You are on page 1of 8

Abortus Provokatus Kriminalis

1. Pengertian abortus provokatus kriminalis. a. Abortus provokatus kriminalis adalah pengguguran kandungan yang tujuannya selain dari pada untuk menyelamatkan atau menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang, karena di dalamnya mengandung unsur kriminalis atau kejahatan. b. Abortus provokatus kriminalis adalah aborsi yang terjadi oleh karena tindakantindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis tanpa memperhitungkan umur bayi dalam kandungan dan janin dilahirkan dalam keadaan mati atau hidup. c. Abortus Provokatus kriminalis adalah abortus yang disengaja baik melalui obatobatan medis, tradisional maupun dengan alat-alat lain yang terjadi karena tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh tenaga tradisional. d. Abortus provokatus kriminalis adalah abortus yang dilakukan tanpa indikasi medis, dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan dilakukan oleh tenaga yang tidak terdidik khusus, termasuk oleh wanita hamil itu sendiri. e. Abortus provokatus kriminalis adalah abortus yang dilakukan pada kehamilan yang tidak diinginkan, diantaranya akibat perbuatan yang tidak bertanggung jawab sebagian besar dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih sehingga menimbulkan trias komplikasi. f. Selanjutnya menurut WHO abortus provokatus kriminalis adalah aborsi yang tidak aman yang dilakukan dengan menggunakan metode beresiko tinggi, bahkan fatal dilakukan oleh orang yang tidak terlatih atau terampil serta komplikasinya merupakan penyebab langsung kematian wanita usia reproduksi, dengan demikian

ada tiga kriteria aborsi yang tidak aman yaitu metode beresiko tinggi, dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan komplikasinya merupakan penyebab langsung kematian ibu. (WHO, 1995).

Metode yang bersiko tinggi yang dimaksud antara lain meliputi penggunaan obat atau jamu, pemijitan, memasukkan alat atau benda asing kedalam rongga vagina, peralatan yang digunakan biasanya terkontaminasi sehingga meskipun pasien dapat diselamatkan dari kematian dia masih tetap terancam untuk mengalami cacat menetap atau gangguan organ yang serius sementara bahan-bahan tradisional yang sering digunakan antara lain plastik, batang kayu, akar, pohon atau tungkai daun yang mempunyai getah iritatif dan yang dimaksud dengan individu yang tidak terlatih atau tidak terampil adalah individu baik tenaga medis ataupun bukan yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang sangat minim sehingga tidak dapat

memperkirakan resiko yang mungkin ditimbulkan oleh tindakan yang dilakukannya. Abortus yang tidak aman bukan semata-mata masalah medis, etika ataupun hukum tetapi merupakan masalah kemanusiaan yang menyangkut wanita dan kelangsungan hidup janin yang dihasilkan.

2. Penyebab terjadinya abortus provokatus kriminalis Saat ini Abortus provokatus kriminalis masih merupakan masalah kontropersial di masyarakat,namun terlepas dari kontropersi tersebut aborsi diindikasikan merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Kasus ini dapat terjadi dimana saja dan kapan saja baik dinegara yang sudah maju maupun dinegara yang sedang berkembang. Abortus Provokatus Kriminalis sering terjadi pada Unwanted Pregnancy (UWP) atau kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD)

merupakan terminologi yang biasa dipakai di kalangan medis untuk memberikan istilah adanya kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita bersangkutan maupun lingkungannya. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya yaitu :

a. Kegagalan kontrasepsi Kehamilan yang tidak diinginkan juga banyak terjadi karena kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi dan penggunaan alat KB. Pemahaman dan akses untuk menggunakan alat kontrasepsi yang kurang akhirnya memicu kehamilan yang tidak diinginkan. KTD lebih banyak terjadi pada pasangan yang sudah menikah sekitar 89 % artinya kehamilan tersebut lebih banyak karena gagal perencanaan keluarga.

b. Kehamilan diluar nikah Kehamilan di luar nikah banyak terjadi pada kelompok remaja, disebabkan karena pergaulan yang sangat bebas bagi remaja. Tingginya tingkat kehamilan diluar nikah yang berhubungan secara positif dengan tindakan aborsi menjadi bukti yang sulit dibantah. Survey yang dilakukan oleh Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2007 sangat mengejutkan yaitu 63 % remaja SMP dan SMA di Indonesia pernah berhubungan seks, sebanyak 21% diantaranya melakukan aborsi. Angka ini naik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan penelitian BKKBN dikota-kota besar mulai Jabodetabek, Medan, Jakarta, Surabaya dan Makassar sekitar 47% hingga 54% remaja mengaku melakukan hubungan seks sebelum menikah. Dari hasil penelitian tersebut BKKBN merekomendasikan ada beberapa faktor yang mendorong remaja melakukan seks pra-nikah, beberapa diantaranya adalah : 1) Pengaruh liberalisme dan pergaulan bebas 2) Pengaruh lingkungan sekitar dan keluarga Lingkungan sekitar dan keluarga memiliki peranan yang sangat besar terhadap perkembangan perilaku seseorang. Lingkungan yang kurang baik tentu akan menghasilkan manusia yang kurang baik pula apabila tidak ada filter yang mampu membentengi individu darinya. Namun lingkungan yang baik juga belum tentu mampu menghasilkan individu yang baik apabila dalam lingkup yang lebih kecil individu tidak mendapat pengajaran yang baik yaitu dalam lingkup kecil keluarganya.

3) Pengaruh media massa khususnya TV dan Internet Tidak bisa dipungkiri lagi hadirnya tehnologi membawa perubahan yang begitu berarti, tak terkecuali adanya media berupa TV dan Internet. Piranti itu akan sangat bermanfaat apabila digunakan sesuai dengan fungsi yang semestinya, akan tetapi sekarang sudah beralih fungsi, remaja sekarang justru menggunakan media-media itu untuk mengakses sesuatu yang sebenarnya tidak untuk komsumsi mereka satu contoh adalah video porno, dengan itu mereka belajar sesuatu yang tidak baik seperti sex bebas. Namanya remaja pasti akan memiliki keingintahuan yang teramat besar pada hal-hal yang belum pernah mereka rasakan dan bukan hal baru lagi jika remaja mempraktekkan apa yang mereka dapatkan dimedia dengan cara yang salah seperti sex bebas.

c. Alasan psikososial dimana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk punya anak lagi. d. Masalah ekonomi, menambah anak berarti menambah beban ekonomi keluarga. e. Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan,janin cacat. f. Kehamilan yang terjadi akibat pemerkosaan atau akibat incest (hubungan antar keluarga). g. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seks yang dapat menyebabkan kehamilan. h. Alasan karir atau masih sekolah (karena kehamilan dan konsekuensi lainnya yang dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar).

3. Pelaku abortus provokatus kriminalis Pelaku abortus provokatus kriminalis biasanya adalah : a. Wanita bersangkutan b. Dokter atau tenaga medis lain (Demi keuntungan atau demi rasa simpati) c. Orang lain yang bukan tenaga medis (Dukun)

4. Bahaya dan Komplikasi Abortus provokatus Kriminalis Abortus provokatus kriminalis dapat mengakibatkan hal-hal negatif pada tubuh kita yang meliputi dimensi jasmani dan psikologi, akibat-akibatnya yaitu :

a. Sudut jasmani 1) Kematian karena perdarahan Perdarahan yang hebat dari vagina adalah masalah yang paling banyak terjadi setelah abortus provokatus kriminalis. Biasanya disebabkan oleh tertinggalnya jaringan kehamilan dalam rahim. Rahim tidak mampu untuk memeras dan menutup sendiri sehingga perdarahan terus berlangsung. Kadang-kadang perdarahan disebabkan oleh robeknya mulut rahim yang harus segera dijahit kembali untuk menghentikan perdarahan. 2) Kematian karena pembiusan yang gagal. 3) Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan 4) Rahim yang robek ( uterine Perforation) 5) Kerusakan leher rahim (cervical lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya. 6) Kanker payudara (karena ketidak seimbangan hormon estrogen pada wanita). 7) Kanker indung telur (Ovarian cancer). 8) Kanker leher rahim (Cervical cancer). 9) Kanker hati (Liver cancer). 10) Kelainan pada placenta atau ari-ari yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan perdarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya. 11) Menjadi mandul atau tidak mampu memiliki keturuna lagi (Ectopic pregnancy). 12) Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease). 13) Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis).

b. Sudut Psikologi 1) Pihak Wanita Setelah wanita melakukan tindakan aborsi maka ia akan tertindih perasaan bersalah yang dapat membahayakan jiwanya, kalau tidak secepatnya ditolong maka ia akan

mengalami depresi berat, frustasi dan kekosongan jiwa atau akan mengalami Post abortion syndrom (sindrom paska aborsi) yaitu: a) Kehilangan harga diri b) Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi c) Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual d) Histeris e) Mencobat obat-obatan terlarang f) Ingin melakukan bunuh diri 2) Pihak Pria Rasa tanggung jawab dari si pria yang menganjurkan aborsi akan berkurang, pandangannya tentang nilai hidup sangat rendah, penghargaannya terhadap anugerah Allah menjadi merosot.

5. Penatalaksanaan Abortus provokatus kriminalis Adapun penatalaksanaan Abortus Provokatus krimanlis adalah : a. Memperbaiki keadaan umum, bila perdarahan banyak berikan transfusi darah dan cairan yang cukup b. Pemberian antibiotika yang cukup tepat c. Suntikkan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam d. Suntikkan streptomisin 500 mg setiap 12 jam atau suntikkan antibiotika spektrum luas lainnya e. Dua puluh empat sampai empat puluh delapan jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat bila terjadi perdarahan yang banyak lakukan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi. f. Pemberian infus dan antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita. g. Semua pasien abortus disuntik serap tetanus 0,5 cc IM. Umumnya setelah tindakan kuretase pasien abortus dapat segera pulang kecuali bila ada komplikasi seperti perdarahan banyak yang menyebabkan anemia berat dan infeksi.

h. Pasien dianjurkan istirahat selama 1 atau 2 hari. Pasien dianjurkan kembali kedokter bila pasien mengalami kram demam yang memburuk atau nyeri setelah perdarahan baru yang ringan atau gejala yang lebih berat.

6. Pencegahan abortus provokatus kriminalis Strategi untuk menurunkan resiko kematian karena abortus provokatus kriminalis adalah dengan menurunkan keinginan perempuan terhadap aborsi tidak aman. Bentuk pencegahan dapat dilakukan dengan : a. Perempuan yang telah menikah Hubungan konseptual antara abortus provokatus kriminalis dan keluarga berencana sudah jelas dan mendasar, kontrasepsi yang efektif merupakan cara paling manjur untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan oleh karena itu mengatasi kebutuhan akan aborsi. Pencegahan abortus provokatus Ini dapat dimungkinkan bila pemerintah menyediakan fasilitas keluarga berencana yang berkualitas dilengkapi dengan konseling.Konseling keluarga berencana dimaksudkan untuk membimbing klien melalui komunikasi dan pemberian informasi objektif untuk membuat keputusan tentang penggunaan salah satu metode kontrasepsi yang memadukan aspek kesehatan dan keinginan klien tanpa menghakimi serta memberitahukan resiko-resiko yang mungkin timbul dari abortus provokatus kriminalis b. Remaja Pencegahan Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : 1) Pemberdayaan keluarga Keluarga sangat memiliki peran dalam tumbuh kembang anak, keluarga yang baik tentu akan tanggap terhadap kebutuhan anak dalam setiap tahap

perkembangannya, ketika anak beranjak pada masa pubertas sebaiknya keluarga tidak lagi memandang tabu tentang perilaku seks. Ajarkanlah anak tentang pendidikan seks yang benar sehingga diharapkan anak akan memahami dan mengerti apa yang sebaiknya ia lakukan dan akan senantiasa menghindari perilaku seks yang tidak benar

2) Pendidikan kesehatan reproduksi Kebanyakan orang khusunya remaja melakukan sex bebas asal dasar

keingintahuan tentang sex tetapi mereka kebanyakan malah tidak tahu dampak yang akan terjadi ketika mereka melakukan sex bebas. Untuk itu perlu upaya khusus dari pihak-pihak terkait untuk memberikan gambaran tentang kesehatan reproduksi yang dapat mengancam seseorang. 3) Membentengi diri dengan agama Agama memberikan batasan-batasan bagi penganutnya untuk bergaul dan bersosialisasi dengan lawan jenis, dengan mempelajari dan mengamalkan ajaran agama sebaik-baiknya niscaya seseorang akan lebih terhindar dari perilaku yang menjurus pada sex bebas. 4) Menjauhi hal yang berbau pornografi Fenomena sex bebas yang terjadi tidak bisa dipungkiri disebabkan karena maraknya peredaran video ataupun gambar-gambar yang berbau pornografi. Mediamedia itu memicu dorongan hasrat yang ada pada diri individu. 5) Memiliki aktivitas positif Seseorang yang memiliki banyak kegiatan positif akan lebih selamat dari perilaku sex bebas dibandingkan seseorang yang tidak memiliknya.

You might also like