Professional Documents
Culture Documents
dan atau kematian bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu. apakah terjadi peningkatan frekuensi kasus dalam arti epidemiologi deskriptif yaitu menurut waktu,tempat dan orang
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturutturut menurut jenis penyakitnya. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.
distribusi kejadian sakit,gangguan fungsi tubuh (disability) dan kematian serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi kejadiannya pada kelompokkelompok masyarakat tertentu
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Penjamu (host)
Adalah manusia yang mudah terkena atau rentan
memudahkan interaksi antara keduannya. Lingkungan memberi peluang kepada agent untuk berkembang
menyebabkan KLB Menetapkan apakah benar terjadi KLB Menentukan penyebab penyakit dalam KLB MeMengidentifikasi populasi rentan & terpapar Menentukan sumber penyebab penyakit dan cara (alat, vektor, jalan) Membuat kesimpulan Menetapkan saran-saran untuk pencegahan KLB berikutnya.
penyakit) Menegakkan diagnosis Melakukan hipotesa sementara Menggambarkan karakteristik KLB Uji hipotesa Mengidentifikasi populasi yang mempunyai peningkatan resiko infeksi Melaksanakan tindakan penanggulangan Laporan penyelidikan KLB
Pelayanan pengobatan KLB Mendekatkan upaya pelayanan pengobatan sedekat mungkin dengan penderita Melengkapi pos-pos kesehatan dengan tenaga, obat dan peralatan Menjelaskan pada masyarakat tentang :
KLB yang sedang terjadi, gejala penyakit dan tingkat
bahayanya Tindakan anggota masyarakat terhadap penderita, termasuk rujukannya Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat Upaya penanggulangan yang akan dilakukan oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan
penyakit penyebab KLB Perbaikan kondisi lingkungan sebagai sumber penyebaran penyakit serta meningkatkan daya tahan tubuh dengan perbaikan gizi dan imunisasi Tindakan pencegahan dalam pengendalian KLB terdiri atas tiga tingkat yaitu primer sekunder dan tersier
cedera selama masa prapathogenesis (sebelum proses suatu penyakit dimulai). Antara contoh upaya masyarakat dalam pencegahan ini adalah klorinasi persediaan air, imunisasi yang mencakup semua penduduk Upaya personal dalam pencegahan primer pula termasuklah cuci tangan,pemasakan makanan dengan dan upaya mendapatkan semua imunisasi yang tersedia untuk melawan penyakit tertentu
masyarakat terhadap penyakit menular biasanya ditujukan untuk mengendalikan atau membatasi penyebaran suatu epidemi. Contohnya antara lain :
Melakukan investigasi kasus serta kontak mereka yang
mungkin terinfeksi Melakukan isolasi dan karantina Antibiotic Program pendidikan kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan
upaya pemulihan dari infeksi, penyembuhan sampai sehat total dan kembali menjalankan aktivitas normal
Membasmi sumber
Memutuskan rantai
penularan
-Mengobati pasien dan pengidap. -Mengisolasi kasus -Surveilans sumber yang dicurigai
-Sanitasi lingkungan -Hygiene perorangan -Penanggulangan vektor -Disinfeksi dan sterilisasi -Pembatasan mobilitas
-Pelaporan kasus.
cara memajukan, mendukung dan menempatkan kesehatan lebih tinggi dari agenda baik secara perorangan maupun secara kelompok. WHO, promosi kesehatan adalah suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya.
berperilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan perilaku Sasaran sekunder: individu/kelompok yang memiliki pengaruh/disegani oleh sasaran primer Sasaran tersier : para pengambil kebijakan, penyandang dana, pihak-pihak berpengaruh di berbagai tingkatan ( pusat, propinsi, kabupaten,kecamatan dan desa/kelurahan).
Jenis kegiatan promosi kesehatan: Program Pendidikan Kesehatan: Pelayanan kesehatan preventif Kegiatan berbasis masyarakat Pengembangan Organisasi menyediakan makanan yang sehat, mempromosikan produk yang sehat. Kebijakan publik yang sehat Tindakan kesehatan berwawasan lingkungan: Contohnya menyediakan makanan dan air yang bersih
PEMBERANTASAN MENYAKIT MENULAR Menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin Mengurangi berbagai faktor resiko lingkungan masyarakat Memberikan proteksi khusus kepada kelompok masyarakat Sasaran : Ibu hamil,balita dan anak sekolah untuk kegiatan imunisasi.
Ruang lingkup kegiatan : Surveilans epidemiologi. Menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin. Kegiatannya ada dua jenis: Active Case Detection (ACD) dan Passive Case Detection. Imunisasi. Pemberantasan Vektor
USAHA KESEHATAN LINGKUNGAN Tujuan: Menanggulangi dan menghilangkan unsurunsur fisik pada lingkungan Sasaran: Tempat-tempat umum (seperti sumber air minum penduduk dan pembuangan air limbah dsb).
serangga serta binatang lainnya Mencegah bau yang tidak sedap Konstruksi dudukannya dibuat dengan baik aman dan mudah dibersihkan.
KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) Tujuan : Menurunkan kematian (mortality) dan kejadian sakit (morbidity) di kalangan ibu. Meningkatkan derajat kesehatan anak,melalui pemantauan status gizi dan pencegahan sedini mungkin Sasaran : Sasaran primer: Ibu hamil,ibu menyusui, dan anak-anak sampai dengan umur 5 tahun. Sasaran sekunder: Dukun bersalin
Ruang lingkup : Memeriksa kesehatan ibu hamil (ANC) Mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak Memberikan nasehat tentang makanan,mencegah timbulnya masalah, memperkenalkan jenis makanan tambahan Memberikan pelayan KB kepada pasangan usia subur. Merujuk ibu-ibu atau anak-anak yang memerlukan pengobatan
orang atau institusi yang dianggap berkepentingan Menggunakan informasi yang dihasilkan dalam manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian
Kegunaan surveilans epidemiologi ini ialah: Untuk mengetahui gambaran epidemiologi masalah kesehatan atau penyakit. Untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan Untuk mengetahui cakupan pelayanan Untuk kewaspadaan dini terjadinya Kejadian Luar Biasa(KLB) seperti diare, campak, infeksi saluran nafas dan lain-lain.
(rash), dan ditambah satu atau lebih gejala; batuk, pilek atau mata merah (conjungtivitis)
KLB tersangka campak :Adanya 5 atau lebih kasus
klinis dalam waktu 4 minggu berturut-turut yang terjadi mengelompok dan dibuktikan adanya hubungan epidemiologi. KLB Campak Pasti :Apabila minimum 2 spesimen positif IgM campak dari hasil pemeriksaan kasus pada tersangka KLB campak.
percikan ludah dan transmisi melalui udara terutama melalui batuk, bersin atau sekresi hidung. Masa penularan 4 hari sebelum timbul rash, puncak penularan pada saat gejala awal (fase prodromal), yaitu pada 1-3 hari pertama sakit
campak berdasarkan waktu kejadian, umur dan status imunisasi penderita, sehingga dapat diketahui luas wilayah yang terjangkit dan kelompok yang berisiko. Disamping itu juga untuk mendapatkan faktor risiko terjadinya KLB sehingga dapat dilakukan tindakan lanjut.
Penyuluhan
Imunisasi :
WHO menganjurkan pemberian imunisasi campak
pada bayi berumur 9 bulan. Untuk negara maju dianjurkan pada anak berumur 12-15 bulan dan kemudian imunisasi kedua(booster) juga dilakukan secara rutin pada umur 4-6 tahun.
Imunisasi yang dilakukan pada saat KLB, yaitu: Imunisasi selektif, bila cakupan tinggi
Meningkatkan cakupan imunisasi rutin (upayakan 100
%) setiap balita (Usia 6 bl 5 th) yang tidak mempunyai riwayat imunisasi campak, diberikan imunisasi campak
Imunisasi campak masal
Yaitu memberikan imunisasi campak secara masal
kepada seluruh anak pada golongan umur tertentu tanpa melihat status imunisasi anak tersebut. Hal yang menjadi pertimbangan adalah cakupan imunisasinya rendah, mobilitas tinggi.
Surveilans Ketat pada KLB campak Perkembangan kasus baru dan kematian KLB campak direkam dan dilaporkan setiap hari ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. KLB dinyatakan berakhir jika tidak ada kasus, dalam kurun waktu 2 kali masa inkubasi dari kasus terakhir.
lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih) per hari dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7 hari. Sesuai dengan penyebabnya, diare dapat disertai gejala lain seperti muntah, dehidrasi, sakit perut yang hebat, lendir dan darah dalam tinja, dan lain-lain.
mencemari sumber air bersih dan makanan. Penyebarannya melalui lalat, tangan tercemar dan sanitasi yang buruk.
Oralit Osmolaritas Rendah Mencegah terjadinya dehidrasi. Pemberian ASI / Makanan Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan.
Pemberian antibiotika hanya atas indikasi Antibiotik hanya bermanfaat pada anak dengan diare berdarah, suspek kolera dan infeksi-infeksi saluran pencernaan yang berat Zinc Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan diare pada 3 bulan berikutnya.
Pemberian Nasihat Ibu atau keluarga yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasihat tentang :
Cara memberikan cairan dan obat di rumah Kapan harus membawa kembali balita ke petugas
kesehatan (diare lebih sering, muntah berulang, sangat haus, makan atau minum sedikit, timbul demam, tinja berdarah, tidak membaik selama 3 hari.
TERIMA KASIH