You are on page 1of 9

Filsafat Komunikasi

Oleh Zainul Maarif, Lc., M.Hum.

Filsafat

Filsafat didefinisikan sebagai suatu model berpikir yang bermula dengan mempertanyakakan opini-opini yang mapan, menghapus dogma atau doxa (opini) yang membanjiri kehidupan kolektif dan individual kita, dan dari basis itu berupaya membentuk teori umum yang relatif (masih dapat diperdebatkan) bagi topik yang dipertanyakan agar tidak semata-mata skeptis. Berfilsafat, sebagai lawan dari berpikir pada umumnya (berpikir awam), tidak hanya membutuhkan kritik atas apa yang didapat dari masa lalu dan menerima begitu saja masa kini, melainkan secara positif ia perlu mengembangkan suatu pengetahuan rigorus, universal, valid dan rasional.

Filsafat Komunikasi

Filsafat komunikasi berangkat dari pengujian atas ide-ide komunikasi atau pendapatpendapat umum yang selama ini diterima begitu saja. Namun filsafat komunikasi tidak sekedar mengkritik komunikasi. Ia juga menghadirkan pengetahuan yang reflektif, kritis dan teruji tentang komunikasi

Sejarah Filsafat dan Komunikasi

Di masa Yunani-Romawi kuno, para pemikir membahas komunikasi dalam ranah retorika. Di abad pertengahan, para pendeta dan ilmuwan menteorikan komunikasi dalam beragam model. Di Anglo Amerika dan Eropa Daratan, filsuf-filsuf seperti Ren Descartes, Gottfried Leibniz, David Hume, John Locke, Immanuel Kant, Georg Hegel, Karl Marx, Sigmund Freud, Sren Kierkeggard, John Dewey, Karl Jaspers, Karl-Otto Apel dll. Mengembangkan teori tentang pikiran, bahasa, komunitas, dan wacana manusiayang kemudian menjadi konsentrasi filsafat komunikasinamun belum fokus pada filsafat komunikasi. Pasca Perang Dunia II, behaviorisme yang ditopang positivisme mengemuka dengan studi interdisipliner, mendorong studi komunikasi menentukan identitas sendiri dengan mengadopsi riset dan metode disiplin-disiplin yang sudah mapan, dan memberikan kontribusi bagi ranah bisnis, industri, pemerintahnya Studi Komunikasi pada tataran lebih lanjut menciptakan doxa (konsepsi-konsepsi yang diterima begitu saja). Kritik atas doxa itulah yang memunculkan filsafat komunikasi. Filsafat komunikasi mulai menjadi disiplin independen pada pertengahan abad ke-20 M. setelah adanya studi/teori komunikasi.

Pungtuasi

Filsafat Komunikasi pertama kali muncul dengan isu punctuasi (tanda baca). Pungtuasi memisah-misahkan suatu fenomena yang pada kenyataannya bersambung tanpa jeda, lantas mengaturnya kembali sebagai urutan yang bagianbagiannya dapat dipasang kembali dalam beberapa kombinasi. Pungtuasi mengubah komunikasi menjadi objek yang dapat diinvestigasi secara ilmiah, misalnya komunikasi dinyatakan sebagai proses transmisi pesan dari pengirim ke penerima melalui proses pembentukan pesan (encoding) dan menerjemahan pesan (decoding).

Punctuasi, Teori Komunikasi dan Filsafat Komunikasi


Teori komunikasi berupaya untuk membuat pungtuasi terhadap komunikasi. Filsafat komunikasi berupaya untuk mempertanyakan validitas dan adekuasi puntuasi. Filsafat komunikasi bermula ketika teori komunikasi berhenti. Filsafat komunikasi mempertanyakan sesuatu yang diterima begitu saja oleh teori komunikasi.

Contoh Filsafat Komunikasi

Dalam tradisi Filsafat Analitis, beragam filsafat bahasa, seperti teori tindakan bicara (speech act theory) mempertanyakan pesan dengan mempertimbangkan makna, rujukan, niat pembicara, dan kondisi kebenaran, yang dapat meraih atau tidak dapat meraih makna pesan yang berselancar di antara individu-individu melalui beragam konteks. Dalam tradisi Filsafat Kontinental, fenomenologi dan hermeneutikanya mendorong ilmuwan komunikasi memikir ulang praktek penafsiran teks. Bersama strukturalis, marxis dan pendekatan-pendekatan sosial kontekstual, fenomenologi dan hermeneutikanya membentuk pendekatan kritis, yang memandang pertukaran sosial (social exchanges) tidak sebagai peristiwa-peristiwa transmisi antarindividu yang otonom, melainkan sebagai situs-situs kontenstasi yang selalu berubah antarmateri, juga sebagai kekuatan-kekuatan diskursif.

Manfaat Filsafat Komunikasi

Filsafat komunikasi berkekuatan mengubah orientasi individu dalam dunia. Pemahaman filosofis memungkinkan komunikator mengintrogasi pengalamannya, mengkaitkannya dalam beragam hubungan, dan membicarakannya secara terbuka terhadap hubungan-hubungan itu. Filsafat-filsafat komunikasi memperkaya pemahaman kita tentang proses kehidupan, memungkinkan kita memahami dengan baik hubungan antara isi dan tindakan komunikatif. Filsafat komunikasi membantu kita meningkatkan pemahaman tentang bagaimana komunikasi membentuk masyarakat dan isuisu sosial dalam masyarakat. Filsafat komunikasi, yang dipahami sebagai seni berpikir, memungkinkan pemahaman inofatif bukan sekadar reproduktif dan representasionaltentang komunikasi untuk menegosiasikan diri dengan dunia. Perbedaan filsafat-filsafat komunikasi memberikan berbagai lensa untuk menguji kondisi dan konsekuasi komunikasi manusia.

Referensi

Chang, B. G., (2009), Philosophy of Communication dalam Littlejohn, S. W., Ed., (2009), Encyclopedia of Communication Theory, Los Angeles, London, New Delhi, Singapore, Washington DC: Sage, h. 751754. Arneson, P., (2007), Perspectives on Philosophy of Communication, West Lafayette: Purdue University Press.

You might also like