You are on page 1of 9

SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

PENGANTAR Di dalam kehidupan masyarakat ada nilai-nilai dan norma sosial sebagai pedoman perilaku anggota-anggota masyarakat agar kehidupan sosial menjadi tertib Perilaku yang tidak sejalan dengan nilai nilai dan norma sosial disebabkan : 1. Unsur kesengajaan karena nilai-nilai dan norma sosial dianggap sebagai ikatan yang mengurangi kebebasan perilaku mereka,atau perilaku konformis dianggap tidak menguntukan bagi kepentingan kepribadinnya. 2. Unsur ketidaksengajaannnya karena tidak tersosialisasinya seperangkal nilai-nilai dan norma sosial yang ada. Untuk itulah didalam kehidupan masyarakat perlu adanya pengenalan nilai-nilai dan norma sosial tersebut agar masyarakat mengenal dan memahami nilai-nilai dan norma sosial tersebut. Proses pengenalan nilai-nilai dan norma sosial berlangsung selama masyarakat masih ada. Sebab tanpa ketertiban sosial,maka kehidupan sosial tidak akan bertahan lama. Proses pembentukan nilai-nilai dan norma sosial secara garis besar di bedakan dalam dua macam yaitu: 1. Nilai-nilai dan norma sosial terbentuk secara alamiah akibat dari interaksi sosial 2. Nilai-nilai dan norma sosial terbentuk melalui unsur kesengajaan,dalam arti terbentuknya nilai-nilai dan norma sosial memang merupakan kebutuhan pada saat tertentu akibat dari berbagai pelangaran yang dilakukan oleh sebagai anggota masyarakat. Terbentuknya Nilai-nilai dan norma sosial secara disengaja dilihat dari berbagai bentuk peraturan-peraturan sosial secara formal,peraturan sosial disebut norma sosial. Norma sosial dibentuk dalam satu kesatuan sistem yang relatif tertib, tidak saling bertentangan, karena perwujudan keadaan sering disebut tertib normatif. Dengan demikian masyarakat menguasai sejumlah tata aturan melalui sebuah proses , yaitu proses belajar atau dalam terminasi sosiologi disebut sosialisasi Melalui proses sosialisasi masyarakat belajar mengetahui dan memahami perilaku mana yang diharuskan, diperbolehkan, dianjurkan dan tidak boleh dilakukan, misalnya seorang yang berstatus laki-laki tentunya memerankan peranannya sebagai laki-laki, sebab jika ada seorang yang berstatus sebagai laki-laki memerankan peranan kaum perempuan dia dianggap menyalahi nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku. Dengan melalui proses sosialisasi masyarakat diharapkan menyelaraskan perilakunya dengan peratuhan sosial yang telah menjadi kesepakatan bersama di dalam kehidupan kelompok. Sosialisasi sempurna(dalam arti sosialisasi mengharuskan anggota masyarakat secara mutlak berupa keharusan penyelarasan perilakunya dengan aturan sosial). Secara riil tidak pernah terwujudnya di dalam kehidupan sosial secara utuh.

Dengan demikian,tertib sosial (social order ) tidak terwujud dengan sendirinya (secara adikodrati). Adanya tertib sosial selalu diusahakan melalui : 1. Melakukan transfer nilai-nilai dan norma sosial melalui sosialisasi kepada masingmasing individu warga masyarakat, sebab melalui proses sosialisasi nilai-nilai dan norma sosial dapat ditanamkan ke dalam keyakinan tiap-tiap individu warga negara masyarakat 2. Melakukan kontrol sosial, yaitu sarana-sarana pemaksa (saksi) yang dilaksanakan dengan menggunakan kekuatan fisik atau psikis jika proses sosialisasi dilaksanakan tidak menghasilkan dampak ketertiban sebagaimana yang diharapkan dalam kehidupan masyarakat

PENGERTIAN SOSIALISASI Sebagaimana yang diuraikan diatas, tertib sosial tidak terjadi dengan sendirinya tetapi di capai melalui proses pengenalan nilai dan norma sosial sebagai tata kelakuan anggota masyarakat . Misalnya seorang yang lahir pada awalnya tidak mengetahui siapa dirinya, walaupun di dalam dirinya terdapat potensi untuk berkembang . Potensi adalah kemampuan (capability) , bakat (talent) yang terpendam di dalam dirinya yang belum dikembang atau diwujudkan. Artinya realitas sosial yang tertib merupakan syarat utama kelangsungan hidup masyarakat itu sendiri. Oleh sebab sosialisasi tidak menjadi kepentingan masyarakat saja , tetapi sekaligus merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam usaha kelangsungan hidupnya. Secara sederhana , sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar bagi seorang atau sekolompok orang selama hidupnya untuk mengenali pola-pola hidup, nilai-nilai dan norma sosial agar ia dapat berkembang menjadi pribadi yang bisa diterima oleh kelompoknya. Berikut ini adalah batasan sosialisasi yang diberikan oleh para pakar : 1. Charlotte Buehler, mendefinisikan sosialisasi sebagai proses yang membentuk individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berfikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. 2. Peter Berger, mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses dimana anak belajar menjadi seorang anggota yang berartisipasi dalam masyarakat. 3. Bruce J. Cohen, mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat ,untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu kelompok. 4. Kard J. Veeger, mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses belajar mengajar, melalui individu belajar menjadi anggota masyarakat, dimana prosesnya tidak sematamata mengajarkan pola-pola sosial kepada individu, tetapi juga individu tersebut menggambarkan dirinya atau melakukan proses pendewasaan dirinya.

5. Robert M.Z. Lawang, sosialisasi merupakan proses mempelajari norma, nilai, peran , dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial. 6. Soerjono Soekamto, sosialisasi merupakan proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat diamana ia menjadi anggota. 7. M. Sitorus, sosialisasi merupakan proses dimana seorang mempelajari pola-pola hidup dalam masyarakat sesuai dengan nilai-nilai, norma dan kebiasaan yang berlaku untuk berkembang sebagai anggota masyarakat dan sebagai individu (pribadi). Dari berbagai definisi (batasan) diatas dapat dijabarkan pengertian sosialisasi : 1. Sosialisasi di tempuh oleh seorang individu melalui proses belajar untuk memahami, menghayati, menyesuaikan dan melaksanakan tindakan sosial yang sesuai pola perilaku masyarakat. 2. Sosialisasi di tempuh seorang individu secara bertahap dan berkesinambungan, sejak ia dilahirkan hingga akhir hayatnya. 3. Sosialisasi erat sekali kaitannya dengan enkulturasi atau proses pembudayaan, yaitu proses belajar dari seorang individu untuk belajar mengenal, menghayati, dan menyesuaikan alam pikiran sikapnya terhadap sistem adat, norma, bahasa, seni, agama serta semua peraturan dan pendirian yang hidup dalam lingkungan kebudayaan masyarakat. 4. Ditambahkan oleh soerjao soekanto bahwa sosialisasi merupakan proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk beperilakuan sesuai perilaku orang-orang di dalam kelompoknya. Menurut Bruce J. Cohen , sosialisasi memiliki beberapa tujuan, yaitu : 1. Memberikan bekal keterampilan yang dibutuhkan bagi individu pada masa kehidupannya kelak. 2. Memberikan bekal kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara. 3. Mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat. 4. Membiasakan diri individu dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat. 5. Membentuk sistem perilaku melalui pengalaman yang dipengaruhi oleh watak pribadinya, yaitu bagaimana ia memberikan reaksi terhadap suatu pengalaman menuju proses pendewasaan (menurut Astrid Susanto melalui proses sosialisasi seorang atau sekelompok orang mengetahui dan memahami bagaimana bertingkah laku di lingkungan masyarakat dan menjalankan hak-hak dan kewajiban yang dimilikinya.

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan hakikat dari sosialisasi yaitu : 1. Dalam arti sempit , sosialisasi merupakan seperangkat kegiatan masyarakat yang didalamnya individu-individu belajar dan diajari memahirkan diri dalam peranan sosial sesuai dengan bakatnya, 2. Dalam arti luas , sosialisasi merupakan proses seorang mempelajari dan menghayati norma-norma kelompok atau kesatuan kerja di tempat ia hidup sehingga ia sendiri menjadi seorang pribadi yang unik dan berperilaku sesuai dengan harapan kelompok. PROSES PELAKSANAAN SOSIALISASI Pengertian sosialisasi mengindikasikan bahwa proses tersebut bukanlah proses atau aktivitas yang dilaksanakan secara sepihak. Proses sosialisasi adalah sebuah proses yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu : (1) pihak yang melakukan sosialisasi. (2) pihak yang disosialisasi. Proses sosialisasi dilakuakan oleh anggota atau warga masyarakat baik secara sadar atau tidak sadar . Orang memiliki kewibawaan sosialisasi seperti ayah, ibu, kakak dan orang-orang yang berkedudukan sederajat seperti teman sebaya, teman sekelas dan sebagainya. Pihak yang melakukan sosialisasi menggunakan kekusaaan dan kewenangannya melalui paksaan atau secara otoriter agar pihak tersosialisasi tunduk atau patuh atas nilainilai dan norma yang di sosialisasikan. Pelaksanaan sosialisasi dilakukan dengan cara : 1. 2. Sosialisasi represif (represive socialization) Sosialisasi partisipatif (participative socialization)

Sosialisasi respresif adalah sosialisasi yang didalamnya terdapat sanksi jika pihak-pihak yang tersosialisasi seperti anak atau masyarakat melakukan pelanggaran. Sosialisasi represif ini biasanya bercirikan pada penekanan kepatuhan, penekanan pada komunikasi satu arah ( instruksi ) dalam arti pihak yang tersosialisasi mau atau tidak harus begitu Beberapa ciri sosialisasi represif diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menghukum perilaku yang dianggap keliru Hukuman dan imbalan ( punish and reward) Kepatuhan anak Komunikasi sebagai perintah Sosialisasi berpusat pada orang tua Anak memperhatikan keinginan orang tua Keluarga merupakan dominasi orang tua (significat order)

Sosialisasi partisipatif (participative socialization) adalah seosialisasi yang berupa rangsangan tertentu agar pihak yang tersosialisasi mau melakukan tindakan. Misalnya seorang anak giat belajar dan nanti naik kelas orang tuanya merangsangnya dengan menjanjikan hadiah kepada anak. Agar manusia mau menaati hukum tuhan akhirnya tuhan memberikan janji surga bagi yang mau patuh dan ancaman neraka bagi yang melanggarnya.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Memberikan imbalan bagi perilaku yang baik Hukuman dan imbalan simbolis Otonomi pihak yang disosialisasi Komunikasi sebagai interaksi Sosialisasi berpusat pada anak Orang tua memperhatikan keinginan anak Keluarga merupakan kerja sama kearah tujuan (generalized order)

Proses sosialisasi dilakukan atas kesaman dan kooperasi antara pihak yang melakukan sosialisasi dengan pihak yang disosialisasi. Proses ini disebut proses sosialisasi ekualitas. Sosialisasi ekualitas merupakan proses sosialisasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki kedudukan sederajat. Dalam proses ini tidak ada proses paksaan dengan menggunakan otoritas dari pihak yang disosialisasikan, melainkan pihak yang disosialisasikan diajak memasuki suatu hubungan kerja sama secara koordinatif dan kooperatif. Proses sosialisasi ekualitas tidak dikenal pola-pola dimana anak-anak harus dididik untuk tahu aturan, berdisiplin dengan cara dikekang agar berdisiplin karena pihak di sosialisasi berkedudukan sama sederajat, maka tata kelakuan yang diadakan semata-mata adalah untuk kepentingan bersama. Proses sosialisasi dilakukan secara sadar atau secara sengaja seperti usaha-usaha pendidikan , indoktrinasi, pemberian petunjuk, nasehat-nasehat yang bersifat formal, ada juga yang dilakukan dengan tanpa disengaja atau tanpa disadari oleh kedua belah pihak. PROSES INTERNALISASI Internalisasi adalah proses yang dilakukan oleh pihak yang tengah menerima proses sosialisasi. Proses internalisasi sendiri sebenarnya telah terjadi sejak anak dilahirkan dari kandungan ibunya. Proses internalisasi pada anak-anak diidentifikasi melalui berikut : Bayi manusia sebenarnya telah mengenal dan merasakan adanya berbagai hajat hidup seperti kebutuhan makan, air, kehangatan dan sebagainya yang kesemuanya harus dipenuhi. Dalam keadaan seperti itu ia butuh orang lain yang bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhannya, dalam hal ini adalah ibunya. MACAM-MACAM SOSIALISASI Robert Lawang membagi sosialisasi menjadi dua macam : pertama, sosialisasi primer, yaitu proses sosialisasi yang terjadi pada saat usia seseorang masih balita. Kedua, sosialisasi sekunder , yaitu sosialisasi yang berlangsung setelah sosialisasi primer, yaitu semenjak usia 4 tahun hingga selama hidupnya. Koetjoroningrat menyebut sosialisasi sebagai proses enkulturasi (pembudayaan ). Pembudayaan diartikan sebagai pembiasaan. Artinya dalam proses pembudayaan, seorang individu mempelajari dan menyesuaikan dirinya dengan alam pemikiran dan menyesuaikan hidup dalam budayanya. Sosialisasi disebut juga pengenalan seseorang dengan lingkungan

sosialnya. Dengan demikian, ekulturasi merupakan proses pengenalan diri seseorang dengan budaya yang berlaku di dalam lingkungan sosialnya. KEPRIBADIAN (PERSONALITY) Hubungan korelasional antara kepribadian dan sosialisasi, sebab kepribadian manusia tidak terbawa dari kelahirannya secara adikodrati sehingga menjadi manusia yang PURNA . Relasi antara kepribadian dan sosialisasi terletak pada proses sosialisasi. Artinya kepribadian manusia terbentuk melalui hubungan sosial dimana ia berada dan tergantung kebiasaan yang di terapkan di lingkungannya. Kepribadian merupakan gejala kejiwaan yang terwujud melalui proses-proses sosial dan dapat mewujudkan diri sebagai hasil dari interaksi antarmanusia. Beberapa pakar sosiologi yang memberikan batasan tentang kepribadian yang beragam, akan tetapi secara substansial terdapat titik kesamaan. Bentu pengertian tersebut diantaranya : 1. M. Newcomb menyatakan bahwa kepribadian adalah organisasi sikap sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya 2. Roucek dan Warren mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu 3. M.A.W Brower mendefinisikan kepribadian sebagai corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang 4. Yinger mendefinisikan kepribadian sebagai keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecendrungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. 5. Cuber, mendefinisikan kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat sifat yang tampak dan dapat dilihat seseorang. Dari beberapa definisi tersebut disimpulkan bahwa kepribadian merupakan ciri-ciri dan sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat seseorang yang mencakup pola-pola pemikiran dan perasaan, konsep diri , perangai, mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum. Kepribadian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian kepribadian mencakup 3 hal, yaitu : 1. merupakan abstraksi dari pola perilaku manusia 2. merupakan ciri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai seorang individu. 3. Mencakup kebiasaan, sikap, dan nilai-nilai yang khas apabila seseorang berhubungan dengan orang lain. FASE-FASE PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MANUSIA Perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh empat faktor yang saling mendukung yaitu : Pertama warisan biologis (biological heredity). Secara fisik tidak ada satupun manusia yang memiliki ciri fisik yang sama , walaupun ia dilahirkan kembar

Kedua warisan lingkungan alam (natural environment). Lingkungan alam tempat kehidupan sosial berada sangat beragam, misalnya keragaman iklim, sumber daya alam dan letak geografis. Ketiga warisan sosial (social heritage). Antara kebudayaan dan alam memiliki hubungan timbal balik, artinya alam mempengaruhi kepribadian manusia, sebaliknya kepribadian manusia juga mempengaruhi alam. Keempat kelompok manusia (group) kelompok terkecil dari kehidupan manusia adalah keluarga, sebab keluarga merupakan satuan unit sosial terkecil.

Terjadinya proses pembentukan kepribadian dapat terjadi melalui pendidikan dan pengajaran. Pembentukan melalui pendidikan dan pengajaran terdapat perbedaan. Jika interaksi membentuk kepribadian individu-induvidu secara alamiah, maka proses pendidikan merupakan proses yang terencana dimana para pendidik menanamkan pengaruhnya pada peserta didik dengan pola-pola kehendaki dengan seperangkat target tertentu. Norma-norma dan perilaku yang disosialisasikan melalui proses pendidikan dan pengajaran menggunakan simbol-simbol arbitrary dan disosialisasikan secara tidak langsung melalui perwujudan konkret di dalam interaksi kelompok. Sebaliknya jika proses pembentukan kepribadian pada seseorang individu tidak terbentuk secara sempurna, maka ia akan memiliki kepribadian yang tidak utuh, dalam arti tingkah pekertinya cenderung lepas dari kendali sosial. UNSUR-UNSUR KEPRIBADIAN Beberapa unsur kepribadian sebagaimana dalam kajian-kajian ilmu-ilmu sosial diantaranya meliputi pertama, unsur pengetahuan yang bersumber dari akal dan budi untuk menemukenali segala sesuatu yang ada disekitarnya. Unsur-unsur pengetahuan meliputi beberapa hal, yaitu : persepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi. Persepsi merupakan proses manusia dalam menanggapi objek baik benda maupun fenomena sosial di sekelilingnya, kemudian mulai memahami, dan menafsirkan yang dilihat dan didengarnya. Hasil dari pengamatannya menghasilkan pemahaman yang berbeda-beda terhadap objek yang dipahaminya. Kedua, unsur perasaan, yaitu keadaan dalam kesadaran manusia karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan baik atau buruk, enak atau tidak enak, benar atau salah. Ketiga, unsur dorongan hati (naluri), yaitu kemauan yang merupakan kecendrungan pada setiap manusia untuk menanggapi stimulus (rangsangan) dengan pola yang teratur. Dorongan tersebut antara lain: 1. Dorongan mempertahankan hidup seperti makan, minum, mencari obat ketika menderita sakit 2. Dorongan seks (libido)

3. Dorongan mencari makan untuk mendapatkan energi, sebab tanpa makan manusia tentunya akan mati. 4. Dorongan bergaul 5. Dorongan meniru tingkah laku sesama 6. Dorongan berbakti MEDIA SOSIALISASI Sosialisasi tidak akan berjalan jika tidak ada peran media sosialisasi. Media sosialisasi yang memiliki peran tersebut adalah lembaga sosial. Lembaga sosial adalah alat yang berguna untuk melakukan serangkaian peran menanamkan nilai-nilai dan norma-norma sosial. Lembaga politik, media massa, lembaga keagamaan, lembaga sosial. Lembaga-lembaga saling berhubungan tersebut memerankan sebagai agen sosialisasi atau media sosialisasi. Beberapa agen sosialisasi dalam sosiologi yaitu : A. Keluarga Keluarga merupakan insitusi yang penting pengaruhnya terhadap proses sosialisasi B. Kelompok Kepribadian manusia sangat memiliki hubungan dengan tipe kelompok dimana individu tersebut berada C. Lingkungan pendidikan Lembaga pendidikan adalah lembaga yang diciptakan oleh pemerintah untuk mendidik anak-anak sebagai langkah mempersiapkan potensi anak dalam rangka membangun negara Beberapa hal yang ditanamkan dalam jiwa peserta didik diantaranya: 1. Kemandirian artinya peserta didik diarahkan untuk membiasakan diri melepaskan ketergantungan dengan orang tua. 2. Prestasi artinya jika berada di rumah seorang anak lebih banyak berperilaku berdasarkan peranan bawaan ( heredity) . Seperti seorang adik dan kakak 3. Universalisme, anak dirumah dapat berperilaku khusus tapi di sekolah tidak akan mendapatkan perilaku khusus, sebab di sekolah semua siswa tidak dibeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain. D. Keagamaan Agama merupakan salah satu lembaga sosial yang di dalamnya terdapat normanorma yang harus dipatuhi. E. Lingkungan sosial Yang dimaksud dengan lingkungan sosial adalah tempat atau suasana dimana sekelompok orang merasa sebagai anggotanya seperti lingkunan kerja, lingkungan rt, lingkungan pendidikan , lingkungan pesantren dan sebagainya. F. Media masa Media masa memiliki andil besar dalam menyebarkan informasi dari berbagai kebijakan pemerintahan, seperti undang-undang, peraturan daerah, dan berbagai kebijakan publik lainnya.

METODE KAJIAN TENTANG KEPRIBADIAN DAN POLA SOSIALISASI BERBAGAI MASYARAKAT Sebagaimana kepribadian seorang individual diperoleh berdasarkan pengalaman pribadinya semenjak lahir hingga akhir hayatnya. Seorang pakar psikologis A. Kardinar dan pakar antropologi, Ralip Linton membuat dari hasil penelitiannya bahwa unsur-unsur kepribadian yang dimiliki oleh sebagaian besar atau masyarakat, kebanyakan dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan melalui proses sosialisasi dan ekulturasi. Beberapa tipe kebudayaan pokok yang kenyataanya mempengaruhi bentuk kepribadian diantaranya : 1. Kebudayaan khusus atas faktor kedaerahan (special cultures based on local factor). 2. Cara hidup masyarakat kota dan cara hidup masyarakat pedesaan (urban and rural ways of life) 3. Kebudayaan khusus kelas sosial (special social class culture) 4. Kebudayaan khusus atas dasar agama (special culture based on religi) 5. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh yang besar terhadap kepribadian seseorang (job and skill influence to individual personality)

You might also like