You are on page 1of 11

KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Alloh S.W.

T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Nursing Art. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Keprofesionalan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Dengan terselesaikannya makalah ini, tidak lupa berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari ibu Ning Iswanti, S.Kep.Ns selaku dosen pembimbing mata

kuliah Keprofesionalan, dan teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan tenaga, pikiran sehingga makalah dapat terselesaikan. Apabila dalam penulisan makalah ini masih ditemukan kekeliruan, penulis mengharap kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

Gombong, 31 Oktober 2012

Penulis

BAB I TINJAUAN MAATERI

A. DEFINISI Febris atau sering disebut demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton, 1990). Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) . (Julia, 2000) B. ETIOLOGI Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000). Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. C. MANIFESTASI KLINIS Tanda dan gejala demam antara lain : 1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C 40 C) 2. Kulit kemerahan 3. Hangat pada sentuhan 4. Peningkatan frekuensi pernapasan 5. Menggigil 6. Dehidrasi 7. Kehilangan nafsu makan

D. PATOFISIOLOGI Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point. (Julia, 2000) Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi). Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas tentara tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003) Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush. Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru. Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak

disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal. (Guyton, 1999) E. PEMERIKSAAN PENUNJANG Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.

F. PENATALAKSANAAN THERAPEUTIK 1. Antipiretik 2. Anti biotik sesuai program 3. Hindari kompres alkohol atau es

G. PENGKAJIAN 1. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi: sejak kapan timbul demam, gejala lain yang menyertai demam (miasalnya: mual muntah, nafsu makan, diaforesis, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah anak menggigil, gelisah atau lhetargi, upaya yang harus dilakukan. 2. Melakukan pemeriksaan fisik. 3. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal: keadaan umum, vital sign. 4. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: pemeriksaan laboratotium, foto rontgent ataupun USG.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi. 2. Resiko injuri berhubungan dengan infeksi mikroorganisme. 3. Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaporsis.

BAB II PEMBAHASAN Nursing art difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni. 1. Nursing Is Caring Dalam kasus febris/demam perawat diharapkan untuk memberikan perhatian dan kepedulian terhadap klien untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang belum dapat terpenuhi secara mandiri, baikbio, psiko, sosio, spiritual dan kultural. Tindakan yang dilakukan mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi , evaluasi dan dokumentasi keperawatan . Pengkajian sangat berperan penting untuk mendapatkan data subyektif mapun data obyektif klien dan salah satu cara untuk melakukan pendekatan terhadap klien. Diagnosa dilakukan untuk menentukan intervensi tindakan keperawatan yang selanjutnya diimplementasikan untuk klien. Implementasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat terhadap klien, untuk mencapai kesembuhan klien. Evaluasi merupakan tindakan untuk mengetahui respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

Caring itu bertujuan untuk melakukan pendekatan terhadap klien sekaligus untuk menentukan tindakan keperawatan apa yang dibutuhkan oleh klien. Tingkat keberhasilan tindakan keperawatan dapat dilihat dari respon atau evaluasi klien.Jika tujuan dari tindakan keperawatan dan klien menyatakan kepuasannya maka tindakan keperawatan dapat dikatakan berhasil. 2. Nursing Is Sharing Perawat diharapkan dapat menjadi teman dan sahabat bagi klien ataupun keluarga klien yang membutuhkan bantuan dari tenaga perawat. Bantuan itu dapat berupa tindakan langsung maupun hanya obrolan dan sharing-sharing antara perawat, klien, maupun keluarga klien. Dalam kasus febris , perawat diharapkan untuk bisa menjadi orang yang dipercaya oleh klien maupun keluarga klien apabila klien maupun keluarga klien hendak bercerita. Perawat juga diharapkan bisa memberikan responrespon yang positif terhadapa apa yang klien maupun keluarga klien ceritakan dan pentingnya membina hubungan saling percaya antara perawat,pasien dan keluarga pasien. 3. Nursing Is Laughing / Smiling Dalam kondisi sakit kebanyakan klien terlihat murung, sedih dan kadang hingga mengalami harga diri rendah. Sebagai perawat kita harus bisa menyadari jika keadaan itu merupakan bagian dari proses kehilangan. Karena tugas perawat tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan bio saja melainkan juga kebutuhan psiko maka perawat harus bisa mengurangi atau mengantisipasi jika pasien mengalami murung, sedih bahkan harga diri rendah. Dalam kasus ini perawat harus bisa memberikan ketenangan, kenyamanan dan keyakinan bahwa sakit yang dialami akan bisa disembuhkan. 4. Nursing Is Crying

Dalam memberikan asuahan keperawatan perawat harus memiliki rasa empati bukan simpati. Dalam hal ini perawat seolah-olah ikut merasakan apa yang dialami oleh klien tapi perawat tidak ikut larut didalam kesedihannya. Saat klien menangis, biarkan terlebih dahulu, berikan kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaanya dengan menangis. Setelah tangisan mulai mereda, dekati dan berikan motivasi-motivasi yang bisa membangkitkan semangat klien.

5. Nursing Is Touching Informasi tentang klien yang berhubungan dengan tindakan keperawatan yang akan dilakukan tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya suatu pendekatan antara klien dan perawat. Untuk bisa melakukan pendekatan itu perawat harus bisa memberikan sentuhan-sentuhan yang nyaman, lembut dan hangat bagi klien. Dalam kasus ini perawat harus bisa memberikan sentuhan-sentuhan lembut terhadap klien.Dengan sentuhan-sentuhan itu diharapkan perawat dapat melakukan tindakan keperawatan secara optimal. Sentuhan itu dapat ditunjukan dengan berbicara yang lembut, halus, memegang tangan klien, sealalu memberikan pujian .

6. Nursing Is Helping Dalam kasus febris/demam perawat jelas harus membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang belum dapat terpenuhi secara mandiri, baik bio, psiko, sosio, spiritual dan kultural. Dalam membantu klien perawat harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh klien, tidak kurang maupun tidak berlebihan. Dalam kasus febris/demam klien jelas membutuhkan cairan tambahan . Tindakan atau bantuan keperawatan yang dapat dilakukan yaitu memberiakn dorongan kepada keluarga untuk terus mensuplai cairan , kemudian berkolaborasi

denagn dokter untuk pemberian antipiretik . Setelah itu berikan pendidikan kesehatan tentang cara kompres hangat yang benar dan ditekankan kepada keluarga untuk mengindari pemberian kompres dingin.

7. Believing In Others Dalam melakukan interaksi dengan orang lain jika tidak didasari oleh rasa saling percaya pasti tidak akan berjalan lancar. Sama halnya dalam melakukan tindakan keperawatan, jika klien tidak mempercayai bahwa perawat mampu melakukan tindakan keperawatan dengan baik maka tujuan dari tindakan keperawatan tidak akan optimal. Namun rasa percaya klien terhdap kemampuan perawat juga dipengaruhi oleh perawat itu sendiri.Jika perawat datang kepada klien dengan penampilan yang rapih, tutur kata yang lembut dan sopan, rasa percaya diri niscaya klien akan menaruh rasa percaya kepada perawat, dan klien juga akan menerima semua tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Contoh dalam kasus ini, sewaktu perawat akan memasang cairan infus terhadap An.T, apabila perawat datang dengan penampilan rapih, tutur kata yang lembut dan sopan, tidak membuat An.T ketakutan pasti keluarga klien akan menaruh rasa percaya yang tinggi terhadap kemampuan perawat.

8. Nursing Is Trusting Setiap akan melakukan tindakan, termasuk tindakan keperawatan harus ada rasa saling mempercayai antara orang yang satu dengan orang yang lain. Dengan adanya rasa saling percaya antara klien dan perawat tidak akan menimbulkan prangsangka buruk maupun rasa takut dan curiga. Untuk menciptakan trusting antara perawat dan klien, perawat dapat membina hubungan saling percaya itu dengan selalu mempedulikan settiap pasien, melayani pasien dengan tulus ikhlas.

9. Nursing Is Believing In Self Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkulitas harus didasari pada rasa percaya diri dari si pelaku pelayanan kesehatan ( dalam hal ini perawat ). Jika perawat yang akan melakukan tindakan keperawatn mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki, maka tindakan keperawatan akan berjalan lancar tanpa ada rasa gerogi maupun tremor. Hal tersebut akan berefek terhadap rasa saling percaya antara klien dan perawat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.

10. Nursing Is Learning Masih banyak masyarakat, khususnya masyarakat dengan pendidikan dan ekonomi rendah yang masih awam bahkan tidak mengetahui terhadap penyakit yang sedang dialaminya. Klien tidak tahu sakit apa, penyebabnya apa, bagaimana mengatasinya dll. Tugas perawat disini selain memberikan asuhan keperawatan juga sebagai educator atau pendidik kepada klien maupun keluarga klien. Perawat menjadi role model, perawat memberikan penjelasan-penjelasan tentang apa yang belum diketahui dan dimengerti oleh klien. Dalam kasus ini perawat harus bisa mengajarkan kepada keluarga klien tentang cara pembuatan larutan gula garam. Perawat harus memberi tahu tentang manfaat larutan gula garam atau oralit, bagaimana cara membuatnya, bahan dan alat apa saja yang diperlukan dan juga perawat harus mendemonstrasikan secara langsung didepan klien dan keluarga klien. Setelaah itu keluarga klien disuruh mempraktekaan secara langsung. 11. Nursing Is Respecting Sebagai perawat harus bisa tanggap dan respon terhadap kebutuhan-kebutuhan klien. Dalam kasus ini perawat sangat dibutuhkan misal dalam proses pemenuhan gizi yang tepat untuk pasien diare. Biasanya untuk pasien-pasien diare dalam makannya sangat tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi , makanan yang merangsang, sebagai contoh makanan pedas dan asam. Perawat juga harus

memastikan klien tidak kekurangan cairan sehingga kasus dihindari.

dehidrasi dapat

12. Nursing Is Listening Sebagai perawat sangat dianjurkan untuk bisa menjadi perawat yang setia atau tepatnya bisa mendengarkan keluhan-keluhan dari klien. Bisa dan mampu dalam mendengarkan dan memberikan solusi terhadap keluhan-keluhan pasien itu sudah merupakan nilai plus. Perawat dituntut untuk mampu menjadi pendengar yang baik sehingga klien merasa dihargai dan dimengerti.

13. Nursing Is Doing Perawat harus mampu melihat dan tanggap terhadap situasi yang terjadi. Dalam kasus ini perawat harus bergerak cepat dan sesuai sasaran, menghitung balance cairan dan melakukan tindakan keperawatan. Memenuhi asupan nutrisi klien peroral maupun parenteral. Selalu memonitor keadaan klien agar mengetahui perkembangan klien dan membangun pikiran bahwa perawat selalu tanggap dalam keadaan apapun.

14. Nursing Is Feeling Dalam kasus ini tentunya perawat harus mempunyai rasa empati, ikut merasakan apa yang klien rasakan tetapi tidak ikut larut didalamnya. Perawat harus bisa mengkondisikan perasaannya sendiri, jangan sampai perawat ikut larut dalam kesedihan. Perawat dituntut untuk mampu membaca perasaan klien, ketika klien merasa sedih dan tak berdaya berikan waktu kepada klien untuk merenungkan kondisinya sendiri. Ketika klien sudah merasa tenang barulah perawat masuk mencoba menghibur dan menenangkan klien.

15. Nursing Is Accepting

Lingkup kerja perawat meliputi semua kalangan, mulai dari muda hingga lansia, lingkup individu hingga komunitas. Oleh karena itu perawat pasti akan menghadapi klien yang bermacam-macam, karena klien itu sendiri unik. Perawat harus bisa menerima keadaan klien yang bervariasi, perawat tidak boleh membedakan suku, etnik, jenis kelamin, bahasa maupun ras. Dalam kasus ini perawat juga harus mampu menghadapi klien anak. Untuk klien anak Perawat juga harus bisa mengerti keadaan anak dimana anak dalam

You might also like