Professional Documents
Culture Documents
menuju kawasan Wakatobi tsb. kita dapat menggunakan kapal cepat selama kurang lebih 4 jam dari Kendari ke Bau Bau dan kemudian dilanjutkan dengan kapal laut kurang lebih 5-6 jam (tergantung keadaan cuaca dan kondisi kapal).
KERATON BUTON
Masjid Agung Keraton yang dibangun sekitar abad XVI M yang arsiteknya menggambarkan persatuan dan kesatuan masyarakat yang berintikan ajaran Islam. Tiang bendera yang dibuat/didirikan pada abad XVI M. Tiang ini terbuat dari kayu yang tingginya 50 meter. Rumah bekas Sultan Buton yang sekarang dipergunakan sebagai Museum (Istana Wolo). Meriam buatan abad XVII sebanyak 52 buah.
KERATON BUTON
Pantai Nirwana
Terletak 12 Km dari Bau Bau. Dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor. Pantai Nirwana mempunyai pasir putih dan laut yang jernih sehingga bila terkena sinar matahari memantulkan warna hijau kebiru-biruan yang menambah keindahan pantai tsb. Dipantai ini kita dapat menyaksikan matahari terbenam atau sun-set yang menyebabkan tempat ini banyak dikunjungi oleh orang untuk dinikmati dan sangat cocok untuk olah raga air.
1.Pantai Nirwana Pulau Buton - Sulawesi Tenggara, selain dikenal dengan pengahasil aspal alam terbesar juga memiliki panorama alam yang indah dan mengagumkan. Salah satunya Pantai Nirwana yang letaknya tidak jauh dari kota bau-bau. Pantai Nirwana memiliki pasir putih dan dikelilingi oleh pulau-pulau kecil yang juga sangat indah dipandang dan tentu saja akan menentramkan hati siapapun yang mengginjakan kaki dipantai tersebut.
Kita bisa berenang dengan menyewa Ban atau Jetsky untuk menikmati jernihnya air laut.Selain itu diwaktu sore kita bisa menyaksikan pemandangan Sunset yang menentramkan hati. Selamat Berlibur..^_^ 1.Benteng Keraton Buton
Pulau Buton mempunyai "ibukota" bernama kota Bau-Bau. Penduduknya menyebut dirinya sebagai "orang buton", atau dalam bahasa setempat mereka mengatakan sbg "wolio". Arti kata Wolio dari kata "welia" artinya orang yang menebas hutan. Syahdan, nenek moyang awal orang Buton datang dari wilayah Johor Malaysia yang berlayar dipertengahan abad 13. Mereka masuk melalui selat Malaka, menyusuri laut Jawa, hingga akhirnya sampai dan menetap di wilayah ini. Sesampainya didaerah ini, mereka membangun pemukiman pertama digaris pantai. Pada awal
kedatangan mereka itulah kemudian dibentuk kesultanan Buton, dan berdirilah kerajaan pertama diwilayah ini. Pada jaman Sultan Buton ke4, Sultan Dayan Hisanudin, ia memindahkan kesultanan kecilnya dari bibir pantai masuk menerobos hutan, naik medaki puncak bukit Rahantulu. Hijrahnya lokasi awal ketempat baru diduga karena ia khawatir dengan ancaman yang datang dari arah pantai oleh pendatang yang bisa jadi tidak ber itikad baik terhadap kerajaannya. Dijaman sultan ke enam, yakni Sultan Gafurul Wadudu, lokasi wilayah kediaman sultan Buton diatas bukit itu kemudian diberi pagar benteng yang mengitari wilayah kerajaannya. Benteng dibangun dari batu gunung selama lebih dari 15 tahun. Konon, menurut cerita, batu batuan itu direkatkan satu dengan lainnya memakai putih telur sehingga susunan batu tersebut kokoh bersatu.Dari atas benteng tersebut kita dapat melihat jelas pemandangan kota bau-bau dari ketinggian karena letaknya berada didataran tinggi. Bagi yang menyukai sejarah silahkan kunjungi dan nikmati keindahannya. Semoga Menyenangkan..^_^ 1. Masjid Agung Keraton
Bersamaan dengan awal pembangunan benteng Buton, dibangun pula mesjid Agung Buton. Karena awal pembangunan diera yang sama, maka kuat dugaan bahwa benteng dan mesjid ini dibangun dengan cara sama yakni memakai batu dan putih telur. Uniknya ada lagi, di Mesjid Buton ini setiap shalat Jumat, para imam mesjid dan pengurusnya memakai pakaian khusus khas buton lengkap dengan sorbannya dengan masing masing membawa tongkat. Setiap tongkat mencerminkan derajat posisi di masyarakat. Para pemimpin mesjid ini datang ke mesjid satu jam lebih awal dari waktu shalat jumat, mereka meletakan tongkatnya dalam susunan rapi diteras samping mesjid. Ketika menunggu jatuh tempo utk shalat, semua imam yang berpakaian khusus ini duduk bersila disalah satu sisi halaman mesjid yang menghadap laut dan mereka memujikan dzikir serta memanjatkan doa khusus sambil menatap laut diseberangnya. Menurut cerita, doa para imam yang ikhlas inilah yang memohon kepada Allah agar DIA merahmati penduduk.Buton dengan hasil laut yang melimpah serta membawakan keselamatan panjang selama mereka mencari nafkah sebagai nelayan di laut. Mungkin karena doa mereka inilah, pelaut Buton dari awal abad 15 sudah dikenal mampu membawa kapal cadiknya hingga