You are on page 1of 32

1

Dewasa

ini, orang-orang yang tinggal di perkotaan semakin bergantung dengan makanan instan. Makanan yang dapat disimpan dalam waktu relatif lama dan dapat langsung dikonsumsi sewaktu-waktu, dinilai sebagai makanan yang efisien dan efektif. Untuk menghasilkan makanan semacam ini, digunakan kemasan-kemasan, seperti plastik, kaleng, styrofoam, aluminium foil, atau kertas.
2

Sebagian

besar orang melihat makanan kemasan tidak lebih dari pembungkus dan pelindung makanan. Padahal, sebenarnya tidak juga. makanan kemasan juga mempunyai fungsi kesehatan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi, dan informasi

Ada

begitu banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas pada makanan, yaitu kemasan yang bersentuhan langsung dengan makanan. Masalahnya adalah tidak semua bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya. ini juga berbahaya bagi manusia yang mengonsumsi makanan dalam kemasan tersebut.

Bahan

pengemas yang satu ini mudah didapat dan sangat fleksibel digunakan. Selain untuk mengemas bahan makanan, plastik sering kali digunakan sebagai pelapis kertas. Jenis plastik sendiri beraneka ragam. Ada Polyethylene, Polypropylen, Polyvinyl Chlorida (PVC), dan Vinylidene Chloride Resin. Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda, tergantung material plastik dan bahan kimia penyusunnya.
5

Secara

umum, plastik tersusun dari polimer rantai panjang dan satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Bila makanan dibungkus dengan plastik, monomer-monomer ini dapat berpindah ke dalam makanan dan selanjutnya berpindah ke tubuh orang yang mengonsumsinya. Bahan-bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak larut dalam air sehingga tidak dapat dibuang keluar, baik melalui urin maupun feses (kotoran).
6

Penumpukan

bahan-bahan kimia berbahaya dari plastik di dalam tubuh dapat memicu terjadinya kanker. penelitian di Jepang mengindikasikan bahwa selain menyebabkan kanker, plastik jenis polysterene berpengaruh pada sistem saraf pusat.

Sebuah

Plastik

yang relatif lebih aman digunakan untuk makanan adalah jenis Polyethylene yang tampak bening dan Polypropylen yang lebih lembut dan agak tebal. Polyvinyl Chlorida (PVC) biasanya dipakai untuk pembungkus permen, pelapis kertas nasi, dan bahan penutup karena amat tipis dan transparan.

Jika

digunakan untuk mengemas bahan yang panas, bahan ini akan menyebarkan dioksin ke dalam tubuh manusia. Dioksin bersifat larut dalam lemak, jadi terakumulasi dalam pangan yang relatif tinggi kadar lemaknya. Kandungan dioksin tersebar (97,5%) ke dalam produk pangan secara berurutan konsentrasinya, yaitu daging, produk susu, susu, unggas, daging babi, daging ikan, dan telur.
9

Perpindahan

monomer-monomer plastik ke dalam makanan dipicu oleh beberapa hal, yaitu panas, asam, dan lemak. tinggi suhu makanan yang dimasukkan ke dalam plastik, semakin cepat terjadi perpindahan ini.

Semakin

10

Apalagi

bila makanan berbentuk cair, seperti bakso, mi ayam, sup, dan sayuran berkuah. Saat makanan panas ini dimasukkan ke dalam plastik, kita bisa lihat plastik menjadi lemas dan tipis. Inilah tanda terputusnya ikatan-ikatan monomer dan berpindah ke makanan.

11

12

1 = PET, Polyethylene terephthalate 2 = HDPE, High-density polyethylene 3 = V Vynil atau PVC - Polyvinyl chloride 4 = LDPE - Low density polyethylene 5 = PP Polypropylene 6 = PS- Polystyrene 7 = OTHER

13

1.

amati bagian bawah botol air mineral ,Ada tulisan PET/PETE di situ. Ini merupakan singkatan dari Polyethylene Terephthalate. Di dekatnya, ada tanda berbentuk segitiga, dan ada angka yang tertera di dalamnya. Angka tersebut merupakan acuan untuk mengetahui bahan dasar pembuatan plastik. Bahan dasar ini menentukan apakah jenis plastik tersebut memang ditujukan untuk pemakaian berulang atau hanya sekali pakai.

14

Misalnya,

pada botol plastik air mineral, umumnya tertera angka satu di dalam segitiga. Ini artinya, botol tersebut hanya layak untuk satu kali penggunaan. terlalu sering dipakai, misalnya untuk menyimpan air hangat, apalagi panas, lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker..

Bila

15

Angka 2, HDPE (High Density Polyethylene) termasuk jenis plastik yang aman karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia. HDPE biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, dan kursi lipat.

16

Angka

3, di tengahnya dengan tulisan PVC (Polyvinyl Chloride) yang mengandung DEHA [Di(2-ethylhexyl) Adipate] yang dapat bereaksi terhadap makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC, saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut. Pada suhu 150C DEHA bisa lumer dan reaksinya berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati, dan berat badan. J enis plastik ini biasa digunakan pada pembungkus (cling wrap) dan botol-botol
17

Angka 4, LDPE (Low Density Polyethylene), yaitu plastik tipe cokelat yang dibuat dari minyak bumi. Biasanya LDPE digunakan untuk tempat makanan, plastik kemasan seperti kantong makanan beku, kantong roti, dan botol-botol yang lembek. Plastik ini dianggap aman. Pada suhu di bawah 60C sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.
18

Angka

5, PP (Polypropylene). PP adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk produk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.

19

Karakteristiknya

berupa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengilap.

20

Angka

6, PS (Polystyrene). Sangat disarankan dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada perempuan yang berakibat pada masalah reproduksi, pertumbuhan, dan sistem saraf. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, dan tempat minum sekali pakai.

21

Angka

7, OTHER yaitu gabungan dari SAN (Styrene Acrylonitrile), ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) dan PC (Polycarbonate, Nylon). Tergolong aman. Biasanya terdapat pada tempat makanan dan minuman, seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.

22

Styrofoam

Makanan dari restoran terutama yang cepat saji, seperti mi, nasi goreng, bubur ayam, burger, dan ayam goreng sering kali menggunakan bahan pengemas styrofoam atau polystyrene. Tidak jarang juga digunakan untuk minuman, seperti kopi, susu, teh, dan softdrink.

23

24

Bahan

ini dipilih karena terbuat dari copolimer styrene yang mampu mencegah kebocoran. Selain itu, styrofoam tidak mudah penyok sehingga mempertahankan bentuk dan keutuhan makanan di dalamnya, ringan, serta mampu mempertahankan panas maupun dingin makanan atau minuman yang dikemas dengan biaya murah.

25

Akan

tetapi, bahan ini terbukti sangat berbahaya bagi kesehatan. Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan dapat menyebabkan endocrine disrupter chemical (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi karena adanya gangguan pada sistem endokrin dan reproduksi manusia akibat bahan kimia yang bersifat karsinogen dalam makanan.

26

Dari

hasil survei yang di lakukan di AS pada 1986, ditemukan 100% jaringan lemak orang Amerika mengandung styrene yang berasal dari styrofoam. Bahkan, pada penelitian 2 tahun berikutnya, kandungan styrene sudah mencapai ambang batas yang bisa memunculkan gejala gangguan saraf. Sebuah studi di New Jersey, AS, menemukan bahwa 75% ASI mengalami kontaminasi styrene yang berasal dari konsumsi ibu yang menggunakan wadah styrofoam.
27

Di

negara-negara maju seperti Jepang dan negara Eropa, pengemas ini sudah dilarang. Selain karena alasan kesehatan, styrofoam adalah kemasan pencemar lingkungan nomor satu karena sangat lama terurai. Proses pembuatannya yang ditiup dengan memakai gas Chlorofluorocarbon (CFC) merupakan senyawa gas yang juga ikut berkontribusi pada timbulnya lubang ozon di planet bumi.

28

Kertas

Kebanyakan makanan misalnya gorengan menggunakan kertas seperti HVS, koran, atau majalah bekas sebagai pembungkus. Jika belanja di pasar tradisional atau warung, kertas juga digunakan untuk membungkus sayuran, ikan kering, atau bumbu dapur.

29

Padahal,

pada kertas semacam ini terdapat tinta yang mengandung unsur dasar timbal (Pb) atau timah hitam yang beracun dan berbahaya bagi kesehatan. Unsur ini sama dengan yang terdapat pada polutan dari kendaraan bermotor. Bila timbal tersebut terakumulasi dalam tubuh maka akan menyebabkan gangguan saraf dan bahkan dapat menyebabkan kanker.

30

Timbal

masuk melalui saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain, seperti ginjal, hati, otak, saraf, dan tulang. Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit) dan paralysis (kelumpuhan). Keracunan yang terjadi pun bisa bersifat akut dan kronis.

31

Sumber:

http://www.artikelterbaru.com/kesehatan/k emasan-makanan-mempunyai-fungsikesehatan-20113305.html

32

You might also like