai dengan adanya perubahan nilai ADC 0 (pin A.0) untuk sensor asap sebesar 706 sedangkan untuk sensor api ditandai dengan aktifnya pin B.0. Sehingga ditampilkan pada display LCD yaitu ADA KEBAKARAN pada baris pertama. Pada baris kedua display LCD ditampilkan Suhu = 41,1 OC. Sensor suhu mendeteksi adanya perubahan suhu pada lingkungan sekitar yang ditandai dengan perubahan nilai ADC-nya menjadi 82.

Gambar 4.9 Kondisi Terdeteksi Adanya Api dan Asap

4.2

Pembahasan

4.2.1 UV-Tron Flame Detector UV-Tron dalam alat pendeteksi kebakaran merupakan inti dari semua kerja alat pendeteksi kebakaran ini. UV-Tron sendiri terdiri dari dua buah komponen yaitu sensor UV-Tron flame detector dan drive circuit. Karena didalam rangkaian drive circuit sendiri terdiri dari komponen-komponen yang kompleks yang dapat menghasilkan nilai-nilai output yang telah ditetapkan oleh drive circuit. Drive circuit sendiri merupakan tempat pemrosesan signal yang dihasilkan oleh sensor UV-Tron yang berupa sinar ultraviolet. Kerja dari sensor ini adalah sensor akan aktif pada saat tabung sensor UVTron Flame Detector di dekatkan api (logic 1) dalam jarak maksimal sejauh 5 meter. Pada prinsipnya UV-Tron Flame Detector bekerja pada saat sinar ultraviolet dari api dipancarkan ke tabung UV-Tron Flame Detector maka katoda akan memancarkan photoelektron dari efek photoelectrik kemudian dipercepat oleh anoda akibat medan listrik. Hasil kerja UV-Tron tersebut menghasilkan besar tegangan yang dikeluarkan oleh Drive Circuit seperti terlihat pada data pengukuran pada tabel 4.1. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada sensor UV-Tron saat ada api (logic 1), dan tidak ada api (logic 0) dalam jarak pengukuran antara 110 m. Maka mendapatkan tegangan dari cahaya yang dipancarkan api tersebut saat api didekatkan pada sensor UV-Tron dalam jarak pendeteksian antara 1-5 m, tegangan yang dihasilkan yaitu sebesar 4,89 V. Sedangkan pada saat pendeteksian dalam jarak antara 6-10 m tidak ada tegangan yang dihasilkan yaitu 0 V. Sama hal nya saat tidak ada api maka tidak ada tegangan yang dihasilkan karena sumber tegangannya tidak ada (tidak ada api). Berdasarkan hasil pengukuran tersebut membuktikan bahwa sensor UV-Tron hanya mampu mendeteksi sumber api dalam jarak maksimal 5 m, lebih dari 5 m maka sensor tidak dapat mendeteksi api. Sedangkan jauh dekatnya sumber api pada saat pendeteksian tidak berpengaruh pada hasil tegangan yang dihasilkan. Sehingga jauh dekat nya sumber api pada saat pendeteksian menghasilkan tegangan yang sama yaitu sebesar 4,89 V. Sedangkan saat tidak ada api berarti tidak ada cahaya yang masuk maka tidak ada tegangan yang dihasilkan.

4.2.2 Mikrokontroler ATMega8535 Mikrokontroler ATmega8535 pada alat pendeteksi kebakaran ini merupakan pemroses semua masukan hardware dan software. Mikrokontroler akan memproses semua data yang masuk melalui port-port yang telah didefinisikan sebelumnya dalam sebuah program yang telah dibuat. Dalam proses pendeteksian api, kerja mikrokontroler ATmega8535 berlangsung pada saat sensor UV-Tron dihubungkan ke mikrokontroler melalui port PB.0. Saat mikrokontroler ATmega8535 menerima input dari sensor UVTron, mikrokontroler akan memproses masukan tersebut dan selanjutnya mikrokontroler akan mengirim hasil pemrosesan ke LCD dan buzzer sehingga menghasilkan keluaran berupa tampilan tulisan pada LCD dan bunyi pada buzzer. 4.2.3 Buzzer Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa buzzer merupakan keluaran dari alat pendeteksi kebakaran ini, sebagai pemberitahuan bahwa ada api yang akan menyebabkan kebakaran, maka buzzer ini akan mengeluarkan bunyi. Buzzer ini bekerja pada saat sensor UV-Tron mendeteksi adanya api maka mikrokontroler akan memberikan logic 1 pada PD0 kemudian diteruskan ke basis transistor yang mana pada kaki emitor dihubungkan ke ground dan colector dihubungkan ke kaki induksi relay. Pada saat transistor aktif maka ground akan mengalir ke induksi sehingga relay akan aktif maka switch relay akan bergerak ke arah Normally Close (NC) yang sebelumnya telah dihubungkan ke sumber 5 VDC sehingga buzzer akan mengeluarkan bunyi. . 4.2.4 LCD ` LCD merupakan keluaran kedua setelah setelah buzzer, LCD akan menampilkan tulisan apabila semua input telah selesai diproses. LCD akan menampilkan tulisan sesuai dengan hasil pendeteksian pada masing-masing sensor dan instruksi program yang telah dibuat sebelumnya. Apabila semua input telah selesai diproses maka mikrokontroler akan menghasilkan keluaran berupa karakter tulisan yang akan ditampilkan pada layar LCD sebagai pemberitahuan bahwa adap api, asap dan suhu.

LCD ini bekerja pada saat mendapat masukan data dari mikrokontroler pada pin PC2-PC7. Pada rangkaian LCD juga digunakan trimpot yang berfungsi sebagai pengatur kontras (kecerahan LCD). Tegangan yang digunakan pada rangkaian LCD yaitu 5V. Jenis LCD yang digunakan adalah M1632, yaitu terdiri dari 16 baris dan 2 kolom.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Sensor UV-Tron dapat mendeteksi sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh api dalam jarak pendeteksian tertentu, kemudian mengubah menjadi keluaran berupa tegangan (logika tertentu) pada Drive Circuit UV-Tron. 2. Logika tertentu pada mikrokontroler, sebagai input pengubah tampilan LCD dan alarm. 5.2 Saran 1. 2. 3. Diharapkan keefektifitasan dari sensor UV-Tron ini bisa ditingkatkan lagi sehingga dapat mendeteksi api dengan jarak yang cukup jauh. Adanya pengembangan lebih lanjut mengenai alat ini baik dari segi pemanfaatan sensor UV-Tron maupun komponen-komponen lainnya. Diharapkan adanya pengembangan lagi dari alat sebelumnya seperti dapat dikontrol melalui jaringan ataupun telepon seluler.

DAFTAR PUSTAKA Budiharto, Widodo. 1999. Interfacing Komputer dan Mikrokontroler. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Budiharto, Widodo. 2006. Belajar Sendiri Membuat Robot Cerdas. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Didin. 2006. Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMega8535 Dengan Bascom AVR. Palembang: Mutiara Azzam www.datasheetarchive.com www.kelas-mikrokontroler.com http://www.google.com/search?hl=id&q=datasheetsensoruvtronG=Telusuri&lr=la ng_id

You might also like