You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sejalan dengan tantangan kehidupan global, pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu Sumber Daya Manusia. Dimana dewasa ini keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM). Dimana mutu Sumber Daya Manusia (SDM) berkorelasi positif dengan mutu pendidikan, mutu pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi yang baik, memenuhi syarat, dan segala komponen yang harus terdapat dalam pendidikan, komponen-komponen tersebut adalah masukan, proses, keluaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta biaya. Mutu pendidikan tercapai apabila masukan, proses, keluaran, guru, sarana dan prasarana, biaya serta seluruh komponen tersebut memenuhi syarat tertentu. Pendidikan yang bermutu sangat membutuhkan tenaga kependidikan yang professional. Tenaga kependidkan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta didik. Oleh karena itu tenaga kependidikan yang professional akan melaksanakan tugasnya secara professional sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu. Dari sedikit penjelasan mengenai berbagai sumber daya yang ada dalam suatu lembaga pendidikan tersebut. Keseluruhannya tidak dapat berjalan secara baik tanpa adanya manajemen yang jelas serta adanya seorang pemimpin yang mengarahkan serta mengawasi jalannya sebuah organisasi. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dijelaskan kepemimpinan dalam pendidikan dengan pokok pembahasan Pemimpin Otoriter. 1.1.1 Pemimpin menurut pandangan kuno dan modern Menurut pandangan kepemimpinan kuno, yang dipilih sebagai pemimpin ialah orang yang memiliki segala kelebihan dari orang-orang yang lain, seperti
1|Sistem Pemerintahan Otoriter

orang yang terkuat, paling pemberani, terpandai, dan sebagainya dan juga dianggap orang yang terpandai tentang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kebutuhan kelompok, dan pemimpin itu sendiri harus pandai melakukannya. Di zaman modern seperti sekarang ini, tidak mungkin lagi seorang kepala atau pemimpin menjalankan semua peranan yang diperlukan oleh kelompoknya. Jadi, persamaannya antara pemimpin dahulu dan sekarang ini adalah mereka bersama-sama memenuhi kebutuhan kelompok. Tugas seorang pemimpin antara lain: 1. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompoknya dan keinginan kelompoknya 2. Dari keinginan-keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai 3. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan 4. Menemukan jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai/mewujudkan kehendakkehendak tersebut

1.1.2 Peranan seorang Pemimpin Seorang ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa peranan seorang pemimpin yang baik dapat disimpulkan menjadi 13 macam, yaitu: 1. Sebagai pelaksana (executive) 2. Sebagai perencana (planner) 3. Sebagai seorang ahli (expert) 4. Mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative) 5. Mengawasi hubungan antar anggota kelompok (controller of internal relationship) 6. Bertindak sebagai pemberi ganjaran/pujian dan hukuman (purveyor of rewards and punishments) 7. Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator) 8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar) 9. Merupakan lambang kelompok (symbol of the group)

2|Sistem Pemerintahan Otoriter

10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogete or individual responsibility) 11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist) 12. Bertindak sebagai seorang ayah (father figure) 13. Sebagai kambing hitam (scape goat)

1.1.3 Pengambilan Putusan Pengambilan putusan merupakan fungsi kepemimpinan yang turut menentukan proses dan tingkat keberhasilan kepemimpinan itu sendiri. Langkah-langkah Pengambilan Putusan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mendefinisikan/ menetapkan masalah Menentukan pedoman pemecahan masalah Mengidentifikasi alternatif Mengadakan penilain terhadap alternatif yang telah didapat Memilih alternatif yang baik Implementasi alternatif yang dipilih

Model-model Pengambilan Putusan: 1. Model prilaku Model prilaku adalah model pengambilan keputusan yang di dasarkan atas pola tingkah laku orang yang terlibat dalam organisasi atau lembaga itu. 2. Model informasi Model ini didasarkan pada asumsi sebagai berikut: a. Informasi merupakan kondisi yang harus dipenuhi dalam proses pengambilan putusan b. Informasi yang berasal dari dalam organisasi yang diberikan oleh seorang yang mempunyai posisi tinggi dan dikenal c. Informasi yang diperoleh sehubungan dengan proses pengambilan putusan selalu di uji dengan informasi yang sudah ada 3. Model normatif

3|Sistem Pemerintahan Otoriter

Model normatif yaitu dimulai dari mengidentifikasi apa yang dilakukan oleh manajer atau pemimpin yang baik, dan kemudian memberikan pedoman tentang bagaimana seorang manajer yang baik itu mengambil putusan. 4. Participative Decision Making Model ini mengemukakan bagaimana cara pengambilan putusan dengan mengikutsertakan bawahan.

Jenis-jenis Partisipasi 1. 2. 3. Sentralisasi demokratis Parlementer Penentuan oleh peserta

Konsep pengambilan keputusan Ada beberapa konsep pengambilan putusan yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin pendidikan misalnya ketika ia harus mengambil sebuah keputusan yaitu sebagai berikut: 1. Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi keputusan, mencakup: a. b. c. Dinamika individu di dalam organisasi Dinamika kelompok di dalam organisasi Dinamika lingkungan di dalam organisasi 2. Ketrampilan pribadi dalam pengambilan keputusan Bawahan harus banyak berperan aktif (dilibatkan) dalam pengambilan keputusan, sekalipun palu ada pada pemimpin (kepala).

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apa definisi dari pemimpin itu? 2. Apa saja sifat-sifat kepemimpinan? 3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin? 4. Apa pemimpin otoriter itu? 5. Apa ciri-ciri pemimpin otoriter?
4|Sistem Pemerintahan Otoriter

6. Bagaimana cara pengambilan putusan? 7. Apa kelebihan dan kekurangan pemimpin yang otoriter?

1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah 1. Untuk mengetahui tipe atau gaya kepemimpinan dalam pendidikan 2. Untuk mengetahui sifat-sifat kepemimpinan 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin 4. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara kepala dan pemimpin 5. Untuk mengetahui peranan seorang pemimpin 6. Untuk mengetahui cara pengambilan putusan

5|Sistem Pemerintahan Otoriter

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Tipe atau Gaya Kepemimpinan Didalam kepemimpinan ada tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu unsur manusia, unsur sarana, dan unsur tujuan. Untuk dapat memperlakukan ketiga unsur tersebut secara seimbang, seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan atau kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinannya. Cara atau teknik seseorang dalam menjalankan suatu kepemimpinan disebut tipe atau gaya kepemimpinan. Adapun gaya-gaya kepemimpinan yang pokok, atau dapat juga disebut juga ekstrem, ada tiga yaitu: 2.1.1 Kepemimpinan yang otoriter

Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya, memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Pemimpin yang otokratis tidak menghendaki rapat-rapat atau musyawarah. Dalam tindakan dan perbuatannya ia tidak dapat di ganggu gugat. Supervisi bagi pemimpin yang otokratis hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah di berikan itu ditaati atau dijalankan dengan baik oleh angota-anggotanya. 2.1.2 Kepemimpinan yang laissez faire

Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan pimpinan. Tipe ini diartikan sebagai membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan anggota-anggotanya. Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga yang dipimpin dengan Gaya Laissez Faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpinnya. Di dalam tipe kepemimpinan ini,

6|Sistem Pemerintahan Otoriter

biasanya struktur organisasinya tidak jelas dan kabur. Segala kegiatan dilakukan tanpa rencana yang terarah dan tanpa pengawasan dari pimpinan. 2.1.3 Kepemimpinan yang demokratis

Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota kelompoknya. Dalam melaksanakan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari kelompoknya. Juga kritik-kritik yang membangun dari para anggota diterimanya sebagai umpan balik dan dijadikan bahan pertimbangan dalam tindakan-tindakan berikutnya. 2.1.4 Kepemimpinan yang Pseudo-demokratis

Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatik. Kepemimpinan model ini sebenarnya pemimpin yang mempunyai sifat dan sikap otokratis, tetapi ia pandai memberikan kesan seolah-olah demokratis. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis.

2.2

Sifat-sifat Kepemimpinan Untuk menjadi pemimpin diperlukan adanya syarat-syarat tertentu dan

syarat-syarat serta sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin berbeda-beda menurut golongan dan fungsi jabatan yang dipegangnya. Prof. Dr. A Abdurrachman menyimpulkan macam-macam sifat

kepemimpinan menjadi lima sifat pokok yang disebutnya pancasifat, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Adil. Suka melindungi. Penuh Inisiatif. Penuh daya tarik. Penuh kepercayaan pada diri sendiri.

Ordway Tead, mengemukakan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sebagai berikut: 1. 2. Berbadan sehat, kuat dan penuh energi. Yakin akan maksud dan tujuan organisasi.
7|Sistem Pemerintahan Otoriter

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Selalu bergairah. Bersifat ramah-tamah. Mempunyai keteguhan hati. Unggul dalam teknik bekerja. Sanggup bertindak tegas. Memiliki kecerdasan. Pandai mengajari bawahan. Percaya pada diri sendiri.

Elsbree dan Reutter, sebagai seorang ahli administrasi pendidikan mengemukakan, syarat-syarat bagi seorang pemimpin yang baik harus memiliki: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Sifat-sifat personal dan sosial yang baik. Kecakapan Intelektual. Latar belakang pengetahuan yang sesuai. Filsafat Pendidikan dan bimbingan. Kecakapan dan sikap terhadap pengajaran dan teknik-teknik mengajar. Pengalaman profesional dan nonprofessional. Potensi untuk mengembangkan profesinya. Kesehatan fisik dan mental.

Menurut Suprapto, yang mendasarkan uraiannya kepada asas kepemimpinan yang dirumuskan Ki Hajar Dewantara, yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Dari asas kepemimpinan tersebut diturunkannya 17 sifat kepemimpinan yang semuanya dimulai dengan huruf T , yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Takwa Taat Temen (jujur) Tekun Terampil Tanggap
8|Sistem Pemerintahan Otoriter

7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Trengginas (lincah) Tegas Tangguh Tanggon (iman) Terbuka Toleran Teliti Tertib Tepo seliro Tanpa pamrih Tanggung jawab

Menurut Sutarto, dari hasil rangkumannya terhadap pendapat para ahli administrasi dan manajemen tentang sifat-sifat kepemimpinan yang baik, menyimpulkan menjadi 30 sifat yang sebaiknya dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu: 1. Takwa 2. Sehat 3. Cakap 4. Jujur 5. Tegas 6. Setia 7. Cerdik 8. Berani 9. Berilmu 10. Efisien 11. Disiplin 12. Manusiawi 13. Bijaksana 14. Bersemangat 15. Percaya diri

9|Sistem Pemerintahan Otoriter

16. Berjiwa matang 17. Bertindak adil 18. Berkemauan keras 19. Berdaya cipta asli 20. Berwawasan situasi 21. Berpengharapan baik 22. Mampu berkomunikasi 23. Berdaya tanggap tajam 24. Mampu menyusun rencana 25. Mampu membuat putusan 26. Mampu melakukan kontrol 27. Bermotivasi kerja sehat 28. Memiliki rasa tanggung jawab 29. Satunya kata dengan perbuatan 30. Mendahulukan kepentingan orang lain

Sifat-sifat yang diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan, yaitu: 1. Rendah hati dan sederhana 2. Bersifat suka menolong 3. Sabar dan memiliki kestabilan emosi 4. Percaya kepada diri sendiri 5. Jujur, adil dan dapat dipercaya 6. Keahlian dalam jabatan

2.3

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemimpin Di antara pemimpin banyak yang memiliki keahlian dan jabatan dalam

pekerjaaan yang sama, selalu kita lihat adanya perbedaan-perbedaan dalam perilaku dan sikap serta gaya kepemimpinannya. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang dimaksud, yaitu:

10 | S i s t e m P e m e r i n t a h a n O t o r i t e r

a. Keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya oleh pemimpin untuk menjalankan kepemimpinannya. Pemimpin yang ideal tidak akan merasa puas dengan hanya mengandalkan pada latar belakang pendidikan dan pengalamannya saja. b. Jenis pekerjaan atau lembaga tempat pemimpin itu melaksanakan tugas jabatannya. Tiap jenis lembaga memerlukan perilaku dan sikap kepemimpinan yang berbeda pula. c. Sifat-sifat kepribadian pemimpin. Watak dan sifat-sifat pribadi seorang pemimpin turut menentukan bagaimana sikap dan prilakunya dalam menjalankan kepemimpinan. d. Sifat-sifat kepribadian pengikut atau kelompok yang dipimpinnya. Untuk dapat menjalankan kepemimpinannya dengan baik. Sangat penting bagi seorang pemimpin untuk mengetahui dan mempeljari sifat atau tipe kepengikutan yang ada pada kelompoknya. e. Sangsi-sangsi yang ada di tangan pemimpin. Tinggi-rendahnya tingkat kekuasaan menentukan tinggi rendahnya sangsi seorang pemimpin.

11 | S i s t e m P e m e r i n t a h a n O t o r i t e r

2.4

Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan gaya otoriter, otokratis, atau diktator adalah kemampuan

mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pimpinan. Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya meeting, rapat apalagi musyawarah karena bagi seorang diktator tidak menghendaki adanya perbedaan dan pastinya suka dengan memaksakan kehendaknya. Dengan kepemimpinan diktator semua kebijakan ada di tangan pemimpin, semua keputusan ada di tangan pemimpin, semua bentuk hukuman, larangan peraturan dapat juga berubah sesuai dengan suasana hati pemimpin. Jika kita lihat dari sisi gaya kepemimpinan secara ekstrim kepemimpinaan otoriter menempati urutan pertama karena di lihat dari seberapa besar pengaruh atau campur tangan pemimpin dibandingkan kepemimpinan demokratis dan kepemimpinan laissez faire. Jika di tinjau menurut sistem kepemimpinan menurut likert maka sistem otoriter menempati sistem pertama (I), berikutan lengkap sistem

kepemimpinan menurut likert (1) sistem l : otoriter (explosive/authoritative). (2) sistem ll : otoriter bijaksana (benevolent authoritative). (3) sistem lll : konsultatif (4) sisten lV : partisipatif.

2.5

Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya kepemimpinan otoriter : 1. 2. 3. 4. 5. Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan Kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan ke bawahan Pengawasan dilakukan secara ketat
12 | S i s t e m P e m e r i n t a h a n O t o r i t e r

6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan Tiada kesempatan bagi bawahan untuk mengeluarkan pendapat Tugas diberikan dengan intruksi Banyak kritik daripada pujian Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan Pemimpin menuntut kesetiaan mutlak dari bawahan Cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman Kasar dalam bertindak Kaku dalam bersikap Tanggung jawab dipikul oleh pimpinan

2.6

Ciri Kepemimpinan Otoriter

Adapun ciri kepemimpinan otoriter sistem l menurut likert dalam buku wahjosumidjo: kepemimpinan dan motivasi terbitan PT. Ghalia tahun 1987 adalah sebagai berikut : (1) manajer menentukan semua keputusan yang bertalian dengan seluruh pekerjaan, dan memerintahkan semua bawahan untuk melaksanakannya. (2) manajer menentukan semua standart bagaimana bawahan melakukan tugas. (3) manajer memberikan ancaman dan hukuman kepada bawahan yang tidak berhasil melaksanakan tugas-tugas yang telah di tentukan. (4) manajer kurang percaya terhadap bawahan dan sebaliknya bawahan tidak atau sedikit sekali terlibat dalam proses pengambilan keputusan. (5) atasan dan bawahan bekerja dalam suasana yang saling mencurigai.

2.7

Contoh Kepemimpinan Otoriter

Kasus 1 : Hartoyo sebagai Manajer Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentar. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.

13 | S i s t e m P e m e r i n t a h a n O t o r i t e r

Pada jam istirahat makan siang, Hartoyo bertanya kepada Drs. Abdul Hakim, AK, manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Abdul Halim menjawab bahwa dia telah mendengar secara informal melalui komunikasi grapevine, bahwa para karyawan Hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (Hartoyo) menyatakan, dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu. Pertanyaan kasus : 1. Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh Hartoyo? Bagaimana keuntungan dan kelemahannya? Bandingkan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di tentara. Jawab : Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh hartoyo adalah gaya kepemimpinan otoriter, yaitu gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya kepemimpinan otoriter ini, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya.

2.8

Pemimpin Otoriter Terkait Beberapa Hal Dalam Kewirausahaan Terkait Produksi Dalam produksi, karyawan sangat produktif dalam bekerja karena gaya kepemimpinan otoriter menuntut karyawan untuk memenuhi target yang telah ditentukan. Terkait Pemasaran Perkembangan pemasaran dalam perusahaan akan cenderung stabil bahkan menurun karena kreativitas dan inovasi karyawan sangat dibatasi.

14 | S i s t e m P e m e r i n t a h a n O t o r i t e r

Terkait Kemampulabaan Karena kreativitas dan inovasi dari karyawan yang dibatasi oleh pemimpin yang bersifat otoriter tersebut sehingga akan berpengaruh pada kemampulabaan yang juga akan menurun.

Terkait Manajemen Dengan sifat otoriter yang dimiliki seorang pemimpin juga berpengaruh dalam hal mengatur yang akan cenderung memegang kendali penuh dalam perusahaan, kepemimpinan tidak transparan, kreativitas dan inovasi karyawan dibatasi, namun karyawan taat pada perintah pemimpin sehingga perusahaan dapat mendapatkan target produksi yang diinginkan.

2.7

Keuntungan dan Kerugian Kepemiminan Otoriter

Keuntungan Gaya Otoriter: Ketepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak sehingga untuk sementara mungkin produktivitas dapat naik. Hanya tepat diterapkan dalam organisasi yang sedang menghadapi keadaan darurat karena sendi-sendi kelangsungan hidup organisasi terancam, apabila keadaan darurat telah selesai gaya ini harus segera ditinggalkan.

Kerugian Gaya Otoriter: Suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan sehingga dapat berakibat lebih lanjut timbulnya ketidak puasan. Merusak moral, meniadakan inisiatif, menimbulkan permusuhan,

agresivitas, keluhan, absen, pindah, dan tidak puas.

15 | S i s t e m P e m e r i n t a h a n O t o r i t e r

BAB III PENUTUP


Kesimpulan Tipe kepemimpinan otoriter jika di terapkan sekarang mungkin kurang relevan, namun jika di lihat lagi menurut gaya kepemimpinan situasional tipe kepemimpinan ini bisa di terapkan terhadap anggota atau bawahan dengan tingkat kematangan rendah yaitu ketika seorang pemimpin menghadapi bawahan yang belum bisa atau belum menguasai hampir semua bidang yang menjadi tanggung jawabnya.

16 | S i s t e m P e m e r i n t a h a n O t o r i t e r

DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, ngalim, drs. M. Mp. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

http://www.duniaremaja.org/makalah-f59/tipe-tipe-kepemimpinan-dalampendidikan-t145.htm

http://file.upi.edu/Direktori/C%20%20FPBS/JUR.%20PEND.%20BAHASA%20DAERAH/195906141986011%20%20DEDI%20KOSWARA/MAKALAH%20KEPEMIMPINAN%20DALAM%2 0PENDIDIKAN.pdf Argawal, Organization and Management, Tata McGraw-Hill Publishing

Company Limited, New Delhi, 1982, p 226.

17 | S i s t e m P e m e r i n t a h a n O t o r i t e r

You might also like