You are on page 1of 6

Pendahuluan Faringitis adalah peradangan pada selaput lendir yang merupakan bagian dari struktur tenggorokan.

Faringitis akut merupakan salah satu penyakit yang paling umum diderita anak-anak sehingga menjadi penyebab utama berobat ke dokter, dokter anak di Amerika membuat diagnosis dari faringitis akut, tonsilitis akut, atau sakit tenggorokan akibat setreptokokus lebih dari 7 juta kali setiap tahun1. Banyak virus dan bakteri mampu menyebabkan faringitis, baik sebagai penyebab tersendiri atau sebagai bagian dari penyakit yang lebih umum. Sebagian besar kasus faringitis akut pada anak disebabkan oleh virus dan bersifat jinak dan dapat sembuh sendiri. Streptokokus group A -hemolitikus (GAS) merupakan penyebab paling penting dari faringitis akut2. Di anatara banayak penyakit infeksi yang dihadapi dokter setiap hari, secara umum adalah faringitis akut yang disebabkan oleh group streptokokus group A hemolitikus dan virus. Penyakit ini memerlukan perhatian khusus dari dokter karena tidak hanya merupakan penyakit akut, tetapi potensi penyebaran penyakit pada masyarakat3. Faringitis akut didefinisikan sebagai infeksi faring. sangat umum terjadi pada anak-anak dan remaja6. Etiologi Streptokokus group A -hemolitikus merupakan penyebab sekitar 15 sampai 30% sakit tenggorokan pada anak5. Bakteri lain penyebab faringitis adalah Streptokokus Grup C (5% dari total kasus), C. pneumoniae (1%), M. pneumoniae (1%) dan anaerobik spesies (1%). Antara Rhinovirus , Coronavirus dan adenovirus 30% dari jumlah kasus, Epstein Barr virus untuk 1%, Influenza dan Parainfluenza virus untuk sekitar 4%6. Epidemiologi Faringitis sering dijumpai di seluruh dunia, lebih umum di daerah beriklim sedang terutama selama musim dingin dan bulan-bulan awal musim semi. Di Amerika Serikat, Infeksi saluran pernapasan akut pada tahun 1998 mengakibatkan 84 juta kunjungan ke dokter, dimana 25 juta adalah karena infeksi saluran pernafasan atas. Menurut National Ambulatory Medical Care Survey, infeksi saluran pernafasan atas, termasuk faringitis akut, bertanggung jawab untuk 200 kunjungan ke dokter per 1000 penduduk setiap tahun di Amerika Serikat3.

Streptokokus group A -hemolitikus (GAS) umumnya menyebabkan infeksi faringitis akut pada anak-anak usia 2 sampai 18 tahun, terlepas gender dan sering terjadi selama musim dingin. Infeksi biasanya dapat sembuh sendiri. Namun, pengobatan antibiotik mengurangi rasa tidak nyaman, dan mengurangi terjadinya komplikasi4. Patofisiologi Faringitis adalah suatu peradangan pada faring yang dapat menyebabkan sakit tenggorokan. Agen etiologi dapat ditularkan dari individu-ke-individu, kemungkinan besar melalui sekresi hidung atau air liur. Gejala dan manifestasi klinis umumnya muncul setelah masa inkubasi mulai dari 1 sampai 5 hari, dan paling sering terjadi pada musim dingin atau awal musim semi. Bakteri penyebab paling umum dari faringitis adalah Streptococcus pyogenes. Bakteri ini memiliki protein M, faktor virulensi ampuh yang menghambat fagositosis dari bakteri tersebut, serta sebuah kapsul asam hialuronat yang meningkatkan kemampuannya untuk menyerang jaringan. Beberapa exotoxins dan dua hemolysins (streptolysin S dan Streptolysin O) meningkatkan virulensi GABHS3. Manifestasi klinis Manifestasi klinis dari faringitis adalah sakit tenggorokan dan demam dengan onset mendadak, faring merah, pembesaran amandel tertutup dengan eksudat . Mungkin ada petechiae pada langit-langit lunak dan posterior faring. limfanodus servikal anterior membesar. sakit kepala dan gejala gastrointestinal (muntah dan sakit perut) sering terjadi. Tabel 1 menunjukkan tanda-tanda dan gejala faringitis GAS dan kepekaan mereka dan spesifisitas untuk diagnosis6.
Tabel 1 manifestasi klinis dan tanda faringitis streptokokus6.

Tanda dan gejala Tidak adanya batuk Pembesaran limfanodus servikal anterior Sakit kepala Mialgia Petekie pada palatina Eksudat faring Demam > 38C Eksudat tonsil

Sensitivitas (%) 51-79 55-82 48 49 7 26 22-58 36

Spesifisitas (%) 36-68 34-73 50-80 60 95 88 52-92 85

Diagnosis Diagnosis didasarkan pada manifestasi klinis dari faringitis. Faringitis dapat disebabkan oleh virus dan bakteri. Adapun kriteria diagnosis untuk faringitis dapat dilihat pada tabel berikut ini3. Faringitis streptokokus Tidak adanya batuk Eksudat Paparan dengan penderita GABS Demam Petekie palatina Ruam scarlatiniform Lidah tampak seperti strowbery Pembengkan limfanodus servikal anterior Faringitis viral Anterior stomatitis Konjungtivitis Coryza Diare Lesi ulseratif Suara serak

Tanda-tanda dan gejala faringitis akibat streptokokus dan virus sering tumpang tindih. Oleh karena itu, kecuali dokter mampu dan memiliki kepercayaan diri untuk menegakakn diagnosis faringitis atas dasar epidemiologi dan klinis, uji laboratorium harus dilakukan untuk menentukan penyebab dari faringitis yang diderita pasien.Tes dapat berupa kultur spesimen dari hapusan tenggorokan. Dapat juga dilakukan tes cepat (RADT) yang mendeteksi adanya karbohidrat streptokokus group A7. Penatalaksanaan Terapi antimikroba diindikasikan untuk individu dengan gejala faringitis dan telah dapat dibuktikan penyebab dari gejala tersebut adalah dari kelompok streptokokus melalui kultur hapusan tenggorokan atau RADT. Dalam situasi di mana bukti klinis dan epidemiologi menghasilkan indeks kecurigaan yang tinggi, terapi antimikroba dapat dimulai sementara menunggu konfirmasi laboratorium, dengan ketentuan bahwa terapi tersebut dihentikan jika diagnosis faringitis streptokokus grup A beta-hemolitikus tidak dikonfirmasi dengan tes laboratorium.faringitis yang disebabkan oleh streptokokus
3

group A beta-hemolitik biasanya dapat sembuh sendiri dalam waktu 3 atau 4 hari sejak timbulnya gejala bahkan tanpa terapi antimikroba1. Tujuan Terapi adalah pemberantasan GAS dan untuk memberikan pencegahan primer terhadap supuratif dan non supuratif komplikasi GAS faringitis. Tujuan lainnya termasuk mengobati gejala, mengurangi penularan bakteri, dan meminimalkan efek samping terapi. Awal memulai terapi antimikroba untuk GAS faringitis membantu memperpendek perjalanan klinis2.
Terapi untuk faringitis streptokokus1.

antibiotik Oral : penisilin

IM : benzatin penisilin G

Dosis tunggal Kombinasi benzatin Dosis tunggal prokain penisilin G Oral, untuk pasien alergi terhadap penisilin : Dosis disesuaikan 10 hari Eritromisin Dosis disesuaikan 10 hari Cepalosporin golongan pertama * Amoksisilin sering digunakan sebagai pengganti penisilin V anak kecil karena penerimaan rasa suspensi, bukan karena keuntungan mikrobiologis. *Dosis harus ditentukan atas dasar komponen benzatin.

dosis Anak-anak : 250 mg Remaja dan dewasa : 250500 mg 1,2 juta unit (jika BB > 27 kg) 600 ribu unit ( BB< 27 kg) Dosis disesuikan

Durasi 10 hari 10 hari Dosis tunggal

Kesimpulan Faringitis adalah peradangan pada selaput lendir dan mendasari struktur

tenggorokan. Faringitis akut merupakan salah satu penyakit yang paling umum diderita anak-anak sehingga menjadi alasan untuk diakibatkan oleh virus maupun bakteri. Manifestasi klinis dapat berupa gejala sitemik seperti demam, sakit kepala, selain itu dapat ditemukan tanda-tanda inflamasi pada laring. Terapi antimikroba diindikasikan untuk individu dengan gejala faringitis dan telah dapat dibuktikan penyebab dari gejala tersebut adalah dari kelompok streptokokus melalui kultur hapusan tenggorokan atau RADT Tujuan Terapi adalah pemberantasan GAS dan untuk memberikan pencegahan primer terhadap supuratif dan non supuratif komplikasi GAS faringitis. Tujuan lainnya termasuk mengobati gejala, mengurangi penularan bakteri, dan meminimalkan efek samping terapi. mengunjungi dokter. Faringitis dapat

Daftar Pustaka 1. Gerber, A Michael 2005, Diagnosis and Treatment of Pharyngitis in Children, Department of Pediatrics, USA : University of Cincinnati College of Medicine, Cincinnati, Division of Infectious Diseases MC, Cincinnati Childrens Hospital Medical Center, Burnet Avenue, hh. 729-749, dilihat 7 Juni 2012, www.ncbi.nlm.Gov/pubmed/15925660 2. Brunton, Stephen & Pichichero, Michael 2006, Considerations in the Use of Antibiotics for Streptococcal Pharyngitis, The Journal Of Family Practice, hh. 916. 3. Somro, Aamir, Akram, Muhammad, Khan, M. Ibrahim, Asif, H.M, Sami, Abdul, Syah S. M. Ali, Shahen, Ghazala, Ahmed, Khalil & Rehman, Riaz Ur 2011, Pharyngitis and Sore Throat, African Journal of Biotechnology, vol. 10, hh. 6190-6197. 4. Conley, Joslyn, Olson, Merle E, Cook, Linda S, Ceri, Howard, Phan, van & Davies, Dele 2003, Biofilm Formation by Group A Streptococci: Is There a Relationship with Treatment Failure?, Journal of Clinical Microbiology, Vol. 41, No. 9, hh. 4043-4048. 5. Rafei, Keyven & Lichenstein, Richard (2006), Airway Infectious Disease

Emergencies, USA : Pediatric Emergency Department, University of Maryland Hospital for Children, hh, 215-242, dilihat 7 juni 2012,

hsc.unm.edu/emermed/PED/physicians 6. Regoli, Marta, Chiappini, elena, Bonsignori, Franscesca, Galli, Luisa & Martino, De Maurizio 2011, Update on the management of acute pharyngitis in children, Italian Journal of Pediatrics, hh. 1-7. 7. IDSA Guidelines(2002), Practice Guidelines for the Diagnosis and

Management of Group A Streptococcal Pharyngitis, hh. 1-13, dilihat 7 juni 2012, www.uphs.upenn.edu/bugdrug/antibiotic

You might also like