You are on page 1of 6

DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (PENELITIAN PADA GURU MTS SEKABUPATEN

SEMARANG)

Oleh: Siti Fitriana Padmi Dhyah Yulianti Suhendri (fitrifitriana26@yahoo.co.id)

Pendahuluan Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia bukan diakibatkan oleh rendahnya input pendidikan, akan tetapi diakibatkan oleh proses pendidikan yang tidak maksimal dan rendahnya kualitas guru. Hal ini dapat dibuktikan masih banyak peserta didik yang tidak lulus Ujian Nasional dengan standar nilai yang telah ditetapkan. Sebenarnya akar permasalahan minimnya proses yang dilakukan di sekolah. Proses yang tidak sempurna mengakibatkan kualitas produk yang tidak baik, proses pendidikan salah satunya terletak ditangan guru, bagaimana melaksanakan pembelajaran, penguasaan materi, komunikasi yang dilakukan terhadap peserta didik, memberi motivasi belajar, menciptakan pembelajaran yang kondusif, mengelola pembelajaran jika kualitas yang dimiliki oleh guru rendah. Dalam rangka ini pemerintah membuat kebijakan peningkatan kualitas guru dengan melakukan sertifikasi. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi standar profesional. Tujuannya untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, serta mengangkat harkat dan martabat guru. Proses sertifikasi dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Guru profesional di samping mereka berkualifikasi akademik juga dituntut memiliki kompetensi artinya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasainya dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Sebagai upaya peningkatan mutu guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru, sertifikasi guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar bagi guru yang pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Dalam tataran konsep harapan ini memang logis, namun dalam tataran operasional perlu dilakukan analisis kritis. Sudahkah sistem, panduan, dan pelaksanaan sertifikasi guru menjamin terwujudnya peningkatan kompetensi guru yang akhirnya akan berdampak bagi peningkatan prestasi belajar siswa di sekolah. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti kemungkinankemungkinan yang ada pada MTs Se-Kabupaten Semarang, apakah dengan adanya sertifikasi tersebut akan berdampak pada peningkatan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Dampak Sertifikasi Terhadap Peningkatan Kompetensi Guru dan Prestasi Belajar Siswa. Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran Sertifikasi, kompetensi guru, dan prestasi belajar siswa di MTs Kabupaten Semarang? 2. Apakah sertifikasi guru secara langsung berdampak signifikan terhadap peningkatan kompetensi guru MTs Kabupaten Semarang? 3. Apakah kompetensi guru secara langsung berdampak secara signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa MTs Kabupaten Semarang? 4. Apakah sertifikasi guru secara langsung maupun tidak langsung berdampak signifikan terhadap prestasi belajar siswa MTs Kabupaten Semarang? Metode Penelitian ini dilaksanakan di MTs se-Kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 bulan (Juni s.d Agustus 2011). Subjek penelitian guru MTs Se-Kabupaten Semarang yang telah tersertifikasi berjumlah 28 guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (eks post facto) dan kualitatif analisis deskriptif korelatif dengan desain penelitian korelasional. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Angket tertutup (berstruktur), Dokumentasi, Wawancara/Interview dan Triangulasi data. Dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Teknik

analisis data dengan metode kuantitatif menggunakan beberapa teknik analisis data yaitu analisis deskriptif dan uji persyaratan meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linearitas. Analisis kualitatif dilakukan untuk hasil data catatan lapangan selama dilakukan penelitian. Dalam penelitian kualitatif proses analisis dan interpretasi data dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan.

Hasil dan Pembahasan Berdasarkan analisis deskriptif mengenai kompetensi guru menunjukkan bahwa 64% dalam kategori sangat baik 34% berada pada kategori baik. Apabila dilihat dari rata-rata kompetensi guru sebesar 140,35 maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kompetensi guru di MTs Kabupaten Semarang berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan analisis deskriptif mengenai sertifikasi guru menunjukkan bahwa 54% responden menyatakan sangat baik, 29% responden menyatakan baik dan 13% menyatakan sangat baik. Bila dilihat dari rata-rata sertifikasi guru sebesar 102,82 termasuk dalam interval (102-124) maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan sertifikasi Guru pada MTs seKabupaten Semarang berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan analisis deskriptif mengenai prestasi belajar siswa yang dinilai oleh guru yang telah tersertifikasi di MTs Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa dari 28 guru yang telah tersertifikasi dan 20 siswa yang diampu oleh guru tersertifikasi, maka diperoleh data rata-rata nilai siswa adalah 8 jadi berada pada kategori baik. Prestasi belajar siswa diketahui dari nilai rata-rata akhir semester setiap mata pelajaran yang diampu oleh guru yang menjadi sampel dalam penelitian. Berdasarkan hasil analisis regresi linear diketemukan besarnya dampak sertifikasi guru terhadap kompetensi guru dapat dilihat melalui persamaan regresi = 40,293 + 0,973 X1 menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit skor sertifikasi guru akan menyebabkan kenaikan skor kompetensi guru sebesar 0,973 unit pada konstanta 40,293. Adapun besarnya varian kompetensi guru yang ditentukan oleh sertifikasi guru adalah 38,6%. Adanya dampak sertifikasi guru terhadap kompetensi guru selaras dengan pendapat Dharsana (2007) bahwa tujuan adanya sertifikasi guru adalah untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan profesionalisme

guru, serta mengangkat harkat dan martabat guru. Dalam konteks adanya sertifikasi guru, maka seorang guru dituntut memiliki kompetensi. Melalui sertifikasi guru terbukti memberikan dampak yang positif bagi peningkatan kompetensi guru. Berdasarkan hasil analisis regresi linear diketemukan besarnya kontribusi yang diberikan variabel kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa dapat dilihat melalui persamaan regresi = 52,071 + 1,566 X2 menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit skor kompetensi guru akan menyebabkan kenaikan skor prestasi belajar siswa sebesar 1,566 unit pada konstanta 52,071. Adapun besarnya varian prestasi belajar siswa yang ditentukan oleh kompetensi guru adalah 49,3%. Adanya dampak kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa selaras dengan pendapat Joni (dalam Arikunto, 1990) yang menjelaskan bahwa ada tiga kemampuan penting yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional yaitu: (1) kompetensi profesional, (2) kompetensi personal, (3) kompetensi sosial. Guru profesional di samping mereka berkualifikasi akademik juga dituntut memiliki kompetensi artinya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasainya dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan analisis regresi baik linear maupun ganda terbukti terdapat kontribusi sertifikasi guru terhadap kompetensi guru dan prestasi belajar siswa di MTs Kabupaten Semarang. Dari data di lapangan yang peneliti peroleh melalui dokumentasi ditemukan bahwa setelah adanya sertifikasi guru, banyak guru yang mengajarnya sudah tertib dan disiplin. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya dokumen RPP yang digunakan oleh guru yang tersertifikasi sebelum melaksanakan pembelajaran, guru juga sudah menyiapkan media pembelajaran yang menarik bagi siswa sehingga siswa berminat untuk mengikuti pelajaran. Disamping dokumentasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan kepala sekolah maupun pengawas sekolah untuk melakukan kroscek kepada guru-guru di sekolah tersebut yang sudah tersertifikasi. Dari 28 responden yang terdiri dari kepala sekolah maupun pengawas sekolah yang peneliti wawancarai ternyata 75% mengatakan bahwa terdapat perubahan bagi guru sebelum sertifikasi dengan setelah sertifikasi. Hal ini bisa ditunjukkan dengan adanya banyak guru yang telah melaksanakan pembelajaran dengan media, guru mulai merancang dan

melaksanakan pembelajaran aktif, sebelum melaksanakan PBM guru selalu menyiapkan RPP terlebih dulu termasuk literature yang digunakan saat mengajar, kedisiplinan guru dalam melaksanakan PBM, keikutsertaan guru dalam mengikuti seminar maupun pelatihan semakin meningkat. Program sertifikasi juga membawa dampak yang cukup positif terhadap upaya peningkatan kompetensi sehingga dapat menyebabkan prestasi belajar siswa bisa lebih baik. Para guru yang telah bersertifikasi memiliki keinginan yang kuat untuk meningkatkan kompetensi baik kompetensi paedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional. Hal ini bisa ditunjukkan dengan cara para guru telah memiliki kesadaran dan tanggung jawab serta mampu menjadi panutan bagi siswanya di sekolah. Informasi dari kepala sekolah mengatakan bahwa para guru telah menegakkan kedisiplinan dan member contoh yang baik kepada siswanya mulai dari berangkat sekolah tidak pernah terlambat bahkan lima menit sebelum pelajaran dimulai sudah masuk kelas, mau menerima masukan dari pihak lain terutama kepala sekolah dan selalu berupaya menampilkan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.

Simpulan Dari data yang ada di lapangan menyebutkan bahwa dengan adanya program sertifikasi, para guru memiliki keinginan yang kuat untuk meningkatkan kompetensinya. Hal ini bisa ditunjukkan dengan cara para guru telah memiliki kesadaran dan tanggungjawab serta mampu menjadi panutan siswa-siswinya di sekolah. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah mapun pengawas dapat diketahui bahwa sertifikasi guru dapat mendorong para guru untuk lebih disiplin dan aktif dalam mengikuti berbagai organisasi maupun dalam penulisan karya ilmiah. Sertifikasi juga mendorong para guru yang belum mengikuti program sertifikasi agar bisa lebih aktif lagi dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di sekolah maupun luar sekolah.

Saran Mengingat sertifikasi guru dapat memberikan dampak yang positif terhadap kompetensi guru, maka disarankan kepada guru agar lebih meningkatkan profesionalitasnya dalam bidang pendidikan dengan mengikuti program sertifikasi yang saat ini ada baik melalui jalur portofolio maupun jalur pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) sehingga permasalahan-permasalahan dalam bidang pembelajaran dapat diatasi serta kompetensi guru dapat diwujudkan dan diimplementasikan di lingkungan pendidikan sekolah. Kepada kepala sekolah diharapkan memberikan motivasi kepada guru agar lebih profesional dalam menjalankan proses belajar mengajar sehingga akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Disamping itu juga perlu adanya batasan waktu kerja bagi guru yang telah tersertifikasi agar dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara optimal. Program sertifikasi sendiri sebaiknya juga perlu diperketat lagi yaitu dengan mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) karena kalau kelulusan peserta hanya berdasarkan penilaian dalam bentuk portofolio maupun PLPG saja hasilnya masih belum maksimal.

You might also like