Professional Documents
Culture Documents
Ns
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
1
PENGERTIAN
Intubasi Gastrointestinal adalah pemasukan selang plastik atau karet fleksibel yang pendek maupu yang panjang ke dalam saluran pencernaan manusia (ke dalam lambung atau usus melalui mulut atau hidung).
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
A. Selang Nasogastrik
Macam Selang Nasogastrik: 1. Selang Levin 2. Selang Gastril Sump 3. Selang Nutriflex 4. Selang Moss 5. Selang Sengstaken- Blakemore
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
1. Selang Levin
Selang Levin adalah selang dengan lumen tunggal (No 14-18 fr) dan dibuat dari plastik atau karet dengan lubang-lubang di dekat ujungnya. Selang ini digunakan pada orang dewasa untuk menghilangkan cairan dan gas dari saluran gastrointestinal atas untuk mendapatkan spesimen isi lambung, untuk uji laboratorium, dan untuk memberikan obat-obatan atau pemberian makan secara langsung ke dalam saluran gastrointestinal.
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
2. Selang Gastrik Sump Selang Gastrik Sump adalah selang nasogastrik yang berupa plastik jernih dan berlumen ganda yang digunakan untuk dekompresi lambung dan mempertahankannya tetap kosong 3. Selang Nutrifex Sama seperti selang Levin dengan panjang 30 inci dan mempunyai ujung dengan pemberat air raksa untuk memudahkan pemasukan, selang dilapisi pelumas hidromer yang diaktifkan agar selang yang dimasukkan terasa lembab.
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
7
4. Selang Moss selang dekompresi lambung nasoesofagus dengan panjang 35 inci dan mempunyai lumen triple dengan dibenamkan dalam lambung dengan mengembangkan balon yang digunakan untuk pemberian makan duodenal. 5. Selang Sengstaken-Blakemore selang ini digunakan untuk mengatasi perdarahan varises esofagus
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
B. Selang Nasoenterik
Selang ini digunakan untuk menghilangkan obstruksi usus halus,aspirasi dan dekompresi usus, selang ini dimasukkan sebelum operasi gastrointestinal
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
10
4. Untuk pemberian makanan Title enteral pasca operatif 5. Meningkatkan penyembuhan luka 6. Meningkatkan motilitas lambung serta peristaltik sehingga menurunkan lama perawatan pasca operatif di rumah sakit
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
11
PEMASANGAN SELANG
1. Cek kembali program terapi 2. Ucapkan salam terapiutik, jelaskan tujuan dan prosedur tindakan 3. Mencuci tangan 4. Siapkan alat-alat disamping tempat tidur klien 5. Atur posisi klien fowler/semifowler 6. Pasang handuk klien diatas dada klien 7. Pasang handscoon 8. Meminta perawat lain untuk membukakan bungkus selang 9. Ukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan cara menempatkan ujung selang dari hidung klien ke ujung telinga atas lalu dilanjutkan sampai ke processus xypoideus.
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
13
PEMASANGAN SELANG
10. Tekuk/ tandai batas selang tersebut
11. Minta perawat lain memberikan jelly 10-20 cm dari ujung selang tersebut 12. Minta klien untuk rileks dan bernafas normal. Masukkan selang perlahan tapi tegas sepanjang 5-10 cm. Minta klien untuk menundukkan kepala (fleksi) sambil menelan. 13. Masukkan selang sampai batas yang ditandai. Jangan memasukkan selang secara paksa bila ada tahanan: - Jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu mengulang lagi. Anjurkan klien untuk tarik nafas dalam - Jika klien tetap ada tahanan, tarik perlahan-lahan dan masukkan ke hidung yang lain, lalu masukkan kembali secara perlahan - Jika klien terlihat akan muntah, tarik tube dan inspeksi tenggorokan dengan spatel lidah, lalu lanjutkan memasukkan selang secara bertahan
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
14
PEMASANGAN SELANG
14. Cek Kepatenan: - fiksasi spuit dengan ujung NGT tempatken stetoskop pada kuadran kiri atas abdomen klien, memasukkan 10-20 ml udara dengan cepat sambil di auskultasi - Aspirasi secara perlahan dengan spuit dan observasi hasil pengeluaran - Jika NGT ternyata tidak dilambung, masukkan 2-5 cm lagi dan cek kembali 15. Fiksasi selang pada hidung dengan plester 16. Bantu klien mengatur posisi yang nyaman 17. Evaluasi respon klien 18. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan 19. Lakukan dokumentasi tindakan 01 April 2012
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
15
7. Bantu klien dalam posisi fowler di tempat tidur atau duduk di kursi, jika posisi duduk merupakan kontraindikasi buat klien posisi miring kanan dengan kepala agak tinggi boleh dilakukan 8. Kaji residu lambung: jumlah dan warnanya 9. Berikan makanan via NGT: a. bolus/ intermiten - klem selang dengan cara menekuk ujung selang menggunakan tangan yang tak dominan, lepaskan kateter tip dari selang dengan tangan dominan, kemudian lepaskan pendorongnya dari kateter tip. - masukan kembali suntikan tanpa pendorongnya di ujung selang. Tangan yang tidak dominan tetap mengeklem selang. Tinggikan ujung selang sekitar 45 cm dari abdomen klien
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
17
- masukkan makanan /formula ke dalam suntikan sampai penuh, kemudian buka klem selang sehingga makanan masuk melalui selang perlahan - isi kembali kateter tip ketika makanan/formula dalam suntikan sebelumnya masih sedikit (jangan sampai kosong benar)
b. Continous drip method - hubungkan selang dengan pengatur kecepatan aliran (seperti selang infus) dengan botol makanan. Alirkan makanan formula sampai ke ujung selang atau keluar sedikit. Atur klem, gantung botol makanan / formula sekitar 30 cm dari hidung - hubungkan selang dari botol dengan NGT. Kemudian buka klem dan atur kecepatan aliran. 10. Setelah makanan/ formula habis, bilas dengan air putih 60 ml. sisakan air tetap di selang NGT. Lepaskan tip dari selang NGT lalu klem dan tutup selang NGT. 11. Rapikan dan bersihkan alat-alat
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
18
12. Cuci tangan 13. Evaluasi respon klien 14. Bantu klien mengatur posisi yang nyaman sesuai keinginan klien, setelah 30 menit pemberian makanan 15. Lakukan dokumentasi hasil tindakan.
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
19
01 April 2012
20
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
21
22
Cara Aspirasi
1. Masukkan 20 ml udara melalui selang dengan spuit besar (30-60 ml) 2. Tari kembali penghisapnya 3. Bila tidak efektif, masukkan kembali 20 ml dan ganti spuit yang lebih kecil
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
24
KOMPLIKASI
Kekurangan vulume cairan Ditandai dengan kekeringan kulit dan membran mukosa, penurunan haluaran urin, letargi/kelelahan dan penurunan suhu tubuh Komplikasi paru Ditandai dengan batuk Iritasi pada selang pernapasan ditandai dengan sakit tenggorokan, suara serak, dan warna kemerahan pada daerah yang teriritasi dan terasa nyeri
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
25
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
27
Metode infus kontinue digunakan bila makanan diberi ke dalam usus halus, metode ini dipilih bila pasien beresiko terhadap aspirasi atau toleransi yang buruk terhadap pemberian makanan per selang yang digunakan untuk menurunkan distensi abdomen, residu lambung dan resiko aspirasi, tetapi menggunakan biaya yang mahal dan kurang fleksibel.
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
29
PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN 1. Bagaimana status nutrisi pasien sesuai dengan penampilan fisik saat ini : riwayat diet, termasuk riwayat intoleran makanan kususnya susu atau intoleran laktosa dan penurunan atau peningkatan berat badan saat ini 2. Adakah penyakit kronis atau faktor yang akan meningkatkan kebutuhan metabolik pada tubuh (eks: stress pembedahan, demam) 3. Apakah cairan dan elektrolit pasien seimbang 4. Bagaiman fungsi saluran pencernaan pasien(apakah mempunyai kapasitas absorbtif yang baik) 5. Apakah fungsi sistem perkemihan dan ginjal berkerja normal
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
30
6. Apakah kebutuhan cairan per berat badan terpenuhi (30-40ml/kg berat badan) 7. Apakah obat dan terapi lain yang diterima pasien yang berefek terhadap asupan dan fungsi sistem pencernaan 8. Apakah ketentuan diet memenuhi kebutuhan pasien 9. Perubahan BB, kadar albumin, reaksi hipersensitifitas dan fungsi otot
01 April 2012
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
31
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, b/d asupan nutrisi yang tidak adekuat 2. Diare b/d intoleran pemberian makan per selang 3. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d aspirasi pemberian makanan perselang 4. Koping individu tidak efektif b/d ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh adanya selang NGT/NET 5. Kurangnya volume cairan dan elektrolit b/d dehidrasi hipertonik 6. Kurang pengetahuan b/d kurangnya terpapar informasi tentang aturan pemberian makanan per selang
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
32
INTERVENSI
Mempertahankan keseimbangan nutrisi Mempertahankan pola defekasi Penatalaksanaan jalan nafas Mempertahankan hidrasi adekuat Meningkatkan kemampuan koping
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
34
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
Berikan air secara rutin dan sesuai kebutuhan Pantau asupan, haluaran dan keseimbangan cairan
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
35
Meningkatkan Kemampuan Koping 1. Menghargai klien yang mematuhi rencana medis perawatan 2. Mendorong perawatam mandiri, tingkat aktivitas pasien digunakan sebagai parameter (mencatat BB,asupan serta haluaran) 3. Memberikan penguatan pendekatan optimis dengan mengidentifikasi tanda dan gejala yang menunjukkan kemajuan (penambahan BB setiap hari, keseimbangan elektrolit,vomitus dan diare)
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
36
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
37
TERIMA KASIH
Koi_zora/sis.pncrnaan 1
01 April 2012
38