Professional Documents
Culture Documents
.
Selain itu, tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini antara lain:
1) Memahami konsep pendekatan (aproksimasi) dalam pengintegalan.
2) Memahami pendekatan pengintegralan berdasarkan partisi yang sama.
3) Memahami beberapa teknik pendekatan pengintegralan menggunakan aturan
Trapezoid, aturan Midpoint dan aturan Simpson.
4
BAB II
APPROXIMATE INTEGRATION
A. Konsep Pendekatan (Aproksimasi) dalam Pengintegralan
Pendekatan (Aproksimasi) adalah penaksiran nilai yang mendekati nilai
sebenarnya. Aproksimasi dalam pengintegralan adalah penaksiran dalam menentukan
nilai integral yang tidak dapat ditemukan antiderivative-nya.
Prosedur dasar dalam memperoleh taksiran secara cepat dari fungsi
berdasarkan teorema 7.1.4(c) pada bagian 7.1 buku Introduction to Real Analysis
(Bartle dan Sherbert, Third edition) dapat dituliskan bahwa jika () ()
() ], maka
.
Dapat ditunjukkan bahwa
,
karena
diperoleh
sehingga
. Jika kita gunakan rata-rata dari nilai dalam batas, kita peroleh
taksiran
.
Taksiran ini adalah kasar, tapi ini diperoleh dengan cepat dan mungkin sesuai dengan
yang kita butuhkan. Jika diinginkan suatu perkiraan yang lebih, dapat kita coba untuk
menemukan lebih dekat lagi, mendekati fungsi g dan h.
Teorema Taylor 6.4.1 dapat digunakan untuk mendekati nilai
dengan suatu
polynomial. Dalam menggunakan teorema Taylor, kita harus memperoleh batas pada
suku sisa untuk keberartian hitungan kita.
5
Contoh:
Jika kita mengaplikasikan teorema Taylor pada
dimana
dimana
Karena kita punya
( )
Dengan kesalahan kurang dari 0,005.
B. Pendekatan Pengintegralan berdasarkan partisi yang sama
Jika adalah fungsi kontinu, kita mengetahui bahwa integral
Riemann-nya ada. Untuk menemukan nilai pendekatan untuk integral ini dengan
jumlah minimum dari perhitungan, ini tepat untuk mempertimbangkan partisi
dari
ke dalam sub interval sama yang mempunyai panjang
()
. Karenanya
adalah partisi
Kalau kita mengambil titik tanda pada ujung kiri dan kanan dari subinterval, kita
peroleh perkiraan kiri ke-n :
()
(
)
6
dan perkiraan kanan ke-n :
()
(
)
Harus dicatat bahwa ini mudah untuk mengevaluasi kedua perkiraan sebagai salah
satu saja, karena yang membedakan hanya dengan kondisi () dan (). Kecuali
jika kita yang punya alasan untuk meyakini bahwa salah satu dari
() atau
()
adalah nilai integral yang semakin dekat dengan sebenarnya dari yang lainnya, kita
ambil secara umum artinya:
()
())
Sehingga diperoleh:
()
())
( (
( (
((
)(
(()(
)(
))
Sehingga diperoleh
()
(() (
())
(1)
()
() (
())
sebagai suatu perkiraan yang layak pada
.
Bagaimanapun, dicatat bahwa jika naik pada , maka itu telah jelas sebuah sket
dari graf bahwa
(2)
()
()
Dalam hal ini, kita siap melihat bahwa |
()
()
()
=
()
()
())
()
())
(() ())
(() ())
( )
Suatu taksiran kesalahan seperti ini berguna, karena ini memberikan suatu batas atas
untuk kesalahan perkiraan dalam kaitan dengan kuantitas yang diketahui pada bagian
7
awal. Khususnya, ini dapat dipergunakan untuk menentukan seberapa besar kita harus
memilih n agar mempunyai satu perkiraan yang akan benar pada suatu kesalahan
yang ditetapkan .
Bahasan di atas adalah valid untuk kasus bahwa naik pada . Jika turun,
maka ketidaksamaan (2) harus dibalik
()
()
| |() ()|
()
Pembuktian:
Karena f monoton, maka f itu monoton naik atau monoton turun pada
Tinjau turun, maka
()
()
Sehingga diperoleh |
()
()
()
=
()
()
())
()
())
(() ())
(() ())
()
|() ()|
()
() ()
|(() ())|
()
= |() ()|
()
terbukti
7.4. 2 Contoh
Jika ()
()
|
(
()|
(
. Kita mendekati f
dengan fungsi linear
dimana n
adalah nilainya cukup besar.
Karena daerah trapezoid dengan dasar horisontal h dan sisi vertikal
dan
diketahui
) kita peroleh
Untuk k=0,1,,n-1. Dimana batas tiap bagian titik di P
n
kecuali dan dibawah
untuk dua sub interval yang berdekatan. Kita peroleh,
Dari teorema 7.4.1, diperoleh taksiran kesalahan pada kasus dalam kondisi dimana f
monoton; sekarang tanpa pembatasan ini pada f, tapi dalam turunan kedua f
dari f
.
Teorema 7.4.3
Misal f, f
, f
()
.
Contoh:
Jika
( )
(x) 0
9
untuk setiap , dimana f cekung keatas, maka dengan menggunakan
pendekatan trapezoid maka nilainya akan selalu lebih besar.
7.4.4 Corolarry
Misal f, f
, f
()|
untuk setiap
sehingga
(5)
Ketika batas atas B
2
dapat ditentukan, persamaan (5) dapat digunakan untuk
menentukan berapa besar nilai n yang harus dipilih agar hasilnya lebih akurat.
7.4.5 Contoh
Jika ()
()
()
( (
) (
) (
))
(6)
( (
Metode lain mungkin dapat menggunakan fungsi linier piecewise (sepotong-
sepotong) yang merupakan garis singgung dari graf fungsi f pada midpoints dari
10
subintervals ini. Pada mulanya, ini tampak seperti kalau kita akan mengetahui
kemiringan dari baris garis singgung ke graf dari f di masing-masing midpoints
(
)
(Lihat Figur 7.4.1.)
Dengan demikian, area ini diberikan oleh (6), dan "Aturan Trapesium Garis
Singgung" sama halnya dengan "Aturan Midpoint". Kita sekarang menyatakan suatu
teorema yang menunjukkan bahwa aturan Midpoint memberikan hasil yang lebih baij
tingkat keakuratannya dibanding dengan aturan Trapezoid dengan satu faktor dari 2.
Berikut Gambar 7.4.1. Trapesium Garis Singgung (The Tangent Trapezoid).
7.4.6. Teorema
Misalkan
dan misalkan
() menjadi perkiraan
Midpoint ke-n (6), maka terdapat sedemikian sehingga
(7)
()
()
()
Pembuktian hasil ini terdapat pada Appendix D buku Introduction to Real Analysis
(Bartle dan Shertbert, Third Edition).
( (
)
( )
11
Seperti halnya pada teorema 7.4.3, formula (7) dapat digunakan untuk memberikan
batas atas dan batas bawah untuk selisih
, dan misalkan |
()|
untuk semua ,
maka |
()
|
()
()
3. Aturan Simpson
Pendekatan yang terakhir adalah menggunakan aturan simpson yang lebih baik dari
pada menggunakan aturan trapezoid dan aturan Midpoint dan tidak memerlukan
perhitungan yang lebih banyak. Mengenai masalah kecekungan maupun
kecembungan tidak memberikan banyak informasi kesalahan untuk metode ini.
Sedangkan aturan trapezoid dan aturan Midpoint didasarkan pada perkiraan dari f
oleh fungsi linear piecewise (sepotong-sepotong). Pendekatan dengan aturan simpson
pada fungsi f dengan bentuk parabolik. Aturan ini memerlukan tiga titik untuk
membantu perhitungan seperti:
(-h, y
0
), (0,y
1
), dan (h,y
2
)
Ketiga titik diatas melalui persamaan fungsi kuadrat q(x) = Ax
2
+ Bx + C mempunyai
sifat bahwa
Sekarang dimisalkan bahwa f adalah fungsi kontinu di selang [a,b] dan harus
genap, dan misalkan h
n
=(b-a)/n. Pada masing-masing subinterval ganda
[a,a+2h
n
], [a+2h
n
, a+4h
n
], [b-2h
n
,b],
Kita dekati f dengan n/2 fungsi kuadrat diperoleh;
Aturan simpson didefinisikan sebagai berikut;
12
Koefisien nilai f pada n+1 partisi titik mengikuti pola berikut;
1, 4, 2, 4, 2, , 4, 2, 4, 1.
7.4.8 Teorema
Misal f, f
, f
, f
(3)
,dan f
(4)
kontinu pada selang [a,b] dan genap. Jika S
n
(f) adalah
pendekatan simpson ke n, maka terdapat sedemikian sehingga
7.4.9 Corollary
Misal f, f
, f
, f
(3)
,dan f
(4)
kontinu pada selang [a,b] dan |
()
()|
untuk semua
. Maka
Keberhasilan penggunaan persamaan ini tergantung pada bagaimana menemukan
batas atas untuk turunan ke-empat.
7.4.10 Contoh
Jika ()
= ~
}
f f f f f f T dx
x
| |
118107 . 1
) 95 . 2 ) 85 . 2 ( ... ) 35 . 2 ( ) 25 . 2 ( ) 15 . 2 ( ) 05 . 2 (
10
1
ln
1
3
2
10
~
+ + + + + + = ~
}
f f f f f f M dx
x
| |
118428 . 1
) 3 ( ) 9 . 2 ( 4 ) 8 . 2 ( 2 ... ) 3 . 2 ( 4 ) 2 . 2 ( 2 ) 1 . 2 ( 4 ) 2 (
10 3
1
ln
1
3
2
10
~
+ + + + + + +
= ~
}
f f f f f f f S dx
x
( )
}
+
0
1
2 3
3 1 dx x x
( )
}
+
0
1
2 3
3 1 dx x x
14
Melalui substitusi bentuk pengintegralan ()
dengan
dan
= ~ +
}
f f f f f f f f T dx x x
| | ) 0625 , 0 ( ) 1875 , 0 ( ) 3125 , 0 ( ) 4375 , 0 ( ) 5625 , 0 ( ) 6875 , 0 ( ) 8125 , 0 ( ) 9375 , 0 (
8
1
8
+ + + + + + + = f f f f f f f f M
| |
6794 , 0
) 435 , 5 (
8
1
012 , 0 105 , 0 288 , 0 550 , 0 861 , 0 165 , 1 348 , 1 106 , 1
8
1
=
=
+ + + + + + + =
( ) 6667 , 0
3
2
) 1 ) 1 ((
3
2
) 1 0 (
3
2
3 1
2
3
2
3
2
1
3
0
1
3
0
1
0
1
2 3
= =
(
+
(
+ = = = +
} } }
du u du u dx x x
( )
}
+
0
1
2 3
3 1 dx x x
15
Dengan pendekatan Simpson,
( ) | | ) 0 ( ) 0 ( 4 ) 0 ( 2 ) 0 ( 4 ) 1 ( 2 ) 1 ( 4 ) 1 ( 2 ) 1 ( 4 ) 1 (
8 3
1
3 1
8
1
8
2
8
3
8
4
8
3
8
2
8
1
8
0
1
2 3
f f f f f f f f f T dx x x + + + + + + + + + + + +
= ~ +
}
| | ) 0 ( ) 125 , 0 ( 4 ) 25 , 0 ( 2 ) 375 , 0 ( 4 ) 5 , 0 ( 2 ) 625 , 0 ( 4 ) 75 , 0 ( 2 ) 875 , 0 ( 4 ) 1 (
24
1
8
f f f f f f f f f S + + + + + + + + =
| |
6469 , 0
) 525 , 15 (
24
1
0 187 , 0 372 , 0 642 , 1 403 , 1 075 , 4 566 , 2 278 , 5 0
24
1
=
=
+ + + + + + + + =
Dari ketiga pendekatan yang digunakan, dapat dilihat selisih hasil pengintegralan
yang dilakukan dengan nilai integral sebenarnya, sebagai berikut:
a. Dengan pendekatan Trapezoid
|
()
| |
( ( )
2 3
3 1 x x + ) ( ) dx x x
2 3
3 1 +
| | |
b. Dengan pendekatan Midpoint
|
()
| |
( ( )
2 3
3 1 x x + ) ( ) dx x x
2 3
3 1 +
| | |
c. Dengan pendekatan Simpson
|
()
| |
( ( )
2 3
3 1 x x + ) ( ) dx x x
2 3
3 1 +
| | |
16
BAB III
PENUTUP
B. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada Bab II, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Prosedur dasar dalam pendekatan pengintegralan dapat diperoleh dengan
menggunakan fungsi lain yang dapat dicari nilai integralnya dan mengapit fungsi
yang akan dihitung nilai integralnya, dituliskan bahwa jika () ()
() ], maka
()
() (
())
sehingga menurut Teorema 7.4.1 Jika monoton dan jika
() diberikan, maka |
()
| |() ()|
()
3. Metode pendekatan pengintegralan lain yang dapat digunakan antara lain:
a. Aturan Trapezoid
b. Aturan Midpoint
c. Aturan Simpson
( ) | | ) ( 2 ... ) ( 2 ) ( 2 ) (
2
1
) (
1 2 1 0 n n n n
b
a
x f x f x f x f x f h T dx x f + + + + + = ~
}
| |
n
i n
n
b
a
h k a x x f x f x f
n
a b
M dx x f
|
.
|
\
|
+ = + + +
= ~
}
2
1
, ) ( ... ) ( ) ( ) ( 2 1
( ) | | ) ( ) ( 4 2 ... ) ( 2 ) ( 4 ) (
3
) (
1 2 2 1 0 n n n n
b
a
x f x f x f x f x f x f
n
a b
S dx x f + + + + + +
= ~
}
17
C. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis merekomendasikan agar
perhitungan