You are on page 1of 17

Kelompok 2 Indah yuliani,, Olivia,, Pitri sari

ASKEP PADA ANAK DENGAN NEFROTIK SYNDROME

DEFINISI
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal. (Ngastiyah, 1997). Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala klinis yang timbul dari kehilangan protein karena kerusakan glomerulus yang difus. (Luckmans, 1996 : 953).

ETIOLOGI

Sebab pasti belum jelas. Saat ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Secara umum etiologi dibagi menjadi :
Nefrotic syndrome bawaan.

Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Gejalanya adalah edema pada masa neonatus.

Nefrotic syndrome sekunder

Disebabkan oleh:
Malaria

kuartana atau parasit lain. Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid. Glumeronefritis akut atau glumeronefritis kronis, trombisis vena renalis. Nefrotic syndrome idiopatik

PATOFISIOLOGI

Manifestasi primer sindrom nefrotik adalah hilangnya plasma protein, terutama albumin, kedalam urine. Meskipun hati mampu meningkatkan produksi albumin, namun organ ini tidak mampu untuk terus mempertahankannya jika albumin terus menerus hilang melalui ginjal. Akhirnya terjadi hipoalbuminemia. Menurunnya tekanan onkotik menyebabkan edema generalisata akibat cairan yang berpindah dari system vaskuler kedalam ruang cairan ekstraseluler. Penurunan sirkulasi darah mengaktifkan system rennin Angiotensin, menyebabkan retensi natrium dan edema lebih lanjut. Hilangnya protein dalam serum menstimulasi sintesis lipoprotein dihati dan peningkatan konsentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia)

patoflow

LANJ..

Sindrom nefrotik dapat terjadi disetiap penyakit renal intrinsic atau sistemik yang mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini dianggap menyerang anak-anak, namun sindrom nefrotik juga terjadi pada orang dewasa termasuk lansia. Penyebab mencakup glomerulonefrotis kronik, diabetes mellitus disertai glomerulosklerosis intrakapiler, amilodosis ginjal, penyakit lupus eritematosus sistemik dan trombosis vena renal.

TANDA DAN GEJALA


Edema,

sembab pada kelopak mata Rentan terhadap infeksi sekunder Hematuria, azotemeia, hipertensi ringan Kadang-kadang sesak karena ascites Produksi urine berkurang

Sindrom Nefrotik Lesi Minimal ( MCNS : minimal change nephrotic syndrome). Sindrom Nefrotik Sekunder Sindrom Nefrotik Kongenital

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
BJ

urine meninggi Hipoalbuminemia Kadar urine normal Anemia defisiensi besi LED meninggi Kalsium dalam darah sering merendah Kadang-kdang glukosuria tanpa hiperglikemia.

PENATALAKSANAAN
Istirahat

sampai edema sedikit Protein tinggi 3 4 gram/kg BB/hari Diuretikum Kortikosteroid Antibiotika Punksi ascites Digitalis bila ada gagal jantung.

PENGKAJIAN
Identitas 2. Riwayat kesehatan 3. Keluhan utama. Badan bengkak, muka sembab dan napsu makan menurun 4. Riwayat penyakit dahulu. Edema masa neonatus, malaria, riwayat GNA dan GNK, terpapar bahan kimia. 5. Riwayat penyakit sekarang. Badan bengkak, muka sembab, muntah, napsu makan menurun, konstipasi, diare, urine menurun.
1.

3. Riwayat kesehatan keluarga. 4. Riwayat kehamilan dan persalinan 5. Riwayat kesehatan lingkungan. 6. Imunisasi 7. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

Riwayat nutrisi.

Usia pre school nutrisi seperti makanan yang dihidangkan dalam keluarga. Status gizinya adalah dihitung dengan rumus (BB terukur dibagi BB standar) X 100 %, dengan interpretasi : < 60 % (gizi buruk), < 30 % (gizi sedang) dan > 80 % (gizi baik).

Pengkajian

persistem. Sistem pernapasan Sistem kardiovaskuler. persarafan.. Sistem perkemihan Sistem muskuloskeletal. Sistem integumen Sistem endokrin Sistem reproduksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein sekunder akibat peningkatan permiabilitas glomerulus ditandai dengan pasien mengalami edema Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun. Kurang pengetahuan kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

Intervensi keperawatan

You might also like