You are on page 1of 15

TETANUS

Lukluk Purbaningrum 20070310087 RSUD Salatiga

DEFINISI
Tetanus adalah Gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.

EPIDEMIOLOGI
Indonesia merupakan negara ke-5 diantara 10 negara berkembang yang angka kematian tetanus neonatorumnya tinggi.

ETIOLOGI
Gram positif anaerob obligat dapat membentuk spora berbentuk drumstick tahan walaupun telah dalam suhu (1210C, 10-15 menit) Bentuk vegetative tidak tahan terhadap panas dan beberapa antiseptic. Resisten terhadap fenol dan agen kimia lainnya C. tetani menghasilkan dua buah eksotoksin, yaitu tetanolysin dan tetanospasmin

PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI


C. Tetani masuk melalui luka
Fase sporolasi s/d fase anaeorobik Germinasi pada kondisi anaerob dan mulai bermultiplikasi dan memproduksi tetanospasmin Tetanospastin menyebar melalui darah dan limfatik dan menempel pada motor neuron Perjalanan di sepanjang akson selanjutnya menghambat kontraksi muskuloskeletal

PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINIK
Kejang bertambah berat selama 3 hari pertama, dan menetap selama 5 -7 hari. Setelah 10 hari kejang mulai berkurang frekuensinya Setelah 2 minggu kejang mulai hilang. Biasanya didahului dengan ketegangaan otot terutama pada rahang dari leher. Kemudian timbul kesukaran membuka mulut (trismus, lockjaw) karena spasme Otot masetter. Kejang otot berlanjut ke kaku kuduk (opistotonus, nuchal rigidity) Risus sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik keatas, sudut mulut tertarik keluar dan ke bawah, bibir tertekan kuat . Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi asfiksia dan sianosis, retensi urin, bahkan dapat terjadi fraktur collumna vertebralis ( pada anak ).

KLASIFIKASI
Ada tiga bentuk tetanus yang dikenal secara klinis, yakni: Localited tetanus Cephalic Tetanus Generalized tetanus Neonatal tetanus.

DIAGNOSIS
Gejala klinik Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus sardonicus (sardonic smile). Adanya luka yang mendahuluinya. Luka adakalanya sudah dilupakan. Kultur: C. tetani (+). Lab : SGOT, CPK meninggi serta dijumpai myoglobinuria.

DIAGNOSIS BANDING

PENATALAKSANAAN
A. UMUM Tujuan terapi ini berupa mengeliminasi kuman tetani, menetralisirkan peredaran toksin, mencegah spasme otot dan memberikan bantuan pemafasan sampai pulih. Dan tujuan tersebut dapat diperinci sbb : 1. Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya, termasuk debridement dan injeksi ATS 2. Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung kemampuan membuka mulut dan menelan. Hila ada trismus, makanan dapat diberikan personde atau parenteral. 3. Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan terhadap penderita 4. Oksigen, pernafasan buatan dan trachcostomi bila perlu. 5. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit

PENATALAKSANAAN

PROGNOSIS
Prognosa tetanus neonatal jelek bila: 1. Umur bayi kurang dari 7 hari 2. Masa inkubasi 7 hari atau kurang 3. Periode timbulnya gejala kurang dari 18 ,jam 4. Dijumpai muscular spasm. Case Fatality Rate ( CFR) tetanus berkisar 44-55%, sedangkan tetanus neonatorum > 60%

PENCEGAHAN
Pemberian imunisasi dengan tetanus toksoid (pemberian imunisasi aktif ( DPT atau DT )) perawatan luka yang benar dan anti tetanus serum untu profilaksis.

DAFTAR PUSTAKA
Hendarwanto. llmu Penyakit Dalam, jilid 1, Balai Penerbit FK UI, Jakarta: 2001, 49- 51. Mardjono, mahar. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat, Jakarta:2004. 322. http://emedicine.medscape.com/article/786414-overview http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direk tori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-prmh279.htm

You might also like