You are on page 1of 17

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PSIKIATRIK PADA ANAK DAN REMAJA

Disusun Oleh: PSIK VI B Dian Rahmania Rifatul Fani Andri Pamuji Dita Murti Febriani Dian Ratminasari Ni Wayan Sukarni (08060060) (08060070) (08060093) (08060111) (201010420312173) (20101042031217 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA ANAK DAN REMAJA

I.

Tinjauan Teori A. Pengertian Diagnosis gangguan jiwa pada anak-anak dan remaja adalah perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya,menyimpang bila dibandingkan dengan norma budaya,yang mengakibatkan kurangnya atau terganggunya fungsi

adaptasi.(Townsend,1999) B. Gejala-gejala Anak bukan miniatur orang dewasa.Gejala-gejala gangguan pada anakanak dan remaja berbeda dengan orang dewasa yang mengalami gangguan serupa. GANGGU AN Gangguan depresi mayor Negativisme,mengeksp resikan perilaku secara tidak sadar Keluhan fisik,berat badan turun Kelambatan atau regresi dalam menyelesaikan tugastugas perkembangan Sedih,apatis,perilaku bergantung pada orang lain Mimpi buruk Kesulitan dalam hal akademik Mood yang berubahubah Menghina diri sendiri,harga diri rendah Depresi mood,sedih,menangis Berkurangnya minat atas hal-hal yang dulunya menyenangkan Penurunan dan peningkatan berat badan Insomnia atau hipersomnia Keletihan,kehilangan energi Berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi Pikiran yang terusmenerus menghantui tentang kematian,bunuh diri ANAK/REMAJA ORANG DEWASA

Gangguan ansietas

Ide bunuh diri Gangguan ansietas umum Kekhawatiran berlebihan,ketakutan Kegelisahan,Iritabilitas Berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi Gangguan tidur

Gangguan ansietas akibat perpisahan Sulit berpisah dari ibu atau pengasuh Khawatir,ansietas meningkat bila memikirkan bahaya yang mungkin terjadi pada ibu atau pengasuh Mengantisipasi perpisahan dengan temper tantrum,menangis,berte riak,berperilaku tergantung Menolak untuk sekolah Menolak untuk tidur dirumah teman atau kerabat

II.

Etiologi A. Pertimbangan umum. Tidak ada penyebab tunggal dalam gangguan mental pada anak-anak dan remaja. Berbagai situasi, termasuk faktor psikobiologik, dinamika keluarga, dan faktor lingkungan, berkombinasi secara kompleks.

B. Faktor-faktor psikobiologik 1. Riwayat genetika dan keluarga terlibat dalam berbagai gangguan seperti retardasi mental, autisme, skizofrenia anak-anak, gangguan perilaku,gangguan bipolar, dan gangguan ansietas 2. Abnormalitas struktur otak. Penelitian menemukan adanya abnormalitas struktur otak dan perubahan neurotransmiter pada pasien yang menderita autisme, skizofrenia anak-anak dan ADHD

3. Pengaruh pranatal, seperti infeksi maternal, kurangnya perawatan pranatal,dan ibu yangmenyalahgunakan zat , semuanya dapat menyebabkan abnormalitas perkembangan saraf yang berkaitan dengan gangguan jiwa. 4. Penyakit fisik kronis atau kecacatan dapat menyebabkan kesulitan koping bagi anak

C. Dinamika keluaraga 1. Penganiayaan anak a. Anak-anak yang terus menerus dianiaya pada masa kanak-kanak awal, perkembangan otaknya kurang adekuat (terutama otak kiri) b. Penganiayaan dan efeknya ada perkembangan otak berkaitan dengan berbagai masalah psikologis, seperti depresi, masalah memori, kesulitan belajar 2. Disfungsi sistem keluarga a. Hubungan yang ditandai dengan kurangnya sifat pengasuhan, komunikasi yang buruk, kurangnya batasan antar generasi, dan perasaan terjebak, semuanya terlibat dalam terjadinya gangguan jiwa b. Keterampilan koping yang tidak adekuat dalam menyelesaikan konflik antar anggota keluarga juga mempengaruhi kesehatan dan perkembangan jiwa anak 3. Model peran yang buruk. Kurang adekuatnya model peran orang tua dapat mempengaruhi anak-anak dalam menjalankan perilaku yang difungsional.

D. Faktor lingkungan 1. Kemiskinan. Perawatan pranatal yang tidak adekuat, nutrisi yag buruk, dan kurang terpenuhinya kebutuhan akibat pendapatan yang tidakmencukupi dapat memberikan pengaruh buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak normal 2. Tunawisma di kalangan keluarga m eningkat cukup cepat a. Anak-anak tunawisma memiliki berbagai kebutuhan kesehatan yang mempengaruhi perkembangan emosi dan psikologi mereka b. Berbagai penelitian menunjukan adanya peningkatan angka penyakit ringan anak-anak keterlambatan perkembangan, dan masalah psikologis

diantara anak tunawisma ini bila dibandingkan dengan sample kontrol (own send,1999) 3. Budaya keluarga. Perilaku orang tua yang secara dramatis berbeda dengan sekitar dapat mengakibatkan kurang diterimanya anak-anak oleh teman sebay dan masalah psikologik.

III.

Jenis-jenis gangguan jiwa anak-anak A. Gangguan perkembangan pervasif Ditandai dengan masalah awal pada 3 area perkembangan utama : perilaku,interaksi sosial dan komunikasi. 1. Retardasi mental a. Dimanifestasikan dengan fungsi intelektual berada dibawah rata-rata ( IQ dibawah 70) dan keterbatasan dalam 2 bidang ketrampilan adaptasi atau lebih ( misal:komunikasi,perawatan diri,aktivitas hidup sehari-

hari,ketrampilan sosial,fungsi dalam masyarakat,pengarahan diri,kesehatan dan keslamatan,fungsi akademis,kesenangan dan bekerja) b. Muncul sebelum usia 18 tahun 2. Autisme a. Dicirikan dengan gangguan yang nyata dalam interaksi sosial dan komunikasi,serta aktivitas dan minat yang terbatas. (Johnson,1997) b. Gejalanya meliputi kurangnya responsivitas terhadap orang lain,menarik diri dari hubungan sosial,kerusakan yang menonjol dalam komunikasi,dan respon yang aneh terhadap lingkungan 3. Gangguan perkembangan spesifik. Dicirikan dengan keterlambatan

perkembangan yang mengarah pada kerusakan fungsional pada bidang-bidang, seperti membaca, aritmatika, bahasa, artikulasi verbal.

B. Defisit perhatian dan gangguan perilaku distruktif 1. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Dicirikan dengan tingkat gangguan perhatian,impulsivitas, dan hiperaktif yang tidak sesui dengan tahap perkembangan.

2. Gangguan perilaku a. Dicirikan dengan perilaku berulang,destruktif dan kesengajaan tidak patuh,termasuk melanggar norma dan peraturan sosial.Sebagian besar gangguan ini mengalami penyalahgunaan zat atau gangguan kepribadian anti sosial setelah berusia 18 tahun. b. Contoh gangguan ini mencuri, berbohong, menggertak, melarikan diri, membolos, menyalahgunakan zat, melakukan pembakaran, jahat terhadap binatang dan serangan fisik terhadap oarang lain.

3. Gangguan penyimpangan oposisi a. Gangguan ini merupakan bentuk gangguan perilaku yang lebih

ringan,meliputi perilaku yang kurang ekstrim.Perilaku dalam gangguan ini tidak melanggar hak-hak orang lain sampai tingkat yang terlihat dalam gangguan perilaku. b. Perilaku dalam gangguan ini menunjukkan sikap menentang (maisalnya : berargumentasi,menentang kasar,marah,toleransi yang rendah terhadap frustasi dan menggunakan minuman keras dan zat terlarang atau keduannya.

C. Gangguan ansietas sering terjadi pada masa kanak-kanak atau masa remaja dan berlanjut ke masa dewasa 1. Gangguan obsesif-kompulsif, gangguan ansietas umum, dan fobia banyak terjadi pada anank-ank dan remaja, dengan gejala yang sama dengan yang terlihat pada orang dewasa. 2. Gangguan ansietas akibat perpisahan adalah gangguan pada masa kanak-kanak yang ditandai dengan rasa takut berpisah dari orang yang paling dekat dengannya.Gejala-gejalanya meliputi ; meliputi menolak pergi kesekolah,

keluhan somatik, ansietas berat terhadap perpisahan, dan khawatir tentang adanya bahaya pada orang-orang yang mengasuhnya.

D. Skizofrenia Skizofrenia anak-anak jarang terjadi dan sulit didiagnosis.Gejala-gejalanya dapat menyerupai gangguan perkembangan pervasif seperti autisme

1. Walaupun penelitian tentang skizofrenia kanak-kanak sangat sedikit,namun telah dijumpai beberapa perilaku yang khas (Antai-Otong,1995b),antara lain : a. Beberapa gangguan kognitif dan perilaku b. Menarik diri secara sosial c. Gangguan komunikasi 2. Skizofrenia pada remaja merupakan hal umum a. Insidennya selama masa remaja akhir sangat tinggi b. Gejala-gejalanya mirip dengan skizofrenia dewasa. Gejala awalnya meliputi perubahan ekstrimdalam perilaku sehari-hari, isolasi sosial, sikap yang aneh, penurunan nilai-nilai akademik, dan mengekspresikan perilaku yang tidak didasarinya.

E. Gangguan mood 1. Gangguan ini jarang terjadi pada anak-anak dan remaja dibanding pada oarang dewasa ( Keltner,1999). a. Prevalensi pada anak-anak dan remaja berkisar antara 1% sampai 5% untuk gangguan depresi b. Eksistensi gangguan bipolar (jenis manik) pada anak-anak masih kontroversial c. Prevalensi penyakit bipolar pada masa remaja diperkirakan 1%.Gejala depresi pada anak-anak sama dengan observasi pada orang dewasa 2. Bunuh diri a. Bunuh diri adalah penyebab kematian utama ketiga pada individu berusia 15 sampai 24 tahun.Adanya gangguan mood merupakan faktor resiko yang serius untuk bunuh diri. b. Tanda-tanda bahaya untuk bunuh diri pada remaja. Newman,1999) (

F. Gangguan penyalagunaan zat.Gejala-gejala dan perilakunya sama dengan yang terdapat pada orang dewasa 1. Gangguan ini banyak terjadi;diperkirakan 32% remaja menderita gangguan penyalahgunaan zat (Johnson,1997) a. Angka penggunaan alkohol atau zat terlarang lebih tingggi pada anak lakilaki dibanding perempuan.

b. Resiko terbesar mengalami gangguan ini terjadi pada mereka yang berusia 15 sampai 24 tahun. c. Pada remaja,perubahan penggunaan zat ketergantungan zat terjadi lebih cepat;misalnya,pada remaja penggunaan zat dapat berkembang menjadi ketergantungan zat dalam waktu 2 tahun sedangkan pada orang dewasa membutuhkan waktu antara 15 sampai 20 tahun. 2. Faktor resiko meliputi riwayat penyalahgunaan zat dalam keluarga disfungsi sistem keluarga,tekanan dari teman sebaya,upaya pemberontakan terhadap orang tua,pesan sosial yang bertentangan mengenai penggunaan dan nilai dari zat,harga diri buruk dan tekanan yang kurang atau berlebihan untuk mencapai keberhasilan akademik. 3. Komorbidibitas dengan gangguan psikiatrik lainnya merupakan hal banyak terjadi,termasuk gangguan mood,gangguan ansietas dan gangguan perilaku distruktif. 4. Tanda bahaya penggunaan zat pada remaja a. Penurunan fungsi sosial dan akademik b. Perubahan dari fungsi sebelumnya,seperti perilaku menjadi agresif atau menarik diri dari interaksi keluarga c. Perubahan kepribadian dan toleransi yang rendah terhadap frustasi d. Berhubungan dengan remaja lain yang juga menggunakan zat e. Menyembuyikan atau berbohong tentang penggunaan zat

IV.

Penatalaksanaan A. Perawatan berbasis komunitas saat ini lebih banyak terdapat pada managed care. 1. Pencegahan primer a. Menciptakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan anak b. Perawatan pranatal : program intervensi dini bagi orang tuadengan faktor resiko yang sudah diketahui dalam membesarkan anak, menidentifikasi anak-anak yang beresiko dalam progrm seperti Head Start untuk memberikan pendidikan dan dukungan kepada orang tua dari anak-anak ini

2. Pencegahan sekunder a. Pencegahan sekunder meliputi menemukan kasus secara dini pada anakanak yang mengalami kesulitan di sekolah sehingga tindakan yang tepat dapat segera dilakukan. Metodenya meliputi konseling individu dengan progra bimbingan sekolah dan rujukan kesehatan jiwa komunitas, layanan intervensi krisis bagi keluarga yang mengalami situasi traumatik,

konseling kelopok di sekolah. b. Perawat sekolah, perawat komunitas, dan perawat yang dipekerjakan di lingkungan praktik primer dapat memberikan kontribusi nya dalam menemukan kasus secara dini dan mengatasinya dengan segera.

3. Dukungan teraupetik agi anak-anak diberikan melalui psikoterapi individu, terapi bermain, dan program pendidikan khusus untuk anak-anak yang tidak mampu berpartisipasi dalam sistem sekolah yang normal. Metode pengobatan perilaku pada umumnya digunakan untuk membantu anak dalam

mengembangkan metode koping yang lebih adaptif

4. Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga penting untuk membantu keluarga mendapatkan keterampilan dan bantuan yang diperlukan guna membuat perubahan yang dapat meningkatkan fungsi semua anggota keluarga.

B. Pengobatan berbasis rumah sakit 1. Unit khusus untuk mengobati anak-anak dan remaja, terdapat di rumah sakit jiwa. Pengobatan ini biasanya diberikan untuk klien yang tidak sembuh dengan metode alternatif yang kurang restriktif dan bagi klien yang

melakukan kekerasan terhadap dirinya sendiri atau orang lain. 2. Program hospitalisasi parsial juga tersedia, memberikan program sekolah ditempat (on site) yanag ditujukan untuk memenuhi kebutuhan khusus anak yang menderita sakit jiwa. 3. Seklusi dan restrein untuk mengendalikan perilaku disruptif masih menjadi kontroversi. a. Penelitian menunjukan bahwa metode ini dapat bersifat traumatik bagi anak. b. Tindakan yang kurang restriktif

C. Farmakologi 1. Medikasi digunakan untuk satu metode pengobatan 2. Medikasi psikotropik digunakan dengan hati-hati pada klien anak dan remaja karena obat tersebut memiliki efek samping yang beragam a. Perbedaan fisiologi anak-anak dan remaja mempengaruhi jumlah dosis,respon klinik,dan efek samping, psikotropik. b. Perbedaan perkembangan neurotransmiter pada anak-anak dapat

mempengaruhi hasil pengobatan psikotropik, mengakibatkan hasil yang tidak konsisten,terutama dengan antidepresan trisiklik

V.

Asuhan Keperawatan Gangguan Psikiatrik Anak-anak dan Remaja A. Pengkajian 1. Kaji kembali riwayat klien untuk hal-hal yang mencetuskan stresor dan data yang signifikan, antara lain kerentanan genetika biologi (riwayat keluarga), keluarga dan peristiwa-peristiwa hidup yang menimbulkan stres, hasil pemeriksaan status kesehatan jiwa, riwayat masalah fisik dan psikologis serta pengobatannya: riwayat medis. Pertanyaan spesifik Siapa saja anggota keluarga Anda? Dengan siapa Anda tinggal? Orang yang bagaimana di dalam hidup Anda yang Anda anggap banyak membantu dan mendukung Anda? Bagaimana cara orangtua Anda atau pengasuh Anda mendisiplinkan Anda? Hal-hal apa yang senang Anda lakukan bersama teman-teman Anda? Apakah Anda pernah mengalami hal-hal berikut ini? Konflik orang tua dan anak Perilaku,pikiran, dan perasaan yang menunjukkan gangguan spesifik Pengaruh positif dan negatif kelompok sebaya Pola kedisiplinan keluarga Kualitas hidup dengan orang-orang yang membantu Data yang diberikan Sistem keluarga

Masalah sekolah Masalah dengan teman sebaya Melarikan diri Bermasalah dengan sistem hukum Mood yang berubah-ubah Merasa sedih, kurang berminat melakukan apapun Curiga atau pikiran-pikiran yang tidak wajar Bagaimana pengalaman Anda dengan alkohol, obat-obatan,atau keduanya? Menurut Anda, apa yang menjadi kelebihan Anda, apa yang Anda sukai dari diri Anda sendiri? Harga diri Penggunaan alkohol dan obat-obatan

2. Catat pola pertumbuhan dan perkembangan anak dan bandingkan dengan alat standart, seperti The Denver Devolepment Screening Test dan versi yang sudah direvisi (Wong,1997) 3. Catat bukti pencapaian tugas perkembangan yang sesuai bagi anak dan remaja 4. Lakukan pemeriksaan fisik pada anak dan remaja, catat data normal dan abnormal. 5. Kaji respon perilaku yang dapat mengidentifikasikan gangguan pada anakanak atau remaja, pastikan untuk mengkaji interaksi laku, observasi permainan, dan interaksi dengan keluarga dan teman sebaya a. Apakah klien menunjukkan perilaku agresif atau destruktif? b. Apakah klien mengalami masalah akademik? Membolos? c. Apakah klien mengalami masalah disiplin atau perilaku? d. Apakah klien memiliki masalah dengan teman sebayanya? e. Apakah klien menunjukkan kontrol impuls yang buruk, suka memberontak dan menentang? f. Apakah klien menunjukkan kegelisahan atau hiperaktivitas? g. Apakah klien mengekpresikan perilaku seksual?

h. Apakah klien menggunakan atau menyalahgunakan zat atau alkohol? i. Apakah klien menunjukkan perilaku menarik diri atau isolasi sosial? 6. Identifikasi bukti gangguan kognitif a. Apakah klien kurang atau salah dalam mempresepsikan realitas? b. Apakah klien mengalami halusinasi atau waham? c. Apakah klien mengalami masalah bicara atau bahasa? d. Apakah klien memiliki rentan perhatian yang buruk atau mengalami kesulitan belajar? e. Apakah klien memiliki pola pikir yang tidak wajar atau curiga pada orang lain? 7. Observasi adanya bukti-bukti gangguan mood a. Apakah klien mengalami mood yang berubah-ubah? b. Apakah klien memiliki emosi yang kuat (misalnya kemarahan yang tidak terkendali)? c. Apakah klien kurang memiliki afek? d. Apakah klien memiliki perasaan sedih? Menangis? Merasa putus asa? e. Apakah klien memiliki pikiran ingin bunuh diri? 8. Kaji kelebihan dan kekurangan sistem keluarga klien a. Bagaimana tingkat ansietas keluarga tersebut? Apa tindakan koping yang mereka gunakan? b. Bagaimana kualitas hubungan dalam keluarga? Apakah terdapat buktibukti terjadinya konflik? c. Tepatkan batasan antar generasi yang ada didalam keluarga? d. Apakah komunikasi di antara mereka terbuka atau buruk? e. Apakah keluarga keluarga terlibat dalam sistem sosial yang lebih besar, seperti keluarga besar, teman-teman atau aktivitas komunitas?

(implikasinya adalah semakin terisolasinya keluarga tersebut dari yang lain semakin berat patologinya) f. Apakah keluarga memiliki pengetahuan dasar tentang pertumbuhan dan perkembangan? g. Bagaimana keterampilan orangtua membesarkan anak-anaknya? Apakah metode disiplin yang mereka gunakan?

B. Diagnosa keperawatan 1. Analisis a. Bandingkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak dengan nilainilai yang sesuai dengan kelompok usianya. b. Prioritaskan gejala fisik, perilaku, kognitif, dan mood klien c. Analisi hubungan gejala klien dengan kelebihan dan kekurangan sistem keluarga d. Analisi tingkat harga diri anak atau remaja e. Tentukan pandangan klien atau keluarganya tentang masalah saat ini 2. Tetapkan diagnosa keperawatan bagi klien dan keluarga a. Hambatan komunikasi verbal b. Koping individu tidak efektif c. Koping keluarga tidak efektif, menurun d. Perubahan proses keluarga e. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan f. Resiko tinggi gangguan hubungan orangtua-bayi,anak g. Gangguan peran manjadi orang tua h. Hambatan interaksi sosial i. Gangguan proses pikir j. Gangguan harga diri k. Resiko kekerasan terhadap diri sendiri/ orang lain

C. Perencanaan dan identifikasi hasil 1. Bekerjasama dengan klien dan keluarganya dalam menetapkan tujuan yang realistis 2. Tetapkan kriteria hasil yang diinginkan untuk klien, keluarga, atau keduanya a. Klien menunjukkan berkurangnya tingkat ansietas dan bertambahnya keterampilan koping b. Klien mampu mengendalikan perilaku impulsif atau ekspresi perilaku di luar kesadaran c. Klien menyatakan adanya perbaikan mood d. Klien menunjukkan perbaikan rentang perhatian dan kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran

e. Klien berpartisipasi dalam program perawatan dan mengikuti rujukan spesifik f. Klien berinteraksi dengan kelompok teman sebaya dan menjalin pesahabatan

D. Implementasi 1. Implementasi umum a. Bentuk rasa saling percaya b. Dengarkan secara aktif, tunjukan perhatian dan dukungan c. Tingkatkan komunikasi yang jelas, jujur, dan langsung d. Tempatkan diri sebagai pihak yang netral, jangan memihak orang tua atau anak e. Dukung kelebihan klien dan keluarga f. Gunakan model kognitif untuk menjelaskan hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku: yaitu pikiran yang mengarah pada perasaan dan perilaku, tetapi seseorang tidak harus bertindak berdasarkan perasaan dan pikirannya tersebut g. Berpartisipasi dalam rencana pengobatan di unit rawat inap: ciptakan lingkungan yang aman dan terstruktur dengan memberi kesempatan pada klien untuk meningkatkan fungsi diri dan harga diri h. Perkuat secara positif perilaku yang dapat diterima i. Berpartisipasi dalam terapi bermain, biarkan anak mengekspresikan dirinya melalaui permainan imajinatif j. Bekerja sama dengan keluarga klien, sekolah dan team kesehatan jiwa k. Anjurkan digunakannya kelomok pendukung masyarakat bagi klien dan keluarga l. Ajarkan pada klien dan keluarga tentang ganguan spesifik yang diderita klien dan pengobatannya m. Ajarkan pada keluarga tentang cara menjaga kesehatan emosi anak (penyuluhan klien dan keluarga)

2. Untuk anak atau remaja dengan gangguan perkembangan pervasif a. Ciptakan lingkungan yang aman, dan bantu orang tua untuk

melakukannnya juga dirumah

b. Bantu orang tua mengurangi perasaan bersalah dan menyalahkan atas apa yang mereka alami c. Pertahankan konsistensi mengasuh anak dirumah dirumah sakit, sekolah dan rumah d. Bantu orang tua dan saudara dan kandung anak dalam mengidentifikasi dan mendiskusikan perasaannya, berbagai hal dan masalah yang berkaitan tinggal bersama anak yang menderita gangguan yang serius e. Alihkan perhatian anak bila ansietasnya meningkat dan perilakunya buruk. Sebagai contoh, libatkan anak dalam aktifitas yang menyenangkan, seperti menggambar, melukis, atau memainkan permainan yang disukainya. f. Berikan benda-benda yang dikenal anak

3. Untuk anaka atau remaja dengan ADHD a. Berikan medikasi stimulan dipadi hari guna memaksimalkan efetivitasnya ditingkat kegiatan disiang hari. b. Bantu keluarga menggunakan manipulasi lingkungan untuk mengurangi stimulan guna mengendalikan perilaku. c. Bantu keluarga menyusun jadwal yang tetap untuk makan, tidur, bermain, dan mengerjakan tugas sekolah. d. Bekerja sama denga sekolah, keluarga, team kesehatan jiwa untuk memastikan penempatan ruangan kelas yang sesuai.

4. Untuk anak atau remaja dengan gangguan perilaku atau gangguan penyimpangan oposisis a. Buat batasan-batasan yang tegas, jelas dan konsisten tentang

konsekuensinya atas perilaku yang tidak dapat diterima. b. Bantu orang tua menentukan dan mempertahankan batasan-batasan yang telah ditetapkan c. Berikan umpan balik positif atas perilaku yang baik d. Dorong klien mengekspreisikan kemarahannya denga sikap verbal yang tepat e. Guanakan latihan fisik dan aktifitas untuk membantu anak menyalurkan kelebihan energi yang muncul karena peningkatan ansietas atau kemarahan.

f. Catat tanda-tanda perburukan perilaku dan intervensi dengan segera

5. Untuk anak atau remaja dengan gangguan ansietas a. Pertahankan sikap tenang bila klien dan orang tua mengalami peningkatan ansietas b. Ajarkan pada klien tindakan koping untuk mengatasi ansietas c. Gunakan strategi kognitif dan medikasikan tentang ketakutan-ketakutan yang dirasakan klien, dengan mengemukakan realita yang ada d. Bantu klien segera kembali ke sekolah dengan dukungan dari keluarga, bila terjadi ansietas akibat perpisahan

6. Untuk anak atau reamaj dengan gangguan mood a. Ajarkan klien dan keluarganya tentang gangguan mood, penyebab , gejala, dan pengobatannya b. Fokuskan pada tindakan meningkatkan harga diri c. Gunakan tindakan kognitif dalam mengatasi perasaan dan perilaku negatif d. Pertahankan sikap yang penuh harapan e. Gunakan tindakan kewaspadaan terhadap bunuh diri pada klien yang beresiko melakukannya

7. Untuk anak atau remaja dengan gangguan penyalahguaan zat a. Aja rkan pada klien dan keluarganya tentang zat-zat tersebut dan dampaknya pada kesejahteraan fisik dan psikologis b. Ajarkan pada klien dan keluarganya untuk menghadiri kelompok swadaya (misalnya Alcoholics Anonymous, Narcotic Anonymous, Alateen, Alanon) c. Perkuat sikap penuh harapan bahwa klien dapat mencapai dan mempertahankan keadaan bersih tanpa penyalahgunaan d. Ajarkan tindakan koping untuk mengatasi perasaan dan situasi yang tidak nyaman

E. Evaluasi hasil Perawat mengguanakan kriteria hasil berikut ini untuk menentukan efetivitas intervensi keperawatan yang dilakukan 1. klien dan keluarganya menunjukan perbaikan ketrampilan koping

2. klien mengendalikan perilaku inpulsifnya 3. klien menunjukan stabilitas mood yang normal 4. klien berpartisipasi dalam progam penyuluhan sesuai kemampuan 5. klien dan keluarganya berpartisipasi dalam progam pengobatan dan menerima rujuka komunitas 6. klien berinteraksi secara sosial denga kelompok teman sebaya

You might also like