You are on page 1of 11

Abstrak Indonesia merupakan negara besar dan memiliki keanekaragaman budaya di setiap daerahnya, tak terkecuali pula dengan

olahraga sepakbola. Sepakbola yang merupakan olahraga terpopuler di dunia, sangat banyak diminati oleh para penduduk Indonesia baik itu dari kalangan bawah sampai kalangan atas, anak-anak, orangtua, laki-laki maupun perempuan. Sepakbola tanpa Supporter ibarat sayur tanpa garam yaitu gak enak. Makanya banyak pihak mengibaratkan supporter itu ibarat pemain kedua belas bagi suatu klub sepakbola. Seperti supporter dari team yang berasal dari Derah Istimewa Yogyakarta yaitu PSIM YOGYAKARTA (Brajamusti) dan supporter PSS SLEMAN (Slemania). Kedua belah supporter ini mempunyai hubungan rivalitas yang disebut dengan derby DIY dan bahkan kerap kali timbul konflik. aroma persaingan antar supporter terlihat saat laga mempertemukan team PSIM VS PSS di dalam suatu pertandingan. Dari kasus itu ingin mengetahui (1) Apa penyebab konflik antara Brajamusti dan Slemania dalam persepakbolaan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan bertujuan (1) Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah sosiologi. (2) untuk mengetahui bentuk-bentuk konflik antara Brajamusti dan Slemania. (3) untuk mengetahui penyebab konflik antara Brajamusti dan Slemania. Kata kunci: Konflik, Supporter, Brajamusti, Slemania.

BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara besar dan memiliki keanekaragaman budaya di setiap daerahnya, tak terkecuali pula dengan olahraga sepakbola. Sepakbola yang merupakan olahraga terpopuler di dunia, sangat banyak diminati oleh para penduduk Indonesia baik itu dari kalangan bawah sampai kalangan atas, anak-anak, orangtua, laki-laki maupun perempuan. Indonesia yang merupakan negara besar, memiliki ratusan atau bahkan ribuan klub sepakbola mulai dari tingkatan rendah hingga tingkatan tinggi macam Persipura, Arema, Persija, Persib, PSIM dll. Sepakbola Indonesia juga tak lepas dari peran supporter, jika tidak ada supporter yang mendukung tim kesayangannya, mana mungkin kompetisi sepakbola di Indonesia ini menjadi kompetisi yang kompetitif. Aroma persaingan antar supporter pun acapkali mewarnai perjalanan panjang persepakbolaan Indonesia, rivalitas antar suporter hingga menimbulkan konflik antar supporter selalu terjadi di persepakbolaan tanah air kita tercinta. Seperti di Daerah Istimewa Yogyakarta, daerah yang terletak di bagian selatan pulau jawa dan diapit oleh provinsi Jawa Tengah ini memiliki 3 klub besar yaitu PSIM, PSS dan Persiba. Mereka sama-sama memiliki supporter besar yakni Brajamusti (PSIM), Slemania (PSS), dan Paserbumi (Persiba). Ketika pertandingan yang sama-sama mempertemukan dua team dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta atau yang biasa disebut derby DIY, aroma persaingan antar supporter terlihat jelas seperti laga derby yang mempertemukan team PSIM VS PSS, kedua belah kubu supporter ini terkenal dengan perselisihannya. Ketika dua team ini bertanding konflik antar supporter kerap kali mewarnai pertandingan baik di dalam maupun di luar stadion. Konflik sendiri berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciriciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik) Dari latar belakang dan landasan teori di atas, rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut. (1) Apa penyebab konflik antara Brajamusti dan Slemania dalam persepakbolaan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut. (1) Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah sosiologi. (2) untuk mengetahui bentuk-bentuk konflik antara Brajamusti dan Slemania (3) untuk mengetahui penyebab konflik antara Brajamusti dan Slemania.

BAB II PEMBAHASAN II.A. Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli. 1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan. 2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain. 3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan. 4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres. 5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan. 6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993). 7. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249). 8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984). 9. Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341). 10. Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda beda (Devito, 1995:381)

II.B. PERSEPAKBOLAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah otonom yang terdiri dari 1 kotamadya dan 4 kabupaten (Sleman, Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul). DIY mempunyai prestasi tersendiri di bidang olahraga sepakbola, walaupun DIY daerahnya kecil tetapi ada 3 team berasal dari DIY yaitu PSIM Yogyakarta, PSS Sleman, dan Persiba Bantul. Pada awalnya kesebelasan di DIY hanya 1 yaitu PSIM Yogyakarta. Tetapi lambat laun setiap kabupaten di DIY mempunyai kesebelasan tersendiri. Persepakbolaan di DIY yang mempunyai hubungan dengan adanya rivalitas yaitu PSIM (Brajamusti) dan PSS (Slemania). II.C. PSIM YOGYAKARTA PSIM kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Mataram adalah sebuah klub sepak bola di Yogyakarta yang didirikan pada 5 September 1929 dengan nama awal Persatuan Sepakraga Mataram (PSM). Kemudian pada tanggal 27 Juli 1930 nama PSM diubah menjadi Perserikatan Sepak Bola Indonesia Mataram atau disingkat PSIM sebagai akibat tuntutan pergerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. PSIM sendiri saat itu sesungguhnya merupakan suatu badan perjuangan bangsa dan Negara Indonesia. Pada tanggal 19 April 1930, PSIM bersama dengan VIJ Jakarta (sekarang Persija Jakarta), BIVB Bandung (Persib Bandung), MIVB (PPSM Magelang), MVB (Madiun Putera Fc) SIVB (Persebaya Surabaya), VVB (Persis Solo) turut membidani kelahiran PSSI di Yogyakarta, setelah melalui beberapa pertemuan akhirnya pada tahun 1931 PSSI lahir dan berkedudukan di Yogyakarta. Sejak tahun itu pulalah kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. Dalam kompetisi perserikatan, PSIM pernah menjadi juara pada tahun 1932 setelah dalam pertandingan final di Jakarta mengalahkan VIJ Jakarta. Selanjutnya PSIM berkali -kali hanya dapat menduduki peringkat kedua setelah kalah dalam pertandingan final kompetisi perserikatan pada tahun 1939, 1940, 1941, 1943, dan 1948. Sejak Liga Indonesia bergulir pada tahun 1994, prestasi PSIM mengalami pasang surut yang ditandai dengan naik turunnya PSIM dari divisi utama ke divisiI Liga Indonesia. PSIM pernah mengalami degradasi pada Liga Indonesia 1994/1995 dan promosi dua tahun kemudian. Setelah bertanding selama tiga musim di divisi utama, PSIM kembali harus terdegradasi ke Divisi I pada musim kompetisi 1999/2000. Tiga tahun kemudian pada Divisi I Liga Indonesia 2003 PSIM baru bangkit dan membidik target untuk promosi dengan persiapan tim yang matang. Sayangnya keperkasaan PSIM semakin lama semakin luntur sehingga gagal melanjutkan dominasinya pada babak 8 besar yang berlangsung dengan kompetisi penuh. PSIM yang sejak awal memimpin klasemen harus puas berada di peringkat ke-4, dan berkesempatan untuk mengikuti playoff. Di babak playoff yang dimainkan di Solo, PSIM kalah bersaing dengan Persela Lamongan hanya karena perbedaan jumlah gol. Akhirnya, pada tahun 2005 PSIM berhasil lolos ke kasta tertinggi liga indonesia setelah keluar sebagai juara divisi I yang dalam pertandingan final mengalahkan Persiwa Wamena di stadion Si Halak Harupat Bandung dengan skor 2-1. PSIM akhirnya mulai kompetisi divisi utama setelah menjadi juara divisi 1 tahun 2005 sampai sekarang.

II.D. PSS SLEMAN Perserikatan Sepak bola Sleman (biasa disingkat: PSS) merupakan sebuah tim sepak bola yang berbasis di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Tim yang didirikan pada 20 Mei 1976 ini merupakan salah satu tim sepak bola yang disegani di Indonesia dan memiliki julukan sebagai tim Super Elang Jawa atau Super Elja. Tim ini juga sering disebut dengan julukan Laskar Sembada. Mereka bermain di Divisi Utama dalam sebuah kompetisi sepak bola Indonesia, Liga Indonesia. Prestasi tertingginya dalam kompetisi Liga Indonesia adalah dua tahun berturut-turut menempati empat besar pada Divisi Utama Liga Indonesia 2003 dan Divisi Utama Liga Indonesia 2004. Stadion utama mereka adalah Stadion Maguwoharjo, dan menggunakan Stadion Tridadi sebagai stadion kedua. PSS memulai debutnya di divisi II pada tahun 1979, dan pada tahun 1995/1996 masuk ke divisi I . dan pada tahun 1999/2000 masuk ke divisi utama. PSS belum pernah terdegradasi selama ikut kompetisi. Dan pada kompetisi tahun 2006 PSS dan PSIM pernah mengundurkan diri dari kompetisi karena waktu itu DIY terkena musibah gempa bumi. II.E. BRAJAMUSTI BRAJAMUSTI lahir di Gayam tepatnya di Balai Mangkukusuman (Markas Hooligans) pada tanggal 15 Februari 2003 Laskar Hooligans bersama laskar-laskar lainnya seperti Baju Barat, Mataram Grassroot, Dakota, Mataram United, dll telah menjadi embrio pembentukan wadah suporter Brajamusti sebagai wadah supporter PSIM. Diawali pertemuan laskar-laskar supporter PSIM di wilayah laskar Mataram grassrot dilanjutkan di laskar Dakota dan pertemuan terakhir di Balai Kampung Mangkukusuman di tempat markas laskar Hooligans yang diikuti 21 perwakilan laskar-laskar PSIM Jogja sepakat untuk membuat wadah organisasi supporter PSIM melalui sayembara di KR yang diikuti oleh seluruh masyarakat Jogja dan sekitarnya. Seiring waktu dengan selesainya sayembara maka pemenangnya disepakati wadah supporter baru bernama BRAJAMUSTI atau Brayat Jogja Mataram Utama Sejati. Dan presiden pertama Brajamusti yang terpilih secara aklamasi yaitu H.Guntur Artamadji dari ketua laskar Hooligans. Peran besar laskar Hooligans masih berlanjut dari awal-awal berdirinya Brajamusti yaitu dengan dipakainya markas Hooligans Balai kampung Mangkukusuman sebagai tempat rapat-rapat brajamusti dan rumah Presiden Brajamusti sebagai sekretariat Brajamusti di jalan sutomo 14 Jogja. Arti sesungguh nya dari kata Brajamusti adalah Aji-ajian sakti dari Gatutkaca. Bima adalah salah satu dari pandawa lima, mempunyai anak Gatutkaca. Dia adalah raksasa di Mahabharata dan hanya muncul pada saat perang Baratayuda, dijadikan idola pahlawan yang gagah perkasa dalam pewayangan dengan berbagai cerita dan kesaktiannya dengan aji-ajian Brajamusti yang sampai saat ini masih bisa dipelajari dikalangan masyarat Jawa. Maksut dari pengambilan nama Brajamusti untuk wadah suporter PSIM adalah supaya Brajamusti menjadi

senjata atau aji-ajian yang ampuh untuk PSIM untuk menghadapi lawan-lawannya dipentas sepakbola Nasional. Jadi Brajamusti selalu ada disamping PSIM dimanapun berlaga. II.F. SLEMANIA Slemania merupakan organisasi sekaligus identitas bagi pendukung kesebelasan PSS Sleman. Slemania dideklarasikan di Griya Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta pada 22 Desember 2000 . Dan saat ini Slemania memiliki tidak kurang dari 8.000 anggota dan 20.000 simpatisan yang tergabung dalam 200an laskar (organisasi internal) di Daerah Istimewa Yogyakarta dan di kotakota besar di seluruh Indonesia. Anggota Slemania sangat beranekaragam dari yang tidak mengenyam bangku sekolah sampai yang menempuh jenjang pendidikan tinggi. Begitu juga dengan latar belakang ekonomi dan profesi. Slemania memiliki slogan sebagai "Suporter Edan Tapi Sopan", dan pernah terpilih sebagai nominator suporter favorit dalam Sepak Bola AwardANTV 2003 bersama TheJakmania dan Laskar Benteng Viola. The Jakmania yang akhirnya terpilih sebagai penerima penghargaan tersebut. Slemania kembali terpilih sebagai nominator dalam Sepak Bola Award-ANTV 2004 bersama dengan Viking Persib dan The Macz Man. Slemania akhirnya meraih penghargaan tersebut. Dalam kelompok suporter Slemania dikenal istilah anggota dan simpatisan Slemania. Istilah anggota dan simpatisan digunakan untuk membedakan tingkat militansi dan keaktifan seseorang di Slemania. Salah satu kebiasaan anggota Slemania adalah menempati tribun (tempat) khusus yang disebut tribun Slemania, dan biasa bernyanyi dan beratraksi saat pertandingan. Slemania juga memiliki organisasi bagian untuk suporter perempuan yang bernama Slemanona, yang dideklarasikan di Stadion Mandala Krida Yogyakarta pada 15 Maret 2003, dengan slogan Female Football Lovers. II.G. Faktor Penyebab, Bentuk dan Dampak Konflik. Sepakbola tanpa Supporter ibarat sayur tanpa garam yaitu gak enak. Makanya banyak pihak mengibaratkan supporter itu ibarat pemain kedua belas bagi suatu klub sepakbola, selain itu tentunya juga menjadi sumber pendapatan. Terlebih di era sekarang ini ketika sepakbola sudah menjadi kekuatan ekonomi, maka peran supporter menjadi sesuatu yang vital bagi keberhasilan suatu klub. Menurut Pak Suryanto dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya (http://suryanto.blog.unair.ac.id), makna Supporter itu beda dengan makna penonton biasa. Secara harfiah, istilah penonton berasal dari awalan pe- dan kata kerja tonton dalam bahasa Indonesia. Awalan pe- dalam hal ini berarti orang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan kata kerja. Bila kata kerjanya tonton, maka penonton berarti orang yang menyaksikan suatu pertunjukan atau tontonan. Sementara itu menurut akar katanya, kata supporter berasal dari kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris to support dan akhiran (suffict) er. To support artinya mendukung, sedangkan akhiran er menunjukkan pelaku. Jadi suporter dapat diartikan sebagai orang yang memberikan suport atau dukungan. Dilihat dari kedua pengertian di atas jelaslah apabila antara penonton dan supporter memiliki makna yang berbeda, terlebih lagi apabila kata tersebut

digunakan dalam persepakbolaan. Penonton adalah orang yang melihat atau menyaksikan pertandingan sepakbola, sehingga bersifat pasif. Sementara itu suporter adalah orang yang memberikan dukungan, sehinga bersifat aktif. Di lingkungan sepakbola, suporter erat kaitannya dengan dukungan yang dilandasi oleh perasaan cinta dan fanatisme terhadap tim. Atau bahasa sederhanya begini: penonton adalah mereka yang hanya ingin menonton sepakbola aja, tanpa peduli dukung mendukung pada suatu tim, mereka hanya ingin menikmati permainan cantik sepakbola sedang mengenai klub mana yang didukung itu nomor sekian. Sedangkan suporter adalah penonton sepakbola yang mendukung satu tim tertentu, dan siap menyerahkan seluruh tenaganya dalam memotivasi klub kesayangannya tersebut. Tingkah polah supporterpun bermacam-macam. Dari mulai bersorak untuk memberi semangat kepada pemain, marah jika timnya dicurangi, berkomentar sampai memberikan masukan kepada tim kesayangan tentang pelatih yang harus diganti atau dipertahankan, pemain yang layak atau tidak layak untuk direkrut, pemain yang harus didatangkan untuk direkrut, dan sebagainya. Keberadaan supporter atau pendukung merupakan salah satu pilar penting yang wajib ada dalam suatu pertandingan sepakbola agar suasana tidak terasa hambar dan tanpa makna. Kehadiran supporter dalam mendukung teamnya masing-masing sangat terasa efeknya dalam mengobarkan semangat bertanding dalam diri para pemain. Lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para supporter mungkin sama efeknya dengan energi yang dimunculkan dari doping dalam memacu semangat, yaitu para pemain semakin bernafsu untuk mempersembahkan kemenangan dan bermain cantik untuk memuaskan para supporternya. Kreatifitas supporter biasanya dilengkapi dengan berbagai atribut dan perlengkapan. Mulai dari aneka topi yang berwarna-warni sesuai dengan warna team, syal, bendera, kaos, bertelanjang dada (untuk supporter pria) dengan tubuh dan wajah yang diolesi cat, membuat koreografi, membawa terompet serta drum sebagai alat music bahkan sampai dengan menyalakan kembang api, smoke bomb dan flare. Ini merupakan bukti kecintaannya terhadap team yang didukung. Supporter jauh lebih banyak bergerak, bersuara dan berkreasi di dalam stadion dibanding penonton yang terkadang hanya ingin menikmati suguhan permainan yang cantik dari kedua tim yang bertanding. Supporter dengan peran penyulut motivasi dan penghibur itu biasanya membentuk kerumunan dan menempati area atau tribun tertentu di dalam stadion. Para supporter ini menemukan kebahagiaan dengan jalan mendukung secara all out team kesayangannya, mereka selalu mendukung team kebanggaannya saat dimana mereka bertanding di kandang maupun tandang dan bagaimana dengan kondisi team saat itu walaupun kalah atau menang. Selain atraktif dan kreatif supporter juga memiliki sifat buruk seperti rusuh antar supporter yang menyebabkan kerugian terhadap team yang didukungnya maupun kepada pihak-pihak yang terkait. Seperti konflik yang terjadi antara Brajamusti dan Slemania yang merupakan 2 wadah supporter besar yang ada di Daerah Isimewa Yogyakarta. Brajamusti sendiri merupakan supporter pendukung kesebelasan dari PSIM YOGYAKARTA dan Slemania supporter pendukung dari PSS SLEMAN. Kedua supporter ini adalah supporter derby (suporter yang mendukung PERSEPAKBOLAAN DIY kesebelasan yang berada dalam satu wilayah) dan mempunyai rivalitas tersendiri. Konflik kedua suporter ini merupakan konflik dari kepentingan yang berbeda, atau

dikenal dengan perbedaan sosiasi. Hal ini membentuk disasosiasi. Simmel berpendapat bahwa sosiasi melihat bahwa proses interaksi sebagai cara menciptakan kesatuan, tetapi dengan sosiasi yang berbeda menimbulkan dampak yang sebaliknya. Derby ini menyebabkan rivalitas dan persaingan dan gengsi tersendiri. Hingga akhirnya Slemania dan Brajamusti mengalami fenomena Resiprocal antagonism (Simmel). Salah satu penyebab terjadinya konflik ini menurut saya karena tidak kepuasaan dari salah satu pihak supporter. Mereka (supporter) yang tidak puas karena dirugikan oleh pihak supporter yang satunya, mungkin di balik itu ada provokator yang ingin mencoba merusak hubungan kedua belah supporter ini dan akhirnya kedua belah supporter itu bermusuhan sampai sekarang dan entah sampai kapan. Sebuah artikel yang pernah saya baca tentang awal terjadinya konflik kedua supporter itu karena pada saat kompetisi sekitar tahun 2003/2004 PSS Sleman ber Homebase di Mandala krida. Karena setiap PSS bertanding , di jalan Gayam selalu di lewati supporter PSS yaitu slemania, keadaan tersebut yang membuat Laskar Hooligans Gayam (salah satu laskar penggagas berdirinya Brajamusti) sedikit gerah karena dulu Laskar Hooligans pernah di ejek, di caci maki, dipersulit untuk mencari tempat parkir oleh sebagian warga Sleman ketika Laskar Hooligans di minta bantuan untuk mendukung PSS Sleman remaja di stadion Tridadi. Padahal ketika itu Laskar Hooligans di undang oleh salah satu pihak supporter PSS yaitu Laskar Bledek Ijo yang beberapa waktu sebelumnya bernama Laskar Kalasan yang pernah menjadi Punggawa PTLM (Paguyuban Tresno Laskar Mataram), Karena kejadian itulah yang membuat Laskar Hooligans sangat anti dan sangat membenci kepada Slemania sampai sekarang dan entah sampai kapan . Dan suatu saat ketika pertandingan PSS Sleman Vs Persib Bandung di Stadion Mandala krida, di kumpulkanlah supporter bola se-area JOGLOSEMAR (Jogja-Solo-Semarang) dengan tujuan ingin mengadakan ikrar damai di Stadion Mandala Krida. Tetapi di sana para Pengurus Brajamusti dan sebagian pengurus Laskar hooligans tidak di sambut baik oleh para pengurus slemania dan supporter slemania itu sendiri. Dan merasa tidak di uwongke para pengurus Laskar Hooligans dan para pengurus Brajamusti ingin meminta klarifikasi terhadap hal tersebut, tetapi apa yang terjadi, justru para pengurus Laskar Hooligans dan para pengurus Brajamusti malah di lempari air mineral oleh slemania di tribun barat dan tetap di lempari sampai pengurus Laskar Hooligans dan pengurus Brajamusti keluar stadion. dengan suasana yang sedang terbawa emosi dan amarah yang sedang di puncak karena merasa di lecehkan, terjadilah insiden bersejarah s Sweping terhadap Kaos Hijau (slemania) di Mandala Krida dan di seputaran Jogja, memakan banyak korban luka luka dan banyak motor di rusak di seputaran Gayam atau lebih dikenal dengan sebutan "Tragedi Gayam", dan menurut kabar insiden tersebut terjadi hingga di daerah Tegal Rejo, Badran dan Jlagran. Mungkin salah satu factor diataslah yang menjadi penyebab terjadinya konflik kedua belah kubu supporter tersebut karena fanatisme yang berlebihan terhadap team yang didukungnya. Konflik itu sampai sekarangpun masih terjadi, walaupun PSIM dan PSS terakhir kali bertemu dalam sebuah pertandingan pada tahun 2010. Dan pada waktu pertandingan tersebut

tawuranpun tak dapat dihindarkan karena ini merupakan sebuah dendam kesumat yang sudah terjadi sejak lama dan entah berakhir sampai kapan. Berbagai cara telah ditempuh untuk mendamaikan kedua belah supporter ini, tetapi para pengurus atasan yang telah berdamai dan para anggotanya sulit untuk berdamai. Laga pertandingan derby DIY dan selalu diwarnai dengan konflik ini memang salah satu contoh laga derby yang ada di sepakbola Indonesia. Bahkan anakanak kecil yang masih duduk di bangku SD sudah mengerti bahwa Brajamusti dan Slemania itu bermusuhan. Konflik antara Brajamusti dan Slemania ini juga terjadi di daerah perbatasan maupun di Internet dengan saling mengejek. Bentuk-bentuk konflik yang masih terjadi yaitu berupa lagu-lagu rasis yang mengejek salah satu supporter tersebut, konflik fisik juga tak bisa dihindari seperti ketika salah satu team ini bertanding (PSIM maupun PSS) kedua belah supporter ini juga kerap tawuran dengan cara menghadang, menganiaya dan melempari salah satu kelompok supporter tersebut sesuai mendukung team kebanggaannya bertanding, dan ancaman-ancamam (kontravensi) juga selalu menyelimuti terhadap konflik ini yang membuat kondisi kedua supporter ini semakin sulit untuk berdamai. Dampak dari konflik tersebut berupa luka fisik, financial, fobia, meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok supporter (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok supporter lain, keretakan hubungan antar kelompok supporter yang bertikai, dominasi ingin menaklukan salah satu kelompok supporter tersebut , dan perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.

BAB III PENUTUP III.A.Kesimpulan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah otonom yang terdiri dari 1 kotamadya dan 4 kabupaten (Sleman, Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul). DIY mempunyai prestasi tersendiri di bidang olahraga sepakbola, walaupun DIY daerahnya kecil tetapi ada 3 team berasal dari DIY yaitu PSIM Yogyakarta, PSS Sleman, dan Persiba Bantul. Pada awalnya kesebelasan di DIY hanya 1 yaitu PSIM Yogyakarta. Tetapi lambat laun setiap kabupaten di DIY mempunyai kesebelasan tersendiri. Persepakbolaan di DIY yang mempunyai hubungan dengan adanya rivalitas yaitu PSIM (Brajamusti) dan PSS (Slemania). PSIM kepanjangan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Mataram adalah sebuah klub sepak bola di Yogyakarta yang didirikan pada 5 September 1929 dengan nama awal Persatuan Sepakraga Mataram (PSM). Kemudian pada tanggal 27 Juli 1930 nama PSM diubah menjadi Perserikatan Sepak Bola Indonesia Mataram atau disingkat PSIM sebagai akibat tuntutan pergerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Sedangkan PSS kepanjangan dari Perserikatan Sepak bola Sleman merupakan sebuah tim sepak bola yang berbasis di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Tim yang didirikan pada 20 Mei 1976 ini merupakan salah satu tim sepak bola yang disegani di Indonesia dan memiliki julukan sebagai tim Super Elang Jawa atau Super Elja. Tim ini juga sering disebut dengan julukan Laskar Sembada. Kedua team tersebut mempunyai supporter sendiri-sendiri yaitu Brajamusti (PSIM) yang lahir pada tanggal 15 Februari 2003 dan Slemania (PSS) lahir pada 22 Desember 2000. Kedua belah supporter tersebut kerap kali terlibat konflik baik didalam maupun di luar stadion ketika kedua team itu bertemu dalam sebuah pertandingan maupun tidak bertemu dan bahkan konflik tersebut juga kerap kali terjadi sampai di daerah perbatasan dan di internet. Penyebab konflik tersebut adanya provokator dan ketidakpuasaan salah satu supporter yang merasa dilecehkan. Dari konflik kedua belah supporter itu melahirkan berbagai bentuk dan dampak konflik yang terjadi selama ini. III.B. Saran Pemerintah harus turun tangan untuk mendamaikan kedua belah supporter tersebut dengan mengajak berbagai pihak yang terkait agar konflik antar supporter Brajamusti dan Slemania segera berkakhir. Dan kedua belah supporter itu segera berintropeksi diri dan tambah dewasa, karena dengan konflik itu tidak dapat memecahkan masalah dan justru menambah masalah dan damai itu lebih indah.

DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik di akses pada tanggal 24 April 2013 pukul 19.45WIB http://www.slideshare.net/febriana_muryanto/supporter-conflict di akses pada tanggal 1 Mei 2013 pukul 19.29 WIB http://hooligansgayam.blogspot.com/p/sejarah.html di akses pada tanggal 15 mei 2013 pukul 20.15 WIB https://www.facebook.com/notes/slemania/sejarah-slemania/37591603277 di akses pada tanggal 29 mei 2013 pukul 21.15WIB slemaniajogjakarta.blogspot.com/2011/07/sejarah-slemania_02.html diakses pada tanggal 29 Mei 2013 pukul 21.00WIB http://id.wikipedia.org/wiki/PSIM_Yogyakarta di akses pada tanggal 27 Mei 2013 pukul 19.45WIB http://id.wikipedia.org/wiki/PSS_Sleman di akses pada tanggal 27 mei 2013 pukul 20.10WIB http://superdepok.blogspot.com/2009/06/suporter-sepakbola.html diakses pada tanggal 28 mei pukul 19.45WIB

You might also like