You are on page 1of 12

..

PANCASILA
Dosen : I Wayan Dateng, S.Ag

Nama : I Made Putu Suwena NIM : 12.0123.0.02.101

LP2M UNIVERSITAS MAHENDRADATTA KARANGASEM PROGRAM STUDI S1 HUKUM SEMESTER 1 ANGKATAN XI TAHUN 2012

I Made Putu Suwena 2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga bisa menyusun paper ini.

Saya sebagai penyusun paper ini menyadari sepenuhnya bahwa paper ini masih jauh dari sempurna.oleh karena itu,kritik dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan paper ini sangat saya harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil apapun akan saya perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa datang.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian paper singkat ini. Semoga paper ini mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada para pemakainya.

Amlapura,Oktober 2012 Penyusun

( I Made Putu Suwena )

I Made Putu Suwena 2012

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....i DAFTAR ISI..ii BAB I.....1 PENDAHULUAN.....1 A. LATAR BELAKANG.......1 B. RUMUSAN MASALAH.......1 C. TUJUAN....2 D. METODE...2 BAB II3 PEMBAHASAN....3 A. Pancasila sebagai sistem filsafat.3 B. Pancasila sebagai ideologi dan dasar kehidupan berbangsa dan bernegara...4 C. Fungsi dan peranan pancasila.....4 D. Fungsi dan Kedudukan Pancasila...5 E. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup .6 F. Pelaksanaan Pancasila ...7 BAB III ..............9 PENUTUP..9 A. KESIMPULAN..9 B. SARAN..9 DAFTAR PUSTAKA .10

I Made Putu Suwena 2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Dalam mempelajari filsafat Pancasila ada dua hal yang lebih dahulu kita pelajari yaitu Pancasila dan Filsafat memplajari Pancasila melalui pendekatan sejarah supaya akan dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi dari waktu ke waktu di tanah air kita Indonesia peristiwa peristiwa yang kami maksudkan adalah yang ada sangkut pautnya dengan Pancasila. Sejarah Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan sejarah bangsa Indonesia itu sendiri karena itu dalam tulisan ini kami mencoba mulai dari masa kejayaan bahwa Indonesia merdeka yang kemidian mengalami penderitaan akibat ulah kolonialisme sehingga timbul perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme tersebut kemudian bangsa Indonesia berhasil meproklamasikan kemerdekaan dan berhasil juga menjawab tanatangan tersebut serta mengisi kemerdekaannya itu dengan pembangunnan. Dalam seluruh peristiwa tersebut Pancasila mempunyai peranan penting.

B. RUMUSAN MASALAH

Pancasila sebagai sistem filsafat Pancasila sebagai ideologi dan dasar kehidupan berbangsa dan bernegara Makna nilai-nilai pancasila
Fungsi dan Kedudukan Pancasila Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Pelaksanaan Pancasila

I Made Putu Suwena 2012

C. TUJUAN Adapun tujuan dari pembuatan paper singkat ini adalah :

1. Mahasiswa memahami pancasila sebagai sistem filsafat 2. Mahasiswa memahami pancasila sebagai ideologi dan dasar kehidupan berbangsa dan bernegara 3. Mahasiswa memahami makna nilai-nilai pancasila 4. Mahasiswa memahami Fungsi dan Kedudukan Pancasila 5. Mahasiswa memahami Pancasila Sebagai Pandangan Hidup 6. Mahasiswa memahami Pelaksanaan Pancasila

D. METODE

Adapun metode yang digunakan dalam pembuatan paper ini yaitu metode dengan penelusuran melalui internet.

I Made Putu Suwena 2012

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila sebagai sistem filsafat Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif dan cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,

merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain: Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh, Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut: Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5; Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4 &5; Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5; Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5; Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

Inti sila-sila Pancasila meliputi: Tuhan, yaitu sebagai kausa prima Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

B. Pancasila sebagai ideologi dan dasar kehidupan berbangsa dan bernegara

Definisi ideologi dapat dilakukan melalui pendekatan bahasa (etimologis) dan istilah. Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani

yaitu eidos dan logos. Eidos berarti gagasan dan logos berarti berbicara (ilmu).

I Made Putu Suwena 2012

Maka secara etimologis ideologi adalah berbicara tentang gagasan, atau ilmu yang mempelajari tentang gagasan. Gagasan yang dimaksud di sini adalah gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah negara di mana mereka berada. Secara singkat dapat disimpuklan bahwa Pancasila sebagai Ideologi Nasional berfungsi sebagai tujuan atau cita-cita dari bangsa Indonesia serta sebagai sarana pemersatu bangsa. Makna Ideologi Pancasila yaitu sebagai keseluruhan pandangan, citacita, keyakinan dan nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. C. Fungsi dan peranan pancasila Keberadaan Pancasila telah terbukti mampu mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari perpecahan. Dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila menjadi nilai rujukan kebersamaan atas beragam budaya dan etnis dari Sabang sampai Merauke. Dari kenyataan inilah maka fungsi dan peranan Pancasila meliputi: Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia Pancasila sebagai moral pembangunan Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila

D. Fungsi dan Kedudukan Pancasila

Dasar 6okum6 merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah 6okum6. Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu Pancasila. Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar 6okum6, merupakan sumber kaidah 6okum yang mengatur

I Made Putu Suwena 2012

7okum7 Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh 7okum7-unsurnya yakni pemerintah, wilayah dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan 7okum7 dan seluruh kehidupan 7okum7 Republik Indonesia.

Pancasila sebagai dasar 7okum7 mempunyai arti menjadikan Pancasila sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan sumber dari segala sumber 7okum. Hal ini menempatkan Pancasila sebagai dasar 7okum7 yang berarti melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-undangan di 7okum7 Republik Indonesia bersumber pada Pancasila.

Pancasila sebagai dasar 7okum7 Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa Pancasila terikat oleh suatu kekuatan secara 7okum, terikat oleh struktur kekuasaan secara formal, dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita 7okum yang menguasai dasar 7okum7 (Suhadi, 1998). Cita-cita 7okum atau suasana kebatinan tersebut terangkum di dalam empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di mana keempatnya sama hakikatnya dengan Pancasila. Empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut lebih lanjut terjelma ke dalam pasal-pasal UndangUndang Dasar 1945. Barulah dari pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 itu diuraikan lagi ke dalam banyak peraturan perundang-undangan lainnya, seperti misalnya ketetapan MPR, undang-undang, peraturan pemerintah dan lain sebagainya.

E. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Setiap manusia di dunia pasti mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup adalah suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur. Pandangan hidup berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur hubungan manusia dengan sesama, lingkungan dan mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya. Pandangan hidup yang diyakini suatu masyarakat maka akan berkembang secara dinamis dan menghasilkan sebuah pandangan hidup bangsa. Pandangan hidup bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya maupun manfaatnya oleh suatu bangsa
7

I Made Putu Suwena 2012

sehingga darinya mampu menumbuhkan tekad untuk mewujudkannya di dalam sikap hidup sehari-hari. Setiap bangsa di mana pun pasti selalu mempunyai pedoman sikap hidup yang dijadikan acuan di dalam hidup bermasyarakat. Demikian juga dengan bangsa Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, sikap hdup yang diyakini kebenarannya tersebut bernama Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila tersebut berasal dari budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu, Pancasila sebagai inti dari nilai-nilai budaya Indonesia maka Pancasila dapat disebut sebagai cita-cita moral bangsa Indonesia. Cita-cita moral inilah yang kemudian memberikan pedoman, pegangan atau kekuatan rohaniah kepada bangsa Indonesia di dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila di samping merupakan cita-cita moral bagi bangsa Indonesia, juga sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah hasil kesepakatan bersama bangsa Indonesia yang pada waktu itu diwakili oleh PPKI. Oleh karena Pancasila merupakan kesepakatan bersama seluruh masyarakat Indonesia maka Pancasila sudah seharusnya dihormati dan dijunjung tinggi.

F. Pelaksanaan Pancasila Berbagai bentuk penyimpangan terhadap pemikiran dan pelaksana-an Pancasila terjadi karena dilanggarnya prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip itu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu prinsip ditinjau dari segi 8heologie (ke dalam) dan prinsip ditinjau dari segi ekstrinsik (ke luar). Pancasila dari segi 8heologie harus konsisten, koheren, dan koresponden, sementara dari segi ekstrinsik Pancasila harus mampu menjadi penyalur dan penyaring kepentingan 8heologies maupun 8heologi. Ada beberapa pendapat yang mencoba menjawab jalur-jalur apa yang dapat digunakan untuk memikirkan dan melaksanakan Pancasila. Pranarka (1985) menjelaskan adanya dua jalur formal pemikiran Pancasila, yaitu jalur pemikiran politik kenegaraan dan jalur pemikiran akademis. Sementara Profesor Notonagoro (1974) menjelaskan adanya dua jalur pelaksanaan Pancasila, yaitu jalur objektif dan subjektif. Sejarah perkembangan pemikiran Pancasila menunjukkan adanya kompleksitas permasalahan dan heteregonitas pandangan. Kompleksitas permasalahan tersebut meliputi (1) masalah sumber; (2) masalah tafsir; (3) masalah pelaksanaan; (4) masalah apakah

I Made Putu Suwena 2012

Pancasila itu Subject to change; dan (5) problem evolusi dan kompleksitas di dalam pemikiran mengenai pemikiran Pancasila. Jalur pemikiran kenegaraan yaitu penjabaran Pancasila sebagai 9heologi bangsa, Dasar Negara dan sumber 9heol dijabarkan dalam berbagai ketentuan 9heol dan kebijakan politik. Para penyelenggara 9heolo ini berkewajiban menjabarkan nilai-nilai Pancasila ke dalam perangkat perundang-undangan serta berbagai kebijakan dan tindakan. Tujuan penjabaran Pancasila dalam konteks ini adalah untuk mengambil keputusan konkret dan praktis. Metodologi yang digunakan adalah memandang 9heol sebagai metodologi, sebagaimana yang telah diatur oleh UUD. Permasalahan mengenai Pancasila tidak semuanya dapat dipecahkan melalui jalur politik kenegaraan semata, melainkan memerlukan jalur lain yang membantu memberikan kritik dan saran bagi pemikiran Pancasila, jalur itu adalah jalur akademis, yaitu dengan pendekatan ilmiah, ideologis, 9heologies, maupun filosofis. Pelaksanaan objektif adalah pelaksanaan dalam bentuk realisasi nilai-nilai Pancasila pada setiap aspek penyelenggaraan negara, baik di bidang legislatif, eksekutif, maupun yudikatif, dan semua bidang kenegaraan dan terutama realisasinya dalam bentuk peraturan perundang-undangan negara Indonesia. Pelaksanaan subjektif, artinya pelaksanaan dalam pribadi setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang Indonesia. Menurut Notonagoro pelaksanaan Pancasila secara subjektif ini memegang peranan sangat penting, karena sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan Pancasila. Pelaksanaan subjektif ini menurut Notonagoro dibentuk secara berangsur-angsur melalui proses pendidikan, baik pendidikan formal, non formal, maupun informal di lingkungan keluarga dan masyarakat. Hasil yang akan diperoleh berupa pengetahuan, kesadaran, ketaatan, kemampuan dan kebiasaan, mentalitas, watak dan hati nurani yang dijiwai oleh Pancasila. Sebaik apa pun produk perundang-undangan, jika tidak dilaksanakan oleh para penyelenggara negara maka tidak akan ada artinya, sebaliknya sebaik apa pun sikap mental penyelenggara negara namun tidak didukung oleh sistem dan struktur yang kondusif maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Pelaksanaan Pancasila secara objektif sebagai Dasar Negara membawa implikasi wajib hukum, artinya ketidaktaatan pada Pancasila dalam artian ini dapat dikenai sanksi yang tegas secara hukum, sedangkan pelaksanaan Pancasila secara subjektif membawa implikasi wajib moral. Artinya sanksi yang muncul lebih sebagai sanksi dari hati nurani atau masyarakat.
9

I Made Putu Suwena 2012

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah saya berusaha untuk menguraikan pembahasan mengenai filsafat pancasila, saya dapat menyimpulkan bahwa nsur unsur Pancasila memang telah di miliki dan di jalankan oleh bangsa Indonesia sejak dahulu. Melalui cara cara tersebut hasilnya dapat bersifat kritik dan tentu saja ada kemungkinan yang bersifat spekulatif. Demikian pula ada unsur unsur yang di suatu daerah lebih menonjol dari daerah lain misalnya tampak pada perjuangan bangsa Indonesia dengan peralatan yang sederhana serta tampak pada bangunan dan tulisan dan perbuatan. Contoh contoh yang saya tulis diatas, merupakan sebagian bukti atas perjuangan bangsa Indonesia sebagai sejarah bukti bukti atas peninggalan zaman dahulu misalnya arti dari tiap tiap bangunan isi dan dan setiap buku tulisan serta lukisan makna dari pembuatan yang ada dengan mengemukakan contoh contoh ini saya mengharapkan dapat menimbulkan rangsangan untuk elakukan penelitian yang seksama terutama dalam rangka mempelajari filsafat Pancasila dalam tulisan ini setidak tidaknya saya dapat menyatakan bahwa unsur unsur Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri dan bukan jiplakan dari luar. Unsur unsur itu telah ada sebelum tanggal 17 Agustus 1945, bahkan sebelum datangnya kaum penjajah dan pernah berfungsi secara sempurna.

B. SARAN Dalam paper ini saya berkeinginan memberikan saran kepada pembaca bahwa dalam pembuatan paper ini saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan kekurangan baik dari bentuk maupun isinya. Semoga dengan paper yang singkat ini para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan

10

I Made Putu Suwena 2012

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim,2012, Filsafat Pancasila, http://lasthend-fkipbio2011.blogspot.com/2012/04/-filsafat-pancasila.html ( diakses tanggal 16 Oktober 2012 ) 2. Anonim,2012,Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara, http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2105602-makna-pancasila-sebagaidasar-negara/ ( diakses tanggal 16 Oktober 2012 )

11

You might also like