You are on page 1of 92

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS XI SEMESTER IV SMA

NEGERI 1 KERAMBITAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH NAMA NIP :I MADE WIDIASA, S.Pd. :19681220 200604 1 005

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS XI SEMESTER IV SMA NEGERI 1 KERAMBITAN TAHUN AJARAN 2011/2012

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH NAMA NIP : I MADE WIDIASA, S.Pd. : 19681220 200604 1 005

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMA NEGERI 1 KERAMBITAN


Alamat : Jln. Desa Kukuh, Kerambitan , Tabanan- Bali Telp. 0361 814079,Kotak Pos 82161

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri 1 Kerambitan menerangkan bahwa:

Nama NIP Jabatan

: I Made Widiasa, S.Pd. : 19681220 200604 1 005 : Guru

Memang benar yang tersebut di atas telah melakukan penelitian dengan judul: Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Students Team Achievement Divisient (STAD) Di Kelas XI Semester IV SMA Negeri 1 Kerambitan Tahun Pelajaran 2011/2012

Mengetahui Kepala Dinas Pendidikan Kab. ..........

Kerambitan , ...................... Kepala SMA Negeri 1 Kerambitan

................................................... NIP.

Drs. I Wayan Sueca, M.Pd. NIP.

ii

PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMA NEGERI 1 KERAMBITAN
Alamat : Jln. Desa Kukuh, Kerambitan , Tabanan- Bali Telp. 0361 814079,Kotak Pos 82161

PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Pengelola Perpustakaan SMA Negeri 1 Kerambitan menyatakan bahwa:

Nama NIP Jabatan

: I Made Widiasa, S.Pd. : 19681220 200604 1 005 : Guru

Memang benar yang tersebut di atas telah mempublikasikan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Students Team Achievement Divisient (STAD) Di Kelas XI Semester IV SMA Neger 1 Kerambitan Tahun Pelajaran 2011/2012 di sekolah kami dan menaruh 1 (satu) buah karyanya di perpustakaan SMA Negeri 1 Kerambitan

Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan dimana mestinya.

Mengetahui Kepala SMA Negeri ..........

Kerambitan, ...................... Pengelola Perpustakaan SMA Negeri 1 Kerambitan

................................................... NIP.

I Ketut Suatra, S.Pd. NIP.

iii

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini asli dan tidak berisi materialmaterial yang telah dipublikasikan di tempat lain, terkecuali yang dikutip sebagai sumber referensi dan digunakan dalam teks tulisan ini, yang sumbernya sudah dinyatakan. Karya Tulis Ilmiah ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh derajat kesarjanaan atau diploma pada institusi tertentu, begitu juga tidak ada kolaborasi yang telah dibuat dengan orang lain.

Penulis

I Made Widiasa, S.Pd.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmatNya penulis mendapat kekuatan, semangat, pikiran yang kuat sehingga karya tulis yang berjudul .Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Students Team Achievement Divisient (STAD) Di Kelas XI Semester IV SMA Negeri 1 Kerambitan Tahun Pelajaran 2011/2012., dapat terselesaikan sesuai jadwal waktu yang telah direncanakan. Karya ini penulis kerjakan dengan sekuat tenaga, dengan pengorbanan material dan pemikiran untuk dapat memperoleh angka kredit pengembangan profesi sebagai syarat bagi seorang guru untuk bisa naik ke jenjang kepangkatan setingkat lebih tinggi dengan kewajiban mengumpulkan angka kredit minimal 6 poin. Rasa terimakasih perlu penulis sampaikan kepada Bapak-bapak, Ibu-ibu yang telah membantu sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Untuk itu terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis lanjut sampaikan kepada: 1. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kerambitan 2. Para siswa dan siswi, yang telah menunjukkan objektivitas yang tinggi sehingga data-data hasil penelitian ini benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan. Demikian secara singkat pengantar yang dapat penulis sampaikan, semoga karya ini bermanfaat dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di SMA Negeri 1 Kerambitan.

Kerambitan, ...................... Penulis

vi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................... PENGESAHAN KEPALA SEKOLAH ...................................................... PERNYATAAN PERPUSTAKAAN ......................................................... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. KATA PENGANTAR ................................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ABSTRAK .................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ................................................................... A. Latar Belakang................................................................... B. Rumusan Masalah ............................................................. C. Tujuan Penelitian ............................................................... D. Manfaat Penelitian ............................................................. i ii iii iv v vi viii ix xi xii 1 1 4 5 5

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Nama-nama Siswa Kelas ....................................................... Kisi-kisi Instrumen Wawancara ............................................. Kisi-kisi Instrumen Observasi Proses Pembelajaran.............. Instrumen Wawancara ............................................................ Instrumen Observasi Proses Pembelajaran ............................ 12

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Gambar 2. Rancangan Penelitian ............................................................. 5

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Tes Prestasi Belajar ............... (tes yang digunakan untuk mencari data awal penelitian) ............................................. Lembar Observasi Penilaian Kesesuaian Belajar Students Team Achievement Division (STAD) sebagai Upaya Validasi Data ....................................................................... RPP Siklus I ....................................................................... Hasil-hasil Ulangan Siswa Siklus I ..................................... Nilai/Prestasi Belajar Siklus I ............................................ x

Lampiran 2.

Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5.

Lampiran 6.

Penilaian Kebenaran Siswa Melakukan Pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Siklus I oleh Salah Seorang Siswa Pandai di Kelas ini sebagai Upaya Validasi Data .......................................................... Bukti Pemanggilan Siswa yang Lemah sebagai Upaya Validasi Data Siklus I ......................................................... Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesuesuaian/ Ketepatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Siklus I sebagai Upaya Trianggulasi terhadap Pelaksanaan Penelitian ........ RPP Siklus II ......................................................................

Lampiran 7.

Lampiran 8.

Lampiran 9.

Lampiran 10. Penilaian Kesesuaian Belajar Students Team Achievement Division (STAD) Siklus II oleh Salah Seorang Siswa Pandai di Kelas ini .............................................................. Lampiran 11. Hasil-hasil Ulangan Siswa pada Siklus II ........................... Lampiran 12. Prestasi Belajar Siswa Siklus II .......................................... Lampiran 13. Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesesuaian/Ketepatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Siklus II ...

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri ......................... di Kelas ........ yang kemampuan siswanya untuk materi .................. cukup rendah. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Metode pengumpulan datanya adalah observasi dan tes prestasi belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Students Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Ini terbukti dari hasil yang diperoleh pada Siklus I meningkat ........% untuk keaktifan belajar siswa dan .....% untuk prestasi belajar. Dari Siklus I ke Siklus II naik .......% untuk aktivitas belajar dan ....... untuk prestasi belajar.

xi

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar.

xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembelajaran di kelas akan sangat efektif apabila guru melaksanakannya dengan memahami peran, fungsi dan kegunaan mata pelajaran yang diajarnya. Di samping pemahaman akan hal-hal tersebut keefektipan itu juga ditentukan oleh kemampuan guru untuk merubah model pengajaran menjadi model pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Peran mata pelajaran .PKn adalah untuk pengembangan intelektual, sosial dan emosional siswa serta berperan sebagai kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelajari suatu bidang tertentu. Fungsi mata pelajaran PKn adalah sebagai suatu bidang kajian untuk mempersiapkan siswa mampu merefleksikan pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain,

mengungkapkan gagasan-gagasan dan perasaan serta memahami beragam nuansa makna, sedang kegunaannya adalah untuk membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, membuat keputusan yang bertanggung jawab pada tingkat pribadi, sosial, menemukan serta menggunakan kemampuan analitic dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Di samping mengetahui peran, fungsi dan kegunaan PKn sebagai seorang guru juga diperlukan untuk mampu menerapkan beberapa metode ajar sehingga paradigma pengajaran dapat dirubah menjadi paradigma pembelajaran sebagai tuntutan peraturan yang disampaikan pemerintah (Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, Permen No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Guru). Kejadian yang sering terjadi di lapangan yang terjadi selama proses pembelajaran yang dilakukan selama ini yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor luar seperti kesibukan guru, keadaan rumah tangga, lingkungan dan lain-lain. Kelemahankelemahan yang ada tentu banyak pula dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri seperti kemauan menyiapkan bahan yang lebih baik, kemauan

guru itu sendiri untuk menerapkan metode-metode ajar yang telah didapat di bangku kuliah. Selain itu guru juga kurang mampu untuk dapat mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dan merangsang siswa untuk belajar. Keterampilan yang mesti dikuasai guru dalam melaksanakan pembelajaran ada 7, yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2) keterampilan memberi penguatan, 3) keterampilan mengadakan variasi, 4) keterampilan menjelaskan, 5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, 6) keterampilan membimbing diskusi, 7) keterampilan mengelola kelas. Keterampilan-keterampilan ini berhubung dengan kemampuan guru untuk menguasai dasar-dasar pengetahuan yang berhubungan dengan persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang akan memberikan dukungan terhadap cara berpikir siswa yang kreatif dan imajinatif. Hal inilah yang menunjukkan profesionalisme guru (I G. A. K. Wardani dan Siti Julaeha, Modul IDIK 4307: 1-30). Model-model pembelajaran juga merupakan hal yang sangat penting dalam penerapannya di lapangan, seperti model Students Team Achievement Division (STAD) yang dijadikan objek penelitian sebagai upaya untuk memajukan suatu bidang tertentu. Model sangat berkaitan dengan teori. Model merupakan suatu analog konseptual yang digunakan untuk menyarankan bagaimana meneruskan penelitian empiris sebaiknya tentang suatu masalah. Jadi model merupakan suatu struktur konseptual yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu bidang dan sekarang diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan berpikir dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum begitu berkembang (Mark 1976 dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 5). Cuplikan di atas menunjukkan betapa pentingnya model untuk diterapkan dalam mencapai suatu keberhasilan, begitu pula terhadap kegunaan modelmodel pembelajaran. Sebelum ada model, dikembangkan terlebih dahulu teori yang mendasari model tersebut, sehingga boleh dikatakan bahwa teori lebih luas daripada model. Model-model, baik model fisika, model-model komputer, model-model matematika, semua mempunyai sifat jika maka,

dan model-model ini terkait sekali pada teori (Shelbeeker, 1974 dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 5). Semua uraian di atas menunjukkan hal-hal yang perlu dalam upaya meningkatkan keseuaian pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) yang akan dilakukan dan prestasi belajar siswa seperti penguasaan metode-metode ajar; penguasaan model-model pembelajaran; penguasaan teori-teori belajar; penguasaan teknik-teknik tertentu; penguasaan peran, fungsi serta kegunaan mata pelajaran. Apabila betul-betul guru menguasai dan mengerti tentang hal-hal tersebut dapat diyakini bahwa prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PKn........................ tidak akan rendah. Namun kenyataannya prestasi belajar siswa kelas. XI..................... di semester IV........... tahun ajaran .2011/2012.................. baru mencapai nilai ratarata.70..... Melihat kesenjangan antara harapan-harapan yang telah disampaikan dengan kenyataan lapangan sangat jauh berbeda, dalam upaya memperbaiki mutu pendidikan utamanya pada mata pelajaran..PKn........................, sangat perlu kiranya dilakukan perbaikan cara pembelajaran. Salah satunya adalah perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD). Oleh karenanya penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahannya 1. Rumusan Masalah Melihat adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang ada di lapangan seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang masalah, maka rumusan penelitian ini dapat disampaikan sebagai berikut: Apakah model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI..... SMA Negeri I Kerambitan Tahun Pelajaran 2011/2012................

2. Cara Pemecahan Masalah Model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu dari banyak cara yang bisa dilakukan guru dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran. Model ini mempunyai langkah-langkah yang mendorong keaktifan siswa dalam belajar dengan cara memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih banyak mengamati objek atau materi pelajaran, menemukan sendiri hal-hal yang perlu, baik menyangkut materi, meneliti, mengintrogasi, memeriksa materi, sehingga siswa-siswa akan dapat mengalami sendiri. Hal itu memerlukan persiapan pemikiran yang matang. Untuk persiapan yang matang ini, guru semestinya memberikan kesempatan yang sebanyak-banyaknya bagi siswa untuk melakukannya, menyiapkan sebaik-baiknya apa yang akan ditampilkan dihadapan siswa-siswa. Model Pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) ini mampu merangsang siswa untuk dapat bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, menuntut persiapan yang sangat matang, menuntut kemampuan yang matang dalam kegiatan intelektual, menutut semangat yang tinggi untuk mengikuti pelajaran agar dapat memproduksi apa yang diharapkan, menuntut mereka lebih berpikir kritis. Contoh kemampuan berpikir kritis adalah, apabila siswa giat mengikuti pelajaran, akibatnya adalah mampu memecahkan masalah yang diharapkan. Siswa akan menjadi aktif akibat diberikan kesempatan untuk menyiapkan materi lewat penemuannya sendiri, yang sudah pasti akan membuktikan tuntutan-tuntutan kemampuan yang tinggi baik dalam penampilan maupun keilmuan. Tanpa keilmuan yang mencukupi tidak akan mungkin tampilannya akan memuaskan, dalam hal ini siswa tidak bisa sembarangan saja, mereka harus betul-betul mampu menyimpulkan terlebih dahulu apa yang akan mereka sampaikan. Tuntunan langkahlangkah analisis, pikiran intelektual, pemahaman konsep, bakat akademik yang dilakukan dengan motivasi, interpretasi yang inovatif dipihak guru akan menentukan keberhasilan pelaksanaan model ini.

Berdasar uraian singkat ini jelas bahwa model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) menuntut kemampuan siswa untuk giat mempelajari apa yang disampaikan guru, mampu menampilkan dirinya sebagai pemikir di depan siswa-siswa yang lain. Dipihak lain, untuk dapat menyelesaikan tuntutan tersebut, inovasi yang dilakukan guru akan sangat menentukan. Inovasi tersebut berupa tuntunantuntunan, motivasi-motivasi, interpretasi serta kemampuan belajar tanpa hafalan. Oleh karenanya langkah-langkah ini diharapkan akan dapat digunakan sebagai cara pemecahan masalah.

C. Tujuan Penelitian Berdasar rumusan masalah yang telah disampaikan, rumusan masalah yang dapat disampaikan adalah: 1. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai acuan dalam memperkaya teori dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah, khususnya SMA Negeri 1 Kerambitan....... dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa Negeri 1 Kerambitan................... Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan bermanfaat sebagai informasi yang berharga bagi teman-teman guru, kepala sekolah di sekolahnya masing-masing.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Pembelajaran Kooperatif Berlawanan untuk kebanyakan sekolah yang belajar pada kompetisi iudividu dengan yang lainnya, belajar kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran di mana siswa dalam kelompok kecil yang heterogen saling mempertukarkan tanggung jawab belajarnya. Sebagai suatu hasil, siswa belajar dari seseorang ke yang lainnya. Mereka belajar untuk menghargai perbedaan pada masing-masing yang lainnya dan membangun kekuatan individu dalam urutan untuk menemukan tujuan kelompok. Mereka belajar keterampilan sosial dan juga materi pelajaran. Beberapa peneliti telah menemukan bahwa strategi belajar kooperatif mendorong harga diri individu dan menganjurkan siswa untuk mengambil kendali dari belajarnya sendiri. Tuntutan ini melengkapi suatu ringkasan dan strategi belajar kooperatif dan menunjukkan bagaimana guru-guru dapat mengintegrasikan strategi-strategi tersebut dalam rencana pembelajaran mereka (Hilke, 1998: 3). Lebih lanjut Hilke mengemukakan tujuan utama dari belajar kooperatif adalah: (1) untuk membantu perkembangan kerjasama akademik di antara siswa, (2) untuk menganjurkan hubungan kelompok yang positif, (3) untuk mengembangkan harga diri siswa, dan (4) untuk meningkatkan pencapaian akademik. Siswa dapat mengejar tujuan pembelajaran melalui tiga cara: secara kompetitif, secara individu, dan secara kerjasama. Pada tahun 1940, Morton Deutsch (1949) menyusun suatu teori tentang bagaimana orang-orang berhubungan dan berinteraksi pada masing-masing susunan tersebut. Pada susunan kompetitif, seorang siswa bekerja melawan masing-masing yang lainnya dan tampilan mereka dibandingkan. Beberapa siswa mengalami kekeliruan dalam susunan ini, hasilnya kehilangan harga diri dan kadangkadang berperasaan negatif terhadap teman sebaya mereka secara bebas pada langkah mereka sendiri untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh guru.

Guru selanjutnya mengevaluasi sekelompok tujuan untuk masing-masing individu. Dalam susunan kooperatif, kelompok siswa yang heterogen bekerja bersama untuk menemukan tujuan. Masing-masing pribadi

mempertanggungjawabkan pembelajarannya sendiri dan membantu yang lainnya. Kekuatan yang dapat dicapai untuk setiap pribadi dalam kelompok. Keterampilan komunikasi dan sosial yang baik dibutuhkan dalam urut-urutan perkembangan hubungan kerja yang baik. "Dalam kelompok belajar kooperatif, di sana cenderung terjadi peraturan teman sebaya, umpan balik, dukungan, dan anjuran belajar yang agak beragam. Dukungan akademik teman sebaya demikian tidak tersedia pada situasi belajar kompetitif dan individualistik (Johnson and Johnson, 1987: 28). Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang memusatkan perhatian pada proses penalaran nilai-nilai moral, melalui diskusi dan proses tanya jawab dialektis yang bersifat mengajar dan menantang proses pemahaman (Linkona, 1992: 236-238). Menurut Slavin (1995: 2), metode pembelajaran kooperatif menunjuk pada bermacam-macam model pembelajaran, di mana para siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu, berdiskusi dan saling memberi argumentasi, untuk saling menilai pengetahuan yang dimiliki sekarang dan mengisi kesenjangan pemahaman di antara mereka. Dari kedua pendapat di atas mengenai model pembelajaran kooperatif, maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan siswa, yaitu belajar dalam kelompok kecil yang heterogen, di mana setiap siswa memiliki kesempatan untuk memberikan atau menyampaikan argumentasinya, sehingga terfadi interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa lainnya, komunikatif dan bersifat multi arah. Menurut Slavin (1995: 5) ada enam model utama dalam pembelajaran bertim (Student Teams Learning). Empat di antaranya, berlaku secara umum pada semua bidang studi, yaitu sebagai berikut : "Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Teams Games Tournaments (TGT), Jigsaw II, dan Co-Op

Co-Op". Sedangkan dua metode lainnya hanya berlaku secara khusus, yaitu: "Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)". Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif akan dapat meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa lainnya, komunikatif, dan bersifat multi arah. Johnson and Johnson (1984: 15) mengidentifikasi lima elemen dasar dalam belajar kooperatif, yaitu: (1) saling ketergantungan tujuan yang positif, (2) memajukan interaksi tatap muka, (3) pertanggungjawaban individu, (4) keterampilan sosial, dan (5) proses kelompok. Pembicaraan masing-masing elemen tersebut seperti berikut. 1) Saling ketergantungan yang positif Saling ketergantungan tujuan yang positif terjadi bila siswa melaksanakan tugas kelompok dengan perasaan saling menguntungkan. Mereka perlu mengerjakan bagian mereka sendiri, untuk keuntungan seluruh kelompok. Sebagai contoh, bila tugas kelompok untuk meneliti dan menulis laporan, nilai untuk laporan merupakan nilai kelompok. Pencapaian yang rendah dalam kelompok menimbulkan usaha kerja terbaik mereka untuk keselamatan seluruh kelompok. Pencapaian yang tinggi, ingin

mempertahankan kualitas kerja mereka yang tinggi, akan membantu yang lainnya dalam menyelesaikan tugas kelompok. Selanjutnya masing-masing individu memperoleh manfaat yang penting dan harga-diri. Johnson et al. (1984) berpendapat bahwa saling ketergantungan yang positif dicapai: 'melalui tujuan yang saling menguntungkan (saling ketergantungan tugas); pembagian material, sumber-sumber, atau informasi di antara anggota kelompok (saling ketergantungan sumber); pemberian peranan siswa yang berbeda (saling ketergantungan peran); dan melalui pemberian penguatan bersama (saling ketergantungan penguatan). Dalam urutan untuk situasi belajar menjadi kooperatif, siswa harus bersedia bahwa mereka secara positif saling ketergantungan dengan anggota lainnya dari kelompok belajar mereka.

2) Memajukan interaksi tatap muka. Kemajuan interaksi terjadi bila pertukaran verbal mengambil tempat di mana siswa menjelaskan bagaimana mereka memperoleh suatu jawaban atau bagaimana suatu masalah bisa dipecahkan. Mereka juga dapat membantu masing-masing yang lainnya untuk memahami suatu tugas. Siswa memeriksa masing-masing pemahaman yang lainnya dan menyatakan pertanyaan pada anggota kelompok sebelum menyatakan pada guru untuk klarifikasi. Bila sebuah tugas sudah lengkap, anggota kelompok meringkaskan apa yang telah dipelajari.

3) Pertanggungjawaban individu Pertangguiigjawaban individu merupakan pengambilan pertanggungjawaban pribadi untuk materi belajar. Sebagai tambahan untuk kontribusi kelompok, masing-masing siswa memerlukan penguasaan material tertentu. Salah satunya guru menentukan tingkat penguasaan, anggota kelompok sering mendukung dan membantu masing-masing yang lainnya dalam mencapai tingkat penguasaan tersebut. Suatu pertanyaan yang sering muncul dalam diskusi tentang belajar kooperatif adalah apa yang dikerjakan siswa yang tidak berpartisipasi, membiarkan yang lainnya untuk bekerja, dan memastikan untuk belajar materi dasar. Untuk mencegah kejadian ini, seorang guru dapat merata-ratakan skor ujian individu untuk nilai kelompok, Selanjutnya bila seseorang skor ujiannya lebih rendah dari rata-rata teman sebaya bukan hanya mendesak bahkan secara halus menekan individu untuk belajar lebih giat. Atau mereka akan melihat perlunya bekerja dengan individu dalam urutan untuk mencapai tingkat ketuntasan. Juga dari waktu ke waktu, guru bisa menyeleksi penempatan nilai individu, yang menganjurkan semua anggota kelompok untuk

mengerjakannya secara langkap dalam waktu yang tepat dan dengan cara yang wajar.

4) Keterampilan sosial Kritik untuk kesuksesan belajar kooperatif adalah keterampilan sosial demikian seperti mengetahui bagaimana berkomunikasi secara efektif dan bagaimana mengembangkan rasa hormat dan kepercayaan dalam kelompok. Kelompok yang bertugas dengan baik tidak terjadi secara wajar; siswa memerlukan petunjuk bagaimana mengikuti dan juga berperan. Bila pertanggungjawaban belajar diperlukan, siswa membutuhkan anjuran masingmasing anggota lainnya untuk melengkapi tugas yang diberikan. Mereka perlu mengetahui bagaimana meminta bantuan bila mereka membutuhkannya. Bila muncul konflik (dan konflik memang akan muncul), siswa perlu mengetahui bagaimana menggunakan strategi resolusi konflik.

5) Proses kelompok Secara periodik siswa memerlukan pencerminan pada bagaimana kelompok yang baik bekerja dan menganalisis bagaimana keefektifan mereka bisa diperbaiki. Ini disebut proses kelompok. Pengamatan oleh anggota kelompok, guru, atau seorang individu yang berperan sebagai pengamat dapat melengkapi umpan-balik yang esensial untuk proses kelompok. Seorang pengamat bisa mencatat apa yang terjadi dalam kelompok bila rencana suatu projek mengenai adanya kekuatan perbedaan pendapat. Dengan umpan-balik ini, siswa dapat bergerak untuk menemukan suatu pemecahan dan menawarkan usul untuk menangani perselisihan tersebut di masa yang akan datang. Keluaran dari proses ini, kelompok bisa bersimpulan: 'Kita telah membuat permulaan yang baik dalam rencana projek, tetapi kita perlu bekerja lebih giat untuk mendengar ide-ide setiap orang.

B. Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD STAD adalah singkatan dari Student Teams Achievement Division. Model ini didesign untuk tim kecil yang berjumlah 4-5 orang yang masingmasing tim itu bisa diatur tingkat kemampuan siswanya maupun gendernya. Guru menyajikan pelajaran, kemudian siswa bekerja bertim dan memastikan agar masing-masing individu dalam tim dapat pekerjaan yang dikerjakan dan

10

masing-masing tim meyakinkan dirinya agar anggotanya dapat menguasai pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Menurut Slavin (1995: 5) pada awalnya teori itu mendapat soal yang dikerjakan oleh masing-masing anggota tim, pada saat awal tersebut masingmasing anggota tim tidak saling membantu, artinya mereka pada awalnya bekerja sendiri-sendiri. Apabila salah satu anggota tim menemui kesulitan diharapkan anggota tim yang lain dapat menolongnya. Dalam pelaksanaannya guru perlu mencatat tim yang sukses memberikan jawaban terhadap pertanyaan / kuis yang diberikan dan tim yang terbaik akan mendapat hadiah. Anggota tim mesti meyakinkan temannya bahwa belajar itu adalah penting, bernilai dan menyenangkan. Mereka bisa bekerja berpasangan dan saling membandingkan jawaban-jawaban, berdiskusi, saling tolong dengan penuh pengertian. Mereka bisa membahas cara-cara untuk mengatasi masalah atau saling bertanya tentang apa yang mereka pelajari, membahas kekurangan-kekurangan yang ada pada diri mereka atau juga kelebihan-kelebihan yang ada dalam upaya agar mereka mampu menjawab apa yang ditanyakan. Meskipun murid-murid bekerja bersama, tetapi pada saat guru melontarkan pertanyaan, masing-masing siswa tidak saling membantu, pada saat-saat yang demikian akan terlihat murid yang mampu dan yang akan menjadi bintang tim untuk sementara. Model ini merupakan model dari kooperatif yang paling sederhana, ini bagus bagi para guru yang baru saja melangkah atau mulai mengajar dengan pengajaran model bertim. Ada lima komponen utama dalam STAD yaitu: presentasi kelas, tim, kuis, perbaikan skor individu, dan pengenalan tim (Salvin, 1995: 71). Dari masing-masing bagian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Prestasi kelas yaitu, guru menyajikan pelajaran pada siswa. Guru membagi materi berupa materi-materi yang disebut STAD Unit. Murid harus betulbetul memperhatikan guru dan bagian-bagian materi yang akan membantu mereka mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan atau kuis yang akan diberikan.

11

2. Tim. Satu tim terdiri dari 4-5 orang siswa boleh dicampur dari mereka yang mempunyai kemampuan yang berbeda, berbeda jenis kelamin atau berbeda ethnik bila ada. Tim bertugas untuk betul-betul siap menjawab pertanyaan. Untuk itu masing-masing anggota tim harus terpadu, saling memberi dorongan agar mereka betul-betul siap untuk belajar. Sesudah guru selesai menyajikan pelajaran, tim mulai bekerja dengan

mendiskusikan apa yang telah disajikan, membandingkan jawaban, saling mengoreksi di antara jawaban yang disampaikan. 3. Kuis atau pertanyaan-pertanyaan. Pada saat ini murid-murid telah siap untuk menjawab pertanyaan dan mereka mulai mencek materi dari bukunya sendiri atau dari buku lain terhadap materi yang disajikan guru sebelumnya. Pada saat ini anggota tim tidak saling membantu. 4. Perbaikan skor individu. Pada saat perbaikan skor individu ini, guru memberi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dapat memperbaiki skornya yang kurang baik bila mereka telah bekerja keras. Pertanyaan yang sama diberikan kembali pada siswa yang kurang tepat menjawab sehingga siswa tersebut akan mendapat tambahan nilai bila dapat kembali menjawab dengan lebih baik. 5. Pengenalan tim. Yang dimaksud di sini adalah pemberian hadiah atau bisa sertifikat bahwa tim tersebut adalah tim yang terbaik saat itu setelah melampaui target yang ditetapkan. Slavin, 1995 (dalam Ni Luh Rasmini, 2010: 24-26) menyatakan bawha pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD) terdiri dari lima komponen utama yang perlu diperhatikan yaitu tahap penyajian kelas (class presentation), belajar dalam kelompok (team), tes/kuis (quizzes), skor kemajuan individu (individual improvment scores) dan penghargaan kelompok (team recognation). Dan ciri-ciri pembelajaran kooperatif Students Team Achievement Division (STAD) adalah: 1) siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil, 2) memperhatikan skor awal, 3) terdapat kuis/tes, 4) skor kemajuan individual, 5) penghargaan kelompok (caranya rata-rata kelompok dihitung dari skor kemajuan individual masing-

12

masing anggota, dijumlah dan dibagi dengan jumlah kelompok, baru dikasi hadiah). Ni Luh Rasmini (2010: 23-24) menulis bahwa sintak pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD) seperti terlihat pada tabel berikut. Kegiatan Guru Fase 1. Mengupayakan semua Menyampaikan tujuan tujuan pembelajaran yang dan memotivasi siswa ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Fase 2. Menyajikan informasi Menyajikan/ kepada siswa dengan menyampaikan jalan mendemonstrasikan informasi atau lewat bahan bacaan Fase 3. Menjelaskan pada siswa Mengorganisasikan bagaimana caranya siswa dalam membentuk kelompok kelompok-kelompok belajar dan membantu belajar seiap kelompok agar melakukan transisi secara efesien Fase 4. Membimbing kelompokMembimbing kelompok belajar pada kelompok bekerja dan saat mereka mengerjakan belajar tugas mereka Fase 5. Mengevaluasi hasil Evaluasi belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6. Mencari cara-cara untuk Memberikan menghargai baik upaya penghargaan maupun hasil belajar individu dan kelompok Fase Kegiatan Siswa Siswa mendengarkan penjelasan guru

Siswa mendengarkan kemudian mencatat penjelasan guru Siswa membentuk kelompok sesuai arahan guru

Siswa berdiskusi tentang materi yang diberikan

Siswa mendengarkan klarifikasi jawaban antar kelompok

Siswa dari kelompok lain memberikan aplaus untuk kelompok yang terbaik

13

C. Prestasi Belajar Prestai belajar dimulai dengan kegiatan atau aktivitas, setelah itu belajar dan terakhir baru prestai belajar. 1. Aktivitas Kata Aktivitas berasal dari Bahasa Inggris activity yang artinya state of action, lireliness or ingorous mation (Webster New American Dictionary: 12). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia kata ini berarti kebenaran dari perlakuan, kegiatan yang aktif, kegiatan yang aktual atau giat dalam melakukan gerak-gerik, usul. Dalam bahasa Indonesia aktif berarti giat belajar, giat berusaha, dinamis, mampu berkreasi dan beraksi (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 32). Aktivitas merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa, baik dalam aktivitas jasmani maupun dalam aktivitas rohani. Aktivitas ini jelas merupakan ciri bahwa siswa berkeinginan untuk mengikuti proses. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemui ciri-ciri seperti berikut (Tim Instruktur PKG, 1992: 2): 1. Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran 2. Terjadi interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa 3. Siswa terlibat dan bekerjasama dalam diskusi kelompok 4. Terjadi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran 5. Siswa berpartisipasi dalam menyimpulkan materi. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari (Nana Sudjana, 2000: http://www.scribd.com/doc/90372008): 1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 2. Terlibat dalam pemecahan masalah 3. Bertanya pada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya 4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah 5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru 6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya 7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis

14

8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

2. Belajar Belajar dalam Bahasa Inggris adalah Study yang artinya The act of using the mind to require knowledge (Webster New American Dictionary: 1993). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia, belajar adalah perbuatan menggunakan ingatan/pikiran untuk mendapatkan/ memperoleh pengetahuan. Belajar artinya berusaha untuk memperoleh ilmu atau menguasai suatu keterampilan; juga berarti berlatih (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 27). Selanjutnya belajar juga berarti perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dari praktek yang dilakukannya (Glosarium Standar Proses, Permen Diknas No. 41 tahun 2007). Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah penggunaan pikiran untuk memperoleh ilmu. Ini berarti bahwa belajar adalah perbuatan yang dilakukan dari tahap belum tahu ke tahap mengetahui sesuatu yang baru. Prinsip belajar yang dapat menunjang tumbuhnya cara belajar siswa aktif adalah: stimulus, perhatian dan motivasi, respon, penguatan dan umpan balik (Sriyono, 1992: http://www.scribd.com/doc/90372081). Juga dikatakan bahwa ativitas belajar berupa keaktifan jasmani dan rohani yang meliputi keaktifan panca indra, keaktifan akal, keaktifan ingatan dan keaktifan emosi. Pendapat lain menyatakan bahwa aktivitas belajar dilakukan dalam bentuk interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa siswa dengan siswa lain (Abdul, 2002 dalam

http://www.scribd.com/doc/90372081/). Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa belajar sebenarnya merupakan cara yang membuat siswa aktif, baik dengan penggunaan cara simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan balik yang dapat membangkitkan keaktifan jasmani dan rohani siswa sehingga

15

muncul interaksi antar siswa dengan guru begitu juga interaksi antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Dengan menggabungkan semua pendapat yang telah disampaikan serta pengertian-pengertian tentang belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah penggunaan ingatan atau pikiran untuk memperoleh pengetahuan baru yang belum diketahui sebelumnya dengan penggunaan cara-cara tertentu seperti Students Team Achievement Division (STAD), simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan balik yang dapat membangkitkan keaktifan siswa baik jasmani maupun rohani yang dapat membangun interaksi positif bagi para siswa.

3. Prestasi Belajar Prestasi belajar PKn................ sama dengan prestasi belajar bidang studi yang lain merupakan hasil dari proses belajar siswa dan sebagaimana biasa dilaporkan pada wali kelas, murid dan orang tua siswa setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran. Prestasi belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting bagi anak didik, pendidik, orang tua/wali murid dan sekolah, karena nilai atau angka yang diberikan merupakan manifestasi dari prestasi belajar siswa dan berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap siswa yang bersangkutan maupun sekolah. Prestasi belajar merupakan

kemampuan siswa yang dapat diukur, berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Djamarah (1994:23) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Kalau perubahan tingkah laku adalah tujuan yang mau dicapai dari aktivitas belajar, maka perubahan tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan pedoman untuk mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya di sekolah. Dengan kata lain prestasi belajar merupakan kemampuankemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai akibat perbuatan belajar

16

atau setelah menerima pengalaman belajar, yang dapat dikatagorikan menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan mengkaji hal tersebut di atas, maka faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar menurut Purwanto (2000: 102) antara lain: (1) faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang dapat disebut faktor individual, seperti kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi, (2) faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial., seperti faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajamya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajarmengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Dalam penelitian ini factor ke 2 yaitu factor yang dari luar seperti guru dan cara mengajarnya yang akan menentukan prestasi belajar siswa. Guru dalam hal ini adalah kemampuan atau kompetensi guru, pendidikan dan lain-lain. Cara mengajarnya itu merupakan factor kebiasaan guru itu atau pembawaan guru itu dalam memberikan pelajaran. Juga dikatakan oleh Slamet (2003: 54-70) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstem. Faktor intern diklasifikasi menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah antara lain: kesehatan, cacat tubuh. Faktor psikologis antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. Faktor kelelahan antara lain: kelelahan jasmani dan rohani. Sedangkan faktor ekstern digolongkan menjadi tiga faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Faktor keluarga antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor sekolah antara lain: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat antara lain: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Peningkatan prestasi belajar yang penulis teliti dalam hal ini dipengaruhi oleh factor ekstern yaitu metode mengajar guru.

17

Sardiman (1988: 25) menyatakan prestasi belajar sangat vital dalam dunia pendidikan, mengingat prestasi belajar itu dapat berperan sebagai hasil penilaian dan sebagai alat motivasi. Adapun peran sebagai hasil penilaian dan sebagai alat motivasi diuraikan seperti berikut. Dalam pembahasan sebelumnya telah dibicarakan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan prestasi siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Ini berarti prestasi belajar tidak akan bisa diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa. Fungsi prestasi belajar bukan saja untuk mengetahui sejauhmana kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting adalah sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar, baik secara individu maupun kelompok. Dalam pembahasan ini akan dibicarakan mengenai prestasi belajar sebagai hasil penilaian dan pada pembahasan berikutnya akan dibicarakan pula prestasi belajar sebagai alat motivasi. Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah dipahami. Namun demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan rendahnya prestasi belajar itu sendiri. Abdullah (dalam Mamik Suratmi, 1994: 22), mengatakan bahwa fungsi prestasi belajar adalah: (a) sebagai indikator dan kuantitas pengetahuan yang telah dimiliki oleh pelajar, (b) sebagai lambang pemenuhan keingintahuan, (c) informasi tentang prestasi belajar dapat menjadi perangsang untuk peningkatan ilmu pengetahuan dan (d) sebagai indikator daya serap dan kecerdasan murid. Mohammad Surya (1979), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, antara lain dari sudut si pebelajar, proses belajar dan dapat pula dari sudut situasi belajar. Bila kita coba lihat lebih dalam dari pendapat di atas, maka prestasi belajar dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor dari si pebelajar sendiri atau faktor dalam diri siswa dan faktor luar. Faktor dalam diri siswa seperti IQ,

18

motivasi, etos belajar, bakat, keuletan, dan lain-lain sangat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Penjelasan Surya selanjutnya adalah: dari sudut si pembelajar (siswa), prestasi belajar seseorang dipengaruhi antara lain oleh kondisi kesehatan jasmani siswa, kecerdasan, bakat, minat, motivasi, penyesuaian diri dan kemampuan berinteraksi siswa. Sedangkan yang bersumber dari proses belajar, maka kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran sangat menentukan prestasi belajar siswa. Guru yang menguasai materi pelajaran dengan baik, menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat, mampu mengelola kelas dengan baik dan memiliki kemampuan untuk menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa untuk belajar, akan memberi pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan situasi belajar siswa, meliputi situasi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang berbentuk angka sebagai simbol dari ketuntasan belajar bidang studi sejarah. Prestasi belajar ini sangat dipengaruhi oleh factor luar yaitu guru dan metode. Hal inilah yang menjadi titik perhatian peneliti di lapangan. Terkait dengan penelitian ini, untuk mengukur prestasi belajar PKn................... digunakan tes hasil belajar, dengan mengacu pada materi pelajaran PKn.................. pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku di sekolah ini.

D. Kerangka Berpikir Model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) memiliki langkah-langkah mengutamakan membantu kegiatan akademik, mengupayakan hubungan kelompok yang harmonis, mengembangkan harga diri siswa, meningkatkan pencapaian akademik siswa pada awalnya bekerja sendiri-sendiri, kalau ada kendala baru anggota timnya yang membantu. Dimulai penilaian dengan skor individu kemudian baru skor perbaikan dari

19

masing-masing tim. Hal semacam inilah yang diupayakan untuk memecahkan masalah. Guru dalam hal ini hanya sebagai motivator dan fasilitator. Model ini menuntut kegiatan intelektual yang tinggi, memproses apa yang mereka telah dapatkan dalam pikirannya untuk menjadi sesuatu yang bermakna. Mereka diupayakan untuk lebih produktif, mampu membuat analisa membiasakan mereka brpikir kritis, dapat mengingat lebih lama, materi yang telah mereka pelajari. Model ini juga bisa diupayakan untuk pengembangan kemampuan akademik.

E. Hipotesis Tindakan Dengan semua paparan di atas, dapat disampaikan hipotesis atau dugaan sementara yang bunyinya: Langkah-langkah Model Pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI.... pada Semester IV.......... Tahun ajaran 2011/2012............... SMA Negeri 1 Kerambit.....................

20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian tindakan. Oleh karenanya, rancangan yang khusus untuk sebuah penelitian tindakan sangat diperlukan. Penelitian tindakan didasarkan pada filosofi bahwa setiap manusia tidak suka atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai tujuan tercapai (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 67). Dalam melaksanakan penelitian, rancangan merupakan hal yang sangat penting untuk disampaikan. Tanpa rancangan, bisa saja alur penelitian akan ngawur dalam pelaksanaannya. Untuk penelitian ini penulis memilih rancangan penelitian tindakan yang disampaikan oleh .Dave Ebbut....................... seperti terlihat pada gambar berikut.

21

Model No. 1 (Model Ebbut) (Desain 1) Model Ebbut merupakan salah satu model PTK yang dikembangkan oleh Dave Ebbut. Gambar 1 Penelitian Tindakan Model Ebbut (1985)
IDE AWAL

Temuan dan Analisa

D A U R 1

Rencana Umum
Langkah Tind. 1 Langkah Tind. 2 Langkah Tind. 3 Minitor Implementasi dan Efeknya Implementasi Langkah Tindk. 1

Penjelasan kegagalan untuk implementasi

Revisi rencana umum

Rencana diperbaiki Langkah Tind. 1 Langkah Tind. 2 Langkah Tind. 3

D A U R 2 D A U R 3

Monitor implementasi dan efek

Implementasi langkah berikut

Jelaskan setiap implementasi dan efek

Revisi ide umum Rencana diperbaiki Langkah Tind. 1 Langkah Tind. 2 Langkah Tind. 3

Monitor implementasi dan efek

Implementasi langkah berikut

22

Model No. 2 (Kemmis dan Mc. Taggart) (Desain 2)

Gambar 2 Penelitian Tindakan Model Spiral (Kemmis & Mc Taggart, 1988)

Plan
R 4 1

Plan

E F L E 2

C T

T 8

Plan
5

Plan

R E F L

E C T

Sebagai alur PTK, Kemmis dan Mc. Taggart memberi contoh sebagai
A

berikut: 1. Siswa mengira bahwa sain sekedar mengingat fakta dan bukan proses inkuiri. Bagaimana saya dapat merangsang inkuiri pada siswa? Apakah dengan mengubah teknik bertanya? Teknik bertanya yang sama?

Menukar strategi bertanya agar siswa dapat menggali jawaban atas pertanyaan sendiri.

23

Model No. 3 (Elliot) (Desain 3)

Gambar 3 Penelitian Tindakan Model Elliot (1991)

Ide Umum

Memperbaiki/ Mengubah

Reconnaissance

Pengintaian/ Peninjauan

Rencana Menyeluruh

Rencana Menyeluruh

Rencana Menyeluruh

Tindakan 2 dst

Tindakan 1

Tindakan 3 dst

atau

Monitor dan reconnaissance

atau

atau

Tindakan 2 dst

Ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami langkahlangkah yang ada di dalam model PTK yang dikembangkan oleh Ebbut, Elliot,

24

dan Kemmis. Bila guru akan menerapkan atau mengadopsi untuk penelitian tindakan kelas.

Model No. 4 (Mc. Kernan) (Design 4)

Gambar 4 Penelitian Tindakan Model Mc. Kernan ((1991)

TINDAKAN DAUR I Tindakan perlu perbaikan

DAUR 2

dst
Penerapan Definisi masalah Penerapan Redefine problem

Evaluasi tindakan

Need assessement

Evaluate action

Need assessement

Implementasi tindakan

Hipotesis ide

Impl. Revise plan

New hypothesis

Develop action plan T 1

Revise action plan T 2

Diadopsi dari (Sukidin, Basrowi, Suranto, 2002: 46 54) Perlu diketahui bahwa sebenarnya model-model ini lebih memberikan gambaran garis besar proses daripada suatu teknologi. Urutan langkah-langkah memang diperlihatkan, tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal apanya dan bagaimana antara langkah-langkah ini. Tidak mengherankan kalau model-model ini dapat membingungkan para praktisi. Bahkan Ebbut sendiri mengakui bahwa gambar Elliot cenderung sulit untuk dimengerti.

25

Model No. 5

Gambar 5. Rancangan Penelitian Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I

Permasalahan

Siklus I Refleksi I Permasalahan baru hasil refleksi Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Pengamatan/ Pengumpulan Data I

Siklus II Refleksi II Pengamatan/ Pengumpulan Data II

Apabila permasalahan belum terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Diadopsi dari Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2006: 67)

26

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas.XI.IPA4....... SMA Negeri 1 Kerambitan Tahun Pelajaran 2011/2012.......................... Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 01. Nama-nama siswa Kelas .XI IPA 4.... SMA Negeri

Kerambitan.Tahun Pelajaran 2011/2012......................... No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Nama Siswa Abdurrahman Saleh

27

30 2. Objek Penelitian Yang menjadi objek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI....... SMA Negeri 1 Kerambitan Tahun pelajaran 2011/2012......................... setelah diterapkan model Students Team Achievement Division (STAD) dalam proses pembelajaran. C. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli.................... sampai bulan Desember 2011...................... Sebagai gambaran dari pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

28

Tabel 02. Jadwal Penelitian No 1. Penyusunan Kegiatan proposal Juli Agustus September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 dan X X X

perencanaan tindakan I 2. Pelaksanaan tindakan I 3. Pengamatan/pengumpulan data I 4. Refleksi I X X X X

5. Perencanaan tindakan II 6. Pelaksanaan tindakan II 7. Pengamatan/ pengumpulan data II 8. Refleksi II 9. Penulisan laporan/ penjilidan

X X X X X X

29

D. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data penelitian ini digunakan observasi dan tes prestasi belajar.

E. Metode Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian ini

adalah metode deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif. Untuk data kualitatif dianalisis dengan memberi pertimbanganpertimbangan, memberi komentar-komentar, mengklasifikasikan data,

mencocokan dengan validitas internal dan validitas eksternal, mencari hubungan-hubungan, mencari perbandingan-perbandingan, mengkategorikan data dan selanjutnya membuat kesimpulan refleksi dengan mencari makna dari kesimpulan hubungan antarkategori. Sebelum melakukan analisis kualitatif sebaiknya kita mencoba melihat pendapat para ahli analisis. Menurut Matthew B. Miles dan A. Michael Hubberman (1992: 390), dalam penelitian kualitatif cendrung diabaikan. Ini terjadi karena inti penelitian kualitatif adalah menjangkau sesuatu yang lebih dari sekedar, yang dapat dikatakan kepada kita akan pentingnya kualitas tersebut. Selanjutnya dikatakan, akan tetapi sebagaimana yang kita perhatikan sebelumnya, terjadi banyak perhitungan pada saat penentuan kualitas dibuat. Jadi dalam penelitian kualitatif perlu diketahui, yang pertama-tama adalah bahwa kita juga menghitung. Untuk data kuantitatif dianalisis dengan mencari mean, median, modus, standar deviasi, membuat interval kelas dan melakukan penyajian dalam bentuk tabel dan grafik.

30

F. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian Sebelum sampai pada instrumen penelitian, yang mesti dibuat terlebih dahulu adalah kisi-kisi instrumen penelitian. Kisi-kisi ini sangat penting dibuat untuk memberi arah terhadap hal-hal yang dipertanyakan dalam instrumen penelitian. Tujuan penyusunan kisi-kisi instrumen adalah merencanakan setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan tes dan bagian-bagiannya, sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi penyusunan tes, terlebih-lebih bagi penulis soal (Suryabrata, 2000: 60-61). 1. a. Kisi-kisi Instrumen Prestasi Belajar Tabel 2. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Tes

31

b Kisi-kisi Instrumen Prestasi Belajar Tabel 3. Kisi-kisi Observasi Kegiatan Belajar Students Team Achievement Division (STAD)
No Nama Siswa Menunjukkan Kemampuan Analisis Kritis Pelajaran Berpusat pada Siswa Interpretasi Siswa Kemampuan Menjawab Pertanyaan/Kuis Peneloran Kesimpulan

2. Instrumen Penelitian a. Instrumen Penilaian Prestasi Belajar Siswa Instrumen yang digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa kelas.XI IPA 4........ adalah tes. Tes ini terdiri dari.50..... soal dengan bentuk tes adalah.Obyektif......, seperti terlihat di bawah ini.

32

Tes Prestasi Belajar : ..................... Hari/Tanggal Petunjuk : : Jawablah ................................

33

b. Instrumen Observasi Belajar Students Team Achievement Division (STAD) Instrumen ini disajikan dalam upaya mendapat bandingan terhadap kebenaran data yang didapat. Instrumen ini sangat berguna untuk mencek apakah kenaikan prestasi belajar itu disebabkan oleh pengaruh model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD). Variabel ini termasuk variabel penyela (intervening variable) yang kemungkinan berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas (model Students Team Achievement Division (STAD)) dengan variabel terikat (prestasi belajar).

34

Tabel 4.

Instrumen Observasi Kesesuaian Belajar Students Team Achievement Division (STAD) Keterangan Penilaian: 1. 2. 3. 4. Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Tidak sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Sangat sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD)
Kemampuan Siswa Kategori Tim Menunjukkan Tim Menjawab Kemampuan Soal-soal Analisis Siswa Menunjukkan Kemampuan Lebih Memproses Sesuatu yang Bermakna Siswa Mampu Menelorkan Kesimpulankesimpulan

No

TIM

Siswa Kritis

Pembelajaran Betul Berpusat Pada Diri Siswa

Siswa Cepat Menanggapi Tuntutan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

35

30

G. Indikator Keberhasilan Penelitian Dalam penelitian ini diusulkan tingkat keberhasilan per siklus yaitu pada prestasi belajar siswa diharapkan pada siklus I mencapai rata-rata 6,5 dan pada siklus II mencapai nilai rata-rata 8,5.

36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pada Bab IV ini penulis sampaikan data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini secara rinci berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kerambitan.......................... Sebelum menyampaikan hasil-hasil penelitian ada baiknya dilihat dahulu pendapat para ahli pendidikan berikut: dalam menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan, perlu menyajikan uraian masing-masing siklus dengan data lengkap mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal yang mendasar, yaitu hasil pembahasan (kemajuan) pada diri siswa, lingkungan, guru, motivasi dan aktivits belajar, situasi kelas dan hasil belajar, kemukakan grafik dan tabel hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara sistimatis dan jelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 83). Dari cuplikan di atas jelaslah apa yang harus dipaparkan dalam Bab ini yaitu menulis lengkap mulai dari apa yang dibuat sesuai perencanaan, hasilnya apa, bagaimana pelaksanaanya, apa yang telah dicapai, sampai pada refleksi. Oleh karenanya pembicaraan pada bagian ini dimulai dengan apa yang dilakukan pada bagian perencanaan, apa yang

37

dilakukan pada pelaksanaan, apa yang dilakukan pada pengamatan dan apa yang dilakukan pada refleksi, seperti terlihat berikut ini. 1. Rencana Tindakan I Hasil yang didapat dari kegiatan perencanaan meliputi: a. Menyusun rencana tindakan selanjutnya lengkap dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dengan metode Students Team Achievement Division (STAD) sepeti terlihat pada lampiran 3. Berdasar hasil awal kemampuan siswa kelas..... yang tertera pada latar belakang, peneliti merencanakan kegiatan yang lebih intensif seperti berkonsultasi dengan teman-teman guru dan kepala sekolah tentang persiapan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Students Team Achievement Division (STAD). b. Menentukan waktu pelaksanaan, yang menyangkut hari, tanggal, sesuai dengan jadwal penelitian yaitu pada minggu ke..... bulan.... c. Meminta teman-teman guru bidang studi sejenis dan kepala sekolah sebagai mitra kesejawatan dalam pelaksanaan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) yang sudah direncanakan. Hasilnya adalah kesiapan teman-teman guru untuk ikut melaksanakan supervisi kunjungan kelas dalam mengamati kekurangan yang ada. d. Menyusun format pengecekan yang berhubungan dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD). e. Teman guru yang diminta mengamati pembelajaran diupayakan pembekalan tentang model pembelajaran ini dengan: a) Supervisor harus sudah mantap dan mengetahui metode

pembelajaran yang menggunakan Students Team Achievement Division (STAD) dan kehadirannya di kelas bukan mencari kesalahan, tetapi untuk kepentingan bersama yaitu memperbaiki pembelajaran. b) Supervisor telah diberitahu untuk lebih memahami tentang prinsipprinsip supervisi sehingga tidak lagi cenderung instruktif dan lebih bersahabat dengan prinsip kesejawatan.

38

c) Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor diharapkan menunjukkan rasa kesejawatan yang akrab dan mau menilai kebenaran yang ada. f. Peneliti memberikan penjelasan pada siswa bahwa kehadiran supervisor ke kelas bukan untuk mencari kesalahan atau kelemahan guru dalam pembelajaran, tapi untuk meningkatkan kemampuan siswa menguasai ilmu. g. Merencanakan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan. Menentukan bahan pelajaran, dengan cara menyesuaikan dengan silabus yang berlaku dan penjabarannya dengan cukup baik. h. Memilih dan mengorganisaasikan materi, media, dan sumber belajar. Pada siklus pertama ini, peneliti mengorganisasikan materi

pembelajaran dengan baik. Urutan penyampaiannya dari yang mudah ke yang sulit, cakupan materi cukup bermakna bagi siswa, menentukan alat bantu mengajar. Sedangkan dalam penentuan sumber belajar sudah disesuaikan dengan tujuan, materi pembelajaran dan tingkat

perkembangan peserta didik. i. Merancang skenario pembelajaran. Skenario pembelajaran disesuikan dengan tujuan, materi dan tingkat perkembangan siswa, diupayakan variasi dalam penyampaian. Susunan dan langkah-langkah pembelajaran sudah disesuaikan dengan tujuan, materi, tingkat perkembangan siswa, waktu yang tersedia,

sistematiknya adalah menaruh siswa dalam posisi sentral, mengikuti perubahan strategi pendidikan dari pengajaran ke pembelajaran sesuai Permen Diknas No. 41 Tahun 2007 dan menyesuaikan dengan model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD).

2. Pelaksanaan Tindakan I a. Pengelolaan Kelas Mengelola kelas dengan persiapan yang matang, mengajar materi dengan benar sesuai model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD).

39

b. Alat Penilaian Pembahasan dan jenis penilaian, terlampir di RPP berikut format penilaian. c. Penampilan Penampilan secara umum, peneliti berpakaian rapi, menggunakan

bahasa yang santun, menuntun siswa semaksimal mungkin dengan penggunaan metode Students Team Achievement Division (STAD), peneliti mengupayakan strategi agar mudah mengamati siswa yang sedang belajar. Setelah pembelajaran selesai dilakukan, dilanjutkan dengan mengadakan pertemuan dengan guru yang mengawasi proses pembelajaran untuk mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan. d. Dari diskusi dengan guru, terungkap bahwa: 1. Pembelajaran yang dilakukan belum maksimal, karena peneliti baru pertamakali mencoba metode ini. 2. Siswa-siswa memang belum aktif menerima pelajaran dan memberi tanggapan, ini sesuai dengan tujuan metode Students Team Achievement Division (STAD). 3. Peneliti mengusulkan agar guru yang mengamati mau kembali dan bersedia mengamati kembali pada kesempatan di siklus II. 4. Untuk sementara, peneliti belum yakin bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas akan membantu meningkatkan

kemampuan siswa, tetapi menurut pemikiran pengamat, cara yang dilakukan peneliti cukup mampu mendorong meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar. 5. Penyampaian pengamat pada peneliti dapat disampaikan sebagai berikut: Perlu pengelolaan ruangan, waktu, dan fasilitas belajar yang lebih baik. Dalam mengelola ruang kelas, waktu serta fasilitas belajar, dapat dipaparkan sebagai berikut: 1) Peneliti menyediakan alat bantu/media pembelajaran.

40

2)

Peneliti kurang memperhatikan kebersihan papan tulis, kebersihan seragam siswa, dalam hal lain yang berguna untuk menumbuhkan motivasi belajar dan disiplin siswa.

3)

Peneliti belum begitu baik dalam waktu. Memulai pelajaran tidak tepat waktu akibat hal-hal tertentu.

3. Observasi/Pengamatan Pengamatan yang dilakukan sangat bervariasi. Penulis menggunakan guru teman sejawat untuk ikut masuk kelas mengamati kebenaran pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model Students Team Achievement Division (STAD). Data yang diperoleh dari kegiatan observasi yang dilakukan guru akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) mengingat semua kelemahan peneliti akan teramati dengan baik. Apabila peulis hubungkan dengan yang disebut variabel penyela atau variabel intervening dimana ada hal-hal tertentu yang bisa mempengaruhi hubungan antara variabel bebas yaitu model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) dengan variabel terikat yaitu pretasi belajar. Hal tertentu yang dibicarakan adalah kebenaran pelaksanaan model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD). Apabila pelaksanaannya tidak benar sudah tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Pengamatan oleh teman sejawat seperti yang dipaparkan di atas sangat perlu dilakukan demi keberhasilan peningkatan mutu dan kebenaran pembelajaran model Students Team Achievement Division (STAD). Hal tersebut penulis lakukan demi adanya upaya inovasi agar tulisan ilmiah ini lebih berdaya guna dan berhasil guna. Selain pengmatan yang dilakukan oleh teman sejawat, upaya lain yang penulis lakukan adalah menyuruh salah atu siswa yang pandai untuk mengecek apakah pelaksanaan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) di kelas sudah berjalan sesuai harapan atau belum. Baik

41

guru yang mengamati, maupun siswa yang disuruh mengamati kegiatan teman-temannya, sebelymnya sudah dipanggil ke kantor dan diberi penjelasan tentang kebenaran pelaksanaan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) yang menuntut kreativitas; penemuan sendiri oleh siswa; penekanan pada kegiatan intelektual; memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata; membiasakan siswa lebih produktif, analitis, kritis; penggunaan metode, teknik, dan strategi yang memungkinkan siswa mencari dan menemukan jawaban sendiri secara optimal. Selain itu, model ini menuntut kemampuan pemecahan masalah untuk peningkatan kepuasan intelektual, mempertajam proses ingatan untuk penguasan lebih lama, pembelajaran lebih terpusat pada siswa, pengembangan konsep diri dan bakat akademik, menghindarkan diri dari belajar dengan hafalan, menumbuhkan kemampuan mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Langkah-langkah pembelajarannya adalah: a) presentasi kelas, b) pembentukan tim, c) kuis/pertanyaan-pertanyaan, d) perbaikan skor individu, e) pengenalan tim. Dari semua pengertian di atas, penulis sudah menyiapkan instrumen untuk ketepatan pelaksanaan yang dibawa oleh guru dan siswa yang mengamati proses pembelajaran.

4. Refleksi Siklus I Sebelum memulai refleksi, ada baiknya melihat pendapat para pakar pendidikan tentang apa yang dimaksud dengan refleksi. Pendapat ini akan merupakan panduan terhadap cara atau hal-hal yang perlu dalam menulis refleksi. Refleksi merupakan kajian secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan. Refleksi menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan (Hopkin, 1993 dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 80). 1) Analisis kuantitatif prestasi belajar siswa siklus I

42

Sesuai data pada lampiran 4. 1. Rata-rata (mean) yang diperoleh adalah.................................... 2. Median (titik tengahnya) adalah ............................................... 3. Modus (angka yang paling banyak/paling sering muncul) ......... 4. Standar deviasi dihitung dengan rumus: SD SD SD = = = ..............

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Nama Siswa

Nilai (X)

(X-x)

(X-x)2

43

23 24 25 26 27 28 29 30 X X- 5. Untuk persiapan penyajian dalam bentuk grafik maka hal-hal berikut dihitung terlebih dahulu. 1. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 x Log (N) = ........ 2. Rentang kelas (r) = skor maksimum skor minimum 3. Panjang kelas interval (i) =

4. Tabel data kelas interval


No Urut Interval Nilai Tengah Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 2 3 4 5 6 Total Frekuensi Relatif = ........... x 100

5. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram Contoh Histrogram


10 9 8 7 6 5 4 3 2

44

Grafik 01. .......................................................

Untuk rekapitulasi hasil penelitian ini akan disampaikan sekaligus pada akhir analisis refleksi siklus II. Untuk hasil analisis pengamatan guru dan pengamatan siswa terhadap kebenaran pelaksanaan pembelajaran Students Team

Achievement Division (STAD) dapat dilihat pada lampiran 6 dan lampiran 8. Untuk kedua hail pengataman tersebut dapat disampaikan sebagai berikut: 1) pengamatan oleh guru berupa catatan kesalahan peneliti pada saat melaksanakan proses pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD), hal ini menjadi masukan yang sangat berharga untuk perbaikan pada siklus selanjutnya, untuk hal ini lebih lengkapnya dapat dilihat pada pembahasan. 2) untuk pengamatan yang dilakukan oleh kepala sekolah yang ada pada lampiran 6, sudah terlihat banyaknya siswa yang benar perlakuannya sesuai pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD), sudah jelas menunjukkan keaktifan, keuletan, kreativitas, kegiatan siswa menemukan, mencari hal-hal penting yang ditugaskan,

menunjukkan kemampuan aktivitas, kritis, betul siswa yang giat belajar dan bukan guru yang giat mengajar, kemampuan menunjukkan konsep diri, kecepatan menanggapi tuntutan, kemampuan menelorkan kesimpulan-kesimpulan. Jumlah yang

45

menunjukkan

kemampuan

analisis

adalah

.....,

yang

menunjukkan kemampuan yang kritis.... siswa, yang mampu menunjukkan konsep diri adalah ..... siswa, yang mampu menunjukkan kemampuan memproses pelajaran agar bermakna ..... siswa, yang cepat memberi tanggapan ..... siswa dan yang dengan cepat mampu menelorkan kesimpulan-kesimpulan adalah ..... siswa. Sari analisis yang dibuat, dapat diambil simpulan bahwa hasil yang didapat belum menunjukkan keberhasilan pembelajaran Students Team Achievement

Division (STAD) yang dilakukan guru.

2. Siklus II 1. Perencanaan Melihat semua hasil yang didapat pada siklus I, maka untuk perencanaan pelaksanaan penelitian di siklus II ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu: a. Peneliti merencanakan kembali jadwal untuk melakukan

pembelajaran di kelas dengan melihat jadwal penelitian pada Bab III dan waktu dalam kalender pendidikan. Hasil dari refleksi siklus I merupakan dasar dari pembuatan perencanaan di siklus II ini. b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik serta

membuat instrumen pengumpulan data yaitu tes prestasi belajar. c. Merencanakan kunjungan kelas bersama-sama teman sejawat sebagai upaya inovasi. Untuk ini peneliti berkonsultasi minta kesediaannya untuk ikut dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Inovasi ini dilakukan agar peneliti dapat berupaya lebih maksimal untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik dan lebih berkualitas. Hasil konsultasi dengan teman sejawat adalah adanya kesiapan guru untuk ikut melakukan supervisi kunjungan kelas. Guru yang akan mengobservasi diberitahu bahwa penulis sudah sempat berkonsultasi dengan kepala sekolah dan beliau akan

46

ikut berpartisipasi, masuk ke ruangan untuk bersama-sama melakukan supervisi. Hal ini diberitahukan pada guru dengan harapan agar guru yang akan mengobservasi bisa lebih siap lagi untuk melakukan supervisi yang lebih berkualitas, ini juga penulis lakukan sebagai tambahan inovasi. d. Bersama guru merancang skenario penerapan pembelajaran dengan melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dengan mengidentifikasi hal-hal yang bisa dilakukan untuk peningkatan pembelajaran. Untuk hal ini, semua catatan tentang kekurangan yang ada di siklus I yang merupakan hasil refleksi disampaikan pada guru untuk dipelajari. Memberitahu guru apa-apa yang perlu dilaksanakan, apa saja yang siswa mesti kerjakan, cara penerapan metode Students Team Achievement Division (STAD) yang benar sesuai kebenaran teori yang disampaikan.

2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini disampaikan sebagai berikut: a. Pada hari yang sudah ditentukan sesuai jadwal, peneliti memulai tahap pelaksanaan tindakan dengan membawa semua persiapan yang sudah dibuat, meminta guru dan keplaa sekolah untuk ikut mengamati pembelajaran, membagikan instrumen pengamatan. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti akan lebih bersemangat untuk dapat melaksanakan pembelajaran lebih serius. Dengan kepala sekolah ikut mengamati berarti ada orang lain yang mesti dilihat oleh siswa yang akan menimbulkan keseriusan mereka yang lebih dari biasanya. Peneliti membawa instrumen pengamatan

47

observasi keaktifan belajar dan instrumen tes prestasi belajar. Setelah masuk kelas bersama guru yang akan mengamati proses pembelajaran, peneliti memulai aktivitas pembelajaran sambil mempersilahkan kepala sekolah dan guru yang mengamati duduk di bangku paling belakang yang sudah disediakan. Setelah pelaksanaan pembelajaran berjalan, tiba-tiba kepala sekolah dicari oleh pegawainya karena ada urusan kantor, sehingga pengamatan melaksanakan pembelajaran hanya dilanjutkan oleh guru yang penulis minta untuk mengobservasi proses selanjutnya. Terlihat sepintas guru yang mengamati proses pembelajaran sangat aktif menulis hal-hal yang terjadi di kelas untuk memberi penilaian terhadap kemampuan dan profesionalisme guru sedangkan di depan kelas peneliti sibuk dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Pada pembelajaran inti peneliti

melaksanakan explorasi, elaborasi dan konfirmasi dan terakhir peneliti melaksanakan penutupan pembelajaran. Untuk

pelaksanaan explorasi, elaborasi dan konfirmasi bagian-bagiannya cukup banyak dan penulis tidak paparkan panjang lebar karena kegiatan yang mesti dilakukan seperti diskusi, presentasi dan lainlain sudah bisa dibaca pada instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilampirkan di lampiran 9.

3. Observasi/Penilaian Penilaian terhadap kebenaran pelaksanaan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) didahului dengan menctat halhal penting seperti aktivitas belajar yang dilakukan pada saat peneliti melakukan tindakan. Dari catatan-catatan yang cepat tersebut penulis mengetahui bagian mana yang mesti diperbaiki, dibagian mana diperlukan penekanan-penekanan, dibagian mananya perlu diberi

saran-saran serta penguatan-penguatan. Di samping itu adanya guru yang mengamati proses pembelajaran akan sangat membantu untuk

48

mengetahui lebih jelas kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama pross pembelajaran. Guru yang mengamati mencatat juga kreativitas siswa, kemauan siswa untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, kontribusi diantara para siswa. Semua ini sudah terlaksana dengan baik. Pelaksanaan tes prestasi belajar akhirnya dilanjutkan minggu depannya karena setelah guru melakukan proses pembelajaran, waktu untuk memberikan tes tidak mencukupi sehingga dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. Hasil tes prestasi belajar siswa siklus II akan dibahas pada refleksi II.

4. Refleksi Siklus II Analisis Kuantitatif untuk Perolehan Nilai Tes Prestasi Belajar Siklus II Sesuai data pada lampiran 12. 1. Rata-rata (mean) hasil tes prestasi belajar siswa adalah ............ 2. Median (titik tengahnya) adalah ............................................ 3. Modus (atau angka yang paling sering muncul) adalah....... 4. Standar deviasi

= ............................

5. Untuk menyajikan data tersebut dalam bentuk grafik maka dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut: 1) Banyak kelas dihitung dengan rumus STURGES: K = 1 + 3,3 x log N = ....................... = ....................... = ....................... 2) Rentangan dihitung dengan: r = skor maksimum skor minimum = ................ - ................ = ............. 3) Panjang kelas interval dihitung dengan:

49

i i

= = ...................

4) Tabel data kelas interval disajikan sebagai berikut: No Urut 1 2 3 4 5 6 Interval Nilai Tengah Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

Total 6. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram Contoh Histrogram


100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 100 200 300

...........

100

400

500

600

700

Grafik 02. ....................................................... 0 Tabel ....... Siklus II Variabel


Prestasi Belajar

Rekapitulasi Hasil Penelitian dari Siklus I sampai

Awal

Siklus I

Siklus II

Perolehan Perolehan Prosentase Perolehan Prosentase Skor Skor Kenaikan Skor Kenaikan Rata-rata Rata-rata Rata-rata

50

B. Pembahasan 1. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus I Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan data terhadap hasil pengamatan guru sejawat tentang pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) adalah: kelemahan-kelemahan yang ada, kelebihan-kelebihan, perubahan-perubahan, kemajuan-kemajuan,

efketivitas waktu, keaktifan yang dilakukan, konstruksi, kontribusi, diskripsi fakta, pengecekan validitas internal dan validitas eksternal, identifikasi masalah, faktor-faktor yang berpengaruh, cara-cara untuk memecahkan perbandingan, pengalaman, masalah, pertimbangan-pertimbangan, perbandingantambahan

komentar-komentar, summary,

tanggapan-tanggapan,

pendapat-pendapat, makna di

gambaran-gambaran, belakang perbuatan,

interpretasi/penafsiran-penafsiran,

trianggulasi, hubungan antaraspek, klasifikasi, standar-standar penetapan nilai, alasan-alasan penggunan teknik tertentu, alasan penggunaan langkah-langkah tertentu, penggolongan-penggolongan, penggabunganpenggabungan, tabulasi, pemakaian, kriteria-kriteria, katagorisasi,

pengertian-pengertian, hubungan antar kategori. Dari hail pengamatan teman sejawat disampaikan bahwa ada kelebihan-kelebihan yang disampaikan oleh pengamat yaitu bahwa peneliti sudah berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang santun, menuntun siswa dengan baik. Hal ini menimbulkan nterpretasi bahwa perjalanan penelitian sudah cukup baik. Kelemahan yang disampaikan perlu diberikan analisis yaitu penggunaan waktu yang belum efektif, konstruksi, kontribusi siswa

51

belum maksimal, fakta ini akan dijadikan acuan kebenaran data, validasi, internal yang diambil dari informan di pertanggungjawabkan, validitas eksternal berupa acuan hukum digunakan teori-teori yang mendukung dan reliabilitas data penelitian ini dapat penulis yakini karena hal itu merupakan ketepatan peneliti memilih informan, yaitu teman sejawat. Faktor-faktor yang berpengaruh belum maksimalnya pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) pada siklus I ini adalah karena peneliti baru satu kali mencoba model ini. Cara pemecahan masalahnya adalah penyiapan RPP yang lebih baik, lebih berkualitas. Halhal yang lain seperti komentar, tambahan pengalaman, gambarangambaran keberhasilan penelitian akan terlihat pada hasil siklus selanjutnya. Demiian sediit hasil kualitatif atau kualitas dari pembelajaran dengan model Students Team Achievement Division (STAD).

Pembahasan hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar siklus I Hasil tes prestasi belajar yang merupakan tes ....................... memforsir siswa untuk betul-betul dapat memahami apa yang sudah dipelajari. Nilai rata-rata siswa di siklus I sebesar...... menunjukkan bahwa siswa setelah menguasai materi yang diajarkan walaupun belum begitu sempurna. Hasil ini menunjukkan peningkatan kemampuan siswa menguasai mata pelajaran PKn..................... Apabila dibandingkan dengan nilai awal siswa sesuai data yang sudah disampaikan dalam analisis sebelumnya. Hasil tes prestasi belajar di siklus I telah menemukan efek utama bahwa penggunaan metode tertentu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang dalam hal ini adalah metode Students Team Achievement Division (STAD). Hal ini sesuai dengan hasil meta analisis metode pembelajaran yang dilakukan oleh Soedomo, 1990 (dalam Puger, 2004) yang menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Seperti telah diketahui bersama bahwasannya mata pelajaran....... menitikberatkan pembelajaran pada aspek kognitif, .............., dan .......

52

sebagai pedoman prilaku kehidupan sehari-hari siswa. Untuk penyelesaian kesulitan yang ada maka penggunaan metode ini dapat membantu siswa untuk berkreasi, bertindak aktif, bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat, bertanya, berdiskusi, berargumentasi, bertukar informasi dan memecahkan masalah yang ada bersama dengan anggota kelompok diskusinya. Hal inilah yang membuat siswa berpikir lebih tajam, lebih kreatif dan kritis sehingga mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan efek selanjutnya adalah para siswa akan dapat memahami dan meresapi mata pelajaran PKn.......... lebih jauh. Kendala yang masih tersisa yang perlu dibahas adalah prestasi belajar yang dicapai pada siklus I ini belum memenuhi harapan sesuai dengan tuntutan KKM mata pelajaran.PKn........... di sekolah ini yaitu. 72..... Oleh karenanya upaya perbaikan lebih lanjut masih perlu diupayakan sehingga perlu dilakukan perencanaan yang lebih matang untuk siklus selanjutnya.

2. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus II Hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar di siklus II menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah cukup baik. Ini terbukti dari rata-rata nilai siswa mencapai.......... Hasil ini menunjukkan bahwa metode Students Team Achievement Division (STAD) telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa menempa ilmu sesuai harapan. Students Team Achievement Division (STAD) merupakan model yang cocok bagi siswa apabila guru menginginkan mereka memiliki kemampuan berkreasi, berargumentasi, mengeluarkan pendapat secara lugas, bertukar pikiran, berargumentasi, mengingat penggunaan metode ini adalah untuk memupuk kemampuan intelektual siswa, mendorong siswa untuk mampu menemukan sendiri, menempatkan siswa pada posisi sentral dan mengupayakan agar siswa tidak belajar dengan menghafal. Hasil penelitian ini ternyata telah memberi efek utama bahwa model yang diterapkan dalam proses pembelajaran berpengaruh secara

53

signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Temuan ini membuktikan bahwa guru sudah tepat memilih metode dalam melaksanakan proses pembelajaran karena pemilihan metode merupakan hal yang tidak boleh dikesampingkan. Hal ini sejalan pula dengan temuan-temuan peneliti lain seperti yang dilakukan oleh Inten (2004) dan Puger (2004) yang pada dasarnya menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Mata pelajaran..PKn.......... menitikberatkan kajiannya pada aspek kognitif, Apektif............. sebagai pedoman atas kemampuan siswa baik pikiran, prilaku maupun keterampilan yang dimiliki. Untuk semua bantuan terhadap hal ini, model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) menempati tempat yang penting karena dapat

mengaktifkan siswa secara maksimal. Dari nilai yang diperoleh siswa, lebih setengah siswa mendapat nilai .tinggi......., 8........ siswa memperoleh nilai menengah dan 3...... siswa memperoleh nilai rendah. Dari perbandingan nilai ini sudah dapat diyakini bahwa prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan penggunaan model pembelajran Students Team Achievement Division (STAD). Melihat perbandingan nilai awal, nilai siklus I dan nilai siklus II, terjadi kenaikan yang signifikan, yaitu dari rata-rata nilai awal adalah6,5 .2,0.... naik di siklus I menjadi 8,5........ dan di siklus II naik menjadi 86....... Kenaikan ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena kenaikan nilai ini adalah dari upaya-upaya yang maksimal yang dilaksanakan peneliti demi peningkatan mutu pendidikan dan kemajuan pendidikan khususnya di SMA.Negeri 1 Kerambitan...............................

54

BAB V PENUTUP

A. Simpulan Dengan mengetahui bahwa pemicu rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar ada pada faktor-faktor seperti metode yang digunakan guru, sehingga penggunaan atau penggantian metode konvensional menjadi metodemetode yang sifatnya konstruktivis sangat diperlukan, akibatnya peneliti mencoba model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) dalam upaya untuk dapat memecahkan permasalahan yang ada di sekolah. Berdasar pada rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa yang disampaikan pada latar belakang masalah, penggunaan model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) diupayakan untuk dapat menyelesaikan dua tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Seberapa besar peningkatan yang dicapai sudah dipaparkan dengan jelas pada akhir analisis. Dari hasil penelitian yang disampaikan di Bab IV dan semua data yang telah disampaikan tersebut, tujuan penelitian yang disampaikan sudah dapat dicapai. Untuk menjawab tujuan penelitian yaitu pencapaian kenaikan prestai belajar siswa dapat dilihat bukti-bukti yang sudah disampaikan. a. Dari data awal ada ..... siswa mendapat nilai di bawah ........ pada siklus I menurun menjadi ...... siswa dan siklus II hanya ............ siswa mendapat nilai ............. b. Dari rata-rata awal..... naik menjadi ...... pada siklus I dan pada siklus II naik menjadi .......... c. Dari data awal siswa yang tuntas hanya ..... orang sedangkan pada siklus I menjadi lebih banyak yaitu ....... siswa dan pada siklus II menjadi cukup banyak yaitu ...... siswa.

55

Dari semua data pendukung pembuktian pencapaian tujuan pembelajaran dapat disampaikan bahwa model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) dapat memberi jawaban yang diharapkan sesuai tujuan penelitian ini. Semua ini dapat dicapai adalah akibat kesiapan dan kerja keras peneliti dari sejak pembuatan proposal, review hal-hal yang belum bagus bersama teman-teman guru, penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian, penggunaan sarana trianggulasi data sampai pada pelaksanaan penelitian yang maksimal.

B. Saran Berdasarkan temuan yang sudah disimpulan dari hasil penelitian, dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran dalam bidang studi..............................., dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Apabila mau melaksanakan proses pembelajaran pada mata

pelajaran..............., penggunaan model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) semestinya menjadi pilihan dari beberapa metode yang ada mengingat metode ini telah terbukti dapat meningkatkan kerjasama, berkreasi, bertindak aktif, bertukar informasi, mengeluarkan pendapat, bertanya, berargumentasi dan lain-lain. 2. Walaupun penelitian ini sudah dapat membuktikan efek utama dari model Students Team Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar, sudah pasti dalam penelitian ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dilakukan, oleh karenanya kepada peneliti lain yang berminat meneliti topik yang sama untuk meneliti bagian-bagian yang tidak sempat diteliti. 3. Selanjutnya untuk adanya penguatan-penguatan, diharapkan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan guna verifikasi data hasil penelitian ini.

56

57

DAFTAR PUSTAKA Abdul. 2002. http://www.scribd.com/doc/9037208/ Anastasi, Anne. 1976. Psychological Testing. Fifth Edition. New York: Macmillan Publishing Co., Inc. Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Azwar, Saifuddin. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Jakarta: BSNP.

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti. Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Fernandes, H.J.X. 1984. Testing and Measurement. Jakarta. National Education Planning, Evaluation and Curriculum Development. Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. Second Edition. New York: McGraw-Hill, Inc. Good, Thomas L. & Jere E. Brophy. 1990. Educational Psychology, A Realistic Approach. New York: Longman. Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. Third Edition. New York: Holt, Reinhart and Winston. Gay, L. R. 1987. Educational Research: Competencies for Analysis and Application. Seventh Edition. Columbus, Ohio: Merrill Publishing Company. Gregory, Robert J. 2000. Psychological Testing: History, Principles, and Applications. Boston: Allyn and Bacon. Gronlund, Norman E. 1982. Constructing Achievement Tests. Third Edition. London: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. 58

Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2006. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Hilke, Eileen Veronica. 1998. Fastback Cooperative Learning. New York: McGraw-Hill, Inc. Inten, I Gede. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Pengetahuan Awal Siswa Terhadap Prestasi Belajar PKn dan Sejarah pada Siswa Kelas II di SMU Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja. Irianto, Agus. 1989. Bahan Ajaran Statistika Pendidikan (Buku Kedua). Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Johnson, David W. and Roger T. Johnson. 1984. Cooperation in the Classroom. Edina,Minnesota: A publication Interaction Book Company. ------- et al. 1984. Circles of Learning. Fairfax, Va.: Association for Supervision and Curriculum Development. ------- and R.T. Johnson. 1987. Learning Together and Alone: Cooperation, Competition, and Individualistic Learning. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall. Lickona, Thomas. 1992. Educating For Character. How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books. Maksum, Ahmad, 2006. Pengaruh Metode Pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) terhadap Hasil Belajar Sejarah dan Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sukamulia, Lombok Timur, NTB. Tesis. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. Program Pascasarjana. Miles, Matthew, B. Dan A. Michael Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Roheadi Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Modern Educators and Lexicographers. 1939. Websters New American Detionary. New York: 140 Broadway, Books, Inc. Montgomery, Douglas C. 1991. Design and Analysis of Experiments. Third Edition. Canada: John Willy & Sons, Inc. Murwansyah dan Mukaram. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pusat Penerbit Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung, Indonesia..

59

Nana Sudjana. 2000. http//www.scribd.com/doc/9037208/ Nasution, S. 1972. Didaktik Sekolah Pendidikan Guru: Asas-Asas Didaktik Metodologi Pengajaran dan Evaluasi. Depdikbud: Jakarta. Nur, Mohamad et al. 2001. Teori Belajar. Surabaya: University Press. Nurman, Muhammad, 2006. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) dan Expositori terhadap SIkap Politik Berdemokrasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PPKn di SMA (Tesis). Singaraja. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja, Program Pascasarjana. Popham, W. James dan Eva L. Baker. 1984. Bagaimana Mengajar Secara Sistematis. Diterjemahkan Oleh R.H. Dj. Sinurat et al. Yogyakarta: Kanisius. Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Belajar Kooperatif. Diktat Perkuliahan Mahasiswa Unipas. -------. 2004. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Silogisme Terhadap Prestasi Belajar Biologi pada Siswa Kelas III SMP Negeri Seririt (Eksperimen pada Pokok Bahasan Reproduksi Generatif Tumbuhan Angiospermae). Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja. Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Putrayasa, Ida Bagus. 2005. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Students Team Achievement Division (STAD) dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas, Kreativitas, dan Logikalitas. (Tesis). Singaraja. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja. Rasmini, Ni Luh. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievement Division) dan Kemampuan Abstraksi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Wisata Sanur Denpasar. Tesis. Singaraja: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Sax, Gilbert. 1979. Foundations of Educational Research. New Jersey: PrenticeHall, Inc., Englewood Cliffs.

60

Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpanbalik. Jakarta: PT Grasindo. Slameto. 2000. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn and Bacon. Soedomo, M. 2001. Landasan Pendidikan. Malang: Penyelenggaraan Pendidikan Pascasarjana Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi. Soemanto, Wasty. 2001. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Sriyono. 1992. http://www.scribd.com/doc/9037208/ Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. -------. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sukidin, Basrowi, Suranto. 2002. Menajemen Penelitian Tindakan Kelas. Penerbti: Insan Cendekia ISBN: 979 9048 33 4. Supardi, 2005. Pengembangan Profesi dan Ruang Lingkup Karya Ilmiah. Jakarta: Depdiknas. Suryabrata, Sumadi. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Andi. Syaodih Sukmadinata, Nana. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya. Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Press. Tim Redaksi Focus Media. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Bandung: Focus Media. Tim Redaksi Fokus Media. 2006. Himpunan Perundang-Undangan dan UndangUndang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005. Bandung: Focus Media.

61

Tuckman, Bruce W. 1972. Conducting Educational Research. New York: Harcourt Brace Javonovich, Inc. Uno, B. Hamzah, et. al. 2001. Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian. Jakarta: Delima Press. Wardani, I. G. A. K Siti Julaeha. Modul IDIK 4307. Pemantapan Kemampuan Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Wojowasito. 1982. Kamus Umum Lengkap Inggris Indonesia Indonesia Inggris. Malang: Delta Citra Grafindo. Woolfolk, Anita E. 1993. Educational Psychology. Fifth Edition. Boston: Allyn and Bacon.

62

Lampiran 1.

Tes Prestasi Belajar............ (tes yang digunakan untuk mencari data awal penelitian)

63

64

Lampiran 2. Lembar Observasi Penilaian Kesesuaian Belajar Students Team Achievement Division (STAD) sebagai Upaya Validasi Data Keterangan Penilaian: 1. 2. 3. 4. Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Tidak sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Sangat sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD)
Siswa Siswa Pembelajaran Menunjukkan Siswa Siswa Siswa Giat Menemukan Betul Siswa Kemampuan Siswa Cepat Mampu Menunjukkan Siswa Skor Jumlah Memeriksa Hal-hal Berpusat Menunjukkan Lebih Menanggapi Menelorkan Kemampuan Kritis 1-4 Skor Materi Penting dari Pada Diri Konsep Diri Memproses Tuntutan KesimpulanAnalisis Materi Siswa Sesuatu yang kesimpulan Bermakna

No

Nama Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

65

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

66

Lampiran 3.

RPP Siklus I

67

Lampiran 4.

Hasil-hasil Ulangan Siswa Siklus I

68

Lampiran 5.

Nilai/Prestasi Belajar Siklus I NILAI

NO SUBJEK PENELITIAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

69

26 27 28 29 30

70

Lampiran 6.

Penilaian Kebenaran Siswa Melakukan Pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Siklus I oleh Guru yang Ikut Mengamati Proses Pembelajaran sebagai Upaya Validasi Data Keterangan Penilaian: 1. Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) 2. Tidak sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) 3. Sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) 4. Sangat sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD)

Jumlah Siswa yang Kemampuan Siswa Benar Kategori Tim Menunjukkan No Mengikuti Tim Menjawab Kemampuan Pembelajaran Soal-soal Analisis STAD

Siswa Kritis

Pembelajaran Betul Berpusat Pada Diri Siswa

Siswa Menunjukkan Kemampuan Lebih Memproses Sesuatu yang Bermakna

Siswa Cepat Menanggapi Tuntutan

Siswa Mampu Menelorkan Kesimpulankesimpulan

71

Lampiran 7. Bukti Pemanggilan Siswa yang Lemah sebagai Upaya Inovasi No Nama Siswa Hasil Panggilan, Diskusi, Tanya Jawab terhadap Siswa yang Lemah Tanda Tangan Siswa

72

Lampiran 8. Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesesuaian/Ketepatan Pelaksanan Proses Pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Siklus I sebagai Upaya Trianggulasi terhadap Pelaksanaan Penelitian Catatan-catatan masukan-masukan selama pelaksanaan proses pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Siklus I di Kelas........... SMA............................... 1. Peneliti sudah berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang santun, menuntun siswa dengan baik. 2. Pembelajaran belum maksimal karena baru dilakukan 1 kali. 3. Siswa terlihat belum begitu aktif. 4. Alat bantu belajar belum maksimal. 5. Kebersihan papan tulis belum diperhatikan. 6. Penekanan pada kegiatan intelektual siswa terlihat belum maksimal karena terlihat guru masih mendominasi waktu pembelajaran 7. Guru sulit memunculkan siswa untuk produktif, kritis, analitis.

Guru yang Mengamati

( NIP.

73

Lampiran 9. RPP Siklus II

74

Lampiran 10. Penilaian Kebenaran Siswa Melakukan Pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Siklus II oleh Guru yang Ikut Mengamati Proses Pembelajaran sebagai Upaya Validasi Data Keterangan Penilaian: 1. Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) 2. Tidak sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) 3. Sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) 4. Sangat sesuai dengan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Jumlah Siswa yang Kemampuan Siswa Benar Kategori Tim Menunjukkan No Mengikuti Tim Menjawab Kemampuan Pembelajaran Soal-soal Analisis STAD Siswa Menunjukkan Kemampuan Lebih Memproses Sesuatu yang Bermakna Siswa Mampu Menelorkan Kesimpulankesimpulan

Siswa Kritis

Pembelajaran Betul Berpusat Pada Diri Siswa

Siswa Cepat Menanggapi Tuntutan

75

Lampiran 11.

Hasil-hasil Ulangan Siswa Siklus II

76

Lampiran 12.

Prestasi Belajar Siswa Siklus II NILAI

NO SUBJEK PENELITIAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

77

29 30 Lampiran 13. Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesesuaian/Ketepatan Pelaksanan Proses Pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Siklus II Catatan-catatan masukan-masukan selama pelaksanaan proses pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) Siklus II di Kelas........... SMA............................... 1. Waktu pembelajaran sudah dilakukan sesuai harapan. 2. Pembelajaran sudah dilakukan sesuai tuntutan pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD) yaitu: menempatkan siswa dalam posisi sentral, mengutamakan intelektual siswa salama pembelajaran, menyuruh siswa menemukan sesuai pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD). 3. Kreativitas siswa terlihat cukup baik, partisipasi siswa juga sudah baik, kontribusi diantara siswa cukup mengesankan. 4. Kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran hampir tidak terlihat lagi karena guru telah menyiapkan pembelajaran ini dengan baik dan sudah mendapat cukup pengalaman pada pelaksanaan siklus I. 5. Kelemahan yang lain, dapat dilihat yaitu: waktu pemberian tes terpaksa tidak diberikan pada saat melaksanakan proses pembelajaran, namun akan dilaksanakan seminggu setelahnya.

Guru yang Mengamati

( NIP.

78

79

You might also like